Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

1. Karakteristik subyek

Subyek dalam penelitian kali ini adalah penderita katarak yang melakukan

operasi fakoemulsifikasi di RS Muhammadiyah 1 yogyakarta. Sampel dalam penelitian

ini mengguanakan data rekam medis yang diambil pada periode januari 2012 -

desember 2014 .Berdasarkan data yang diambil selama tiga tahun diperoleh sampel

sebanyak 60 pasien yang dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu 30 pasien

kelompok katarak dengan diabetes mellitus dan 30 pasien kelompok katarak tanpa

diabetes mellitus. Pada penelitian ini dilihat perbedaan tajam penglihatan pasca

operasi facoemulsifikasi pada pasien katarak dengan diabetes mellitus dan katarak

tanpa diabetes mellitus.

Tabel 3. Karakteristik berdasarkan umur pasien.

Umur (th) Frekwensi Persentase (%)

<40 1 1,7 %

40-60 23 38,3 %

>60 36 60%

Tabel diatas menunjukan penderita katarak terbanyak pada kelompok umur

lebih dari 60 tahun sebanyak 36 pasien (60 %).


Tabel 4. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekwensi Persentase (%)

Laki - Laki 24 40%

perempuan 36 60%

jumlah 60 100%

Tebel diatas menunjukan bahwa perempuan lebih banyak menderita katarak

dari pada laki – laki. Sebanyak 36 penderita katarak (60 %).

Tabel 5. Karakteristik mata pasien berdasarkan hasil diagnosis

Hasil Diagnosis Frekwensi Persentase (%)

kanan 31 51,6 %

Kiri 29 48, 3 %

jumlah 60 100,0 %

Tabel diatas menunjukan bahwa dari hasil diagnosis lebih banyak mata kanan

yang menderita katarak.


Tabel 6. Karakteristik mata pasien berdasarkan hasil diagnosis

GDS Frekwensi Persentase (%)


<140 mg/dl 30 50%
140-200 mg/dl 7 11,7 %
>200 mg/dl 23 38,3 %
total 60 100%
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai kadar gula darah terbanyak lebih dari 200

mg/dl (38,3 %) pada pasien katarak dengan DM.

2. Hasil analisis data

Pada penelitian ini, disajikan data tajam penglihatan sebelum dan sesudah

operasi fakoemulsifikasi pada pasien katarak dengan diabetes mellitus dan katarak

tanpa diabetes mellitus.


Tabel 6. Hasil analisis perbedaan tajam penglihatan sebelum dan sesudah fakoemulsifikasi
pada katarak dengan DM

DM NDM
Kriteria Pre-op Post-op Pre-op Post-op
Baik 2 24 2 28
Sedang 3 2 14 2
Buruk 25 4 14 0
Total 30 30 30 30

Pada tabel diatas didapatkan nilai tajam penglihatan yang mengelami

perbaikan lebih baik setelah operasi fakoemulsifikasi adalah katarak tanpa DM

dengan jumlah 28 pasien.


Pasien
Tajam Penglihatan N N Mean rank
Mean Sig sig

post
pre-opDMDM 30 30 36,20 0,000
15,620 0,010
Tabel 6. Hasil analisis perbedaan tajam penglihatan sebelum dan sesudah fakoemulsifikasi
post NDM
post-op DM 30pada30
katarak 24,80
dengan DM
0,2543

totalanalisis perbedaan
Tabel 7. Hasil 60 tajam penglihatan sebelum dan sesudah fakoemulsifikasi
pada katarak tanpa DM

Pada tabel diatas, sig 0,000 dengan mean pre-op (15,620) dan post – op

(0,2543)

Tajam Penglihatan N Mean Sig

pre-op NDM 30 0,8360 0,000

post-op NDM 30 0,0953

Pada tabel diatas, sig 0,000 (<0,05) dengan mean pre-op (0,8360) dan post – op

(0,0953).

Tabel 8. Hasil analisis perbedaan tajam penglihatan sesudah fakoemulsifikasi


Pada hasil analisis diatas didapatkan sig dari kedua data adalah 0,010 (<0,05).

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel 3, data karakteristik penderita katarak berdasarkan usia di

dapatkan hasil penderita terbanyak pada kelompok umur lebih dari 60 tahun
sebanyak 36 pasien (60 %), kemudian kelompok umur 40-60 tahun sebanyak 23

pasien (38,3 %) dan kelompok umur <40 tahun sebanyak 1 pasien (1,7 %). Pada

beberapa penelitian telah banyak menjelaskan hubungan antara usia dengan

kejadian katarak. Beberapa penelitian berpendapat bahwa Peningkatan usia sangat

mempengaruhi peningkatan kejadian katarak. Berdasarkan hasil studi epidemologi,

penderita katarak memiliki sebaran terbanyak pada usia lebih dari 40 tahun dan akan

meningkat 50 % untuk usia 60 – 70 tahun. Meningkat 70 % bagi mereka yang memiliki

usia lebih dari 70 tahun ( Mo’otapu., et al. 2015 ). Sembilan puluh persen pasien

diabetes mellitus merupakan diabetes mellitus tipe 2, yang sering terjadi pada usia

diatas 30 tahun dan semakin meningkat pada usia lebih dari 45 tahun seiring mulai

terjadinya degenerasi sel – sel tubuh secara fisiologis dan begitu beresiko DM untuk

berkomplikasi ke organ lainya semakin besar dan berat, sehingga meningkatkan

angka mortalitas maupun morbilitas pada kelompok usia tersebut ( Martono, 2014)

Berdasarkan tabel 4, data karakteristik penderita katarak berdasarkan jenis

kelamin di RS PKU Yogyakarta 1 tahun 2012 – 2014 didapatkan lebih banyak

perempuan dibandingkan dengan laki – laki dengan jumlah pasien perempuan

sebanyak 36 pasien (60%) dan laki – laki sebanyak 24 pasien (40%). Pada penelitian

Gowri L Khantan., dkk (2010) mencari hubungan pemberian estrogen eksogen, faktor

reproduksi wanita dan kejadian jangka panjang dengan katarak. Hasil penelitian

tersebut tidak memliki hubungan yang signifikan. Namun, pada penelitian lain

menjelaskan bahwa perempuan mempunyai resiko menderita lebih banyak dari pada

laki- laki. Hal ini disebebkan karena penurunan produksi estrogen pada ovarium.
Penurunan estrogen ini mengubah testosterone adrenal dan androstenedion

menjadi 17β estradiol dan estron yang terjadi pada jaringan adiposa. Perubahan ini

diperantarai oleh enzim aromatase yang aktivitas peningkatanya seiring dengan

peningkatan usia. Peranan estrogen yaitu meningkatakan sensitivitas insulin,

pengeluaran insulin sel beta pancreas, dan kerja insulin sehingga penurunan estrogen

dapat menyebabkan resistensi insulin ( mayer., dkk .2011).

Pada tabel 5 data karakteristik mata subyek dari 60 penderita katarak yang

diteliti, telah didapatkan hasil diagnosis 31 mata kanan menderita katarak dengan

persentase 51,6 % sedangkan sisanya 29 pasien terjadi pada mata kiri dengan

persentase sebanyak 48,3 %. Tidak ada penelitian yang mencari hubungan katarak

dengan hasil diagnosis mata kanan maupun mata kiri. Namun, Hasil diatas sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh nungki., (2014) dimana mata kanan lebih

banyak menderita katarak dari pada mata kiri.

Tabel ke 6 menjelaskan tentang perbedaan tajam penglihatan sebelum dan

sesudah operasi fakoemulsifikasi pada pasien katarak dengan DM. Hasil analisis data

tersebut menjelaskan bahwa nilai rata – rata tajam penglihatan sebelum operasi

fakoemulsifikasi pada pasien katarak dengan DM sebanyak 15,620 sedangkan setelah

operasi diperoleh nilai rata – rata tajam penglihatan sebesar 0,2543. Hal tersebut

menunjukan bahwa terdapat perubahan nilai tajam penglihatan sebelum dan

sesudah operasi. Nilai rata- rata yang menurun menunjukan bahwa terjadi perbaikan

nilai tajam penglihatan sebelum dan sesudah operasi fakoemulsifikasi pada pasien

katarak dengan DM dengan nilai sig 0,000 ( < 0,05 ) yang menunjukukan bahwa nilai
perubahan tersebut signifikan. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Fong, dkk. (2010) yang menjelaskan bahwa terdapat perubahan tajam

penglihatan yang signifikan setelah operasi fakoemulsifikasi pada pasein katarak

dengan DM.

Berdasarkan tabel 6 diperoleh nilai tajam penglihatan sebelum dan sesudah

operasi fakoemulsifikasi pada pasien katarak tanpa diabetes mellitus. Nilai rata-rata

tajam penglihatan sebelum operasi fakoemulsifikasi sebanyak 0,8360. Sedangkan

setelah operasi fakoemulsifikasi nilai rata – rata tajam penglihatan pada pasien

katarak tanpa diabetes mellitus berubah menjadi 0,0953. Dengan nilai sig sebesar

0,000 (<0,05). Hal tersebut menunjukan adanya Perubahan yang signifikan pada nilai

tajam penglihatan sebelum dan sesudah operasi fakoemulsifikasi. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh fong dkk 2014 yang juga meneliti nilai tajam

penglihatan pada pasien katarak tanpa diabetes. Dari penelitian tersebut didapatkan

juga nilai yang signifikan pasien katarak tanpa DM.

Pada tabel ke 8 didapatkan hasil mean rank dari uji Wilcoxon untuk

membedakan nilai tajam penglihatan sesudah operasi fakoemulsifikasi pada pasien

katarak dengan DM dan tanpa DM. Nilai mean rank pada pasien katarak dengan

diabetes mellitus diperoleh sebanyak 36,20. Sedangkan, pada pasien katarak tanpa

DM diperoleh nilai mean rank sebanyak 24,80. Semakin rendah nilai mean rank

menunjukan bahwa semakin baik nilai tajam penglihatan. pada tabel diatas diperoleh

nilai sig 0,010 (<0,05 ) yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

pada nilai tajam penglihatan sesudah operasi fakoemulsifikasi pada pasien katarak
dengan diabetes mellitus dan tanpa diabetes mellitus. Beberapa penelitian

menjelaskan bahwa nilai tajam penglihatan pada pasien katarak tanpa DM

mempunyai nilai yang lebih baik dari pada katarak dengan DM. hal tersebut di

sebabkan karna pada katarak dengan DM meningkatkan resiko peradangan dan

beberapa komplikasi setelah operasi sehingga memperlambat atau memperparah

perbaikan visus (Andreas Pollreisz ,Ursula Schmidt-Erfurth, 2010 ).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian penelitian dan pembahasan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai tajam

penglihatan sesudah operasi fakoemulsifikasi pada pasien diabetes

mellitus dan tanpa diabetes mellitus.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai tajam

penglihatan sebelum dan sesudah operasi fakoemulsifikasi pada

pasien katarak dengan diabetes mellitus

3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai tajam

penglihatan sebelum dan sesudah operasi fakoemulsifikasi pada

pasien katarak tanpa diabetes mellitus.

B. SARAN

Saran yang bisa di ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya bisa menambah jumlah pasien untuk diteliti.

Anda mungkin juga menyukai

  • Buku Panduan CSL 4 2016 Secured
    Buku Panduan CSL 4 2016 Secured
    Dokumen295 halaman
    Buku Panduan CSL 4 2016 Secured
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • F5 Hipertensi
    F5 Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    F5 Hipertensi
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • A. Perkembangan Public Speaking
    A. Perkembangan Public Speaking
    Dokumen12 halaman
    A. Perkembangan Public Speaking
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Template Borang
    Template Borang
    Dokumen1 halaman
    Template Borang
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Jawa
    Bahasa Jawa
    Dokumen2 halaman
    Bahasa Jawa
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen9 halaman
    1
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Template Borang
    Template Borang
    Dokumen1 halaman
    Template Borang
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • f5 DISLIPIDEMI
    f5 DISLIPIDEMI
    Dokumen1 halaman
    f5 DISLIPIDEMI
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Mini CX
    Mini CX
    Dokumen6 halaman
    Mini CX
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Longcase Anik Hidayah
    Longcase Anik Hidayah
    Dokumen31 halaman
    Longcase Anik Hidayah
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Postest Materi 4
    Postest Materi 4
    Dokumen2 halaman
    Postest Materi 4
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Diabetes Mellitus
    Diabetes Mellitus
    Dokumen2 halaman
    Diabetes Mellitus
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • BST 1 Anik
    BST 1 Anik
    Dokumen15 halaman
    BST 1 Anik
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis
    Dermatitis
    Dokumen61 halaman
    Dermatitis
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Mini CX
    Mini CX
    Dokumen6 halaman
    Mini CX
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • FORENSIK
    FORENSIK
    Dokumen261 halaman
    FORENSIK
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Mini CX
    Mini CX
    Dokumen48 halaman
    Mini CX
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Refleksi Rotasi
    Refleksi Rotasi
    Dokumen2 halaman
    Refleksi Rotasi
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • BST 1 Anik
    BST 1 Anik
    Dokumen15 halaman
    BST 1 Anik
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis
    Dermatitis
    Dokumen61 halaman
    Dermatitis
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Refleksi Kasus Hidup Forensik
     Refleksi Kasus Hidup Forensik
    Dokumen6 halaman
    Refleksi Kasus Hidup Forensik
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Fix
    Penyuluhan Fix
    Dokumen2 halaman
    Penyuluhan Fix
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Fix
    Penyuluhan Fix
    Dokumen2 halaman
    Penyuluhan Fix
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • SELISIH longMAR
    SELISIH longMAR
    Dokumen2 halaman
    SELISIH longMAR
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Stroke Non Hemoragik
    Stroke Non Hemoragik
    Dokumen35 halaman
    Stroke Non Hemoragik
    Ignatius Bram
    Belum ada peringkat
  • Toksikologi Forensik
    Toksikologi Forensik
    Dokumen21 halaman
    Toksikologi Forensik
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Poran Kasus
    Poran Kasus
    Dokumen49 halaman
    Poran Kasus
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat
  • CBT Saraf
    CBT Saraf
    Dokumen4 halaman
    CBT Saraf
    emma
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Ok
    Jurnal Ok
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Ok
    Anik Hidayah
    Belum ada peringkat