Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupandan usia harapan hidup.
Peningkatan kualitas hidup ini perlu dimulai dari dini yaitu sejak berada dalam
kandungan. Oleh karena itu kehamilan yang sehat sangat mempengaruhi potensi
dari penerus keturunan di kemudian hari.
( Manuaba : 1998 )

Menurut leimena 1993, kematian ibu adalah kematian seorang wanita


yang sedang hamil atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya
tanpa memandang lama atau lokasi kehamilannya. Angka kematian ibu ( AKI )
dan angka kematian bayi ( AKB ) merupakan salah satu faktor paling sensitive
yang menggambarkan kesehatan ibu dan anak AKI dan AKB di indonesia masih
sangat tinggi, terbukti dengan adanya kematian ibu yang sangat bervariasi antara
5 sampai 100.000 perkelahiran hidup. Angka kematian perinatal yang berkisar
antara 25 sampai 750 perkelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus
dapat ditekan menadi 225 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi
ditekan menjadi 49,8 per 1000 kelahiran hidup.
Maka dari itu pemeriksaan antenatal perlu sekali dilakukan untuk
memastikan keadan ibu dan janin secara berkala serta untuk mengetahui secara
dini apabila ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan. Dengan tujuan
agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik
dan selamat serta melahirkan bayi dengan sehat.
Pemeriksaan kehamilan secara berkala yang diikuti secara teknis harus
dikuasai oleh setiap pelaksana program KIA dilapangan agar kualitas pelayanan
dapat terjamin. Apabila pada ibu hamil dengan primigrovida / multigravida
umumnya banyak masalah yang behubungan debgan kehamilannya, karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilannya, oleh karena itu penting bagi
ibu hamil primigravida / multigravida untuk melakukan kemungkinan faktor
resiko tinggi bias ditemukan.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
Penulisan dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan
pengetahuan dalam memecahkan masalah khususnya pada NY ” S ” G XIII
P123009 uk 17 Minggu dengan ABORTUS INCOMPLITUS di Rs. Bunda
Surabaya
1.2.2. Tujuan khusus.
Diharapkan mahasiswa mampu untuk :
1.2.2.1.Melakukan pengkajian pada bayi dengan abortus incomplit
1.2.2.2.Melakukan analisa data pada ibu dengan abortus incomplit
1.2.2.3.Menentukan diagnosa dan masalah potensial.
1.2.2.4.Menentukan kebutuhan dan tindakan segera.
1.2.2.5.Membuat rencana tindakan.
1.2.2.6.Melaksanakan rencana tindakan.
1.2.2.7.Mengevaluasi tindakan yang dilakukan.

1.3. Metode penulisan.


Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah :
1.3.1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan
peristiwa dan gejala yang terjadi.
1.3.2. Teknis pengumpulan data dan pengidentifikasian melalui observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, studi dokumen dan sesuai kepustakaan.
1.3.3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas
kesehatan.

1.4. Lokasi dan waktu.


1.4.1. Lokasi.
Asuhan kebidanan ini disusun saat penulis melaksanakan praktek lapangan di
Rs Bunda Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 05 Mei 2008 sampai
Tanggal 24 Mei 2008.
1.4.2. Waktu.
Penyusunan asuhan kebidanan ini dilakukan pada saat jam kerja di RS. Bunda
Surabaya mulai jam 07.00 WIB – 14.00 WIB.

1.5. Sistematika penulisan.


Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :
1.5.1. Lembar Judul.
1.5.2. Lembar Pengesahan.
1.5.3. Kata Pengantar.
1.5.4. BAB 1.
Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,
lokasi dan waktu serta sistematika penulisan.
1.5.5. BAB 2.
Landasan teori meliputi pebgertian abortus, etiologi, patofisiologi.
1.5.6. BAB 3.
Tinjauan kasus meliputi pengkajian data, diagnosa / masalah, diagnosa
potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional.
1.5.7. Penutup meliptui kesimpulan.
1.5.8. Daftar pustaka.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < dengan 20
minggu atau berat janin < 1000 gram.
( FK UI 2000 )

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar.
( Obstetri patologi, 1984 )

Keguguran / abortus adalah pengeluaran hasil kontra sepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan.
( sinopsis Obstetri, jilid 2 )

2.2. Macam – macam abortus.


2.2.1. Menurut macamnya.
2.2.1.1.Abortus spontan : abortus yang terjadi dengan sendirinya.
2.2.1.2.Abortus provokatus : abortus yang di sengaja.
Abortus provokatus dibagi :
1. Abortus provokatus terapeutik : dengan alasan kehamilanmembahayakan
ibunya dan janin cacat.
2. Abortus provokatus kriminalis : tanpa ada alasan medis yang jelas.

2.2.2. Menurut Derajatnya.


2.2.2.1. Abortus Iminers yaitu abortus yang membakat ditandai dengan perdarahan
peruaginam yang minimal, tetapi porsia uteri ( kanalis servikalis ) masih
tertutup.
2.2.2.2. Abortus Insipiens yaitu abortus yang serviknya membuka dan diikuti
dengan adanya kontraksi uterus namun buah kehamilan belum ada yang
keluar.
2.2.2.3. Abortus Inkomplit yaitu abortus yang biasanya ada pembukaan serviks,
pebagian hasil kontrasepsi sudah keluar ( placenta ) sebagian masih tertahan
didalam rahim. Biasanya diikuti perdarhan hebat.
2.2.2.4. Abortus kompletus ( keguguran lengkap ) yaitu seluruh hasil kontrasepsi
dikeluarkan ( desidua dan fetus ) sehingga rongga rahim kosong.
2.2.2.5. Missed Abortus adalah tertahannya hasil kontrasepsi yang telah mati di
dalam rahim selam lebih dari 8 minggu. Ditandai TFI yang menetap bahkan
mengecil. Biasanya tidak diikuti tanda – tanda abortus seperti perdarahan,
pembukaan serviks.
2.2.2.6. Abortus habitualis adalah abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut
– turut.
( Obstetri patologi, 1984 )

2.3. Etiologi.
2.3.1. Ovum patologi adalah embrio degenerasi yang kadang – kadang disertai
pertumbuhan plasenta abnormal.
2.3.2. Kromosom abnormal.
2.3.3. Kelainan pada sperma dan ovum adalah spermatozoa maupun sel telur yang
mengalami ” aging process ” sebelum fertilisasi akan meningkatkan insiden
abortus.
2.3.4. Kondisi rahim yang tidak apnormal adalah gangguan kontrol hormonal dan
faktor – faktor endokrin lainnya yang berhubungan dengan persiapan uterus
dalam menghadapi inplantansi dan penyediaan nutrisi janin.
2.3.5. Penyakit ibu.
2.3.6. Laporatomi secsia secaria.
2.3.7. Penyakit ibu.
2.3.8. Malnutrisi.
2.3.9. Organ produksi apnormal misalnya : mioma uteri.
2.3.10. Trauma fisik dan jiwa misal : rasa frustasi.
2.3.11. Keracunan
misal : keracunan tembakau, alkohol, radiasi.
2.4. Patofisiologi.
Perubahan patologi dimulai dari perdarahan pada desidua basalis yang
menyebabkan nekrosis dari jaringa sekitarnya.
Selanjutnya sebagian atau seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim.
Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim sehingga merangsang kontraksi
rahim untuk ekspulsi.
Bila ketuban pecah terlihat janin maserasi bercampur air ketuban .
Sering kali fetus tak tampak dan ini disebut ” Gligted Ovum ”.
Komplikasi yang bisa terjadi adalah :

2.4.1. Perdarahan yang terjadi dapat mengakibatkan anemia dan syok hipovolemik.
2.4.2. Infeksi : mengakibatkan abortus dan sepsis.

2.5. Gejala klinis.


2.5.1. Perdarahan : perdarahan pervagina pada abortus imminens biasanya ringan
berlangsung berhari – hari dan warnanya merah kecoklatan
2.5.2. Nyeri : ” Cramping pain ”, rasa nyeri pada waktu di daerah suprasirefisibis,
pinggang dan tulang belakang yang bersifat ritmis.
2.5.3. Febris : menunjukkan prases infeksi intra general, biasanya dise4rtai lochea
berbau dan nyeri pada waktu pemeriksaan dalam.

2.6. Diagnosa, gejala klinis dan penatalaksanaan


2.6.1. Abortus Imminens.
2.6.1.1. Diagnosa : perdarahan pervaginam.
2.6.1.2. Tindakan :
1. Tirah baring di rumah.
2. Hormonal.
3. Bila diketahui penyebabnya diterapi sesuai penyebabnya.

2.6.2. Abortus Inkompletus.


2.6.2.1. Diagnosa : perdarahan, nyeri kadang di sertai syok.
VT : ostio uteri terbuka kadang didapat sisa plasenta.
2.6.2.2. Tindakan :
1. Memperbaiki keadaan umum ibu.
2. Kosongkan isi uterus ( menghentikan perdarahan ).
3. Ganti darah yang hilang.
4. Cegah infeksi.

2.6.3. Abortus Insifisien.


2.6.3.1. Diagnosa :
VT : ostium uteri menipis dan terbuka, ketuban menonjol buah kehamilan
utuh tindakan.
1. Kuretase / drip oxytosin.
2. Antibiotika.

2.6.4. Missed Abortion.


2.6.4.1. Diagnosa : Perdarahan dan keluhan kehamilan.
Pemeriksaan fisik : tinggi fundus menetap.
Tindakan :
1. Mengeluarkan jaringan nekrosis ( rusak ).
2. Pemeriksaan faal hemastasis.
3. Kuretase bila kehamilan pada usia 12 minggu.
4. Diberikan estradiol jika kehamilan lebih dari 12 minggu.

2.6.5. Abortus Infleksiosus.


2.6.5.1. Diagnosa : perdarahan pervagina, nyeri dan sering disertai syok.
VT : ostium uteri membuka, nyeri adneksa dan flour albus yang berbau.
Tindakan :
1. Perbaiki keadaan umum ibu : infus, tranfusi.
2. Antibiotik dosis tinggi.
3. Kuretase setelah 6 – 8 jam.
4. Supertif beri oksigen.
2.6.6. Septik abortion.
2.6.6.1. Diagnosa : Tanda – tanda sepsis pada umumnya.
Tindakan :
1. Antibiotika dosis tinggi.
2. Kuretase.
Komplikasi kuretase :
1) Perforasi uterus.
2) Laserasi uterus ( robekan uterus ).
3) Perdarahan.
4) Infeksi.
( Obstetri Patologi, 1984 )

2.7. Keguguran dan penyebabnya.


Keguguran spontan disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
2.7.1. Faktor janin, misalnya pertumbuhan zygote yang abnormal / kelainan telur
( trisomi, poliploidi ).

2.7.2. Faktor ibu, seperti infeksi ( radang paru – paru, tiphus, dll ) kelainan endokrin
( hipopteroid, diabetes melitus ), trauma ( kecelakaan, tindakan operasi besar ),
kelainan alat kandung ( ukuran rahim sangat kecil, tumor rahim, leher rahim
pendek, kelainan selaput lendir rahim ), defisiensi hormon progesteron, gizi,
obat – obatan, alkohol, kafein, radiasi, dll.
Menjaga kehamilan dan kesehatan reproduksi menjadi penting jika kita
melihat sejumlah penyebab abortus. Karena para ibu hamil di sarankan untuk
selalu memeriksakan kehamilannya. Dukungan suami dan keluarga, juga
masyarakat dalam kesehatan ibu hamil sangat dibutuhkan demi terjadinya
persalinan yang aman.

Karena pentingnya kesehatan reproduksi, dibentuklah jaringan nasional


pelatihan klinik kesehatan reproduksi ( JNPK ). ” JNPK ini merupakan
wahana profesional mitra pemerintah dan swasta yang bergerak di bidang
pelatihan klinik kesehatan reproduksi di indonesia. Visi dan misi JNPK adalah
jaringan merupakan wahana pengabdian profesi untuk mengupayakan
pelayanan kesehatan bermutu, aman, terjangkau melalui peningkatan
keterampilan klinik dan perubahan perilaku petugas kesehatan, ” terang
wawang dalam ” Simposium Sehari Asuhan Pasca Keguguran” belum lama
ini.
Dalam melaksanakan kegiatannya, pelatihan klinik dalam jaringan
dilaksanakan oleh dokter spesialis, dokter umum dan bidan. Jaringan berada
dalam asuhan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia ( POGI )
dengan melibatkan instansi mitra dan organisasi profesi terkait seperti Depkes,
BKKBN, IBI, dan lain – lain.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengertian.
Tanggal : 08 Desember 2008 Jam : 13.35 WIB

3.1.1. Data subyektif.


3.1.1.1. Biodata.
Nama Ibu : Ny. S. Nama Ayah : Tn. M.
Umur : 40 tahun. Umur : 45 tahun.
Agama : Islam. Agama : Islam.
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia.
Pendidikan : SMA. Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Ibu RT. Pekerjaan : Swasta.
Alamat : Penambangan Alamat : Penambangan

3.1.1.2. Keluhan Utama.


Ibu mengatakan mengeluarkan gumpalan darah dan nyeri perut sebelah kiri
sejak tanggal 08 Desember jam 08.00 WIB

3.1.1.3. Riwayat Menstruasi.


Menarche : 13 th.
Saiklus / lama : 28 hari / 7 hari.
Banyaknya : 2 – 3x / hari ganti kotek.
Warna : merah.
Bau : amis.
Dismenorchoe : kadang - kadang.
Flour Albus : tidak.
3.1.1.4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
no Hamil Persalinan Anak Nifas
Usia jeni penol ko Se BB H/ usia Asi K Kom
s mpl x M B plika
i si
1 9 bln Spt Bidan - L 3500 H 14 th 2 th su -
2 9 bln Spt Bidan - P 3000 H 9 th 2 th nti -
3 9 bln Spt Bidan - P 3000 H 4 th 2 th k -
Hamil
ini

3.1.1.5. Riwayat KB.


Ibu mengatakan mulai dari kelahiran anak pertama sampai anak yang ke tiga
ibu menggunakan KB suntik.

3.1.1.6. Riwayat kesehatan sekarang.


Ibu mengatakan mengeluarkan darah gumpalan mulai tadi pagi tanggal 08
Desember2008 jam 08.00 WIB dan perut terasa sakit.

3.1.1.7. Riwayat kesehatan dahulu.


Ibu mengatakan tidak pernah menderita hipertensi

3.1.1.8. Riwayat kesehatan keluarga.


Ibu mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit
hepertensi,asma,hepatitis,TBC.

3.1.1.9. Riwayat kehamilan sekarang.


HPHT : 1-10-2008
TP : 8 -12-2008
Keluhan : Ibu mengatakan hamil yang ke empat, ibu merasa cemas
dengan kondisi janinnya.
Trimester I : Ibu mengatakan perut terasa sakit dan saat ini mengeluarkan
darah menggumpal dari vaginanya.
Trimester II : -
Trimester III : -
ANC : ibu ANC di Penambangan.

3.1.1.10. Pola kebiasaan sehari – hari.


1. Pola Nutrisi.
Sebelum hamil : makan 3x / hari seperti nasi + sayur + lauk.
Minum : air putih 6 – 7 gelas / hari.
Selama hamil : makan 3x / hari seperti nasi + lauk + sayur.
Minum : air putih 7 – 8 gelas / hari.

2. Pola Eliminasi.
Sebelum hamil :BAB 1x / hari, konsistensi nlunak, lancar, tidak nyeri.
BAK : 3 – 4x / hari, warna kuning, tidak nyeri.
Selama hamil :BAB 1x / hari, konsistensi lunak, lancar / tidak nyeri.
BAK : 3 – 4x/hari, warna kuning, tidak nyeri

3. Pola Istirahat Tidur.


Sebelum hamil : tidur siang tidak pernah, malam ± 6 – 7 jam / hari.
Selama hamil : tidur siang ± 1 jam, malam ± 6 – 7 jam / hari.

4. Pola Aktivitas.
Sebelum hamil : Ibu melakukan aktivitas rumah tangga dan merawat
anaknya.
Selama hamil : Ibu melakukan aktivitas rumah tangga yang ringan.

5. Pola Personal Hygiene.


Sebelum hamil : mandi 2x / hari, ganti baju dan celan dalamnya 2x /
hari, sehabis BAB dan BAK ibu selalu
membersihkannya dengan sabun.
Selama hamil : mandi 2x / hari, ganti baju dan celana dalamnya 2x /
hari, sehabis BAB dan BAK ibu selalu
membersihkannya dengan sabun.

6. Pola Hubungan seksual.


Sebelum hamil : 2x / minggu.
Selama hamil : 1x / minggu.

7. Riwayat Psikososial.
Sebelum hamil : hubungan ibu dengan keluarga baik dan juga dengan
tetangganya.
Selama hamil : hubungan ibu dengan keluarga baik dan juga dengan
tetangga.

3.1.2. Data Obyektif.


Keadaan Umum : Cukup.
Kesadaran : Baik.
TTV :
TD : 110 / 70 mmHg.
BB : 54 Kg.
S : 360 C.
N : 88x / menit.
RR : 20x / menit.

3.1.1.1. Pemeriksaan Fisik.


Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, rambut warna hitam
gelombang sebahu.
Muka : Simetris, Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma
gravidarum.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : Bibir tidakkering, simetris, tidak ada caries gigi, tidak terdapat
stomatitis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, Tidak ada pembesaran
vena jugularis, Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri.
Perut : Tidak ada bekas luka operasi.
Genetalia : Tidak terdapat benjolan, tidak ada benjolan , tidak ada oedem,
tidak ada varices, tiddak ada condilomatalata, tidak ada
condiloma acuminata.
Ekstremitas: tidak ada varices, tidak ada oedem, tidak ada kecacatan.

3.1.2.2. Pemeriksaan khusus.


VT : TF ≠ teraba
Ø 1 jari, fluxus (+) tidak aktif
Teraba ada jaringan.

3.1.2.3. Pemeriksaan Diagnosti


Tidak dilakukan.
3.2. Interpretasi Data.
Tanggal : 08 Desember 2008. Jam : 13.35 WIB.
Dx : GIII P30003 uk 10 minggu dengan abortus incomplit
Ds : ibu mengatakan mengeluarkan darah menggumpal dari vagina
mulai tadi pagi dan perut terasa sakit mulai tanggal 08 Desember
2008, jam: 08.00 WIB
Do : Keadaan Umum : Cukup.
Kesadaran : composmentis.

T : 110 / 70 mmHg.
BB : 54 Kg.
S : 360 C.
N : 88x / menit.
RR : 20x / menit.

3.3 Masalah potensial


- Perdarahan.
3.4 Kebutuhan segera.
 Observasi TTV
 Observasi perdarahan
 Kolaborasi dengan dokter SPOG
o Pasang infus
o Tindakan curretage
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
GIII P3003 UK 10 Setelah dilakukan 1. Lakukan Dengan pendekatan Jam : 13.35 WIB Tanggal 08 -12- 2008
minggu dengan asuhan kebidanan pendekatan terapeutik diharapkan px Melakukan pendekatan Jam : 13.35 WIB
abortus selama 2 jam terapeutik lebih kooperatif dan dapat terapeutik pada px dan S : px mengatakan
incomplitus diharapkan kepada ibu dan bekerjasama dalam tindakan keluarga dengan cara perutnya tidak sakit
perdarahan berhenti keluarga yang dilakukan petugas menyapa dan dan darah yang
Mx : Perdarahan dengan kriteria hasil : memperkenalkan diri kita keluar cuma sedikit
 KU ibu baik sebagai petugas O : K/U px cukup
 TTV normal kesehatan Kesadaran :
 Perdarahan sudah 2. Jelaskan pada px Dengan informasi yang Jam : 13.40 WIB composmentis
berhenti tentang diberikan diharapkan Menjelaskan pada px dan TTV : T : 110/70
kondisinya px/keluarga mengerti dan keluarga tentang mmHg
kooperatif terhadap tindakan kondisinya, yaitu bahwa N 88x/mnt
yang akan dilakukan kehamilannya tidak bisa S: 36 oC
dipertahankan RR : 20x/mnt
3. Ajarkan teknik Merelaksasi dan Jam : 13.45 WIB Fluxus (+) sedikit
relaksasi mengendorkan seluruh otot Mengajarkan teknik A : dengan abortus
shg nyeri yang dirasakan bisa relaksasi dengan cara incomplitus post
berkurang menarik nafas panjang curretage
untuk mengurangi rasa P :
nyeri o Memberikan HE
4. Berikan Dengan memberikan Jam : 13.50 WIB tentang :
dukungan / dukungan, klien merasa Memberikan dukungan  Nutrisi, personal
support pada px diperhatikan dan bahwa kondisinya baik hygiene
memperoleh kekuatan untuk meskipun janinnya tidak  Istirahat dan
melawan kecemasan, kondisi dapat diselamatkan mengurangi
kandungannya dan aktivitas
memulihkan kondisinya  Anjurkan ibu untuk
5. Anjurkan px Dengan istirahat total untuk Jam : 14.00 WIB ikut KB lagi.
bedrest mengistirahatkan rahimnya Menganjurkan px untuk o Memberikan Tx :
bedrest total as. Mefenamat 3x1
6. anjurkan px Nutrisi yang baik akan Jam : 14.10 Amoxillin 3x1
makan-makanan meningkatkan stamina tubuh Menganjurkan px untuk o Anjurkan px untuk
yg bergizi sehingga keadaan ibu tetap mengkonsumsi makanan kontrol 1 minggu
baik yang bergizi seperti nasi, lagi atau sewaktu-
lauk, sayur, dan buah bila waktu jika ada
perlu keluhan
7. Anjurkan px Dengan menjaga personal Jam : 14.15 WIB
menjaga personal hygiene dapat terhindar dari Menganjurkan px untuk
hygiene infeksi yang lebih luas menjaga personal
hygiene utamanya daerah
kemaluan, dengan sering
mengganti celana dalam
dan kotek bila penuh
8. Lakukan Diharapkan tidak terjadi Jam : 14.25 WIB
observasi TTV tanda-tanda bahaya Observasi TTV :
T : 110/70 mmHg
S : 36OC
N : 88x/mnt
RR : 20x/mnt
9. Kolaborasi Diharapkan terapi sesuai Jam : 14.40 WIB
dengan dokter dengan resep dokter dan Memasang infus,
SPOG untuk perdarahan berhenti menyiapkan alat
pemberian curretage
terapi : pasang o spekulum
infus dan o Sendok curet
tindakan o Sonde uterus
curretage o Tampontang
o Tenakulum
o Cucing
o Underpad
o Busi
o Kasa
o betadine
Jam : 14.55 Wib
Diharapkan px menerima
Melakukan tindakan
10. Jelaskan pada dan tidak cemas tentang
curretage
px dan keluarga kondisinya
Jam : 15.10 WIB
hasil
Curretage selesai dan
pemeriksaan
memberikan hasil pada
keluarga
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan.
Setelah penulis melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. ”S” dapat
ditarik beberapa kesimpulan.

4.1.1. Dalam melakukan pengkajian diperlikan adanya ketelitian, kepekaan dan


peranan dari pasien sehingga diperoleh data yang menunjang untuk
mengangkat diagnosa kebidanan.

4.1.2. Dalam analisis data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya
mengacu pada tinjauan pustaka dan adanya perubahan serta keseimbangan
dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi klien.

4.1.3. Pada dasrnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semua dapat
direncanakan pada tinjauan kasus nyata.

4.1.4. setelah penulis mengadakan evaluasi pada bayi Ny. ” S ”, maka sebagian
dari semua masalah dapat diatasi keberhasilan dalam mengatasi masalah
pasien didukung oleh beberapa faktor diantaranya sarana memadai, adanya
tindakn yang komprehensip.
DAFTAR PUSTAKA

- Prawirohardjo, Sarwono, 1997 ” Ilmu Kebidanan ”, Yayasan Bina Pustaka,


Jakarta.
- Latief, Dr. Abdul, 1985 ” Ilmu Kesehatan Anak ”, FKUI, Jakarta.
- Mansjoer, Arif, 2000 ” Kapita Selekta Kedokteran ”, jilid 2, FKUI : Jakarta.
- Mansjoer, Arif, 2001 ” Kapita Selekta Kedokteran ”, jilid 2, FKUI : Jakarta.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya
penulis mampu menyelesaikan laporan praktek klinik dengan judul. ” Asuhan
Kebidanan Pada Ny. ”S” UK 10 Minggu Dengan Abortus Incomplitus Di Rs. Bhakti
Rahayu Surabaya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sulasmi Umiyah Amd, Keb selaku Kepala Ruangan VK dan pembimbing
lapangan.
2. Endang Sri Resmiati, SH, SST, MM Kes. Selaku ketua Prodi D – IV kebidanan.
3. Suharni Relawati Sp.d,SST,MMKes Selaku Pembimbing Akademik
3. Semua pihak yang telah membantu dalam kerja praktek lapangan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran membantu penulis harapkan . Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Surabaya, Desember 2008

Penulis,
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ” S ” G111 P30003
UK 10 MINGGU DENGAN ABORTUS INCOMPLITUS
DI RUMAH SAKIT BHAKTI RAHAYU SURABAYA

Disusun oleh :
Galuh Sita Resmi
06021018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN UNGGUL SURABAYA
PRODI D – IV KEBIDANAN
2007 – 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk disyahkan sebagai laporan Asuhan Kebidanan
pada Ny. “ S “ 10 mgg Dengan Abortus Incomplitus di Rumah Sakit Bhakti Rahayu
Surabaya pada :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

Galuh Sita Resmi


06021018

Mengetahui

Pembimbing Praktek
RUMAH SAKIT BHAKTI RAHAYU

Sulasmi Umiyah amd.Keb

Pembimbing Akademik Ketua Kaprodi DIV Kebidanan


STIKES Insan Unggul STIKES Insan Unggul

Suharni Relawati Sp,d , SST,MM.Kes Endang Sri Resmiati SH,SST,MM.Kes

Anda mungkin juga menyukai