Perkembangan kemajuan teknologi dalam dunia konstruksi semakin pesat. Hal tersebut menyebabkan munculnya beberapa jenis material dan peralatan baru dalam bidang konstruksi. Munculnya teknologi tersebut diharapkan dapat menunjang dan mempercepat pekerjaan dalam pembangunan gedung bertingkat. Salah satu jenis material dan peralatan tersebut adalah bekisting (formwork). Bekisting adalah konstruksi bersifat sementara yang merupakan cetakan untuk menentukan bentuk dari konstruksi beton pada saat beton masih segar. Menurut (Stephens,1985) formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang cukup. Plat adalah adalah elemen horizontal struktur yang mendukung beban mati maupun beban hidup dan menyalurkannya ke rangka vertikal dari sistem struktur. Plat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi yang lain. Segi statika, kondisi tepi (boundary condition) pelat dibagi menjadi : Tumpuan bebas ( free ) Bertumpu sederhana ( simply supported ) Jepit. Metode pengerjaan bekisting plat yang dipakai pada Proyek Aeon Mall Mixed Use Sentul City yaitu Metode Table form. Table form digunakan sebagai bekisting plat lantai dan balok. Metode Table form membuat pekerjaan bangunan bertingkat ( high rise building ) dapat diselesaikan lebih cepat, mudah dan dapat dipindahkan untuk dipergunakan lagi (removable) dengan cara mengendorkan, melepas, dan kemudian memasang kembali karena menggunakan sistem modular. Pengerjaan bekisting plat yang baik haruslah sesuai urutan dari pekerjaan bekisting itu sendiri. Urutan-urutan pekerjaan tersebut dapat digambarkan dalam waktu siklus pekerjaan bekisting (cycle time). Dengan adanya waktu siklus tersebut dapat terlihat jadwal pekerjaan dan lama pekerjaan tersebut dapat terselesaikan. Dalam waktu siklus dapat diketahui juga siklus pemindahan material agar material tersebut dapat digunakan kembali ke tempat yang dibutuhkan. Sebagai pelaksana penyedia jasa konstruksi, kontraktor dituntut mampu bersaing dengan kontraktor lainnya. Salah satu nilai lebih yang harus dimiliki kontraktor adalah tingkat ketelitian dalam estimasi biaya dan waktu dalam suatu pelaksanaan kontruksi. Selain itu kontrol terhadap mutu dan dampak lingkungan harus juga dimiliki karena adanya tuntutan konstruksi yang ramah lingkungan dan berkualitas. Metode pemilihan bekisting yang tepat sangat mempengaruhi mutu, biaya, dan waktu dari pelaksanaan proses konstruksi itu sendiri. Salah satunya pada penggunaan bekisting yang dituntut praktis dan mempunyai produktivitas tinggi. Pada umumnya bekisting arah horizontal menggunakan material kayu dan kemampuan produksinya biasanya terbatas dua kali penggunaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan pengelola proyek untuk memilih salah satu metode pelaksanaan konstruksi tertentu dari beberapa alternatif metode pelaksanaan konstruksi yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti cara–cara konvensional menjadi lebih modern. Hal ini memunculkan inovasi sistem bekisting plat menggunakan table form sebagai alternatif lain dari sistem bekisting plat konvensional.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa sajakah siklus pekerjaan bekisting plat lantai sistem tableform?
2. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan bekisting dan plat lantai sistem tableform ? 3. Berapakah produktifitas pekerjaan bekisting plat lantai sistem tableform? 1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dan lingkup penelitian yang dilakukan
oleh penulis yaitu: 1. Penelitian dilakukan pada Proyek Aeon Mall Mixed Use Sentul City Bogor. 2. Pengamatan dilakukan di zona 1 lantai 1 Proyek Aeon Mall Mixed Use Sentul City Bogor. 3. Metode pelaksanaan bekisting plat lantai yang menggunakan sistem tableform. 4. Waktu pelaksanaan bekisting pada plat lantai dari pemasangan, pembesian, pengecoran dan pembongkaran bekisting metode tableform. 5. Acuan produktivitas diambil dari volume 1 zona dibagi cycle time 1 zona dibagi lagi dengan jumlah pekerja. 6. Tidak menjelaskan perhitungan kekutan bekisting tableform.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui siklus pekerjaan dalam bekisting tableform.
2. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan bekisting tableform. 3. Mengetahui produktivitas pekerjaan bekisting tableform.
1.5 Manfaat
Melalui penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu :
1. Mahasiswa mengetahui urutan pekerjaan bekisting sistem tableform.
2. Mahasiswa mengetahui total waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan bekisting dan plat lantai yang menggunakan sistem tableform. 3. Mahasiswa mengetahui produktivitas pekerjaan bekisting tableform plat lantai.