PERKOTAAN (P2KP)
(Studi pada Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan,
Sumatera Utara)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Andika Putra
040903050
MEDAN
2009
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Allah Yang Maha Berkehendak dan Maha Perkasa. Allah
Yang Maha Pencipta. Allah lah yang telah memberikan nikmat islam dan sunnah. Allah
satu-satunya yang wajib diibadahi dengan sesuai sunnah Rasulullah. Kemerdekaan hakiki
adalah dengan penghambaan kepada Allah saja. Kehinaan adalah pengikutan kepada hawa
nafsu dan bisikan setan. Dia menciptakan kita untuk beribadah hanya kepada-Nya dan
mengkufuri thogut. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad ibnu Abdillah
Shalallahu ‘alihi Wa Salam, ahli bait, sahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti
Penyelesaian skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat membantu dan
berperan penting karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Sehingga dalam
kesempatan ini, penulis ingin berterima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu
dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini. Tanpa pihak-pihak tersebut mungkin
penulis tidak dapat dengan lancar dan baik menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua ku Bapak Iskandar Yacoub dan Ibu Suhartini yang telah sangat
bersabar membesarkan seorang anak yang belum membuktikan kegunaannya dan cuma
bisa merepotkan. Terima kasih sangat kepada keduanya atas segala kasih sayang,
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
2. Terima kasih kepada adik-adikku (Jaka dan Tika), kakakku (Ayu Chandra), buklek
3. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
4. Bapak Drs. Humaizi, MA., selaku Pembantu Dekan I (PD I) Fakultas Ilmu Sosial dan
5. Bapak Prof. DR. Marlon Sihombing, MA., selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Dra. Beti Nasution MSI., selaku sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara
8. Seluruh staf pengajar dan dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan pengetahuan dan pembelajaran kepada penulis
selama kuliah.
9. Seluruh staf pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
yang telah membantu segala urusan administrasi penulis selama kuliah sampai selesai,
khususnya kepada staf Departemen Ilmu Administrasi Negara Kak Mega, yang telah
membantu penulis untuk urusan administrasi di kantor departemen dari mulai masuk
sampai selesai selama penulis kuliah. Kak Emi Triani, yang telah membantu
10. Lurah Sei Sikambing B Bapak Rudy Asriandy. S. STP yang telah mengizinkan penulis
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
11. Fasilitator Kelurahan Bang Abdul Husen yang telah membantu penulis mendapatkan
data-data penelitian.
12. Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Ikhlas Persatuan Ibu Zaharawati
yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam
13. Seluruh Ulama Ahli Sunnah wal Jama’ah di seluruh dunia yang sudah wafat maupun
yang masih hidup; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin
Hambal, Ibnu Hazm, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab,
Ibnu Baaz, Al-Albani, Ibnu Utsaimin, Syaikh Muqbil, Syaikh Rabi’. Terima kasih juga
kepada seluruh ustadz salafi di Indonesia khususnya di Kota Medan; Ustadz Ali Nur,
Ustadz Abu Ihsan, Ustadz Abdul Fattah, Ustadz Faisal, Ustadz Yunus, Ustadz Yulnaidi,
14. Kawan-kawan seperjuangan, salafiyun di USU terkhusus di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik USU; Iqbal As-Salafy, Buyamin, Mirza Al-Muwahhid, Jaka Al-Langkaty
(Ibnu Sunny), Tyas As-Salafy, Rizky As-Salafy, Dedek As-Salafy, Jairun As-Salafy,
Irwanto, dan Ibnu Tawakkal. Salafiyun di Fakultas Ekonomi USU; Rahmadi, Novri,
Suheri, Septian, Halim, dan Bang Habibi. Kawan-kawan salafiyun di USU; Bang
Rusdi, Rozy, Roby, Revin, Saiful, dan lainnya dari para aktivis dakwah tauhid dan
sunnah di USU. Teruskan harokah kita di manapun kita ada dan semampu kita.
15. Kawan-kawan anak musholla As-Siyasah FISIP USU; Rais Asy-Syafi’i, Anas, Bang
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
16. Kawan-kawan KAMMI dan PKS yang ada di FISIP USU; Bang Rajab, Bang Arif,
Bang Cipta Tarwono, Suyadi, Irawan, Saiful, dan lainnya. Agama adalah nasihat dan
Royan, Arief, Asfar, Rajab, Alex, Stevan, Yusuf, Roni, Frans, dan lainnya.
Untuk semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam penyelesaian skripsi
ini, terima kasih saya sampaikan. Kiranya di lain waktu dan kesempatan, penulis dapat
Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan hasil yang memuaskan kepada
semua pihak yang membutuhkan. Segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini, saya
mohon maaf dan maklum. Kiranya dapat menjadi pembelajaran di lain kesempatan. Terima
kasih.
Penulis
(Andika Putra)
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAKSI
Kemiskinan adalah sebuah masalah kompleks yang sudah sangat lama ada dalam
kehidupan manusia. Berbagai teori telah dikemukakan untuk mengatasi masalah
kemiskinan, namun hampir semua teori tersebut kurang menyentuh akar permasalahan,
yaitu pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu P2KP hadir untuk mengentaskan
kemiskinan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Ada dua alasan mengapa
penulis tertarik meneliti tentang P2KP yaitu; kemiskinan adalah masalah yang selalu
menarik dibahas untuk menemukan solusi pemecahannya dan karena P2KP menawarkan
pendekatan baru dalam mengentaskan kemiskinan. Lokasi penelitian ini penulis pilih di
Kelurahan Sei Sikambing B. Dana P2KP yang sudah dialokasikan di kelurahan ini adalah
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) tahap I.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana proses pengimplementasian
P2KP di lapangan dan apa-apa saja permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan.
Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian tentu sangat memerlukan informan,
oleh karena itu penulis memilih Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM),
Fasilitator Kelurahan, dan Lurah sebagai informan kunci, dan Ketua Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) sebagai informan biasa.
Setelah melakukan penelitian di lapangan maka penulis berkesimpulan bahwa
pelaksanaan P2KP di Kelurahan Sei Sikambing B berjalan baik dan dapat dikatakan
membawa perubahan yang cukup positif, baik dalam masalah lingkungan dan perihal
keberdayaan masyarakat. Namun meskipun begitu masalah-masalah dan hambatan selalu
akan ada dalam setiap pelaksanaan setiap program. Dalam penelitian ini penulis
menemukan masalah yang cukup menarik perhatian, yaitu adanya lingkungan-lingkungan
yang tidak ikut berperan serta secara aktif dalam memanfaatkan P2KP. Masalah ini lebih
diakibatkan paradigma berpikir masyarakat yang cenderung apatis dan pragmatis dalam
menilai program dari pemerintah. Dan satu-satunya cara mengatasi masalah ini adalah
membuktikan ke masyarakat bahwa P2KP di kelurahan ini dapat dilaksanakan secara baik
dan membawa perubahan positif. Saran penulis dalam pelaksanaan P2KP adalah agar pihak
BKM lebih aktif dan tetap semangat dalam bekerja sehingga mampu membawa masyarakat
ikut berperan aktif dalam usaha mengatasi kemiskinan di masyarakat kelurahan mereka
sendiri.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI …………………………………………………………………….. v
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
1.6. Definisi Konsep ………………………………………………………………. 26
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
4.4. Komponen Program dan Bantuan Teknis ………………………………… 49
LAMPIRAN
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim
tahap I
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah yang telah lama ada. Pada masa lalu
umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam
bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan
alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya
alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan
anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain
yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi
ketimbang pemerataan.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
terciptanya benih-benih fragmentasi sosial, dan melemahkan nilai-nilai kapital sosial yang
kapital sosial pada gilirannya juga mendorong pergeseran perubahan perilaku masyarakat
yang semakin jauh dari semangat kemandirian, kebersamaan dan kepedulian untuk
Hingga saat ini Bangsa Indonesia belum benar-benar terlepas dari persoalan
kemiskinan sejak krisis berkepanjangan. Oleh karena itu program P2KP hadir untuk
pembangunan lokal lainnya, termasuk pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat,
universal.
P2KP memahami bahwa akar penyebab dari persoalan kemiskinan yang sebenarnya
adalah karena kondisi masyarakat yang belum berdaya dengan indikasi kuat yang
dicerminkan oleh perilaku/sikap/cara pandang masyarakat yang tidak dilandasi pada nilai-
nilai universal kemanusiaan (jujur, dapat dipercaya, ikhlas, dll) dan tidak bertumpu pada
demokrasi, dll).
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
P2KP sebagai program penanggulangan kemiskinan di perkotaan lebih
sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi aktif. Melalui partisipasi aktif ini dari
masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan menjadi obyek
program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling cocok bagi mereka. Mereka
memutuskan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program. Nasib dari
program, apakah akan terus berlanjut atau berhenti, akan tergantung pada tekad dan
tahun 1999, pada awalnya dilaksanakan dalam rangka menanggulangi kemiskinan sebagai
akibat dari krisis ekonomi tahun 1997-1998 dan kemudian berkembang menjadi krisis
multidimensi.
kemiskinan adalah individu yang tidak baik dan murni. Apabila orang-orang yang tidak
baik ini mendominasi institusi pengambil keputusan maka institusi itu akan menjadi
institusi yang tidak mampu menerapkan nilai-nilai universal kemanusiaan. Apabila sudah
seperti ini maka kebijakan yang dihasilkan adalah kebijakan yang tidak berpihak atau adil
kepada masyarakat. Kebijakan yang seperti ini mengakibatkan kerusakan pada aspek sosial,
politik, ekonomi, dan lingkungan. Dan hasil dari kerusakan pada keempat aspek ini adalah
kemiskinan.
Dalam pelaksanaan P2KP ada dua tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pertama
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan. Tujuan yang kedua adalah
bekerjasama dengan organisasi masyarakat setempat agar tumbuh gerakan bersama untuk
(P2KP) menarik untuk dibahas. Pertama, masalah kemiskinan adalah permasalahan global
yang hampir dialami oleh semua Negara di dunia, termasuk di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini. Oleh karena itu, permasalahan kemiskinan adalah permasalahan yang selalu
menarik untuk dikaji guna menemukan solusi penanggulangannya. Alasan kedua mengapa
sebelumnya dianggap kurang atau tidak mampu menekan dengan maksimal angka
kemiskinan di Indonesia.
Sunggal Kota Medan Propinsi Sumatera Utara. Kelurahan ini dipilih sebagai lokasi
penelitian adalah karena daerah ini adalah salah satu dari kelurahan yang menerima dana
P2KP di Kota Medan. Dana P2KP yang sudah diberikan kepada kelurahan ini adalah
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) tahap I. Dana BLM I ini dialokasikan untuk
kegiatan tridaya yang mencakup kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, dan kegiatan sosial.
1.2.Perumusan Masalah
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Untuk mengarahkan penelitian dan memperlancar data dan fakta ke dalam bentuk
penulisan ilmiah, maka perlu perumusan masalah dengan jelas, sehingga dapat
dipergunakan sebagai bahan kajian dan pedoman arah penelitian. Setiap penelitian dimulai
dengan perumusan masalah, yaitu yang memberikan gambaran ada sesuatu yang perlu di
selesaikan atau dipecahkan dalam arti dicari jawabannya. (Nawawi 1990:42). Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang menjadi
perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana implementasi P2KP dalam
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah tentu mempunyai tujuan
Sikambing B.
1.4.Manfaat Penelitian
ilmu pengetahuan.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
b. Sebagai bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun bahan pembanding bagi
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai
penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.
kebijaksanaan merupakan pengejawantahan aturan yang sudah ditetapkan sesuai situasi dan
kondisi setempat oleh pejabat yang berwenang. Sedangkan publik adalah masyarakat
umum itu sendiri, yang selayaknya diurus, diatur, dan dilayani oleh pemerintah sebagai
persoalan publik itu disusun (constructed) dan didefinisikan, dan bagaimana kesemuanya
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Sofyan Effendi (Syafiie, 1999:107) pengetahuan tentang kebijakan publik
adalah pengetahuan tentang sebab-sebab, konsekuensi dan kinerja kebijakan dan program
informasi dan pengetahuan untuk para eksekutif, anggota legislatif, lembaga peradilan dan
masyarakat umum yang berguna dalam proses perumusan kebijakan serta yang dapat
dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam
Menurut Holwet dan M. Ramesh (Subarsono, 2005: 13) berpendapat bahwa proses
kebijakan publik terdiri atas lima tahapan yang adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan agenda, yakni suatu proses agar suatu masalah bisa mendapat perhatian
dari pemerintah.
pemerintah.
hasil.
5. Evaluasi kebijakan, yakni proses untuk memonitor dan menilai kinerja atau hasil
kebijakan.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
1.5.2. Implementasi Program.
Dalam setiap perumusan suatu kebijakan (program) selalu diiringi dengan suatu
implementasi. Betapapun baiknya suatu program tanpa implementasi yang benar dan baik
maka tidak akan banyak berarti. Suatu program hanyalah rencana bagus di atas kertas kalau
tidak dapat diimplementasikan dengan baik dan benar. Implementasi bukanlah sekedar
prosedur rutin melalui saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu implementasi
menyangkut masalah konflik, keputusan, dan siapa yang memperoleh apa dari suatu
kebijakan. Oleh karena itu tidaklah terlalu salah jika dikatakan bahwa implementasi
kebijakan merupakan aspek yang sangat penting dalam seluruh proses kebijakan. Udoji
mencapai tujuan tersebut atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal
pemerintah dan swasta baik secara individu dan kelompok yang diarahkan pada pencapaian
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Mazmanian dan Sabatier (Putra, 2003:84) mengatakan bahwa mengkaji masalah
implementasi kebijakan berarti berusaha memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah
kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan, baik yang menyangkut usaha-
Dari beberapa pemahaman yang dikemukakan di atas terlihat dengan jelas bahwa
sebuah peraturan pemerintah, maupun peraturan daerah. Kedua, menyiapkan sumber daya
sumber daya keuangan, dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggungjawab
Tahap I:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
1. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan secara jelas.
Tahap II:
Tahap III:
Merupakan Kegiatan-kegiatan:
1. Menentukan jadwal.
2. Melakukan pemantauan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang
implementasi karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek antara lain:
tersebut.
3. Adanya peraturan-peraturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
5. Adanya strategi anggaran yang dibutuhkan.
Dengan adanya program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan
pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Unsur kedua yang
harus dipenuhi dalam proses implementasi program yaitu adanya kelompok masyarakat
yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut merasa ikut dilibatkan dan
membaawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan
dikatakan program itu talah gagal dilaksanakan. Berhasil tidaknya suatu program
dengan efektif atau tidak dapat diukur dengan standar penilaian yaitu organisasi,
a. Interpretasi.
Interpretasi dimaksudkan sebagai usaha untuk mengerti apa yang dimaksudkan oleh
pembentuk kebijaksanaan dan mengetahui betul apa dan bagaimana tujuan akhir itu harus
diwujudkan. Tahap ini yaitu bagaimana menafsirkan agar program dapat menjadi rencana
dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Organisasi.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Pelaksanaan dilakukan dengan pembentukan badan-badan atau unit-unit untuk
menyelenggarakan kegiatan untuk pencapaian tujuan. Hal ini dapat dilihat melalui:
1. Struktur organisasi, yang berkaitan dengan interaksi, hirarki, tujuan, dan sifat-sifat.
melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Sumber dan prasarana, berkaitan dengan fasilitas yang mendukung agar pekerjaan
4. Metode kerja/prosedur kerja, yaitu berhubungan dengan sistem dan prosedur kerja
yang sudah baku sehingga dapat bekerja secara terpadu dan tidak tumpang tindih
6. Anggaran dana.
c. Penerapan.
1.5.3. Kemiskinan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Berbicara persoalan kemiskinan merupakan fenomena yang bersifat
proses yang tereduksi dari berbagai faktor (Sulistiyani:2004). Kemiskinan menjadi isu
yang sangat sentral dan menjadi fenomena dimana-mana. Selama ini kemiskinan
diasumsikan bahwa orang miskin tidak mampu menolong dirinya sendiri. Kemiskinan
kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi: (a) modal produktif atau asset (tanah,
perumahan, alat produksi, kesehatan), (b) sumber keuangan (pekerjaan, kredit), (c)
organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama
(koperasi, partai politik, organisasi sosial), (d) jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan,
barang, dan jasa, (e) pengetahuan dan keterampilan, dan (f) informasi yang berguna untuk
Sebagian orang memperoleh kekayaan dari hak warisan dengan bentuk piramid
kekayaan dan kekuasaan. Piramid kekayaan dan kekuasaan akan menjadi hak warisan
kepada anak keturunannya. Kelompok orang-orang yang hidup melimpah ruah harta
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
kekayaannya, namun disekitar kehidupan kelompok yang hidup kekayaan yang
yang lahir hanya membawa teriakan tangis dan pergi hanya dengan meninggalkan
material dan tidak memperoleh pendapatan apa-apa dari akumulasi kekayaan yang
Perbedaan mental (kemampuan mental dan fisik) yang dimiliki masyarakat. Perbedaan
dalam kemampuan ini disebabkan oleh faktor keturunan yang diwariskan dan dari
lingkungan yang dimiliki oleh seseorang. Bakat selain dipengaruhi gen (bibit) orang
tua, juga dari faktor lingkungan. Dalam hal mencari uang/kekayaan yang terpenting
adalah punya gaya dan modal, ini semua tidak dimiliki oeh setiap orang.
pernguruan tinggi.
sumber daya yang tidak produktif. Ini diperlukan satu program yang dapat memecahkan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
lingkaran setan, maka program pemecahan yang dicanangkan harus dapat memecahkan
termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun
di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah
tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan
Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan kemiskinan hanya pada
tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di tataran permukaan saja, yang
mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-lain. Dalam
• Dimensi Politik , sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan keputusan penting yang
menyangkut diri mereka. Akibatnya, mereka juga tidak memiliki akses yang
• Dimensi Sosial sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasikannya warga miskin
merusak kualitas manusia dan etos kerja mereka, serta pudarnya nilai-nilai kapital
sosial;
• Dimensi Lingkungan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara
mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas yang layak; dan
berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk aset kualitas
sumberdaya manusia (human capital), peralatan kerja, modal dana, hunian atau
Karakteristik kemiskinan seperti tersebut di atas dan krisis ekonomi yang terjadi
telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam
perjuangan kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi
serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun
yang dimaksud terutama juga dititikberatkan pada upaya penguatan perannya sebagai motor
kelembagaan masyarakat tersebut diharapkan tidak ada lagi kelompok masyarakat yang
masih terjebak pada lingkaran kemiskinan, yang pada gilirannya antara lain diharapkan
juga dapat tercipta lingkungan kota dengan perumahan yang lebih layak huni di dalam
permukiman yang lebih responsif, dan dengan sistem sosial masyarakat yang lebih mandiri
masyarakat tersebut yang dibangun oleh dan untuk masyarakat, selanjutnya dipercaya
mengelola dana abadi P2KP secara partisipatif, transparan, dan akuntabel. Dana tersebut
kemiskinan, yang diputuskan oleh masyarakat sendiri melalui rembug warga, baik dalam
bentuk pinjaman bergulir maupun dana waqaf bagi stimulan atas keswadayaan masyarakat
untuk kegiatan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, misalnya perbaikan prasarana
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Model tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk penyelesaian
persoalan kemiskinan yang bersifat multi dimensional dan struktural, khususnya yang
terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi, serta dalam jangka panjang
mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan
masyarakat dan penyediaan dana bantuan langsung ke masyarakat kelurahan sasaran, P2KP
dan untuk masyarakat. Oleh karena P2KP ini adalah gerakan kemasyarakatan maka bentuk
diperolehnya.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Bentuk yang lebih kongkrit adalah siklus P2KP yaitu langkah-langkah pelaksanaan
forum pertemuan warga di tingkat RT, RW, dusun. Sosialisasi juga dilakukan
melalui media komunikasi elektronik, melalui poster, brosur, atau spanduk. Strategi
4. Pemetaan Swadaya, sebagai proses pemetaan dan analisis potensi, masalah dan
prasarana pemukiman.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
kebutuhan warga miskin terhadap bantuan maupun santunan sosial.
apa yang sudah direfleksikan sehingga terjadi penajaman dari apa yang
mufakat sebagai norma utama dalam proses pengambilan keputusan. BKM dibentuk
kembali modal sosial berupa nilai-nilai sosial kejujuran, solidaritas sosial, tanggung
tabulasi potensi dan masalah melalui kegiatan pemetaan swadaya (survey kampung
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
sendiri). PJM Pronangkis selanjutnya dijadikan sebagai acuan pelaksanaan program
dengan daftar kebutuhan yang telah tertuang dalam PJM Pronangkis, dan diseleksi
perencanaan apabila termasuk dalam kualifikasi dan prioritas yang disetujui melalui
rapat BKM.
Pendekatan pembangunan yang sedang popular pada saat ini adalah pendekatan
berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai dengan aspirasi mereka sendiri.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Definisi ini menekankan pada proses pembangunan dan fokus utamanya adalah pada
peningkatan kapasitas perorangan dan institusional. Definisi ini mencakup asas keadilan,
berkelanjutan, dan pemerataan. Diakui bahwa masyarakat sendiri yang bisa menentukan
apa yang sebenarnya yang mereka anggap perbaikan dalam kualitas hidup mereka.
peningkatan taraf hidup masyarakat yang kurang memiliki kemampuan ekonomi secara
masyarakatnya.
diri dari masyarakat yang lemah ekonomi sebagai suatu aset tenaga kerja, dalam setiap
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Dasar dari proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat
tentang keberadaannya dan ini berguna untuk mendorong masyarakat agar menjadi lebih
baik, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya atau bangkit dari keterpurukan dengan
menggunakan dan mengakses sumber daya yang ada, baik sumber daya alam dan sumber
masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat, tapi juga peningkatan
harkat martabat, rasa percaya diri, dan harga dirinya, serta terpeliharanya budaya setempat.
agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik
mungkin, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Lebih lanjut, harapan dari
proses pemberdayaan ini adalah terwujudnya masyarakat yang bermartabat. Dalam proses
pemberdayaan perlu juga ditingkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban masyarakat,
dengan memegang teguh aturan-aturan mengenai apa yang menjadi hak dan mana yang
bukan, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, termasuk
Masyarakat sebagai individu tidak boleh pasrah pada keadaan yang dihadapi, atas
dasar pandangan hidup bahwa segala sesuatu merupakan nasib buruk dirinya, karenanya
masyarakat harus didorong untuk dapat bangkit kembali menata kehidupannya setelah
hidupnya. Adanya proses perubahan sosial dalam proses pemberdayaan, dari yang pasif
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
akhirnya menjadi lebih aktif dalam menyampaikan aspirasi dan pendapatnya, lebih
adalah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial,
yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik ekonomi, maupun sosial seperti
kehidupannya.
memberdayakan mereka, yang saat ini merupakan kelompok lemah. Proses pemberdayaan
ini dilakukan untuk memberdayakan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
penghasilan mereka, dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan yang penting adalah
dan tindakan kolektif untuk dapat memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan
sosial sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Menurut Sumodiningrat (1993:131) dalam
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
rangka perencanaan, penentuan kelompok sasaran pemberdayaan masyarakat dapat
dilakukan dengan pendekatan umum dan pendekatan khusus. Dalam pendekatan umum
bantuan dapat saja berupa dana, prasarana, dan sarana diberikan kepada semua daerah dan
semua penduduk secara sama. Sementara pendekatan khusus bantuan diberikan kepada
pendekatan ini, perencanaan dala pembangunan ditentukan sendiri oleh masyarakat. Syarat
yang harus dipenuhi adalah kelengkapan indikator dan kejelasan mengenai kriteria alokasi
bantuan. Masyarakat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan berpusat pada
rakyat.
jaringan kerja, dan keadilan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat
dan martabat lapisan masyarakat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Definisi ini mengandung tiga gagasan penting. Pertama, partisipasi lebih merupakan
diri, dari pada sekedar keahlian, merupakan produk ingatan dan emosi. Masyarakat
mengetahui bahwa pemimpin mereka merupakan seorang otorat yang tidak menginginkan
gagasan mereka. Masyarakat tidak melibatkan diri pada jenis situasi seperti ini. Kedua,
mendorong adanya dukungan. Individu diberi kesempatan untuk menciptakan prakarsa dan
kreatifitas demi tujuan kelompok. Dengan cara ini, partisipasi berbeda dengan perizinan,
yang hanya menggunakan kreatifitas dan gagasan pemimpin yang menyodorkan idenya
kepada kelompok demi kebenaran. Partisipasi membutuhkan lebih dari sekedar kebenaran
yang siap diputuskan. Ketiga, mendorong masyarakat untuk menerima tanggung jawab
untuk suatu kegiatan. Karena mereka melibatkan diri dalam kelompok, mereka juga ingin
bertanggung jawab. Individu yang mulai menerima tanggung jawab untuk aktivitas
kelompok, mereka menjadi berminat untuk bekerjasama, karena tahu inilah sarana untuk
bertanggung jawab, ia akan memperoleh rasa kebebasan sebagai seorang individu yang
atau keterikatan mereka terhadap organisasi atau masyarakat yang bergabung dalam rangka
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Partisipasi masyarakat telah sekian lama diperbincangkan dan didengungkan dalam
berbagai forum dan kesempatan. Intinya adalah agar masyarakat umum ikut serta dengan
berhasilnya usaha pembangunan. Maka secara umum partisipasi dapat diartikan sebagai
telah berpartisipasi apabila ia telah terlibat secara utuh dalam proses pelaksanaan
secara abstrak kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial
(Singarimbun:1995:37). Agar memperoleh pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang
sumber daya keuangan, dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggungjawab
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
kebijakan secara konkrit ke masyarakat. Kelihatannya implementasi merupakan hal
prinsip universal.
1.7.Definisi Operasional.
bagaimana cara mengukur suatu variabel sehingga dalam pengukuran ini dapat diketahui
penelitian dalam mengukur variabel. Adapun indikator yang penulis gunakan untuk
• Sumber keuangan.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
• Fasilitas.
c. Komitmen pemerintah.
c. Latar belakang.
d. Kejelasan tujuan.
BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika
penulisan.
Bab ini secara umum berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III. Deskripsi Lokasi penelitian
Bab ini berisikan pembahasan terhadap data yang diperoleh melalui interpretasi
data.
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat actual,
Lokasi Penelitian
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan
Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu
Informan
Informan kunci (key informan) dalam penelitian ini adalah Fasilitator Kelurahan,
Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat, dan Lurah. Informan biasa adalah Ketua
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data. Berikut
a. Data Primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi
empiris yang kasat mata dan guna memperoleh dimensi-dimensi baru untuk
penelitian.
b. Data Sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
1. Studi kepustakaan, dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan mengutip
teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literature baik buku, jurnal, majalah,
Koran, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topic penelitian.
gambar, foto atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang
diteliti.
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan penulis
adalah teknik analisa kualitatif. Analisa data kualitatif adalah analisa terhadap data yang
diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data, dan
informasi.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1. KELURAHAN.
Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Sei Sikambing B adalah ± 243 Ha. Batas-
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
• Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sei Sikambing D.
3.1.2. Penduduk
4. Jumlah KK 7661 KK
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
5. Diploma 8454 orang 28,6 %
2. 6 – 12 Th 3069 10,2 %
3. 13 – 20 Th 4098 13,73 %
4. 21 – 30 Th 4543 15 %
5. 30 – 40 Th 5523 18,5 %
5. Nelayan 5 orang
7. Pengrajin 60 orang
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
8. Pedagang 700 orang
6. Konghuchu - -
Kelurahan Sei Sikambing B dipimpin oleh seorang Lurah Bernama Rudi Asriady
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Selain itu Kelurahan Sei Sikambing B terdiri atas 22 lingkungan yang masing-
masing dipimpin oleh Kepala Lingkungan yang dibawahi oleh Lurah. Kepala Lingkungan
tersebut adalah:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
20. Kepala Lingkungan XX : Suwarti
3.2. P2KP
diketahui juga ikut dalam salah satu program penanggulangan kemiskinan yang sedang
berjalan di kota Medan saat ini. Program tersebut adalah P2KP. P2KP sebagai salah satu
Adapun di Kelurahan Sei Sikambing B, yang terlibat dalam program ini tersusun
Kelurahan Sei Sikambing B bernama BKM IKHLAS PERSATUAN yang dibentuk pada 04
Umur Jabatan
No. Nama L/P Alamat Pendidikan Pekerjaan
(thn) (BKM)
1. Zaharawati P 50 Jl.Gelatik SMA Koordinator IRT
Jl.Gatot
2. Habsyah P 54 SMA Pengurus IRT
Subroto
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
3. Saiyem P 58 Jl.Kiwi SMP Pengurus IRT
Adapun deskripsi yang lebih rinci tentang tugas pokok dan fungsi BKM dan
BKM adalah dewan pimpinan kolektif masyarakat warga penduduk kelurahan, dan
sebagai lembaga BKM dapat bertindak sebagai representasi masyarakat warga penduduk
kelurahan.
1. Merumuskan kebijakan serta aturan main secara demokratis mengenai hal-hal yang
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
2. Mengorganisasi masyarakat untuk memutuskan visi,misi,rencana strategis dan
pronangkis.
diambil.
pemerintah lokal.
2. Pusat pengembangan aturan (kode etik, kode tata laku, dan sebagainya)
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
3. Pusat pengambilan keputusan yang adil dan demokratis kegiatan penanggulangan
penanggulangan kemiskinan.
7. Pusat advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan dan
program pemerintah.
• Dipimpin oleh seorang manajer yang dipilih melalui rapat anggota BKM.
kegiatan.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
• Memberikan pertanggungjawaban berkala dan pertanggungjawaban akhir.
c. Sekretariat
menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu,
yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut
memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama dalam mengatasi berbagai
1. Membentuk KSM
kepengurusan.
3. Menyusun usulan kegiatan/proposal KSM secara rinci dan masuk akal sesuai
dengan aturan.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
7. Menjaga dan memelihara keberlangsungan kegiatan.
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program
pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun “gerakan
bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip universal. (Buku Pedoman Umum
tahun 1999, pada awalnya dilaksanakan dalam rangka menanggulangi kemiskinan sebagai
akibat krisis ekonomi tahun 1997-1998 dan kemudian berkembang menjadi krisis multi
dimensi. Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat Indonesia secara umum dan
belakangan ini merupakan suatu permasalahan yang sangat kompleks, oleh sebab itu untuk
tertentu saja), karena masalah kemiskinan merupakan tanggung jawab yaitu masyarakat itu
sendiri, Pemerintah, dan pihak-pihak peduli lainnya. Menurut Abdul Husen (27 thn) selaku
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Melalui P2KP yang ada di Kelurahan Sei Sikambing B ini pada tahapan siklusnya
dimulai dari Sosialisasi, Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM), Refleksi Kemiskinan (RK),
sampai pada Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), dan Kelompok Swadaya Masyarakat
Kelurahan Sei Sikambing B. Beberapa penyebab kemiskinan yang terjadi di kelurahan Sei
• Kurangnya keahlian.
masyarakat mulai menggali potensi yang dimiliki masyarakat itu sendiri yang dapat
digunakan untuk menggulangi kemiskinannya dan mulai mendata profil masyarakat miskin
sesuai kriteria yang telah ditetapkan dalam proses Refleksi Kemiskinan (RK).
melakukan sesuai yang diarahkan oleh Fasilitator Kelurahan sebagai wakil P2KP. Anggota
BKM dipilih langsung oleh masyarakat Sei Sikambing B. Mereka memilih orang-orang
yang selama ini dianggap cukup baik kehidupan sosialnya di masyarakat. Pada akhirnya di
Kelurahan Sei Sikambing B terbentuklah suatu lembaga kemasyarakat yang diberi nama
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
BKM IKHLAS PERSATUAN. BKM IKHLAS PERSATUAN dibentuk pada 04 Desember
tanggal 04 Desember 2007. Profil keanggotaan BKM IKHLAS PERSATUAN dapat dilihat
Umur Jabatan
No. Nama L/P Alamat Pendidikan Pekerjaan
(thn) (BKM)
1. Zaharawati P 50 Jl.Gelatik SMA Koordinator IRT
Jl.Gatot
2. Habsyah P 54 SMA Pengurus IRT
Subroto
3. Saiyem P 58 Jl.Kiwi SMP Pengurus IRT
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Tahap selanjutnya adalah Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan
mulai belajar untuk merencanakan, mengelola, dan melaksanakan rencana kegiatan sebagai
jawaban dari permasalahan yang diperoleh pada tahap RK dan PS. Penyusunan ini
dilakukan oleh masyarakat dan BKM IKHLAS PERSATUAN dan hasilnya dituangkan
dalam PJM-Pronangkis dengan dasar nilai-nilai universal (ikhlas, jujur, adil, kerelawanan,
Tridaya (sosial, ekonomi, dan lingkungan) yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kelompok
Swadaya Masyarakat yang merupakan panitia pelaksana program yang telah ditetapkan.
Sebagai sebuah program yang terintegrasi, P2KP dirancang untuk memiliki Visi,
Misi, Nilai-nilai, dan Prinsip-prinsip agar implementasi dapat dilakukan secara optimal dan
dapat memenuhi harapan dari kebijakan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah
penjabarannya:
yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam lingkungan permukiman sehat, produktif,
dan lestari.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
• Misi P2KP adalah membangun masyarakat madani yang mampu menjalin
berkelanjutan.
pada tata kepemerintahan yang baik (good governance) yang harus dijunjung tinggi,
pembangunan, yang dalam kasus P2KP diterjemahkan sebagai sosial, ekonomi, dan
disepakati).
c. Para pihak lainnya, yaitu seluruh pihak terkait seperti LSM, dunia usaha, perguruan
Pantura Jawa, Kabupaten dan Kota Bandung, D.I.Yogyakarta, Kabupaten dan Kota
Kalimantan (kecuali Kalimantan Timur), Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
• P2KP-3 dilaksanakan dari tahun 2005-2011 di 15 propinsi yang tersebar di Pulau
Sumatera, Kalimantan Timur, NTT, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat, dan
kelompok.
masyarakat.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Pada pelaksanaannya, P2KP berorientasi pada beberapa komponen yang
setempat yang bersedia secara ikhlas mengorbankan sebagian waktu, tenaga, pikiran,
bahkan materi, maupun bentuk pengorbanan lainnya untuk mengabdikan diri bagi
perjuangan memperbaiki taraf hidup dan harkat serta martabat masyarakat miskin serta
kelompok masyarakat rentan (anak yatim piatu, jompo, korban bencana alam).
mampu melakukan proses pembelajaran dan menjadi motor penggerak bagi tercapainya
Setiap keputusan BKM dilakukan secara kolektif melalui mekanisme rapat anggota
BKM dengan menjunjung tinggi musyawarah mufakat sebagai norma utama dalam
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
4. Perencanaan Partisipatif menyusun Pronangkis. Penyusunan Perencanaan Jangka
kajian-kajian refleksi, best practice dan tukar pikiran mengenai berbagai persoalan
kemiskinan dan upaya penanggulangannya agar lebih efektif dan berbasis nilai-nilai
universal. Hasil-hasil kajian dari KBK menjadi masukan bagi BKM untuk
pemerintah kota/kabupaten.
6. Forum Komunikasi antar BKM (FKA BKM). Untuk saling menunjang proses belajar
dan fungsi kontrol sosial, BKM juga membangun forum pembelajaran di tingkat
Kecamatan dan Kota/kabupaten dalam bentuk FKA BKM. BKM memegang peranan
strategis sebagai media perencanaan dari bawah (bottom up planning). FKA BKM
tingkat Kabupaten berfungsi penting dalam bersinergi dengan Pemda dalam menyusun
7. Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Makna dana stimulan BLM sebagai
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
nilai-nilai dan prinsip-prinsip universal akses bagi masyarakat miskin ke sumber dana
untuk belajar bersama dalam melakukan kegiatan di bidang lingkungan, sosial, dan
1. Sosialisasi substansi P2KP. Langkah ini dilakukan secara personal maupun melalui
Abdul Husen (27 thn) selaku Fasilitator Kelurahan mengungkapkan bagaimana proses
Hal yang serupa mengenai pelaksanaan sosialisasi juga dikatakan oleh Zaharawati
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
“Sosialisasi sering, masyarakat kumpul, dikasi pengarahan tiap minggu.
Yang melaksanakan sosialisasi adalah Fasilitator Kelurahan.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
4. Pemetaan swadaya. Langkah ini sebagai proses pemetaan dan analisis potensi, masalah,
permukiman.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
5. Pembentukan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat). Langkah ini dimaksudkan
kembali modal sosial berupa nilai-nilai sosial kejujuran, solidaritas sosial, tanggung
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
PJM-Pronagkis diharapkan dapat mendorong pemecahan masalah berbasis kebutuhan
masyarakat.
masyarakat. Hal ini seperti apa yang dikatakan oleh Ibu Zaharawati selaku Koordinator
BKM. KSM mengakses dana BLM (bantuan langsung masyarakat) P2KP melalui
kegiatan Tridaya (kegiatan sosial, ekonomi, dan lingkungan). Rencana kegiatan KSM
disesuaikan dengan daftar kebutuhan yang telah tertuang dalam PJM-Pronangkis, dan
diseleksi berdasarkan skala prioritas. KSM dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan apabila termasuk dalam kualifikasi dan prioritas yang disetujui melalui
rapat BKM. KSM dalam mendapatkan dana dari BKM harus melalui tahapan-tahapan.
Hal ini seperti apa yang dikemukakan oleh Ibu Zaharawati selaku Koodinator BKM
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
“Untuk betonisasi jalan KSM mengambil dana melalui tiga tahapan, tahap
pertama pencairan dana sebesar 10% yang harus mereka gunakan untuk
membeli bahan-bahan, apabila sudah terbeli maka diberikan lagi 60% untuk
pelaksanaan tahap awal, jika betonisasi sudah setengah jalan atau hampir
siap diberi lagi 30% untuk penyelesaian proyek. Kalau KSM pelatihan-
pelatihan cuma dua kali tehap pencairan dana. Masing-masing tahap 50%.
Jadi KSM tidak langsung diberikan semua uang sekaligus, hal ini gunanya
agar penggunaan dana lebih terarah dan jelas.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Kemiskinan.
Nasional (SPPN).
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Sikambing B.
Masyarakat yang merupakan panitia pelaksana program yang telah ditetapkan. Uraian yang
lebih rinci mengenai dana BLM dikemukakan oleh Abdul Husen (27 thn)
“Dana P2KP dari Bank Dunia 50% dan APBN 50%. BLM I, II, III untuk
tahun pertama ada Rp 500.000.000,00. BLM I dananya dari Bank Dunia
yaitu Rp 100.000.000,00. BLM II dananya dari APBD sekitar Rp
250.000.000,00. BLM III dananya dari Bank Dunia sekitar Rp
150.000.000,00.”
(Wawancara tanggal 11 Desember 2008)
Ikhlas Persatuan
“Dana BLM berasal dari Bank Dunia dan APBD. Disalurkan ke rekening
BKM yang ada di BANK SUMUT cabang Sei Sikambing B. Jumlah BLM I
100 juta, dibagi untuk tiap kegiatan tridaya. Lingkungan 70%, sosial 10%,
dan ekonomi 20%.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Dana BLM I yang dialokasikan untuk kegiatan sosial di Kelurahan Sei Sikambing B
adalah sebesar Rp. 15.150.000,00. Dana ini dibagi menjadi dua yang digunakan untuk
kegiatan santunan jompo dan kegiatan santunan anak kurang mampu. Dalam melaksanakan
kegiatan sosial ini ada dua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang bergerak pada
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
bidang kegiatan masing-masing yang telah ditetapkan dalam tahap pembentukan KSM oleh
BKM.
No. Jenis Kegiatan Nama KSM Jumlah Alokasi Dana Jumlah Pemanfaat
KSM Ikhlas
Santunan Orang Beramal.
1. Rp. 5.150.000,00 103 orang
Jompo Ketua:
Elpina S.Ag
KSM Karya
Santunan Anak Bakti.
2. Rp. 10.000.000,00 100 orang
Kurang Mampu Ketua:
Susanti
TOTAL Rp 15.150.000,00 203 orang
Sumber: Sekretariat BKM Ikhlas Persatuan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa santunan untuk orang jompo adalah sebesar
Rp. 5.150.000,00 yang harus dibagikan kepada 103 orang pemanfaat yang dalam hal ini
adalah orang-orang jompo. Setiap orang jompo mendapatkan santunan sebesar Rp.
50.000,00.
Adapun dana yang dialokasikan untuk kegiatan santunan anak kurang mampu
adalah sejumlah Rp. 10.000.000,00 yang harus dibagikan kepada 100 orang pemanfaat
dana BLM yang dalam hal ini adalah anak yatim piatu. Setiap anak kurang mampu
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Dana BLM I yang dialokasikan untuk kegiatan ekonomi adalah sebesar Rp.
34.800.000,00. Ada lima kegiatan yang kesemuanya adalah merupakan kegiatan pelatihan
montir, salon, dan reparasi HP. Dalam menjalankan kegiatan pelatihan ini ada lima KSM
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
• Alokasi Dana BLM I untuk Kegiatan Lingkungan
48.050.000,00. Fokus dari pelaksanaan kegiatan lingkungan adalah proyek betonisasi jalan.
Dalam tahap ini masih 10 lingkungan yang ikut berpartisipasi dalam proyek ini. Dana yang
diberikan kepada masing-masing lingkungan berbeda-beda sesuai dengan panjang dan lebar
Proses pembangunan jalan memakan waktu sekitar dua sampai tiga hari. Dalam
selesai dalam waktu yang relatif cepat. Masyarakat juga membayar seorang tukang yang
BAB V
ANALISIS DATA
Penafsiran program dapat dilihat dari pemahaman tentang P2KP yang merupakan
program pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana para pelaksana program ini
mengerti dan memahami betul tujuan akhir dari program yang dikeluarkan. Sehingga dalam
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
pelaksanaan program ini para pelaksana memiliki arah yang jelas dan mampu
adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Dalam hal ini BKM dari awal tahap
pelaksanaan P2KP selalu didampingi oleh Fasilitator Kelurahan. Dari latar belakang
program P2KP yang telah dipaparkan dapat lebih dipahami tujuan dari dikeluarkannya
program ini serta hasil yang akan diperoleh dari berhasilnya program ini.
Dari hasil wawancara yang dilakukan juga dapat diketahui sejauh mana tingkat
pemahaman para pelaksana P2KP akan tujuan dan prinsip-prinsip P2KP. Pemahaman dari
pihak pelaksana dapat dilihat dari pernyataan Fasilitator Kelurahan yaitu Abdul Husen akan
Beliau juga menyatakan apa prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan P2KP
Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa prinsip dan nilai P2KP telah
diterapkan dilapangan. Para pelaksana dalam hal ini BKM adalah orang-orang yang jujur
dalam melaksanakan P2KP. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Zaharawati selaku
Koordinator BKM
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
“Insya Alloh. Yang saya lihat selama ini mereka para anggota BKM mudah-
mudahan adalah orang-orang yang ikhlas.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Pernyataan ini juga dikuatkan oleh perkataan Rudy Asriandy.S.STP sebagai Lurah
5.1.2. Pengorganisasian
Untuk melaksanakan suatu program secara maksimal dan sesuai dengan tujuan yang
terkadung maka perlu adanya pembentukan suatu badan yang bertindak sebagai pelaksana
yang juga sekaligus bertanggung jawab dalam pelaksanaan program. Pengorganisasian ini
bukan hanya sekedar menyangkut pembentukan unit/badan tetapi juga metode yang
demikian dapat terwujud program yang terstruktur dan terarah, sehingga bantuan dana yang
diberikanpun dapat mengalir tepat pada sasaran. Untuk melaksanakan P2KP di Kelurahan
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ini merupakan salah satu tahap dari siklus P2KP.
BKM ini adalah suatu badan kolektif masyarakat yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan P2KP pada tingkat kelurahan. BKM di Kelurahan Sei Sikambing B diberi
nama BKM Ikhlas Persatuan. Ibu Zaharawati selaku Koordinator BKM menceritakan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
penilaiannya siapa yang mereka anggap cocok untuk duduk di BKM. Jadi
mereka menunjuk. Jadi yang terpilih itu harus bertanggung jawab. Waktu
pemilihan ada 12 lingkungan dari 22 lingkungan. Alasan yang tidak ikut
adalah karena mereka menganggap tidak ada manfaatnya dan cuma rapat-
rapat saja. Jadi terpilihlah dari lingkungan ini dan dibawa ke kelurahan
untuk dipilih lagi diantara calon dari lingkungan lain. Jadi tidak ada
rekayasa. Anggota BKM diangkat dari calon-calon koordinator yang dipilih
tadi.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Dari apa yang diceritakan oleh Ibu Zaharawati dapat kita ketahui bahwa
pembentukan dan pemilihan anggota BKM sudah berjalan sesuai dengan apa yang menjadi
prosedur P2KP. Dalam prosedur P2KP anggota-anggota BKM dipilih oleh seluruh utusan-
utusan warga setempat dengan kriteria kualitas sifat kemanusiaan atau track record
Anggota –anggota pimpinan kolektif tidak digaji atau menerima imbalan secara
rutin. Kesempatan dan kepercayaan dari masyarakat dari masyarakat merupakan imbalan
yang tidak ternilai harganya untuk dapat berbuat terhadap sesama khususnya kaum miskin
dan tertinggal. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Koordinator BKM, yaitu Ibu
Zaharawati
Zaharawati berkata
“Ada tiga unit. Unit lingkungan, sosial, dan keuangan. Unit lingkungan
diketuai Deni, unit sosial diketuai bu Sondang, dan unit keuangan diketuai
bu Siti. Tiap-tiap bidang mengurus urusannya masing-masing.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Dari pernyataan Ibu Zaharawati dapat diketahui bahwa ada tiga unit yang dibawahi
oleh BKM yaitu Unit Pengelola Sosial (UPS), Unit Pengelola Lingkungan (UPL), dan Unit
adanya unit-unit pengelola maka prosedur kegiatan P2KP menjadi jelas dan tidak tumpang
tindih. Tanggung jawab masalah sosial ada pada Unit Pengelola Sosial, tanggung jawab
masalah lingkungan ada pada Unit Pengelola Lingkungan, begitu juga tanggung jawab
masalah keuangan ada pada Unit Pengelola Keuangan. Ketiga unit ini pada akhirnya akan
Suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan P2KP ini adalah sumberdaya
yang terdapat dalam BKM. BKM adalah lembaga kolektif yang menjalankan P2KP di
lingkungan kelurahan. Sumber daya yang harus ada adalah sumber daya manusia,
keuangan, dan fasilitas yang dimiliki dalam bekerja. Mengenai sumber daya manusia,
“Yang duduk di sini di BKM menurut saya adalah orang-orang yang pantas,
memang dari awal masuknya P2KP agak kacau. Setelah terpilih menjadi
anggota BKM saya lihat kinerja mereka agak bagus. Untuk melakukan team
work mereka betul-betul mampu dan bekerja sesuai tupoksi. Jadi tupoksi ini
berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan Alhamdulillah ketika ada
LPJ masyarakat tidak ada yang komplain karena BKM menjalankan
kegiatan-kegiatannya dengan lancar.”
(Wawancara tanggal 11 Desember 2008)
Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa anggota BKM yang terpilih adalah
orang-orang yang tepat. Mereka adalah orang-orang yang mampu bekerja dengan baik.
Namun ada beberapa saat sebagian dari mereka tidak aktif mengikuti rapat anggota BKM.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Hal ini dikarenakan mereka adalah orang-orang yang tidak digaji dan juga mempunyai
pekerjaan lain. Hal ini seperti apa yang diutarakan oleh Ibu Zaharawati
“Anggota BKM sekarang yang aktif tidak semua, karena tidak bergaji.
Biarpun tidak tiap rapat ikut tapi minimal mereka datang tiap bulan sekali.
Dan jika ada pelaksanaan dilapangan mereka ikut. Jadwal rapat kita sudah
ada, jadi mana yang mau kerja ayo kerja dan tidak ada yang mengeluh.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Selain BKM lembaga lain yang penting adalah Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM). KSM bertindak sebagai panitia pelaksana proyek yang sudah direncanakan. KSM
terdiri dari tiga orang panitia, yaitu ketua, sekretaris, dan bendahara. KSM juga termasuk
pemanfaat dana. Anggota KSM adalah orang-orang yang dipilih dan dipercaya oleh
masyarakat dilingkungan untuk mengelola dana BLM yang dicairkan dari BKM. Dalam
mencairkan dana dari BKM pihak KSM harus melalui tiga tahapan seperti yang diutarakan
“Untuk betonisasi jalan KSM mengambil dana melalui tiga tahapan, tahap
pertama pencairan dana sebesar 10% yang harus mereka gunakan untuk
membeli bahan-bahan, apabila sudah terbeli maka diberikan lagi 60% untuk
pelaksanaan tahap awal, jika betonisasi sudah setengah jalan atau hampir
siap diberi lagi 30% untuk penyelesaian proyek. Kalau KSM pelatihan-
pelatihan cuma dua kali tehap pencairan dana. Masing-masing tahap 50%.
Jadi KSM tidak langsung diberikan semua uang sekaligus, hal ini gunanya
agar penggunaan dana lebih terarah dan jelas.”
Mengenai jumlah nominal sumber daya keuangan atau BLM tahap I ini Abdul Husen
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
dengan adanya program ini masyarakat cukup terbantulah. Kalau keluhan-
keluhan dan masalah-masalah pastilah ada. Masyarakat ini kan tidak pernah
puas, dikasi uang segunung mau minta dua gunung, masyarakat ini seperti
itu, tidak pernah puas. Tetapi masyarakat sudah merasakan sudah cukup
membantu, dan ada proses pembelajaran. Masyarakat mendapatkan dana ini
bukan gampang, ada prosesnya, bukan dipersulit, maksudnya bikin
proposal, dan ini termasuk proses pembelajaran. Ini proses pembelajaran,
baik moral maupun intelektual.”
(Wawancara tanggal 11 Desember 2008)
cukup merasa terbantu dan bersyukur seperti apa yang diutarakan oleh Ibu Zaharwati
Adapun mengenai fasilitas pekerjaan, penulis melihat bahwa fasilitas yang ada
difasilitasi oleh Pak Lurah. Namun hal ini tidak didukung oleh fasilitas lain yang dapat
membantu lebih baik dalam bekerja. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Abdul Husen
Namun kekurangan fasilitas tersebut tidaklah menghalangi BKM dalam bekerja. Selama ini
dalam bekerja mereka memakai note book milik Fasilitator Kelurahan yang mereka
gunakan untuk menyimpan data dan mengetik data-data dan laporan pertanggung jawaban.
Dalam berjalannya P2KP di Kelurahan Sei Sikambing B ini didukung juga oleh
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
pihak pemerintah. Dalam penelitian ini penulis dapat melihat peran dari pemerintah, dalam
hal ini adalah pihak kelurahan. Pihak kelurahan selain memberi fasilitas kantor sekretariat
BKM juga menjadi tempat para anggota BKM meminta pengarahan. Hal ini seperti yang
“Peran kelurahan banyak. Kita selalu meminta arahan dari pak lurah. Kami
juga diberi fasilitas kantor sekretariat.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
“Kalau dari pemda pasti ada, karena apapun ceritanya mereka harus
menyediakan dana untuk P2KP. Contoh partisipasi mereka seperti pihak
kelurahan. Pak lurah harus memfasilitasi tempat, juga untuk mengumpulkan
masyarakat. Dengan tanpa adanya bantuan dari pak lurah dan kepling maka
program ini tidak berjalan. Dari kecamatan ada PJOK yang menjadi
pengawas.”
(Wawancara tanggal 11 Desember 2008)
5.1.3. Penerapan.
telah ditetapkan bersama dalam bentuk nyata. Hal yang dilihat dalam penelitian ini
adalah bagaimana Dana Bantuan Masyarakat itu teralokasikan dengan baik dan
tepat sasaran. Dana Bantuan Langsung I di Kelurahan Sei Sikambing B berasal dari
Bank Dunia, dan pembagiannya adalah sebagai mana yang diungkapkan oleh Ibu
Zaharawti
“Dana BLM berasal dari Bank Dunia dan APBD. Disalurkan ke rekening
BKM. Jumlah BLM I 100 juta, dibagi untuk tiap kegiatan tridaya.
Lingkungan 70%, sosial 10%, dan ekonomi 20%.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Dana yang BLM I yang disalurkan pada kelurahan Sei Sikambing B adalah Rp
100.000.000,00. Dari tabel-tabel alokasi dana yang penulis cantumkan pada penyajian
data dapat dilihat jumlah konkrit dari pembagian dana BLM I yang dialokasikan untuk
tiga bidang tridaya, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Untuk kegiatan sosial yang
berupa santunan anak kurang mampu dan orang-orang jompo realisasi penggunaan dana
yang sesuai dengan laporan keuangan KSM adalah sebesar Rp 15.150.000,00. Untuk
pelatihan reparasi HP. Dana untuk kegiatan ekonomi ini sebesar Rp 34.800.000,00 yang
perinciannya dapat dilihat di penyajian data. Adapun dana untuk kegiatan lingkungan
adalah sebesar Rp 48.050.000,00. Dana ini digunakan untuk proyek betonisasi jalan yang
ukuran jalan yang akan dibeton dan perinciannya dapat dilihat di tabel alokasi lingkungan
Jika ketiga dana yang dipakai untuk masing-masing bidang pelaksanaan tersebut
dijumlahkan maka jumlah totalnya adalah sebesar Rp 98.000.000,00 dari total dana BLM
Setelah penulis menanyakan ke mana alokasi dana sisa itu disalurkan maka Koordinator
BKM mengatakan bahwa dana tersebut digunakan sebagai dana operasional kegiatan
mereka, seperti untuk uang transportasi dan lainnya. Dan hal ini adalah suatu hal yang
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Dengan kejelasan jumlah alokasi dana tersebut maka panitian pelaksana yang
dalam hal ini adalah KSM melaksanakannya sesuai apa yang telah ditetapkan. Program
dilaksanakan dengan jelas, lancar, dan baik tanpa adanya penyelewengan dana. Dengan
kata lain alokasi dana berjalan dengan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Rudy Asriandy selaku Lurah Sei
Sikambing B
“Program P2KP merupakan program yang sangat jelas, transparan dan tepat
sasaran dalam pelaksanaannya. Sangat transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.”
(Wawancara tanggal 24 November 2008)
Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Fasilitator Kelurahan yaitu Abdul Husen
disiplin dalam melaksanakan proyek-proyek P2KP. Hal ini dinyatakan oleh Koordinator
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini juga cukup maksimal dan sangat
mendukung terlaksananya program ini. Ini sesuai dengan apa yang dilihat oleh Pak Lurah
“Selain itu juga ada swadaya masyarakat. Misalnya ada kegiatan mereka
menyumbang makanan dan tenaga. Untuk lingkungan ada tukang yang
dibayar sekedarnya dan dibantu masyarakat.”
(Wawancara tanggal 27 November 2008)
Dalam setiap pelaksanaan suatu program tentu dapat dipastikan ada masalah-
masalah dan hambatan yang timbul. Di sini penulis akan mencantumkan masalah-masalah
apa saja yang timbul. Ibu Zaharawati selaku Koordinator BKM menyatakan masalah-
Dalam pelaksanaan P2KP tahap pertama ini ada sekitar 11 lingkungan yang ikut
dari 22 lingkungan yang ada di kelurahan Sei Sikambing B. Sosialisasi sudah dilakukan di
setiap kelurahan, namun akibat kepala lingkungan yang tidak kooperatif dalam menanggapi
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
program ini masyarakat di lingkungan tersebut tidak diikut sertakan dalam program ini.
Sikap tidak kooperatif ini digambarkan oleh Ibu Zaharawati seperti berikut ini
BLM tahap I dapat sampai kepada mereka, dengan kata lain mereka menunjukkan sikap
tidak sabar. Dalam hal ini solusinya adalah dilakukan pendekatan dan diberikan
pemahaman bahwa pencairan dana BLM I butuh waktu dan ada proses yang harus
Kendala lain yang ada ketika pelaksanaan kegiatan adalah adanya masyarakat yang
protes/keberatan menanyakan mengapa mereka tidak mendapat bantuan dana. Dalam hal
ini pihak BKM memberi penjelasan bahwa masyarakat yang mendapat santunan sesuai
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
5.3. Perubahan-perubahan di masyarakat setelah pelaksanaan P2KP tahap I.
Hal sebenarnya yang ingin dicapai dalam P2KP adalah perubahan-perubahan positif
yang menjadikan masyarakat yang berdaya. Hal ini dikemukakan oleh Abdul Husen
Meskipun menurut penulis dana BLM I masih kurang cukup banyak, tapi penulis
melihat masyarakat sudah sangat bersyukur bisa merasakan manfaat dari pengalokasian
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
dana BLM I ini. Bapak Abdul Azki selaku ketua KSM Gelatik Bestari yaitu salah satu
Pernyataan lain diberikan oleh Muhari selaku Ketua KSM Surya Makmur yang
merupakan salah satu KSM dalam bidang pelatihan, yaitu pelatihan mengemudi
“Ya, saya sudah bisa menyetir, kawan-kawan yang lain juga seperti itu, saya
sendiri mungkin mau cari kerja yang sesuai dengan apa yang saya dapatkan
ini, mau kerja jadi sopir angkot, saya ada saudara yang bisa usahakan, yang
penting saya sudah bisa bawa mobil lah.”
(Wawancara tanggal 24 Desember 2008)
yang sudah di aspal. Masyarakat sekitar merasa sangat bersyukur dan merasakan
manfaatnya. Mereka menjadi merasa bertanggung jawab, hal ini karena merekalah yang
membangun jalan tersebut. Jadi penulis melihat ada semacam perasaan sama-sama
memiliki di antara masyarakat terhadap jalan-jalan yang sudah di aspal. Sedangkan bagi
Kepercayaan diri mereka telah lebih meningkat setelah sebelumnya mereka merasa sangat
tidak produktif. Mereka-mereka yang sudah punya keahlian mempunyai rencana untuk
meminjam dana bergulir yang menjadi prioritas pelaksanaan P2KP tahap BLM II nantinya.
Diantara mereka ada yang berkeinginan untuk meminjam dana untuk membuka usaha
sesuai keahlian yang sudah ia miliki, seperti yang diutarakan oleh Anna Novitri Lase selaku
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
ketua KSM Anggrek yang merupakan salah satu KSM yang bergerak dalam bidang
“Saya rencana mau sama kawan-kawan di sini mau buka usaha tukang jahit.
Minjam nanti kalo BLM II keluar, ya gabung juga lah sama uang dari kita
juga. Sayang punya keahlian gak dimanfaatkan, apalagi sekarang cari kerja
susah minta ampun, syukur juga lah ada P2KP di sini.”
(Wawancara tanggal 24 Desember 2008)
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan
mengenai P2KP.
1. Masalah kemiskinan adalah sebuah permasalahan yang sangat kompleks dan telah
sangat lama ada dan dicari berbagai usaha untuk mengentaskannya. Usaha-usaha
akar penyebab kemiskinan itu sendiri, yaitu keberdayaan masyarakat sebagai makhluk
sosial. Oleh sebab itulah timbul program pengentasan kemiskinan yang dinamakan
P2KP. P2KP sendiri merupakan salah satu dari banyak program yang dibawahi oleh
Dana P2KP dianggap hanyalah sebagai sarana dalam memberdayakan masyarakat. Hal
ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya bergantung dari bantuan pemerintah, namun
juga dengan bantuan pemerintah tersebut mereka bisa menjadikan diri mereka sendiri
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
berdaya. Hal ini seperti perumpamaan yang pernah penulis dengar, “Jangan beri ikan
kepada masyarakat, tetapi beri pancing agar mereka mencari ikan sendiri.”
2. P2KP di Kelurahan Sei Sikambing B sudah berjalan cukup baik dan terlaksana sesuai
alur siklus P2KP. Dana BLM yang sudah diberikan kepada masyarakat P2KP adalah
dana BLM I. Dana ini berasal dari Bank Dunia. Dana BLM I ini sudah dialokasikan
diprioritaskan untuk kegiatan lingkungan, hal ini dikarenakan kondisi lingkungan yang
3. P2KP di Kelurahan Sei Sikambing B dilaksanakan oleh BKM yang selalu didampingi
oleh Fasilitator Kelurahan. Anggota BKM adalah orang-orang yang memang tepat
ketidakjujuran dan sikap tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh anggota BKM.
4. Sikap masyarakat terhadap P2KP di Kelurahan Sei Sikambing B terbagi dua. Sebagian
besar masyarakat menyambut positif kegiatan ini dan sebagian lagi bersikap apatis.
Namun setelah BLM I berhasil berjalan dengan baik maka masyarakat yang bersikap
apatis tadi akhirnya mulai percaya dan berharap akan dapat ikut berpartisipasi dalam
5. Peran pemerintah daerah dalam hal ini penulis lihat masih terbatas pada peran pihak
Kelurahan. Meskipun demikian hal ini penulis anggap cukup dapat dimaklumi karena
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
BLM I ini masih dianggap sebagai proses awal dari pembelajaran masyarakat itu
sendiri. Pihak Kelurahan sendiri sudah berperan dan berpartisipasi dengan cukup aktif.
6. Penulis mendapati ada beberapa permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan P2KP
di Kelurahan Sei Sikambing B. Namun masalah-masalah itu dapat diatasi dengan sikap
kepala dingin pihak BKM. Hal ini sekali lagi menunjukkan sikap profesionalitas pihak
BKM.
7. Dapat diketahui adanya perubahan-perubahan yang cukup positif dari pola sikap
masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan P2KP. Mereka merasa punya
6.2. Saran.
Melihat dari pelaksanaan P2KP di Kelurahan Sei Sikambing B, ada beberapa saran
mereka akan lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan, hal ini dilakukan dapat dilakukan
oleh pihak BKM yang dibantu oleh masyarakat yang telah merasakan keberhasilan
Sikambing B.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
4. Perlunya sikap komitmen yang lebih tinggi dari anggota BKM dalam menjalankan
tugas kemasyarakatan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Abdul Wahab, Solichin. Analisis Kebijakan: dari formulasi ke implementasi kebijakan
Negara. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Jones, Charles O. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta, PT. Raja Hrasindo Persada, 1991.
Korten, C. David. Menuju Abad Ke-21: Tindakan Sukarela dan Agenda Global. Jakarta,
Yayasan obor Indonesia, 2002.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, yogyakarta, Universitas Gajah Mada
Press, 1990
Putra, Fadillah. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik. Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2003.
Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial. Bandung, Alfabeta, 2005.
Suharto, Edi. dkk., Kemiskinan dan Keberfungsian Sosial: Studi Kasus Rumah Tangga
Miskin di Indonesia, Bandung: STKSPress, 2004.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta, YPAPI dan
Lukman Offset, 2003.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Tangkilisan, Hessel Nogi S. Implementasi Kebijakan Publik: Transformasi Pikiran
George Edwards. Yogyakarta, YPAPI, 2003.
INTERNET:
http://www.pu.go.id/publik/P2KP/Des/memahami99.htm
www.p2kp.org
www.pemkomedan.go.id
www.pnpm.org
HASIL WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan Abdul Husen (27 thn) selaku Fasilitator Kelurahan.
A. Penafsiran.
Jawab:
Utara yang cukup banyak. Oleh karena itu dibutuhkan program-program yang
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
realisasinya ke masyarakat. Sebenarnya program kemiskinan itu banyak, Cuma
pelakunya adalah pemerintah dan sering salah sasaran. P2KP dibentuk supaya
• Menurut bapak prinsip-prinsip apa saja yang harus dipegang dalam pelaksanaan
P2KP?
Jawab:
B. Pengorganisasian.
• Apakah pelaksanaan P2KP di kelurahan ini memiliki program kerja yang jelas?
Jawab:
Menurut hemat saya sudah sangat jelas, karena mulai dari persiapan administrasi
masyarakat sudah diajari cara membuat proposal. BKM membuat rencana anggaran
biaya, dan setiap pembelian sekecil apapun itu harus ada bonnya. Inilah letak
transparansi itu tadi, atau tertib administrasi. Yang memberi penjelasan untuk hal-
hal itu tadi adalah saya sebagai fasilitator kelurahan dan dilakukan ketika sosialisasi
awal. Tapi setelah adanya BKM pihak masyarakat jika ingin bertanya, maka
bertanya kepada pihak BKM saja dan BKM bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan masyarakat. Tapi ketika ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa
dijawab oleh BKM maka tidak ada salahnya saya harus turun untuk menjawab
• Apakah sumber daya yang ada baik SDM, keuangan, dan fasilitas cukup
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Jawab:
• Menurut bapak apakah anggota BKM yang terpilih adalah orang-orang yang tepat
P2KP?
Jawab:
Yang duduk di sini di BKM menurut saya adalah orang-orang yang pantas, memang
dari awal masuknya P2KP agak kacau. Setelah terpilih menjadi anggota BKM saya
lihat kinerja mereka agak bagus. Untuk melakukan team work mereka betul-betul
mampu dan bekerja sesuai tupoksi. Jadi tupoksi ini berjalan sesuai dengan aturan-
aturan yang ada dan Alhamdulillah ketika ada LPJ masyarakat tidak ada yang
• Bagaimana dengan fasilitas yang tersedia di BKM, apakah sudah cukup baik?
Jawab:
Kalau fasilitas kurang cukup. Sebenarnya BKM harus punya computer supaya
Segalanya sebenarnya tidak boleh pakai tulis tangan. Printer juga seharunya ada.
Tapi kita jugakan harus melihat dana yang diberikan oleh P2KP ini bukanlah
program ini, swasta maupun BUMN. Dan arah ke sana sudah ada, kita kemarin
sudah berbicara dengan pihak jamsostek, jadi mereka ada program juga untuk
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
pemberdayaan masyarakat sekitar 2,5 % atau 2%, itulah yang ingin kita ambil, jadi
Jawab:
Dana P2KP dari Bank Dunia 50% dan APBN 50%. BLM I, II, III untuk tahap
• Apakah menurut bapak dana yang didapat sudah mencukupi untuk melaksanakan
Jawab:
Kurang cukup menurut saya. Jumlah KK miskin banyak, sementara untuk dana
yang belum terbantu, tapi sebenarnya bukan dana bantuan itu yang kita harapkan,
ini Cuma dana rangsangan saja, yang kita harapkan dalaha perubahan moral
masyarakat itu tadi. Kita harus bersyukur juga, dengan adanya program ini
pastilah ada. Masyarakat ini kan tidak pernah puas, dikasi uang segunung mau
minta dua gunung, masyarakat ini seperti itu, tidak pernah puas. Tetapi masyarakat
sudah merasakan sudah cukup membantu, dan ada proses pembelajaran. Masyrakat
mendapatkan dana ini bukan gampang, ada prosesnya, bukan dipersulit, maksudnya
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
bikin proposal, dan ini termasuk proses pembelajaran. Ini proses pembelajaran, baik
• Manakah di antara bidang pelaksanaan yang mendapat perhatian lebih besar dalam
Jawab:
Lingkungan lebih banyak, soalnya dikelurahan ini kalau hujan sering banjir, gang-
Jawab:
Kalau dari pemda pasti ada, karena apapun ceritanya mereka harus menyediakan
dana untuk P2KP. Contoh partisipasi mereka seperti pihak kelurahan. Pak lurah
adanya bantuan dari pak lurah dan kepling maka program ini tidak berjalan. Dari
C. Penerapan
• Apakah pernah diadakan sosialisasi tentang P2KP kepada masyarakat dan siapakah
yang mensosialisasikannya?
Jawab:
dengan bantuan pak lurah itu tadi. Setelah berkumpul maka dijelaskan apa itu
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
P2KP. Dengan mengertinya masyarakat tentang P2KP maka program akan semakin
mudah berjalan. Bentuk lain sosialisasi adalah dalam bentuk media seperti poster
dan spanduk.
• Apakah menurut bapak P2KP di kelurahan ini dilaksanakan secara transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan?
Jawab:
Mulai dari print out Bank kita photo copy dan ditempelkan di papan informasi di
gang-gang dibuat papan informasi dan itu menjadi sebuah uji publik. Nama-nama
yang mendapat bantuan ditempelkan di situ, jadi ada tanggapan dari masyarakat,
misalnya jika ada yang dianggap kaya oleh masyarakat maka mereka bisa melapor.
Selama ini ada laporan seperti itu, tapi setelah diinvestigasi itu cuma sentiment saja,
Jawab:
Saya nilai cukup maksimal. Meskipun tanggapan negatif selalu ada. Cuma
bagaimana yang penting program ini dilakukan dengan benar sesuai aturan-aturan
yang ada di P2KP. Contoh tanggapan sinis masyarakat biasanya berupa ucapan-
ucapan seperti “apa tuh P2KP, cuma rapat-rapat saja”. Hal itu lebih karena
masyarakat sudah terbiasa dengan bantuan-bantuan instant dan cara berpikir mereka
yang agak pragmatis. Dalam P2KP yang dilakukan adalah pembelajaran. Diberikan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
kepada mereka muatan-muatan agar menjadi berdaya. Jadi dalam P2KP bukan
masyarakat. Yang tadinya masyarakat tidak berdaya menjadi berdaya, tidak jujur
menjadi jujur, rasa kebersamaan lebih kuat, rasa partisipasi menguat, ini harapan
kita, sehingga nanti jika ada program pengentasan kemiskinan lain yang disalurkan
pemerintah akan gampang menyalurkan bantuan, tidak lagi bentuk instant. Contoh
perubahan di masyarakat adalah yang tadinya tidak bisa membentuk forum diskusi
dan berbicara di dalamnya sekarang sudah tidak seperti itu lagi, sudah mulai kritis,
masyarakat sudah bisa melakukan monitoring dan evaluasi, mereka bisa melihat
cara kerja P2KP dan BKM. Berarti ini menunjukkan adanya perubahan. Tadinya
masyarakat apatis dan memiliki mindset yang tidak baik terhadap program
pemerintah, dan sejak P2KP ini dilaksanakan maka sudut pandang masyarakat
sudah mulai berubah, mereka sudah lebih bersikap positif karena mereka
menganggap P2KP ini adalah program yang bisa membuat mereka lebih baik.
• Apa saja kendala-kendala yang bapak lihat dalam pelaksanaan P2KP di kelurahan
ini?
Jawab:
Kendalanya dari BKM tidak ada. Dari masyarakat ada, untuk mengisi proposal itu
• Apakah menurut bapak P2KP sudah memberi perubahan yang positif di kelurahan
ini?
Jawab:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Perubahan di sini sudah terlihat, baik moral maupun intelektual. Maka ketika mau
Jawab:
Saran saya untuk BKM adalah tetap bekerja dan konsisten dan jangan luntur
semangat juang. Masyarakat teruslah mendukung program ini dan berpikir positif.
Masyarakat (BKM).
Jawab:
Jawab:
kriterianya seperti rumah yang terbuat dari papan, penghasilan di bawah standar,
kita terjun langsung ke lingkungan-lingkungan. Jadi kita melihat sendiri, kita Tanya
berapa penghasilan mereka,pekerjaannya apa, nah dari situ kita tau dia miskin atau
tidak.
B. Pengorganisasian.
• Menurut ibu apakah pelaksanaan P2KP ini sudah memiliki prosedur yang jelas?
Jawab:
Jelas, ditangani oleh masing-masing bidang. Tanggung jawab masalah sosial ada di
UPS, dananya adalah dana hibah, tidak dikembalikan karena bukan berupa
untuk betonisasi jalan. Selain itu juga ada swadaya masyarakat. Misalnya ada
kegiatan mereka menyumbang makanan dan tenaga. Untuk lingkungan ada tukang
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
• Menurut ibu apakah anggota BKM yang terpilih adalah orang-orang yang tepat dan
Jawab:
Insya Alloh. Yang saya lihat selama ini mereka mudah-mudahan adalah orang-
Caranya kita tidak diberitahu secara terbuka dan tidak ada calon, maksudnya tidak
ada kampanye untuk calon aggota BKM. Masyararakat yang diambil penilaiannya
siapa yang mereka anggap cocok untuk duduk di BKM. Jadi mereka menunjuk. Jadi
yang terpilih itu harus bertanggung jawab. Waktu pemilihan ada 12 lingkungan dari
22 lingkungan. Alasan yang tidak ikut adalah karena mereka menganggap tidak ada
manfaatnya dan Cuma rapat-rapat saja. Jadi terpilihlah dari lingkungan ini dan
dibawa ke kelurahan untuk dipilih lagi diantara calon dari lingkungan lain. Jadi
tidak ada rekayasa. Anggota BKM diangkat dari calon-calon koordinator yang
dipilih tadi. Anggota BKM sekarang yang aktif tidak semua, karena tidak bergaji.
Biarpun tidak tiap rapat ikut tapi minimal mereka datang tiap bulan sekali. Dan jika
ada pelaksanaan dilapangan mereka ikut. Jadwal rapat kita sudah ada, jadi mana
yang mau kerja ayo kerja dan tidak ada yang mengeluh.
Jawab:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
termasuk pemanfaat dana. Jadi masyarakat lingkungan yang memilih, kira-kira
siapa yang dapat bertanggung jawab untuk mengelola dana BLM dari lingkungan
Intinya masyarakat sendirilah yang memilih siapa yang dapat mereka percaya untuk
Contohnya KSM pelatihan menjahit ada sebelas orang. Kesebelas orang ini
membentuk KSM. KSM itu cuma tiga orang, ketua, sekretaris, dan bendahara.
• Dari mana dana BLM untuk pelaksanaan P2KP ini didapat dan berapa jumlahnya?
Jawab:
Dana BLM berasal dari Bank Dunia dan APBD. Disalurkan ke rekening BKM yang
ada di BANK SUMUT cabang Sei Sikambing B. Jumlah BLM I 100 juta, dibagi
untuk tiap kegiatan tridaya. Lingkungan 70%, sosial 10%, dan ekonomi 20%.
• Apakah menurut ibu dana yang didapat sudah mencukupi untuk melaksanakan
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Ada tiga unit. Unit lingkungan, sosial, dan keuangan. Unit lingkungan diketuai
Deni, unit sosial diketuai bu Sondang, dan unit keuangan diketuai bu Siti.
kelurahan ini?
Jawab:
Komitmen mereka ada. Mereka memantau dan kami harus bertanggung jawab
kepada mereka juga. Mereka datang setiap selesai kegiatan. Kalau dari kecamatan
adan PJOK.
• Bagaimana komunikasi dan koordinasi antara BKM dengan unit-unit pelaksana dan
Jawab:
KSM dan terakhir dirangkum oleh faskel dan dikirim ke KORKOT, kemudian
Jawab:
Peran kelurahan banyak. Kita selalu meminta arahan dari pak lurah. Kami juga
C. Penerapan.
• Apakah pernah diadakan sosialisasi tentang P2KP kepada masyarakat dan siapakah
yang mensosialisasikannya?
Jawab:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Sering, masyarakat kumpul, dikasi pengarahan hampir tiap minggu. Yang
• Apakah menurut ibu pelaksanaan P2KP ini memiliki program kerja yang jelas?
Jawab:
Jawab:
Jika BKM rapat anggota KSM juga diundang. Kalau gak bisa datang semuanya
ketuanya aja pun jadi. Umpamanya ada yang harus mereka ketahui. Ini agar mereka
Jawab:
Untuk betonisasi jalan KSM mengambil dana melalui tiga tahapan, tahap pertama
pencairan dana sebesar 10% yang harus mereka gunakan untuk membeli bahan-
bahan, apabila sudah terbeli maka diberikan lagi 60% untuk pelaksanaan tahap
awal, jika betonisasi sudah setengah jalan atau hampir siap diberi lagi 30% untuk
penyelesaian proyek. Kalau KSM pelatihan-pelatihan cuma dua kali tehap pencairan
dana. Masing-masing tahap 50%. Jadi KSM tidak langsung diberikan semua uang
sekaligus, hal ini gunanya agar penggunaan dana lebih terarah dan jelas.
Jawab:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Sertifikat mereka dapat, kalau pelatihan menjahit pesertanya dapat sertifikat dari
tempat menjahitnya, begitu juga pelatihan yang lain. Tapi ada juga peserta yang
belum mengambil sertifikat yang ada sama BKM. Ada yang udah pergi dan kerja.
Jawab:
Gimana ya, sambutan mereka bagus, dan sangat mendukung. Sebelum memulai
semuanya kita mendata siapa-siapa saja yang kurang mampu dan tidak ada KKN.
Jawab:
bersyukur.
Jawab:
dicatat segala pengeluaran dan ada papan proyek yang harus ada sebelum betonisasi
jalan agar masyarakat tau bakal ada betonisasi jalan. Jadi berapa dana P2KP
penyimpangan. Kalau untuk pelatihan salon juga ada hal yang seperti itu. Dan untuk
kegiatan sosial diadakan di kantor kelurahan baik santunan anak kurang mampu dan
jompo. Untuk anak kurang mampu berupa tas dan buku, sedangkan jompo diberikan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
sembako. Acara itu dihadiri lurah dan PJOK dari kecamatan. Jadi mereka
yang tugasnya mencatat pendanaan, dan itu diperiksa oleh utusan dari KORKOT I.
• Bagaimana bentuk pertanggung jawaban pihak BKM kepada pemerintah daerah dan
masyarakat?
Jawab:
melaporkan apa-apa saja kegiatan yang kita lakukan dan berapa dana yang
dihabiskan untuk itu. Kalo ke masyarakat ada selebaran berisi LPJ singkat, itu cuma
1 lembar saja.
• Apa saja kendala-kendala yang ibu lihat dalam pelaksanaan P2KP di sini?
Jawab:
ini berjalan baik masyarakat mulai percaya. Mereka marah kepada keplingnya
Jawab:
Sebabnya yang pasti karena dia gak perduli sama masyarakat lingkungannya
sendiri, yang gak mau ngomong kayak gini, ‘mana ada tu, buat capek aja, dulu pun
ada kayak gitu, cakap-cakap aja program ini, tapi kenyataannya gak ada’. Bahkan
faskel sendiri sempat berdebat sama yang ngomong kayak gitu tadi, tapi faskel gak
mau kasi tau namanya. Ada kepling yang bilang, ‘Ngapain susah-susah kasi
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
masyarakat, kasi aja sama kami, biar kami yang urus’, sementara program ini kan
gak boleh pegawai pemerintah yang megang, harus masyarakat sendiri yang urus.
Ada diundang kepling-kepling ke kelurahan, atau ada juga kepling yang kirim wakil
dari lingkungan dia, pernah kepling yang gak ikut itu di undang, tapi dia merasa
lebih tinggi dari kami, kami gak dianggap, kayak orang gak berpendidikan dianggap
kami ini. Kami dating ke lingkungan nawarkan bantuan P2KP, masyarakatpun dah
mau. Jadi kami suruh bikin proposal, kalo gak bisa kami Bantu. Waktu dah siap
mereka bikin. Kami minta mereka jumpa kepling untuk minta tanda tangan. Tapi
kepling malah suruh kami yang datang jumpai dia. Masyarakat bilang ke kepling,
‘gak mungkin orang BKM jumpa bapak minta teken, kan kami yang minta sama
BKM, masa malah BKM jumpai bapak’. Terakhir keplingnya tetap gak mau teken.
Mereka kepling itu juga kadang-kadang fitnah kami. Pernah kami bakar-bakar ikan
Jawab:
Masyarakat semakin percaya kepada program P2KP. Yang sudah punya skill
mungkin bisa pinjam dana bergulir pada BLM II untuk membuka usaha sendiri.
Jawab:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Asriandy selaku Lurah di Kelurahan Sei
Sikambing B.
Penafsiran
Jawab:
Latar belakangnya adalah kemiskinan yang sangat kompleks, baik dari segi budaya,
• Menurut bapak apa-apa saja nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang harus dipegang
Jawab:
Jawab:
Sudah, menurut saya P2KP di sini dilaksanakan secara transparan dan tanggung
jawab. LPJ nya ada sama saya. Bahkan waktu pembacaan LPJ saya, camat, dan
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Pengorganisasian
Jawab:
Menurut saya P2KP dalam pelaksanaanya sudah memiliki program yang jelas dan
baik. Saya sudah melihat sendiri rancangan kegiatan mereka, dan bagi saya itu
cukup jelas.
Jawab:
Fungsinya ya untuk mendukung terlaksananya P2KP di sini. Baik SDM dan fasilitas
Jawab:
Bentuk komitmennya adalah bahwa pemerintah serius mendukung program ini dan
Penerapan
Jawab:
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Jawab:
Menurut saya masyarakat sudah cukup baik disiplinnya, Cuma perlu ditingkatkan
Jawab:
Kendala ada. Contohnya yang saya liat ada masyarakat yang juga mengeluh tentang
dana BLM, kenapa belum cair, tapi saya konfirmasi lagi ke BKM ternyata memang
kelurahan ini?
Jawab:
Menurut saya sudah memberikan perubahan yang cukup positif. Seperti jalan-jalan
yang sudah dibeton dan diberikannya bantuan kepada orang-orang yang kurang
mampu.
Jawab:
Saran saya semoga anggarannya ditambah lagi, masih kurang menurut saya. Dan
kalau bisa ada honor untuk petugas P2KP agar mereka lebih semangat dalam
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3. Jalan yang telah diaspal di Jl. Tempua
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6. Jalan yang telah diaspal di Jl.Belibis
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 7. Jalan yang telah diaspal di Jl. Merak
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 9. Jalan yang telah diaspal di Jl. Kadar.
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 11. Kantor Kelurahan Sei Sikambing B
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009
Andika Putra : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Sei
Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009