Anda di halaman 1dari 2

Forum Penghuni Rumah Negara (FPRN) Bandung Forum Penghuni Rumah Negara (FPRN) Bandung, suatu organisasi

kemasyarakatan berbadan hukum yang beranggotakan para Eks. Karyawan Kereta Api di Wilayah Bandung dan sekitarnya
menyatakan sikap tegas bahwa : Tanah dan Rumah Negara yang dihuni Eks. Karyawan Kereta Api BUKAN MILIK PT. KERETA
API INDONESIA (PERSERO) sehingga pihak tersebut tidak berhak menyewakan dan/atau memagar/mengosongkan tanah dan
rumah negara tersebut serta mendesak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung untuk segera menghentikan
perbuatan melawan hukum tersebut. Berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut : A. Berkenaan Dengan Tanah Negara 1) Bahwa,
Peraturan Pemerintah no. 38 tahun 1963 tentang Penunjukkan Badan-Badan Hukum Yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas
Tanah, pasal 1 menegaskan bahwa PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak termasuk Badan Hukum yang mempunyai hak milik
atas tanah negara. 2) Bahwa, berkenaan dengan beberapa Sertifikat Hak Pakai (SHP) a.n. Departemen Perhubungan c.q. PJKA:
a. Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir SHP no. 1 terbit tahun 1988 Gambar situasi no. 303/1988 tgl. 15 Februari 1988
Luas Hamparan 96.000 m2 dengan keterangan SEBIDANG TANAH KOSONG SHP diterbitkan tgl. 16 Juni 1988 b. Kelurahan
Husen Sastranegara, Kecamatan Cicendo SHP no. 2 terbit tahun 1988 Gambar situasi no. 305/1988 tgl. 15 Februari 1988
Luas Hamparan 76.920 m2 dengan keterangan SEBIDANG TANAH KOSONG SHP diterbitkan tgl. 11 Juni 1988 c. Kelurahan
Arjuna, Kecamatan Cicendo SHP no. 6 – 3085 terbit tahun 1988 Gambar situasi no. 306-307/1988 tgl. 15 Februari 1988
Luas Hamparan 67.173 m2 dengan keterangan SEBIDANG TANAH KOSONG SHP diterbitkan tgl. 15 Februari 1988 d.
Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo SHP no. 6 – 30... terbit tahun 1988 Gambar situasi no. ...... tgl. 15 Februari 1988
Luas Hamparan 147.192 m2. SHP diterbitkan tgl. 16 Juni 1988 e. Kelurahan Kacapiring, Kecamatan Batununggal SHP no. 6 –
3087 terbit tahun 1988 Gambar situasi no. 316/1988 tgl. 15 Februari 1988 Luas Hamparan 344.000 m2 SHP diterbitkan tgl.
16 Juni 1988 f. Kelurahan Samoja, Kecamatan Batununggal SHP no. 1 – 3077 terbit tahun 1988 Gambar situasi no. 317-
318/1988 tgl. 15 Februari 1988 Luas Hamparan 165.768 m2 dengan keterangan SEBIDANG TANAH KOSONG SHP diterbitkan
tgl. 16 Juni 1988 g. Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong SHP no. 1 terbit tahun 1988 Gambar situasi no.
321/1988 tgl. 15 Februari 1988 Luas Hamparan 188.741 m2 dengan keterangan SEBIDANG TANAH KOSONG SHP
diterbitkan tgl. 11 Juni 1988 Data yuridisnya tidak a.n. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sehingga menurut Peraturan Pemerintah
no. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah pasal 31 ayat 1, SHP tersebut bukan tanda bukti hak PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) atas tanah negara yang dimaksud SHP tersebut. Hal ini ditegaskan pula dalam pasal 32 yang menyatakan bahwa suatu
subyek hukum dapat dinyatakan sebagai pemilik hak atas tanah, bilamana dapat membuktikan dengan sertifikat hak atas tanah
3) Bahwa, berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
Atas Tanah pasal 45 ayat 3, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak bisa mendapat Hak Pakai. Hal ini ditegaskan dalam
penjelasan pasal 45 tersebut di atas yang menyatakan bahwa hak atas tanah yang tertera dalam SHP a.n. Departemen
Perhubungan c.q. PJKA tidak dapat dialihkan ke PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Jadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak
memiliki alas hak atas tanah negara tersebut. 4) Bahwa, Peraturan Pemerintah no. 57 tahun 1990 tentang Pengalihan Bentuk
PJKA Menjadi PERUMKA pasal 8 ayat 3 menyatakan perlunya penyertaan modal disertai dengan penetapan Menteri Keuangan.
Demikian pula, dalam PP 19 tahun 1998 tentang Pengalihan Bentuk PERUMKA Menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO)
mensyaratkan hal yang sama, agar diperoleh kepastian apakah tanah dan rumah negara yang saat ini dihuni Eks. Karyawan Kereta
Api yang ada di Wilayah Bandung dan sekitarnya turut dialihkan atau tidak. Jadi pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak bisa
semaunya mengaku tanah dan rumah negara tersebut miliknya bila tidak ada penetapan Menteri Keuangan tersebut. Hak
Penghuni: Bahwa, Undang-Undang no. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria pasal 9 ayat 2
mengindikasikan bahwa Eks. Karyawan Kereta Api yang ada di Wilayah Bandung dan sekitarnya beserta keluarganya memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah yang ditempatinya selama ini. Bahwa, Keputusan Presiden no.
32 tahun 1979 tentang Pokok - Pokok Kebijaksanaan Dalam Rangka Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal Konversi Hak - Hak
Barat pasal 5 mengindikasikan bahwa Eks. Karyawan Perusahaan Kereta Api yang ada di Wilayah Bandung dan sekitarnya beserta
keluarganya memiliki prioritas untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah yang telah ditempatinya selama ini. B. Berkenaan
Dengan Rumah Negara Bahwa, rumah negara tersebut sudah ditempati Eks. Karyawan Kereta Api yang ada di Wilayah Bandung
dan sekitarnya beserta keluarganya selama lebih dari 30 tahun berturut-turut dengan Surat Izin Penghunian yang sah dan segala
biaya yang berhubungan dengan rumah negara tersebut ditanggung oleh penghuni. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa rumah
negara yang dihuni tersebut termasuk rumah negara golongan III. Bahwa, Peraturan Menteri Keuangan no.138/PMK.06/2010
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Rumah Negara pasal 12 ayat 3 menyatakan: “Pemindahtanganan dengan
mekanisme tukar menukar, hibah atau penyertaan modal pemerintah pusat hanya dapat dilakukan terhadap Barang Milik Negara
berupa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II.” Dengan demikian, rumah negara golongan III yang dihuni Eks,
Karyawan Kereta Api bukan milik PT. Kereta Api Indonesia (persero) karena tidak termasuk penyertaan modal pemerintah pusat.
Bahwa, Undang-Undang no. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 49 ayat 2 menyatakan: “Bangunan milik
negara/daerah harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.” Pihak PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) DAOP 2 Bandung tidak memiliki bukti status kepemilikan atas rumah negara golongan III yang dihuni Eks. Karyawan
Kereta Api di wilayah Bandung dan sekitarnya. Bahwa, dalam surat no. 260/KOM/VI/D.2-2010 tertanggal 26 Juni 2010 kepada
PP/Pokja.MRD.R-III/CRT Bandung, pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung menyatakan bahwa Rumah Dinas
merupakan aset negara yang berwenang untuk menjual adalah pemerintah, PT. Kereta Api Indonesia hanya diberi wewenang untuk
mengelola. Hak Penghuni: 1) Bahwa, Eks. Karyawan Kereta Api yang ada di Wilayah Bandung dan sekitarnya secara hukum
berhak mengajukan permohonan pengalihan hak atas status rumah negara golongan III yang dihuninya sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang masih berlaku sebagai berikut : Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1974 tentang
Pelaksanaan Penjualan Rumah Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1982 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Penjualan Rumah Negeri, Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara sebagai-mana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara, Peraturan Presiden
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan Status, Pengalihan Status dan Pengalihan Hak atas Rumah
Negara, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan Status,
Pengalihan Status dan Pengalihan Hak atas Rumah Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Teknis Pengadaan, Pendaftaran, Penetapan Status, Penghunian, Pengalihan Status dan Pengalihan Hak atas Rumah
Negara, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.06/2010 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Rumah Negara
yang ditindaklanjuti dengan Siaran Pers Menteri Keuangan No. : 168/HMS/2010, 23 September 2010, Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM 23 Tahun 2010 tentang Penatausahaan dan Pengelolaan Rumah Negara di Lingkungan Kementerian
Perhubungan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 2) Bahwa, Eks. Karyawan
Kereta Api juga memiliki hak konstitusional atas tempat tinggal sebagai hak asasi manusia yang dijamin dan dilindungi Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 Perubahan Kedua yaitu : “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” (Pasal 28H angka 1) “Setiap
orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.”
(Pasal 28H angka 4). C. Berkenaan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Bahwa, berbagai peraturan perundang-undangan di atas
menegaskan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak memiliki alas hak atas tanah dan rumah negara golongan III yang dihuni Eks.
Karyawan Kereta Api, sementara, para penghuni mendapat prioritas hak untuk memiliki tanah dan rumah negara tersebut. Oleh
karena itu, terhadap segala upaya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung yang meminta penghuni untuk membayar
biaya sewa yang tinggi dan/atau memagar/mengosongkan rumah melalui suratnya yang disampaikan secara masif dan
berkelanjutan dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum dengan alasan-alasan sebagai berikut: Tindakan tersebut
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung tidak memiliki alas
hak atas tanah dan rumah negara golongan III yang dihuni Eks. Karyawan Kereta Api sehingga upaya memungut sewa yang tinggi
dan/atau tindakan pemagaran/ pengosongan rumah merupakan perbuatan main hakim sendiri (eigenrichting). Adanya kerugian
immateril pada para penghuni rumah negara di wilayah Bandung dan sekitarnya, yang mana mereka merasa kuatir, cemas, dan
tertekan atas tindakan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) secara masif dan berkelanjutan tersebut. Bahwa, faktanya upaya
pengosongan rumah yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung tidak pernah didasari oleh suatu putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) baik dalam perkara pidana, perdata maupun tata usaha
negara. Bahwa, Pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung dengan sengaja memungut sewa yang tinggi dari
penghuni atas tanah dan rumah negara tetapi tidak menyetorkannya ke Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara sehingga ada
dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara. Bahwa, menyikapi perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung tersebut maka kami akan melakukan upaya litigasi maupun non-
litigasi agar hak-hak para Eks. Karyawan Kereta Api tetap terlindungi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mengakhiri uraian di atas, kajian hukum tahun 2015 dari KAA-HAN Fakultas Hukum Universitas Indonesia mengenai Status Tanah
dan Rumah Yang Dihuni Eks. Karyawan Kereta Api menyatakan bahwa “Penyertaan modal negara (inbreng) kepada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) harus dibuktikan dengan penetapan Peraturan Pemerintah dan perubahan sertipikatnya menjadi sertipikat a.n.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero).” dan juga mengacu pada “Rekomendasi Akhir” KOMNAS HAM No. : 1.067/K/PMT/V/2012
kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) “untuk menghentikan cara-cara yang tidak manusiawi dalam melakukan pengosongan
rumah dinas, misalnya dengan melakukan intimidasi”, maka Forum Penghuni Rumah Negara (FPRN) Bandung dengan
ini mendesak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung untuk segera menghentikan upaya menyewakan dan/
atau memagar/mengosongkan tanah dan rumah negara yang ditempati Eks. Karyawan Kereta Api yang ada di Wilayah Bandung
dan sekitarnya. Kami juga mendesak Aparat Penegak hukum untuk bertindak tegas dan jangan membiarkan perbuatan main
hakim sendiri (eigenrichting) dan intimidasi yang dilakukan oleh siapa pun kepada siapa pun. Demikian sikap tegas FPRN tentang
penolakan dan desakan penghentian berbagai tindakan arogan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menjadi perhatian semua
pihak Bandung, Oktober 2015 Pimpinan Forum PRN Bandung Tentang Kami: www.fprnbandung.blogspot.co.id

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fprn_bandung/pernyataan-sikap-fprn-bandung_56163355a523bd781399c17b

Anda mungkin juga menyukai