Anda di halaman 1dari 2

Berbeda dengan beton yang mampu memikul gaya tekan yang jauh lebih besar dari

gaya tariknya, maka baja mempunyai kemampuan memikul gaya tekan dan gaya tarik
yang hampir sama. Salah satu sifat baja yang penting adalah mampu mengalami
perubahan bentuk yang besar sebelum putus yang disebut bersifat daktail (liat).

Sebatang baja ditarik dengan beban bertahap sampai putus, maka diperoleh hubungan
antara tegangan dan regangan pada batang baja seperti pada Gambar berikut:

fu C

fy A B
D

O y = 0,002 0,1 0,15 

O-A disebut daerah elastis, pada kondisi ini apabila beban dilepas maka baja akan
kembali pada panjang semula
A-B disebut daerah plastis (inelastis), pada kondisi ini apabila beban dilepas maka
baja tidak akan kembali keposisi semula.
B-C-D disebut daerah pengerasan, pada kondisi ini batang baja mengalami
pertambahan panjang yang cepat sebelum putus.
D merupakan titik putus dari baja. Apabila diperhatikan nilai regangan sebesar 0,15
pada titik putus, ini berarti pada saat baja putus, baja mengalami pertambahan panjang
sebesar 15 % dari panjang semula.
Modulus Elastisitas Baja E = tg 

Untuk keperluan analisis dan perencanaan maka kurva diagram tegangan reganga
diatas dapat disederhanakan (diidealisasi) menjadi Gambar

fy

y 
Berdasarkan bentuknya, tulangan baja terdiri dari tulangan baja polos dan tulangan
baja ulir (deform). Baja tulangan polos dinotasikan sebagai Bj.TP dan baja tulangan
ulir dinotasikan sebagai Bj.TD
Dalam aplikasi dilapangan sesuai SNI 2013 harus menggunakan tulangan baja ulir
kecuali untuk tulangan spiral, karena bentuk penampangnya yang bersirip mampu
meningkatkan lekatan dengan beton serta mengurangi lebar retak beton didaerah tarik.
Ukuran diameter baja tulangan dilapangan : 6, 8, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 32, 40 mm.
Mutu baja tulangan ditentukan berdasarkan kuat tarik lelehnya (fy)

Baja Ulir

Anda mungkin juga menyukai