GERHANA BULAN TOTAL 2018 _INFORMASI _UNDUH BUKU-EL PANDUAN _TUR PENGAMATAN GERHANA APOD TOPIK
_ALAM SEMESTA _TATA SURYA _BINTANG _PLANET _SATELIT ALAMI _GALAKSI STARGAZING! _KIAT-KIAT
Ditulis oleh Chika Kelana Putri Sicilya -- #AstroSharing Book Now Book Now
Hotels in Dar Es
Salaam Hotels in St. Cloud
Info Astronomy - Para astronom amatir maupun profesional memerkirakan jarak bintang di alam
semesta dengan menggunakan metode yang disebut paralaks bintang, atau paralaks trigonometri.
Sederhananya, mereka mengukur gerakan sebuah bintang dengan latar belakang bintang yang
lebih jauh seperti Bumi berputar mengelilingi Matahari.
"Paralaks adalah cara terbaik untuk mendapatkan jarak dalam skala kosmis," kata Mark Reid,
seorang astronom di Harvard Smithsonian Center for Astrophysics. Dia menggambarkan paralaks
sebagai "gold standart" untuk mengukur jarak bintang karena tidak melibatkan fisika; melainkan,
hanya mengandalkan geometri!
Metode ini didasarkan pada pengukuran dua sudut dan sisi dari segitiga yang dibentuk oleh
bintang, satu sisi orbit Bumi, serta satu sisi orbit Bumi enam bulan kemudian.
Jika kita tidak tahu berapa jarak bintang, katakanlah Bintang Antares, tidak mungkin kita bisa
mengukur perubahan yang jelas dalam posisinya terhadap latar belakangnya. Namun, kita dapat
mengukur jaraknya dalam satuan sudut, yaitu, ketika sang bintang tampak bergerak terhadap latar
belakang.
Untuk mengukur jarak sebuah bintang, para astronom tidak menggunakan satuan jarak seperti
meter atau kilometer, melainkan Satuan Astronomi (SA), yang setara jarak rata-rata antara Bumi
dan Matahari, sekitar 150 juta kilomete). Astronom juga mengukur sudut kecil di detik busur.
Sejarah Awal
Pengukuran paralaks pertama diperkirakan telah terjadi pada tahun 189 SM, ketika seorang
astronom Yunani, Hipparchus, digunakan pengamatan Gerhana Matahari dari dua lokasi yang
berbeda untuk mengukur jarak Bumi ke Bulan.
Hipparchus mencatat bahwa pada 14 Maret 189 SM ada Gerhana Matahari Total di Hellespont,
Turki, sementara pada saat yang sama, jauh ke selatan di Alexandria, Mesir, Bulan hanya
menutupi empat perlima permukaan dari Matahari. Mengetahui jarak antara Hellespont dan
Alexandria sekitar 965 km, ditambah dengan perpindahan sudut dari tepi Bulan terhadap Matahari,
ia menghitung jarak Bumi-Bulan menjadi sekitar 563.300 km, yang 50% terlalu jauh dari jarak
sebenarnya.
Kesalahan Hipparchus adalah, ia berasumsi bahwa Bulan berada tepat di atasnya, sehingga ada
kesalahan perhitungan dari perbedaan sudut antara Hellespont dan Alexandria.
Orang pertama yang berhasil mengukur jarak bintang dengan menggunakan paralaks adalah FW
Bessel, yang pada tahun 1838 mengukur sudut paralaks bintang 61 Cygni adalah 0,28 detik busur,
atau sekitar 3,57 parsec. Bintang terdekat, Proxima Centauri, memiliki paralaks 0,77 detik busur,
atau sekitar 1,30 parsec.
Dimana
p = paralaks bintang
d = jarak bintang dari Bumi Fase Bulan Hari Ini
Paralaks sebuah bintang dinyatakan dalam satuan detik busur, jadi paralaks ini adalah suatu
sudut, sementara jaraknya dinyatakan dengan satuan parsec dengan 1 parsec = 3,26 tahun
cahaya.
Lihat Gambar 1 di bawah ini untuk memberikan gambaran ke Anda bagaimana paralaks bintang Viral Di Internet!
terjadi. Di posisi A, kita melihat bintang X memiliki latar belakang XA. Sedangkan 6 bulan Istimewan Istimewanya Gerhana
kemudian, yaitu ketika Bumi berada di posisi B, kita melihat bintang X memiliki latar belakang XB. ya
Gerhana
Bulan Total 31 Januari
Setengah dari jarak sudut kedua posisi bintang X itulah yang disebut dengan sudut paralaks. Dari Bulan 2018
sudut inilah kita bisa hitung jarak bintang asalkan kita mengetahui jarak Bumi-Matahari. Total 31
Dari geometri segitiga kita ketahui adanya hubungan antara sebuah sudut dan dua buah sisi. Inilah
landasan kita dalam menghitung jarak bintang dari sudut paralaks (lihat Gambar 2 di bawah).
Apabila jarak bintang adalah d, sudut paralaks adalah p, dan jarak Bumi-Matahari adalah 1 SA Mengenal Mengenal Pulsar, Salah
(Satuan Astronomi = 150 juta kilometer), maka kita dapatkan persamaan sederhana Pulsar,
Salah
Satu Objek Misterius di
Satu Alam Semesta
tan p = 1/d Objek
atau d = 1/p, karena p adalah sudut yang sangat kecil sehingga tan p ~ p.
Jarak d dihitung dalam SA dan sudut p dihitung dalam radian. Apabila kita gunakan detik busur
sebagai satuan dari sudut paralaks (p), maka kita akan peroleh d adalah 206.265 SA atau 3,09 x
10^13 km. Jarak sebesar ini kemudian didefinisikan sebagai 1 parsec.
Pada kenyataannya, paralaks bintang yang paling besar adalah 0,77 detik busur yang dimiliki oleh
bintang terdekat dari tata surya, yaitu bintang Proxima Centauri di rasi Centaurus yang berjarak
1,30 parsec. Sudut sebesar ini akan sama dengan sebuah tongkat sepanjang 1 meter yang diamati
dari jarak 270 kilometer.
Sementara bintang 61 Cygni memiliki paralaks 0,28 detik busur dan jarak 1,36 tahun cahaya (1
tahun cahaya = jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu satu tahun = 9,5 trilyun kilometer) atau
sama dengan 3,57 parsec.
Hingga tahun 1980-an, paralaks hanya bisa dideteksi dengan ketelitian 0,01 detik busur atau
setara dengan jarak maksimum 100 parsec. Jumlah bintangnya pun hanya ratusan buah.
Peluncuran satelit Hipparcos pada tahun 1989 kemudian membawa perubahan. Satelit tersebut
mampu mengukur paralaks hingga ketelitian 0,001 detik busur, yang berarti mengukur jarak
100.000 bintang hingga 1000 parsec.
Sebuah katalog dibuat untuk mengumpulkan data bintang yang diamati oleh satelit Hipparcos ini.
Katalog Hipparcos yang diterbitkan di akhir 1997 itu tentunya membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap semua bidang astronomi yang bergantung pada ketelitian jarak. Dan Hipparcos
sendiri, yang telah penulis kenalkan di atas, merupaka orang pertama yang memelajari paralaks,
walaupun ia salah dalam perhitungannya.
TAGS
Facebook
ASTRONOMI X FEATURE X TERBARU
Mulai diskusinya...
Nama