Anda di halaman 1dari 30

30

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Drainasi Perumahan Pejaten Mas Estat


Sistem drainasi perumahan Pejaten Mas Estat termasuk sistem drainasi
minor yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung
dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Sistem ini meliputi saluran di
sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-
gorong, saluran drainasi lainnya yang debit air yang dapat ditampung tidak terlalu
besar. Sedangkan berdasarkan fungsinya saluran drainasi di perumahan Pejaten
Mas Estat termasuk drainasi multi purpose yaitu saluran drainasi yang berfungsi
mengalirkan lebih dari satu air buangan baik secara bercampur maupun
bergantian.
Pola drainasi pada Perumahan Pejaten Mas Estat merupakan pola jaring-
jaring dimana saluran drainasi utama mengikuti arah jalan utama. Saluran drainasi
utama tersebut berfungsi sebagai saluran kolektor yang berfungsi mengumpulkan
aliran dari saluran drainasi yang lebih kecil.

B. Debit Banjir Rencana (Design Flood)


1. Hujan Kawasan (DAS)
Pada penentuan hujan kawasan perumahan Pejaten Mas Estat menggunakan
data curah hujan dari 2 stasiun pencatat hujan terdekat lokasi yaitu, stasiun
pencatat hujan Kramatwatu dan Cilegon. Untuk mencari hujan kawasan
digunakan metode Aljabar atau Aritmatik , karena hanya menggunakan 2 stasiun
pencatat hujan.

Tabel 4.1. Perhitungan Hujan DAS Metode Aljabar


31

No. Tahun Kramatwatu Cilegon Hujan DAS


1 08/02/2001 48 43 45,5
2 27/01/2002 48 44,5 46,25
3 21/02/2003 47 37 42
4 19/02/2004 127 70 98,5
5 04/04/2005 92 37,5 64,75
6 04/01/2006 62 50 56
7 02/02/2007 117 120 118,5
8 03/02/2008 64 73 68,5
9 10/02/2009 88 100 94
10 18/02/2010 45 30 37,5

2. Analisa Frekuensi
Analisis frekuensi dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan urutan kerja
yang telah ada karena hasil dari masing masing perhitungan tergantung dan saling
mempengaruhi terhadap hasil perhitungan sebelumnya. Berikut adalah langkah-
langkah analisis frekuensi setelah persiapan data dilakukan:
Tabel 4.2. Perhitungan Analisa Frekuensi Normal dan Gumbel
No Tahun Χ ̅
𝐗−𝐗 ̅) 𝟐
(𝐗 − 𝐗 ̅) 𝟑
(𝐗 − 𝐗 ̅) 𝟒
(𝐗 − 𝐗
1 2001 45,5 -21,65 468,723 -10147,842 219700,782
2 2002 46,25 -20,9 436,810 -9129,329 190802,976
3 2003 42 -25,15 632,523 -15907,941 400084,713
4 2004 98,5 31,35 982,823 30811,485 965940,067
5 2005 64,75 -2,4 5,760 -13,824 33,178
6 2006 56 -11,15 124,323 -1386,196 15456,084
7 2007 118,5 51,35 2636,823 135400,835 6952832,897
8 2008 68,5 1,35 1,822 2,460 3,322
9 2009 94 26,85 720,923 19356,769 519729,251
10 2010 37,5 -29,65 879,123 -26065,982 772856,370
Jumlah 671,5 6889,650 122920,436 10037439,638

a) Nilai Rata-rata (Mean)


32

Berdasarkan persamaan (2.6) maka nilai ̅


X:
𝑛
1
𝑥̅ = ∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1
671,5
=
10
= 67,15 mm
b) Menghitung Simpangan Baku (Standard Deviation)
Berdasarkan persamaan (2.7) maka nilai S :

𝑛
1
𝑆 =√ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1
𝑖=1

6889,650
=√
10−1

= 27,6679
c) Menghitung Koefisien Varian (Cv)
Berdasarkan persamaan (2.8) maka nilai Cv :
s
Cv =
x
27,6679
=
67,15

= 0,412
d) Menghitung Koefisien Kemiringan (Cs)
Berdarsarkan persamaam (2.9) maka nilai Cs :
𝑛
𝑛
𝐶𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )3
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠 3
𝑖=1
10.(122920,436)
= (10−1).(10−2).27,66793

= 0,8060

e) Menghitung Koefisien Kurtosis (Ck)


33

Berdasarkan persamaan (2.10) maka nilai Ck :


𝑛
𝑛2
𝐶𝑘 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )4
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)𝑠 4
𝑖=1
102 .10037439,638
= (10−1).(10−2).(10−3).27,66794

= 3,3985

Tabel 4.3. Perhitungan Analisa Frekuensi Log Normal dan Log Pearson III
(ln Χ - ln (ln Χ - ln (ln Χ - ln (ln Χ - ln
No Χ ln Χ (ln Χ)²
Χ̄) Χ̄)² Χ̄)³ Χ̄)⁴
1 45,5 3,8177 14,5749 -0,3168 0,1003 -0,0318 0,0101
2 46,25 3,8341 14,7000 -0,3004 0,0902 -0,0271 0,0081
3 42 3,7377 13,9702 -0,3968 0,1575 -0,0625 0,0248
4 98,5 4,5901 21,0686 0,4556 0,2076 0,0946 0,0431
5 64,75 4,1705 17,3934 0,0361 0,0013 0,0000 0,0000
6 56 4,0254 16,2035 -0,1091 0,0119 -0,0013 0,0001
7 118,5 4,7749 22,7998 0,6404 0,4102 0,2627 0,1682
8 68,5 4,2268 17,8661 0,0924 0,0085 0,0008 0,0001
9 94 4,5433 20,6415 0,4088 0,1671 0,0683 0,0279
10 37,5 3,6243 13,1358 -0,5101 0,2602 -0,1328 0,0677
Jumlah 41,3448 172,3538 0,0000 1,4149 0,1710 0,3502

a) Nilai Rata-rata (Mean)


̅:
Berdasarkan persamaan (2.6) maka nilai X
𝑛
1
𝑥̅ = ∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1
41,3448
= 10

= 4,1345 mm

b) Menghitung Simpangan Baku (Standard Deviation)


34

Berdasarkan persamaan (2.7) maka nilai S :

𝑛
1
𝑆 =√ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1
𝑖=1

1,4149
= √ 10−1

= 0,3965
c) Menghitung Koefisien Varian (Cv)
Berdasarkan persamaan (2.8) maka nilai Cv :
s
Cv =
x
0,3965
= 4,1345

= 0,0959
d) Menghitung Koefisien Kemiringan
Berdarsarkan persamaam (2.9) maka nilai Cs :
𝑛
𝑛
𝐶𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )3
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠 3
𝑖=1

10.(0,1710)
= (10−1).(10−2).0,39653

= 0,3810

e) Menghitung Koefisien Kurtosis


Berdasarkan persamaan (2.10) maka nilai Ck :
𝑛
𝑛2
𝐶𝑘 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )4
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)𝑠 4
𝑖=1
102 .0,3502
= (10−1).(10−2).(10−3).0,39654

= 2,8114

Tabel 4.4. Pemilihan Jenis Distribusi


35

Distribusi Persyaratan Hasil Hitungan Keterangan


Tidak
Cs ≈ 0 Cs = 0,806
1. Normal mendekati
Ck ≈ 3 Ck = 3,398 mendekati
Cs = Cv3 + 3Cv Cs = 0,289 mendekati
2. Log Normal Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4
Ck = 3,148 mendekati
+ 16Cv2 + 3

Cs = 1,14 Cs = 0,806 mendekati


3. Gumbel
Ck = 5,4 Ck = 3,398 mendekati
4. Log Pearson III Selain dari nilai di atas
Sumber : Dikutip dari buku Hidrologi Terapan (1998)

Dari tabel di atas terlihat bahwa hampir semua distribusi probabilitas


memenuhi persyaratan, maka untuk lebih meyakinkan metode apa yang sebaiknya
digunakan perlu dilakukan uji dengan Metode Chi-Kuadrat dan Smirnov-
Kolmogorov

3. Penentuan Jenis Distribusi


Penentuan jenis distribusi ini dilakukan dengan cara pengujian distribusi
probabilitas yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan distribusi
probabilitas yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel yang dianalisis.
Pengujian distribusi probabilitas ini ada 2 metode pengujian, yaitu pengujian
dengan cara Metode Chi-Kuadrat (𝓍 2 ) dan pengujian Smirnov-Kolmogorof. (I
Made Kamiana. 2011)
a. Uji Chi-Kuadrat (𝔁𝟐 )
Uji Chi-Kuadrat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
𝑛 2
2
(𝑂𝑓 − 𝐸𝑓 )
𝒳 =∑ (2.17)
𝑒𝑓
𝑖=1

dengan:
𝔁𝟐 = parameter Chi-Kuadrat terhitung.
𝐸𝑓 = frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya.
𝑂𝑓 = frekuensi yang diamati pada kelas yang sama.
n = jumlah sub kelompok.
36

Derajat nyata atau derajat kepercayaan () tertentu yang sering diambil
adalah 5%. Derajat kebebasan dihitung dengan rumus:

Dk = K – (p + 1) (2.18)

K = 1 + 3,3 log n (2.19)


dengan:
Dk = derajat kebebasan.
P = banyaknya parameter, untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2.
K = jumlah kelas distribusi.
n = banyaknya data.

Distribusi probabilitas yang dipakai untuk menentukan curah hujan rencana


adalah distribusi probabilitas yang mempunyai simpangan maksimum terkecil dan
lebih kecil dari simpangan kritis, atau dirumuskan sebagai berikut:

𝒳 2 < 𝒳 2 𝑐𝑟
dengan:
𝒳2 = parameter Chi-kuadrat terhitung
𝒳 2 𝑐𝑟 = parameter Chi-Kuadrat Kritis (Lampiran Tabel 3)

Prosedur perhitungan dengan menggunakan metode Chi-Kuadrat adalah


sebagai berikut:

1. Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya.


2. Menghitung jumlah kelas.
3. Menghitung derajat kebebasan (DK) dan 𝒳 2 𝑐𝑟 .
4. Menghitung kelas distribusi.
5. Menghitung interval kelas.
6. Perhitungan nilai 𝒳 2 .
7. Bandingkan nilai 𝒳 2 terhadap 𝒳 2 𝑐𝑟 .

Tabel 4.5. Pengurutan Data Hujan dari Besar ke Kecil


37

No. Xi (mm) Xi diurut dari besar ke kecil


1 45,5 118,5
2 46,25 98,5
3 42 94
4 98,5 68,5
5 64,75 64,75
6 56 56
7 118,5 46,25
8 68,5 45,5
9 94 42
10 37,5 37,5

Derajat kebebasan dihitung dengan persamaan:


K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 (log 10)
= 4,3 ≈ 5 kelas
Dk = K – (p + 1)
= 5 – (2 + 1)
= 2
Jadi nilai 𝒳 2 𝑐𝑟 dengan  = 5% dan Dk = 2 adalah 5,991 (dari Lampiran Tabel 1)
Tabel 4.6. Uji Chi-Kuadrat Distribusi Normal
Kelas Interval Ef Of Of - Ef (Of - Ef)²/Ef
1 90,3911 > 2 3 1 0,5
2 74,06699 - 90,3911 2 0 -2 2
3 60,23301 - 74,06699 2 2 0 0
4 43,9089 - 60,23301 2 3 1 0,5
5 43,9089 < 2 2 0 0
∑ 10 10 𝒳2 3
𝒳2 = 3

Tabel 4.7. Uji Chi-Kuadrat Distribusi Log Normal


38

Kelas Interval Ef Of Of - Ef (Of - Ef)²/Ef


1 87,14135 > 2 3 1 0,5
2 68,96507 - 87,14135 2 0 -2 2
3 56,5629 - 68,96507 2 2 0 0
4 44,7648 - 56,5629 2 3 1 0,5
5 44,7648 < 2 2 0 0
∑ 10 10 𝒳2 3
𝒳2 = 3

Tabel 4.8. Uji Chi-Kuadrat Distribusi Gumbel

Kelas Interval Ef Of Of - Ef (Of - Ef)²/Ef


1 96,42147 > 2 2 0 0
2 72,29283 - 96,42147 2 1 -1 0,5
3 55,27004 - 72,29283 2 3 1 0,5
4 38,85901 - 55,27004 2 3 1 0,5
5 38,85901 < 2 1 -1 0,5
∑ 10 10 𝒳2 2
𝒳2 = 2

Tabel 4.9. Uji Chi-Kuadrat Distribusi Log Person III

Kelas Interval Ef Of Of - Ef (Of - Ef)²/Ef


1 86,36823 > 2 3 1 0,5
2 64,56681 - 86,36823 2 2 0 0
3 53,05901 - 64,56681 2 1 -1 0,5
4 44,50608 - 53,05901 2 2 0 0
5 44,50608 < 2 2 0 0
∑ 10 10 𝒳2 1
2
𝒳 =1

Tabel 4.10. Rekapitulasi Nilai 𝒳 2 dan 𝒳 2 𝑐𝑟


39

Jenis Distribusi X² X²cr Keterangan


Normal 3 5,991 Diterima
Log Normal 3 5,991 Diterima
Gumbel 2 5,991 Diterima
Log Pearson tipe III 1 5,991 Diterima

Berdasarkan Tabel (4.10) semua distribusi probabilitas memiliki nilai 𝒳 2 <


𝒳 2 𝑐𝑟 , maka dapat disimpulkan bahwa semua distribusi dapat diterima untuk
menganalisis data curah hujan. Namun, untuk mengetahui distribusi probabilitas
mana yang sebaiknya digunakan maka dilakukanlah uji Smirnov-Kolmogorof.

b. Uji Smirnov-Kolmogorof
Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof
dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut (Kamiana, 2011):
1. Urutkan data hujan (Xi ) dari besar ke kecil atau sebaliknya
2. Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut tersebut
P (Xi ) dengan rumus tertentu, Rumus Weilbul misalnya.
n+1
P(X i ) = (2.20)
i

dengan:
n = jumlah data
i = nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau sebaliknya)
3. Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut tersebut
P’(Xi ) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang dipilih (Normal,
Log Normal, Gumbel dan Log Person III)
4. hitung selisih (ΔPi) antara peluang empiris dan peluang teoritis untuk setiap
data sudah diurut:
∆Pi = P(Xi ) − P ′ (Xi ) (2.21)
5. Tentukan apakah ΔPi < ΔP kritis, jika “tidak” artinya Distribusi Probabilitas
yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
6. ΔP kritis dicari dari Tabel 3 pada Lampiran .
40

Tabel 4.11. Perhitungan Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof


untuk Distribusi Normal
i Xi P(Xi) f(t) P’(Xi) ΔP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5) – (3)
1 118,5 9,0909 1,86 0,0314 -0,0595
2 98,5 18,1818 1,13 0,1292 -0,0526
3 94 27,2727 0,97 0,166 -0,1067
4 68,5 36,3636 0,05 0,4801 0,1165
5 64,75 45,4545 -0,09 0,5359 0,0814
6 56 54,5455 -0,40 0,6554 0,1099
7 46,25 63,6364 -0,76 0,7764 0,1400
8 45,5 72,7273 -0,78 0,7823 0,0550
9 42 81,8182 -0,91 0,8186 0,0004
10 37,5 90,9091 -1,07 0,8577 -0,0514

Keterangan Tabel (4.11):


Kolom (1) = nomor urut data.
Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
Kolom (3) = peluang empiris (dihitung dengan persamaan Weilbull).
Kolom (4) = untuk Distribusi Probabilitas Normal.
̅
XT −X
̅ + K T . S ; sehingga K T =
XT = X S

dimana KT = f(t)
Contoh untuk kolom (4) baris (1):
Nilai ̅
X = 67,15 mm
Nilai S = 27,668
118,5−67,15
𝑓(𝑡) = = 1,86
27,668

Kolom (5) = peluang teoritis


P’(Xi) = 1 – luas di bawah kurva normal sesuai dengan nilai f(t), yang ditentukan
dengan tabel (Lampiran Tabel 2).

Contoh:
41

Untuk nilai f(t) = 1,86 maka luas wilayah di bawah kurva normal adalah 0,9686.
Sehingga nilai P’ = 1 – 0,9686 = 0,0314. Demikian seterusnya untuk baris
berikutnya cara perhitungan adalah sama.
Kolom (6) = (ΔPi) = kolom (5) – kolom (3).
Contoh untuk baris (1):
ΔPi = 0,0314 – (9,0909/100)
= -0,0595

Berdasarkan Tabel (4.11) maka simpangan maksimum (ΔPmaksimum) adalah


0,140. Jumlah data 10 dan  = 5% maka dari Tabel 3 pada Lampiran didapat
ΔPkritis = 0,41.

Tabel 4.12. Perhitungan Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof


untuk Distribusi Log Normal
i Ln Xi P(Xi) f(t) P’(Xi) ΔP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5) – (3)
1 4,7749 9,091 1,62 0,0526 -0,0383
2 4,5901 18,182 1,15 0,1251 -0,0567
3 4,5433 27,273 1,03 0,1515 -0,1212
4 4,2268 36,364 0,23 0,409 0,0454
5 4,1705 45,455 0,09 0,4641 0,0096
6 4,0254 54,545 -0,28 0,6103 0,0648
7 3,8341 63,636 -0,76 0,7764 0,1400
8 3,8177 72,727 -0,80 0,7881 0,0608
9 3,7377 81,818 -1,00 0,8413 0,0231
10 3,6243 90,909 -1,29 0,9015 -0,0076

Keterangan Tabel (4.12):


Kolom (1) = nomor urut data.
Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
Kolom (3) = peluang empiris (dihitung dengan persamaan Weilbull).
Kolom (4) = untuk Distribusi Probabilitas Log Normal.
̅
Ln XT −X
Ln XT = Ln ̅
X + K T . S Ln X ; sehingga K T =
S Ln X
dimana KT = f(t)
Contoh untuk kolom (4) baris (1):
42

Nilai Ln ̅
X = 4,134 mm
Nilai S Ln X = 0,3965
4,7749−4,134
𝑓(𝑡) = = 1,62
0,3965

Kolom (5) = peluang teoritis


P’(Xi) = 1 – luas di bawah kurva normal sesuai dengan nilai f(t), yang ditentukan
dengan Tabel 5 pada Lampiran.
Contoh:
Untuk nilai f(t) = 1,62 maka luas wilayah di bawah kurva normal adalah 0,9686.
Sehingga nilai P’ = 1 – 0,9474 = 0,0526. Demikian seterusnya untuk baris
berikutnya cara perhitungan adalah sama.
Kolom (6) = (ΔPi) = kolom (5) – kolom (3).
Contoh untuk baris (1):
ΔPi = 0,0526 – (9,091/100)
= -0,0383

Berdasarkan tabel (4.12) maka simpangan maksimum (ΔPmaksimum) adalah 0,140.

Tabel 4.13. Perhitungan Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof


untuk Distribusi Gumbel
i Xi P(Xi) f(t) P’(Xi) ΔP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5) – (3)
1 118,5 9,0909 1,86 0,09898 0,0081
2 98,5 18,1818 1,13 0,182636 0,0008
3 94 27,2727 0,97 0,209205 -0,0635
4 68,5 36,3636 0,05 0,405965 0,0423
5 64,75 45,4545 -0,09 0,471127 0,0166
6 56 54,5455 -0,40 0,58866 0,0432
7 46,25 63,6364 -0,76 0,7086 0,0722
8 45,5 72,7273 -0,78 0,717668 -0,0096
9 42 81,8182 -0,91 0,763254 -0,0549
10 37,5 90,9091 -1,07 0,812879 -0,0962

Keterangan Tabel (4.13):


Kolom (1) = nomor urut data.
Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
43

Kolom (3) = peluang empiris (dihitung dengan persamaan Weilbull).


Kolom (4) = peluang teoritis berdasarkan Distribusi Probabilitas Gumbel.
̅
XT −X
XT = ̅
X + K T . S ; sehingga K T =
S
dimana KT = f(t)
Contoh untuk kolom (4) baris (1):

̅
Nilai X = 67,15 mm

Nilai S = 27,668
118,5−67,15
𝑓(𝑡) = = 1,86
27,668

Kolom (5) = ditentukan berdasarkan nilai Yn, Sn, dan K atau f(t) dengan
menggunakan persamaan (2.14) dan (2.15) berikut :
𝑌𝑡 −𝑌𝑛 𝑇−1
𝐾= dengan 𝑌𝑡 = −𝐿𝑛(𝐿𝑛 )
𝑆𝑛 𝑇

Contoh untuk kolom (5) baris (1):


Untuk nilai f(t) = 1,86; Yn = 0,5070; Sn = 0,9972 maka menggunakan persamaan
(2.14) didapat nilai Yt = 2,3577.
Kemudian berdasarkan persamaan (2.15) untuk Yt = 2,3577 dapat dihitung T =
11,4916 tahun, sehingga dapat dihitung selanjutnya peluang teoritis P’(X) = 1/T =
1/11,4916 = 0,08702. Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara
perhitungannya adalah sama.
Kolom (6) = (ΔPi) = kolom (5) – kolom (3).
Contoh untuk baris (1):
ΔPi = 0,08702– (9,0909/100)
= -0,0039

Berdasarkan tabel (4.13) maka simpangan maksimum (ΔPmaksimum) adalah 0,0962.

Tabel 4.14. Perhitungan Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof


untuk Distribusi Log Pearson III.
44

i Ln Xi P(Xi) f(t) P’(Xi) ΔP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5) – (3)
1 4,774913 0,090909 1,615 0,067802 -0,0231
2 4,590057 0,181818 1,149 0,133428 -0,0484
3 4,543295 0,272727 1,031 0,157112 -0,1156
4 4,226834 0,363636 0,233 0,399184 0,0355
5 4,170534 0,454545 0,091 0,447565 -0,0070
6 4,025352 0,545455 -0,275 0,58044 0,0350
7 3,834061 0,636364 -0,758 0,763265 0,1269
8 3,817712 0,727273 -0,799 0,778891 0,0516
9 3,73767 0,818182 -1,001 0,838563 0,0204
10 3,624341 0,909091 -1,287 0,913969 0,0049

Keterangan Tabel (4.14):


Kolom (1) = nomor urut data.
Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
Kolom (3) = peluang empiris (dihitung dengan persamaan Weilbull).
Kolom (4) = untuk Distribusi Probabilitas Log Pearson III.
̅
Ln XT −X
̅ + K T . S Ln X ; sehingga K T =
Ln XT = Ln X
S Ln X
dimana KT = f(t)
Contoh untuk kolom (4) baris (1):
̅
Nilai Ln X = 4,134 mm
Nilai S Ln X = 0,3965
4,7749−4,134
𝑓(𝑡) = = 1,615
0,3965

Kolom (5) = ditentukan berdasarkan nilai Cs dan nilai KT atau f(t) pada Tabel 7
di Lampiran.
Contoh untuk kolom (5) baris (1):
Untuk nilai f(t) = 1,615 dan Cs = 0,38095 didapat nilai P’(Xi) = 0,067802 dari
hasil interpolasi tabel 4 pada lampiran.
Kolom (6) = (ΔPi) = kolom (5) – kolom (3).
Contoh untuk baris (1):
ΔPi = 0,067802 – (9,091/100)
= -0,0231
45

Berdasarkan tabel (4.14) maka simpangan maksimum (ΔPmaksimum) adalah 0,1269.

Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Uji 4 Distribusi dengan Metode Smirnov-


Kolmogorof
Distribusi Probabilitas ΔPmaks terhitung ΔPkritis Keterangan
Distribusi Normal 0,1400 0,41 Diterima
Distribusi Log Normal 0,1400 0,41 Diterima
Distribusi Gmbel 0,0962 0,41 Diterima
Distribusi Log Pearson III 0,1269 0,41 Diterima

Dari hasil pengujian Smiornov-Kolmogorof dapat disimpulkan bahwa semua


distribusi memenuhi persyaratan uji Smirnov Kolmogorof, yaitu ∆maks < ∆kritis
yang dimana jumlah data = 10 dan α =5%, ∆kritis = 0,41. Maka distribusi yang
digunakan adalah Distribusi Gumbel, karena nilai ∆maks paling kecil daripada
distribusi lainnya dan memenuhi uji Chi-Kuadrat.

4. Analisa Hujan Rencana


Berdasarkan hasil analisa frekuensi di atas maka penghitungan hujan
rencana menggunakan Distribusi Gumbel. Langkah perhitungan hujan rencana
dengan metode distribusi Gumbel adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel (4.2) didapat nilai parameter statistik sebagai berikut:
̅
X = 67,15 mm
S = 27,668
Cs = 0,412
Ck = 3,3985
Berdasarkan SNI 03-424-1994, periode masa ulang yang digunakan untuk
drainasi saluran terbuka yaitu periode ulang 5(lima) tahun dan periode ulang
10(sepuluh) tahun. Rumus yang digunakan persamaaan:

(YT −Yn )
XT = x̅ + .s
Sn

Contoh untuk perhitungan hujan rencana periode ulang 2 tahun (T = 2 tahun)


Dari Tabel 6 pada Lampiran didapat
46

Yn = 0,4952
Sn = 0,9497
T−1
YT = −LnLn ( )
T

Nilai YT disubtitusikan pada persamaan 2.14 sehingga:


T−1
lnln +Yn
T
XT = x̅ − .s
Sn
2−1
𝑙𝑛𝑙𝑛
2
= 67,15 − . 27,668
0,9497

= 63,40091 mm

Tabel 4.16.Hasil Perhitungan Hujan Rencana Metode Gumbel


No Tahun p (mm)
1 2 63,40091
2 5 96,42147
3 10 118,284
4 25 145,9073
5 50 166,3998
6 100 186,741
7 200 207,0081

Berdasarkan tabel di atas bahwa hujan rencana yang digunakan adalah hujan
dengan periode ulang 5 tahun yaitu dengan debit sebesar 96,42147 mm, untuk
saluran sekunder

5. Perhitungan Debit Banjir Rencana


a. Debit banjir periode ulang 5 tahun
Menentukan Intensitas hujan untuk periode ulang 5 tahun :
2⁄
𝑅 24 3
𝐼𝑡 = 245 × ( 𝑡 )

𝑅5 = 96,42147 mm
t = 6 jam untuk wilayah Indonesia (Hidrologi Praktis, 2010)
jadi nilai intensitas hujan adalah
47

2⁄
𝑅 24 3
𝐼𝑡 = 245 × ( 𝑡 )
2⁄
96,42147 24 3
𝐼𝑡 = ×(6)
24

= 10,1236 mm/jam

Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Intensitas Hujan


Periode Ulang (tahun) Intensitas Hujan (mm/jam)
2 6,6567
5 10,1236
10 12,4190

Debit banjir rencana dihitung dengan menggunakan rumus rasional berikut:


𝑄 = 0,278. 𝐶. 𝐶𝑠 . 𝐼. 𝐴
dengan data:
C = 0,75 (untuk kondisi perumahan rapat)
Cs = 1 (karena pada perumahan tidak terdapat)
It = 10,12362 mm/jam
A1 = 78507 m2 = 0,078507 km2
A2 = 64853 m2 = 0,064853 km2
Luas yang dipakai adalah luas area yang terbesar yaitu A1.
Qmaks(5) = 0,278. C. Cs I. A
= 0,278 × 0,75 × 1 × 10,12362 × 0,078507

=0,1657 m3/detik.

Tabel 4.18. Hasil Perhitungan Debit Banjir


Periode Ulang (tahun) Debit Banjir (m3/detik)
2 0,1090
5 0,1657
10 0,2033

Berdasarkan Tabel 4.18 didapat nilai debit banjir periode ulang 5 dan 10 tahun
sebesar 0,1597 m3/detik dan 0,1959 m3/detik.
48

b. Debit air limbah rumah tangga dan debit air gelontor


Asumsi air limbah yang digunakan per orang = 150 lt/orang/hari
Jumlah rumah yang ada di catchment area = 391 rumah

Jika 1 keluarga diasumsikan terdiri dari 5 orang. maka jumlah orang yang ada di
area tersebut = 5 x 391 = 1955 orang.

Debit air limbah rumah tangga adalah


Qair limbah = 150 x 1955
= 293.250 lt/hari
= 0,0033941 m3/detik

Debit air gelontor adalah


Qair gelontor = Qair limbah + 25%
= 0,0033941 + 25%
= 0,2534 m3/detik

Jadi debit banjir total periode 5 tahun adalah


QTotal = Q5 + Qair limbah
= 0,1657 + 0,0033941
= 0,1691 m3/detik

Tabel 4.19. Hasil Perhitungan Debit Banjir Total


Periode Ulang (tahun) Debit Banjir Total (m3/detik)
2 0,1124
5 0,1691
10 0,2067

Berdasarkan Tabel 4.19 diperoleh nilai debit total yang telah ditambahkan debit
air limbah rumah tangga yaitu untuk periode ulang 5 tahun sebesar 0,1691
m3/detik dan periode ulang 10 tahun sebesar 0,2067 m3/detik.

C. Analisa saluran
1. Dimensi saluran drainasi
49

Pada perumahan Pejaten Mas Estat, saluran drainasi menggunakan saluran


penampang persegi pasangan batu.

Catchment
Area I

Gambar 4.1. Site Plan Perumahan Pejaten Mas Estat

diketahui data sebagai berikut :


Tinggi saluran (H) = 0,90 m (Sumber :PT. Laksana Maju Jaya,2011)
Lebar saluran (b) = 0,94 m (Sumber :PT. Laksana Maju Jaya,2011)
𝐴
Jari-jari hidrolis (R) =
𝑃
Beda tinggi kontur tanah = 0,27 m
Panjang saluran = 380 m
Kemiringan dasar saluran (S) = 0,00071
50

Gambar 4.2. Penampang Melintang Saluran Persegi Eksisting

Perhitungan dimensi saluran :

Menghitung kedalaman air pada saluran eksisting (h). (Sumber: Wesli.2008):


Tinggi jagaan (W) = 30%h
Tinggi saluran (H) = W + h
H = 30%h + h
H = 1,30 h
H
h =
1,30
0,9
=
1,30

= 0,6923 m
Kedalaman air adalah 0,6923 m
Menghitung tinggi jagaan pada saluran eksisting ada (W) :
W = 30% x h
= 30% x 0,6923
= 0,2077 m
Menghitung keliling penampang basah saluran (P) :
P = b + 2h
= 0,94 + (2.0,6923)
= 2,3246 m
51

Menghitung luas penampang basah saluran (As) :


As = b.h
= 0,94 . 0,6923
= 0,6508 m2
Menghitung kecepatan saluran menggunakan rumus Manning :
𝐴
R =
𝑃
0,6508
=
2,3246

= 0,2799 m
n = 0,017 (untuk pasangan batu)
S = 0,00071
1
V = . R2⁄3 . S 1⁄2
n
1
= . 0,27992/3 . 0,000711/2
0,017

= 0,6707 m/detik
Menghitung debit saluran (Qs) :
Qs = As. V
= 0,6508 x 0,6707
= 0,4365 m3/detik

Gambar 4.3. Dimensi Melintang Saluran Persegi


52

Data teknis penampang melintang saluran persegi :


Lebar saluran (b) = 0,94 m
Tinggi saluran (H) = 0,90 m
Kedalaman air (h) = 0,69 m
Tinggi jagaan (w) = 0,21 m
Luas saluran (As) = 0,6508 m2
Keliling basah saluran (P) = 2,3246 m

2. Cek dimensi saluran


Saluran drainasi yang aman adalah saluran yang harus mampu menampung
debit rencana atau dengan kata lain debit yang dialirkan oleh saluran (Qs) sama
atau lebih besar dari debit rencana (QT) hubungan ini ditunjukan dengan rumus
sebagai berikut :
𝑄𝑆 ≥ 𝑄𝑇
Periode 5 tahun 0,4365 > 0,1691 ………………….( Aman)

Periode 10 tahun 0,4365 > 0,2067 ………………….( Aman)

Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi saluran


drainasi dapat mengalirkan debit rencana 5 dan 10 tahun.dengan kata lain saluran
drainasi berukuran besar di perumahan Pejaten Mas Estat aman terhadap debit
banjir maksimum untuk5 dan 10 tahun mendatang.

3. Perencanaan dimensi penampang ekonomis


Penampang saluran yang direncanakan adalah penampang persegi ekonomis dan
penampang trapesium ekonomis.
1) Saluran penampang persegi ekonomis
Direncanakan saluran drainase dengan data sebagai berikut:
Bentuk saluran = penampang persegi ekonomis
Jenis material = pasangan batu
Debit banjir rencana = Q5 + Qair limbah = 0,1691 m3/detik
Syarat saluran penampang persegi ekonomis
Lebar (b) = 2h
53


Jari-jari hidrolis (R) = 2

Menghitung kedalaman air (h) menggunakan persamaan:


Q5 + Qair limbah = Qsaluran
Q5 + Qair limbah = As . V
1
0,1691 = (𝑏. ℎ) 𝑛 . 𝑅 2/3 . 𝑆 1/2

1 ℎ 2/3
0,1691 = (2ℎ. ℎ) 0,017 . (2) . 0,000711/2

1 ℎ 2/3
0,1691 = (2ℎ2 ) 0,017 . (2) . 0,000711/2

1,2599.ℎ8/3 .0,000711/2
0,1691 = 0,017

0,0029 = 0,0336. ℎ8/3


0,0863 = ℎ8/3
h = 0,08633/8
h = 0,40 m
selanjutnya nilai d disubtitusi ke persamaan:
b = 2h
= 2. 0,40
= 0,80 m
Menghitung tinggi jagaan penampang saluran ekonomis (W):
W = 30% x h
= 30% x 0,40
= 0,12 m
Jadi tinggi penampang saluran ekonomis adalah
H = h +W
= 0,40 + 0,12
= 0,52 m
Menghitung luas penampang basah saluran ekonomis (As) :
As = b.h
= 0,80 x 0,40
= 0,320 m2
54

Menghitung keliling penampang basah saluran ekonomis (P):


P = b + 2h
= 0,80 + (2.0,40)
= 1,60 m
Menghitung jari-jari hidrolik penampang saluran ekonomis (R):

R = 2

040
= 2

= 0,20 m

Menghitung kecepatan saluran penampang ekonomis (V):

n = 0,017 (saluran terbuat dari pasangan batu)

S = 0,00071
1
V = . R2⁄3 . S 1⁄2
n

1
= . 0,202⁄3 . 0,000711⁄2
0,017

= 0,5360 m/detik

Menghitung debit saluran penampang ekonomis (Qs):

Qs = As. V

= 0,3200 x 0,5360

= 0,1715 m3/detik

Tabel 4.20. Hasil Perhitungan Dimensi Penampang Saluran Persegi Ekonomis

b h W H As P R V Qs
No. T
(m) (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/detik) (m3/detik)

1. 5 0,80 0,40 0,12 0,52 0,3200 1,60 0,200 0,5360 0,1715

2. 10 0,86 0,43 0,13 0,56 0,3698 1,72 0,215 0,5627 0,2081


55

Dari hasil perhitungan di atas didapat dimensi penampang persegi ekonomis


saluran untuk periode ulang 5 tahun dengan lebar saluran 0,80m dan tinggi
saluran 0,52 m.

Gambar 4.4. Penampang Melintang Saluran Persegi Ekonomis (T = 5 Tahun)

Data teknis penampang melintang saluran persegi ekonomis untuk periode


ulang 5 tahun :
Lebar saluran (b) = 0,80 m
Tinggi saluran (H) = 0,52 m
Kedalaman air (h) = 0,40 m
Tinggi jagaan (w) = 0,12 m
Luas saluran (As) = 0,32 m2
Keliling basah saluran (P) = 1,60 m

2) Saluran enampang trapesium ekonomis


Direncanakan saluran drainase dengan data sebagai berikut:
Bentuk saluran = penampang trapesium ekonomis
Jenis material = pasangan batu
Debit banjir rencana = Q5 + Qair limbah = 0,1691 m3/detik

Saluran penampang trapesium termasuk ekonomis apabila nilai kemiringan


dindingnya, m = 1/√3 atau θ = 60o (Suripin, 2003) dengan :
56

2
Lebar (b) = ℎ√3
3

Luas (As) = (b + mh).h


2 1
= (3 h√3 + h) h
√3
2 1
= (3 √3h + 3 √3h) h

= (h√3). h
= h2 √3
Keliling (P) = 𝑏 + 2ℎ√𝑚2 + 1
2 1 2
= ℎ√3 + 2ℎ√( ) + 1
3 √3
2 4
= ℎ√3 + 3 ℎ√3
3

= 2ℎ√3
𝐴𝑠
R = 𝑃
h2 √3
= 2ℎ√3

= 2

Menghitung kedalaman air (h) menggunakan persamaan:

Q5 + Qair limbah = Qsaluran

Q5 + Qair limbah = As . V
1
0,1691 = (ℎ2 √3) 𝑛 . 𝑅 2/3 . 𝑆 1/2

1 ℎ 2/3
0,1691 = (ℎ2 √3) 0,017 . (2) . 0,000711/2

1,0911.ℎ8/3 .0,000711/2
0,1691 = 0,017

0,0029 = 0,0291. ℎ8/3

0,0997 = ℎ8/3

h = 0,09973/8
h = 0,42 m
57

selanjutnya nilai h disubtitusi ke persamaan:


2
b = ℎ√3
3
2
= . 0,42. √3
3

= 0,48 m

Menghitung tinggi jagaan penampang saluran ekonomis (W):


W = 30% x h
= 30% x 0,42
= 0,13 m
Jadi tinggi penampang saluran ekonomis adalah
H = h +W
= 0,42 + 0,13
= 0,55 m
Menghitung luas penampang saluran ekonomis (As) :
As = h2 √3
= 0,422 √3
= 0,3055 m2

Menghitung keliling penampang saluran ekonomis (P):

P = 2ℎ√3

= 2.0,42√3

= 1,4549 m

Menghitung jari-jari hidrolik penampang saluran ekonomis (R):


𝑑
R = 2
0,42
= 2

= 0,21 m

Menghitung kecepatan saluran penampang ekonomis (V):


n = 0,017 (saluran terbuat dari pasangan batu)
S = 0,00071
58

1
V = . R2⁄3 . S 1⁄2
n

1
= . 0,212⁄3 . 0,000711⁄2
0,017

= 0,5538 m/detik

Menghitung debit saluran penampang ekonomis (Qs):

Qs = As. V

= 0,3055 x 0,5538

= 0,1692 m3/detik

Tabel 4.21. Hasil Perhitungan Dimensi Penampang Saluran Trapesium Ekonomis

b h W H As P R V Qs
No. T
(m) (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/detik) (m3/detik)

1. 5 0,49 0,42 0,13 0,55 0,3055 1,4549 0,21 0,5538 0,1692

2. 10 0,52 0,45 0,14 0,59 0,3549 1,5681 0,23 0,5890 0,2089

Dari tabel hasil perhitungan di atas didapat dimensi penampang persegi empat
ekonomis saluran untuk periode ulang 5 tahun dengan nilai lebar saluran yang
dibulatkan menjadi 0,5 m dan tinggi saluran 0,55 m.

Gambar 4.5. Penampang Melintang Saluran Trapesium Ekonomis (T = 5 Tahun)


59

Data teknis penampang melintang saluran trapesium ekonomis untuk periode


ulang 5 tahun :
Lebar saluran (b) = 0,50 m
Tinggi saluran (H) = 0,55 m
Kedalaman air (h) = 0,42 m
Tinggi jagaan (w) = 0,13 m
Luas saluran (As) = 0,3055 m2
Keliling basah saluran (P) = 1,4549 m

Kapasitas saluran drainasi di lapangan didapat dengan menggunakan rumus


berikut:
𝐴𝑆 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
Kapasitas saluran = × 100%
𝐴𝑆 𝑑𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

0,32
= × 100%
0,6508

= 49,17%
Jadi kapasitas saluran drainasi di lapangan adalah 49,17%, itu berarti
kapasitas saluran drainasi yang telah terisi air sekitar 49,17%.

Anda mungkin juga menyukai