BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2. Analisa Frekuensi
Analisis frekuensi dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan urutan kerja
yang telah ada karena hasil dari masing masing perhitungan tergantung dan saling
mempengaruhi terhadap hasil perhitungan sebelumnya. Berikut adalah langkah-
langkah analisis frekuensi setelah persiapan data dilakukan:
Tabel 4.2. Perhitungan Analisa Frekuensi Normal dan Gumbel
No Tahun Χ ̅
𝐗−𝐗 ̅) 𝟐
(𝐗 − 𝐗 ̅) 𝟑
(𝐗 − 𝐗 ̅) 𝟒
(𝐗 − 𝐗
1 2001 45,5 -21,65 468,723 -10147,842 219700,782
2 2002 46,25 -20,9 436,810 -9129,329 190802,976
3 2003 42 -25,15 632,523 -15907,941 400084,713
4 2004 98,5 31,35 982,823 30811,485 965940,067
5 2005 64,75 -2,4 5,760 -13,824 33,178
6 2006 56 -11,15 124,323 -1386,196 15456,084
7 2007 118,5 51,35 2636,823 135400,835 6952832,897
8 2008 68,5 1,35 1,822 2,460 3,322
9 2009 94 26,85 720,923 19356,769 519729,251
10 2010 37,5 -29,65 879,123 -26065,982 772856,370
Jumlah 671,5 6889,650 122920,436 10037439,638
𝑛
1
𝑆 =√ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1
𝑖=1
6889,650
=√
10−1
= 27,6679
c) Menghitung Koefisien Varian (Cv)
Berdasarkan persamaan (2.8) maka nilai Cv :
s
Cv =
x
27,6679
=
67,15
= 0,412
d) Menghitung Koefisien Kemiringan (Cs)
Berdarsarkan persamaam (2.9) maka nilai Cs :
𝑛
𝑛
𝐶𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )3
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠 3
𝑖=1
10.(122920,436)
= (10−1).(10−2).27,66793
= 0,8060
= 3,3985
Tabel 4.3. Perhitungan Analisa Frekuensi Log Normal dan Log Pearson III
(ln Χ - ln (ln Χ - ln (ln Χ - ln (ln Χ - ln
No Χ ln Χ (ln Χ)²
Χ̄) Χ̄)² Χ̄)³ Χ̄)⁴
1 45,5 3,8177 14,5749 -0,3168 0,1003 -0,0318 0,0101
2 46,25 3,8341 14,7000 -0,3004 0,0902 -0,0271 0,0081
3 42 3,7377 13,9702 -0,3968 0,1575 -0,0625 0,0248
4 98,5 4,5901 21,0686 0,4556 0,2076 0,0946 0,0431
5 64,75 4,1705 17,3934 0,0361 0,0013 0,0000 0,0000
6 56 4,0254 16,2035 -0,1091 0,0119 -0,0013 0,0001
7 118,5 4,7749 22,7998 0,6404 0,4102 0,2627 0,1682
8 68,5 4,2268 17,8661 0,0924 0,0085 0,0008 0,0001
9 94 4,5433 20,6415 0,4088 0,1671 0,0683 0,0279
10 37,5 3,6243 13,1358 -0,5101 0,2602 -0,1328 0,0677
Jumlah 41,3448 172,3538 0,0000 1,4149 0,1710 0,3502
= 4,1345 mm
𝑛
1
𝑆 =√ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1
𝑖=1
1,4149
= √ 10−1
= 0,3965
c) Menghitung Koefisien Varian (Cv)
Berdasarkan persamaan (2.8) maka nilai Cv :
s
Cv =
x
0,3965
= 4,1345
= 0,0959
d) Menghitung Koefisien Kemiringan
Berdarsarkan persamaam (2.9) maka nilai Cs :
𝑛
𝑛
𝐶𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )3
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠 3
𝑖=1
10.(0,1710)
= (10−1).(10−2).0,39653
= 0,3810
= 2,8114
dengan:
𝔁𝟐 = parameter Chi-Kuadrat terhitung.
𝐸𝑓 = frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya.
𝑂𝑓 = frekuensi yang diamati pada kelas yang sama.
n = jumlah sub kelompok.
36
Derajat nyata atau derajat kepercayaan () tertentu yang sering diambil
adalah 5%. Derajat kebebasan dihitung dengan rumus:
Dk = K – (p + 1) (2.18)
𝒳 2 < 𝒳 2 𝑐𝑟
dengan:
𝒳2 = parameter Chi-kuadrat terhitung
𝒳 2 𝑐𝑟 = parameter Chi-Kuadrat Kritis (Lampiran Tabel 3)
b. Uji Smirnov-Kolmogorof
Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof
dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut (Kamiana, 2011):
1. Urutkan data hujan (Xi ) dari besar ke kecil atau sebaliknya
2. Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut tersebut
P (Xi ) dengan rumus tertentu, Rumus Weilbul misalnya.
n+1
P(X i ) = (2.20)
i
dengan:
n = jumlah data
i = nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau sebaliknya)
3. Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut tersebut
P’(Xi ) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang dipilih (Normal,
Log Normal, Gumbel dan Log Person III)
4. hitung selisih (ΔPi) antara peluang empiris dan peluang teoritis untuk setiap
data sudah diurut:
∆Pi = P(Xi ) − P ′ (Xi ) (2.21)
5. Tentukan apakah ΔPi < ΔP kritis, jika “tidak” artinya Distribusi Probabilitas
yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
6. ΔP kritis dicari dari Tabel 3 pada Lampiran .
40
dimana KT = f(t)
Contoh untuk kolom (4) baris (1):
Nilai ̅
X = 67,15 mm
Nilai S = 27,668
118,5−67,15
𝑓(𝑡) = = 1,86
27,668
Contoh:
41
Untuk nilai f(t) = 1,86 maka luas wilayah di bawah kurva normal adalah 0,9686.
Sehingga nilai P’ = 1 – 0,9686 = 0,0314. Demikian seterusnya untuk baris
berikutnya cara perhitungan adalah sama.
Kolom (6) = (ΔPi) = kolom (5) – kolom (3).
Contoh untuk baris (1):
ΔPi = 0,0314 – (9,0909/100)
= -0,0595
Nilai Ln ̅
X = 4,134 mm
Nilai S Ln X = 0,3965
4,7749−4,134
𝑓(𝑡) = = 1,62
0,3965
̅
Nilai X = 67,15 mm
Nilai S = 27,668
118,5−67,15
𝑓(𝑡) = = 1,86
27,668
Kolom (5) = ditentukan berdasarkan nilai Yn, Sn, dan K atau f(t) dengan
menggunakan persamaan (2.14) dan (2.15) berikut :
𝑌𝑡 −𝑌𝑛 𝑇−1
𝐾= dengan 𝑌𝑡 = −𝐿𝑛(𝐿𝑛 )
𝑆𝑛 𝑇
Kolom (5) = ditentukan berdasarkan nilai Cs dan nilai KT atau f(t) pada Tabel 7
di Lampiran.
Contoh untuk kolom (5) baris (1):
Untuk nilai f(t) = 1,615 dan Cs = 0,38095 didapat nilai P’(Xi) = 0,067802 dari
hasil interpolasi tabel 4 pada lampiran.
Kolom (6) = (ΔPi) = kolom (5) – kolom (3).
Contoh untuk baris (1):
ΔPi = 0,067802 – (9,091/100)
= -0,0231
45
(YT −Yn )
XT = x̅ + .s
Sn
Yn = 0,4952
Sn = 0,9497
T−1
YT = −LnLn ( )
T
= 63,40091 mm
Berdasarkan tabel di atas bahwa hujan rencana yang digunakan adalah hujan
dengan periode ulang 5 tahun yaitu dengan debit sebesar 96,42147 mm, untuk
saluran sekunder
𝑅5 = 96,42147 mm
t = 6 jam untuk wilayah Indonesia (Hidrologi Praktis, 2010)
jadi nilai intensitas hujan adalah
47
2⁄
𝑅 24 3
𝐼𝑡 = 245 × ( 𝑡 )
2⁄
96,42147 24 3
𝐼𝑡 = ×(6)
24
= 10,1236 mm/jam
=0,1657 m3/detik.
Berdasarkan Tabel 4.18 didapat nilai debit banjir periode ulang 5 dan 10 tahun
sebesar 0,1597 m3/detik dan 0,1959 m3/detik.
48
Jika 1 keluarga diasumsikan terdiri dari 5 orang. maka jumlah orang yang ada di
area tersebut = 5 x 391 = 1955 orang.
Berdasarkan Tabel 4.19 diperoleh nilai debit total yang telah ditambahkan debit
air limbah rumah tangga yaitu untuk periode ulang 5 tahun sebesar 0,1691
m3/detik dan periode ulang 10 tahun sebesar 0,2067 m3/detik.
C. Analisa saluran
1. Dimensi saluran drainasi
49
Catchment
Area I
= 0,6923 m
Kedalaman air adalah 0,6923 m
Menghitung tinggi jagaan pada saluran eksisting ada (W) :
W = 30% x h
= 30% x 0,6923
= 0,2077 m
Menghitung keliling penampang basah saluran (P) :
P = b + 2h
= 0,94 + (2.0,6923)
= 2,3246 m
51
= 0,2799 m
n = 0,017 (untuk pasangan batu)
S = 0,00071
1
V = . R2⁄3 . S 1⁄2
n
1
= . 0,27992/3 . 0,000711/2
0,017
= 0,6707 m/detik
Menghitung debit saluran (Qs) :
Qs = As. V
= 0,6508 x 0,6707
= 0,4365 m3/detik
ℎ
Jari-jari hidrolis (R) = 2
1 ℎ 2/3
0,1691 = (2ℎ. ℎ) 0,017 . (2) . 0,000711/2
1 ℎ 2/3
0,1691 = (2ℎ2 ) 0,017 . (2) . 0,000711/2
1,2599.ℎ8/3 .0,000711/2
0,1691 = 0,017
040
= 2
= 0,20 m
S = 0,00071
1
V = . R2⁄3 . S 1⁄2
n
1
= . 0,202⁄3 . 0,000711⁄2
0,017
= 0,5360 m/detik
Qs = As. V
= 0,3200 x 0,5360
= 0,1715 m3/detik
b h W H As P R V Qs
No. T
(m) (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/detik) (m3/detik)
2
Lebar (b) = ℎ√3
3
= (h√3). h
= h2 √3
Keliling (P) = 𝑏 + 2ℎ√𝑚2 + 1
2 1 2
= ℎ√3 + 2ℎ√( ) + 1
3 √3
2 4
= ℎ√3 + 3 ℎ√3
3
= 2ℎ√3
𝐴𝑠
R = 𝑃
h2 √3
= 2ℎ√3
ℎ
= 2
Q5 + Qair limbah = As . V
1
0,1691 = (ℎ2 √3) 𝑛 . 𝑅 2/3 . 𝑆 1/2
1 ℎ 2/3
0,1691 = (ℎ2 √3) 0,017 . (2) . 0,000711/2
1,0911.ℎ8/3 .0,000711/2
0,1691 = 0,017
0,0997 = ℎ8/3
h = 0,09973/8
h = 0,42 m
57
= 0,48 m
P = 2ℎ√3
= 2.0,42√3
= 1,4549 m
= 0,21 m
1
V = . R2⁄3 . S 1⁄2
n
1
= . 0,212⁄3 . 0,000711⁄2
0,017
= 0,5538 m/detik
Qs = As. V
= 0,3055 x 0,5538
= 0,1692 m3/detik
b h W H As P R V Qs
No. T
(m) (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/detik) (m3/detik)
Dari tabel hasil perhitungan di atas didapat dimensi penampang persegi empat
ekonomis saluran untuk periode ulang 5 tahun dengan nilai lebar saluran yang
dibulatkan menjadi 0,5 m dan tinggi saluran 0,55 m.
0,32
= × 100%
0,6508
= 49,17%
Jadi kapasitas saluran drainasi di lapangan adalah 49,17%, itu berarti
kapasitas saluran drainasi yang telah terisi air sekitar 49,17%.