Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KIMIA ANALITIK

PEMICU – 1
Metoda Analisis Kandungan Flour dalam Air Mineral

Kelompok 11

 Farah Moulydia 1306370650


 Ivander Christian Sihombing 1306449126
 Linggar Anindita 1306392954
 Makhdum Muhardianaputra 1406643091

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

OKTOBER 2014

DEPOK
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karuani-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Pemicu IMetoda Analisis Kandungan
Flour dalam Air Mineral ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas PBL Kimia Analitik dan juga sebagai media pembelajaran yang mandiri untuk
dapat lebih memahami topik mengenai metoda untuk menganalisa flour dalam air mineral
beserta isu-isu yang mungkin kami hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses penulisan makalah ini, kami menemui banyak kesulitan. Namun, berkat
bantuan dan bimbingan berbagai pihak, makalah ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, kami mengucapkan kepada:

1. Dr. Dianursanti, S.T., M.T. selaku fasilitator dan pembimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.
2. Kak Tiara yang telah membantu penulis dalam pemeriksaan tugas-tugas sehingga
penulis mengetahui cara pembuatan laporan yang baik dan benar, dan
3. Teman-teman kelompok 11 yang selalu kompak dan solid walaupun dihadapkan oleh
situasi yang sesulit apapun itu.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu

Kami menyadari bahwa baik dalam segi sistematika penyusunan maupun materi yang
dipaparkan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap agar adanya kritik
dan saran yang sekiranya dapat membantu kami untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Depok, 13 Oktober 2014

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 3

BAB IPENDAHULUAN ................................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4

1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 4

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5

BAB II ISI ....................................................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1Komponen - komponen dalam potensiometri ................................................................. 9
Gambar 2 Elektroda Kalomel (kiri) dan Elektroda Perak (kanan) ............................................... 10
Gambar 3 Elektroda Membran Kaca ............................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fluor atau yang lebih dikenal sebagai fluorida adalah sebuah unsur golongan VII dalam
tabel periodik yang mudah bereaksi. Fluor dapat ditemukan didalam semua air natural seperti air
laut dan air bawah tanah pada konsentrasi tertentu. Efek samping dan negatif akibat fluor
didalam tubuh inilah yang meresahkan masyarakat. Informasi mengenai dampak negatif ini juga
tersebar melalu media sosial dan media yang lain. Belum lagi berita yang beredar adalah
keberadaan fluor tersebut merupakan disengaja oleh pihak tertentu untuk melemahkan kesehatan
masyarakat Indonesia. Hal ini semakin memperparah keresahan dan ketidak percayaan
masyarakat pada produk minuman dan makanan yang ada, khususnya produk air mineral.

Untuk mencegah semakin meluasnya isu tersebut yang belum diketahui kebenarannya
maka diperlukan metoda analisa yang tepat untuk mengetahui apakah benar ada kandungan fluor
dan kalau memang ada kandungan fluor berapakah kandungan fluor tersebut. Kemudian efek
negatif apa saja yang dapat ditimbulkan bagi tubuh manusia apabila fluor terkonsumsi dan
berapa batas aman maksimum fluor yang boleh dikonsumsi oleh manusia.

Ada beberapa metode yang mungkin dapat digunakan untuk analisis tersebut seperti
potensiometri, volumetri, gravimetri, elektrolisa dll. Semua metode tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan masing – masing dalam hal analisis. Setelah mengetahui berapa
kandungan fluor dalam air mineral maka isu yang berkembang dapat kita klarifikasi
kebenarannya sehingga dapat mencegah terjadinya keresahan masyarakat yang berkepanjangan.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sifat fisika dan kimia fluor serta dampaknya bagi kesehatan manusia
2. Mengetahui metode – metode yang dapat digunakan untuk analisis fluor dalam air
mineral
3. Memahami cara perhitungan dengan metoda yang digunakan dalam analisis fluor
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode – metode dalam analisi fluor
5. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari metode – metode dalam analisis fluor
1.3 Rumusan Masalah

1. Mengetahui cara dan prinsip kerja dari metode analisis fluor dalam air mineral
2. Memahami mengenai pembahasan dan materi tentang elektrokimia, potensiometri,
gravimetri, Volumetri, kalibrasi dan larutan standar
BAB II
ISI

1. Menanggapi masalah yang telah dijelaskan, sikap apa yang harus dikembangkan
sebagai seorang sarjana lulusan Teknik Kimia UI yang paham mengenai sifat – sifat
bahan kimia, agar dapat meredakan keresahan masyarakat sekitar terhadap isu
yang berkembang.

Jawaban :
Sebagai sarjana lulusan Teknik Kimia UI, kami tidak langsung mempercayai isu tersebut
dan berusaha meredakan isu tersebut di masyarakat. Kemudian kami akan melakukan penelitian
dan meyakinkan apakah benar ada kandungan fluor dalam air mineral dan menjelaskan kepada
masyarakat bahwa fluor diperbolehkan untuk dikonsumsi tetapi dengan batasan tertentu. Apabila
kita telah mengetahui jumlah kuantitatif fluor dalam air mineral dan ternyata hasil tersebut masih
masuk nilai ambang batas fluor dalam tubuh maka kita dapat meredakan sekaligus menepis isu
tersebut dengan hasil yang telah dapatkan dari penelitian pada air mineral tersebut.

2. Dapatkah anda menjelaskan apakah fluorida itu dari aspek kimianya dan
bagaimana dampaknya terhadap kesehatan jika terkandung dalam suatu produk
minuman ?

Jawaban :
Sifat fisika dan kimia fluorida (F2) :

 Berat Molekul = 38
 Massa jenis gas @21oC (70oF) = 0.0106 lb/ft2(1.7 kg/m3)
 Tekanan uap @ 20oC (68oF) = >760 mmHg
 Titik didih @ 1 atm = -188.2 oC (-306.8 oF)
 Titik beku @ 1 atm = -83.6 oC (-118.43 oF)
 Spesifik gravity @21oC (70oF) = 1.86
 Kelarutan dia air @21oC(77oF) = 1.69
 Spesifik volume @21oC (70oF) = 10.17 lb/ft3 (0.635 m3/kg)
 Tekanan kritis = 756.4 psia (5215 kPa abs)
 Penampakan, bau dan keadaan = berwarna kuning pucat kehijauan, bau menyengat dan
menyedak, keadaan gas

Stabilitas dan Reaktivitas

Fluorida bereaksi dengan air atau uap air di udara untuk membentuk suatu campuran
yang mengandung hidrogen fluorida atau asam hidrofluoric, ditambah sebagian kecil ozone,
hidrogen peroksida dan oksigen fluorida.

Dampak kesehatan jika terkandung dalam produk minuman :

Fluor dapat mengurangi insidensi karies gigi. Flour memiliki efek yang baik untuk
mecegah kavitas gigi dalam konsentrasi rendah pada air minum tetapi konsentrasi fluor yang
berlebihan didalam air minum dapa memnyebabkan berbagai efek samping seperti penurunan
nilai IQ.

3. Setujukah anda jika kandungan fluorida ada dalam produk minuman kemasan ?
Adakah batasan maksimum asupan fluorida ke dalam tubuh manusia ? Apa yang
terjadi bila melebihi batas maksimum tersebut ?

Jawaban :
Setuju apabila kandungan fluor dalam air mineral masih jauh dibawah nilai ambang
batas yang telah ditetapkan oleh WHO dan Kementrian Kesehatan Indonesia. Ada nilai batasan
maksimum asupan fluorida kedalam tubuh manusia, sehingga tidak membahayakan kesehatan.
Nilai ambang batas tersebut menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, yaitu tidak lebih dari 1,5 mg/l.
Batasan yang sama juga ditetapkan oleh World Health Organization (WHO, 2011) sebesar 1,5
mg/l. Batasan yang lebih ketat bahkan ditetapkan dalam SNI 01-3553-2006 tentang Air Minum
dalam Kemasan, dimana kandungan fluoride dalam air mineral tidak boleh melebihi 1 mg/l.
Apabila melebihi batas maksimum tersebut maka menyebabkan kelainan pada tulang dan gigi,
kerusakan hati dan ginjal serta dapat menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).

4. Dalam kegiatan analisis suatu komponen kimia, dahulu dikenal sebagai metode
yang klasik seperti gravimetri dan volumetri. Apa yang anda ketahui dari keduanya
? Dapatkah anda menentukan kandungan fluor dalam suatu larutan menggunakan
cara tersebut ?

Jawaban :
Metode gravimetri adalah metode kuantitatif yang berdasarkan pada penentuan massa
yang mengendap dari senyawa murni setelah melalui proses pemisahan. Metode gravimetri
memerlukan waktu yang cukup lama karena adanya pengotor pada senyawa yang akan diuji. Ada
2 tipe gravimetri yaitu elektrogravimetri dan gravimetri titrimetri.
Analisis Volumetri (Titrimetri) adalah sebuah proses ranalisis yang menggunakan titrasi
untuk menentukan kadar suatu komponen dalam suatu zat tertentu. Metode analisis ini dilakukan
dengan menghitung volume larutan yang diketahui konsentrasinya ( larutan baku ) yang
dibutuhkan untuk tepat beraksi dengan analit.
Kadar Flour dapat di tentukan dengan kombinasi penggunaan analisis volumetri dan
gravimetri. Pertama digunakan metode volumetri yaitu dengan titrasi argentometri (AgNO 3) ,
reaksinya adalah sebagai berikut AgNO3 (aq) + NaF(aq) - AgF(s) + NaNO3(aq) AgF. Endapan
yang dihasilkan oleh reaksi diatas akan di proses dengan prinsip gravimetri. Pertama, endapan
disaring dan dimasukan dalam cawan, lalu dipanaskan agar kotoran hilang, dan di dinginkan.
Setelah semua proses ini dilakukan maka kita dapat mengukur kadar zat dengan rumus
gravimetric berikut :

Berat Endapan x Faktor Gravimetri


Berat Endapan x Faktor Gravimetri x 100%
% F%=F= Berat Sampel x 100%
Berat Sampel

5. Jika dalam suatu tim riset ilmiah anda diputuskan untuk menggunakan
potensiometri untuk mengukur kandungan flour dalam air secara instrumental,
apa yang anda dapat jelaskan tentang metode tersebut ?

Jawaban :
Potensiometri adalah suatu metode kuantitatif analisa ion berdasarkan pengukuran beda
potensial dari elektroda-elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan dengan konsentrasi
larutan dalam suatu sel potensiometri. Sel potensiometri merupakan sel elektrokimia yang terdiri
dari dua setengah sel elektroda yang tercelup dalam larutan elektrolit untuk ditentukan
konsentrasinya. Metode ini digunakan untuk menentukan nilai potensial elektroda, konsentrasi
suatu ion, pH suatu larutan, titik akhir titrasi, dan nilai Kp, Kc, dan Ksp dalam reaksi kimia.
Alat-alat yang dginakan dalam potensiometri adalah

a. Elektroda Pembanding, yaitu elektroda yang diketahui harga potensial setengah selnya
b. Elektroda Indikator, yaitu elektroda yang potensial elektrodanya bergantung aktivitas
analit
c. Jembatan Garam, yaitu penyeimbang muatan-muatan larutan dalam sel potensiometri
d. Larutan Analit, yaitu larutan yang sedang diteliti kandungan di dalamnya
e. Alat pengukur potensial seperti pH meter atau voltmeter.

Gambar 1Komponen - komponen dalam potensiometri

Sel-sel pada analisis potensiometri adalah elektroda pembanding (Eref), jembatan garam
(Ej), larutan analit, dan elektroda indikator (Eind) sehingga perhitungan potensial sel pada
potensiometri adalah 𝑬𝒄𝒆𝒍𝒍 = 𝑬𝒊𝒏𝒅 + 𝑬𝒋 – 𝑬𝒓𝒆𝒇

6. Dalam teknik potensiometri, digunakan berbagai jenis elektroda. Dapatkah anda


menjelaskan penggunaan berbagai elektroda tersebut?

Jawaban :
Potensiometri menggunakan dua jenis elektroda, yaitu elektoda pembanding dan
elektroda indikator.

Elektroda pembanding adalah elektroda yang potensial elektrodanya diketahui harga


potensialnya dan tidak peka terhadap komposisi larutan analit yang diselidiki.Terdapat dua jenis
elektroda pembanding yaitu elektroda pembanding primer dan elektroda pembanding
sekunder.Elektroda pembanding primer adalah elektroda hydrogen standar dengan nilai potensial
selnya 0 volt.Elektroda pembanding sekunder adalah elektroda kalomel dan elektroda
perak.Elektroda kalomel terdiri dari merkuri yang dikontakan langsung dengan larutan kalomel
jenuh dan larutan KCl yang diketahui konsentrasinya dengan potensial elektrodanya 0.244 volt
pada tekanan 1 atm dan suhu 25 0C. Elektroda perak terdiri dari elektroda perak yang dicelupkan
ke dalam KCl yang dijenuhkan dengan AgCl atau 3.5 M larutan KCl dengan potensial
elektrodanya 0.199 volt pada tekanan 1 atm dan suhu 25 0C.

Gambar 2 Elektroda Kalomel (kiri) dan Elektroda Perak (kanan)

Elektroda indikator adalah elektroda yang potensial elektrodanya bergantung pada


aktivitas analit yang diukur.Elektroda-elektroda indicator terdiri dari dua jenis yaitu elektroda
logam dan elektroda membrane.Potensial pada elektroda logam ditentuka dari posisi redoks
ketika elektroda dan larutan bertemu.Elektroda logam terdiri dari elektroda logam jenis pertama,
logam jenis kedua, dan logam inert.Elektroda logam jenis pertama adalah elektroda yang
berkeseimbangan dengan kation yang berasal dari logam tersebut. Elektroda yang digunakan
adalah Ag+, Hg+, Cu2+, Zn2+, Cd2+, dan Pb2+. Elektroda logam jenis kedua adalah elektroda yang
harga potensialnya bergantung pada konsentrasi suatu anion dengan ion yang berasal dari
elektroda endapan suatu ion kompleks yang stabil, contohnya adalah elektroda perak untuk
halida dan merkuri (Hg) untuk anion EDTA (y4-).Elektroda logam inert menggunakan konduktor
inert untuk sistem redoks.

Elektroda membran adalah elektroda yang dapat menentukan ion tertentu dari dua larutan
yang konstantanya berbeda. Elektroda membrane terdiri dari elektroda membrane kaca, elektroda
membrane cair, elektroda membrane padat, dan elektroda gas sensing. Elektroda membrane kaca
mengandung dua elektroda pembanding, yaitu elektroda kalomel yang terdapat di dalam larutan
pH yang tidak diketahui dan elektroda perak klorida.Pada elektroda kalomel terdapat kaca
membrane tipis yang merespon pH.Elektroda membrane cair adalah suatu fasa cair spesifik
biasanyas senyawa organik yang dibatasi oleh suatu membrane hidrofobik.Elektroda membrane
padat adalah elektroda yang menggunakan polikristal dari garam anorganik.Elektroda gas
sensing adalah elektroda yang dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas dalam larutan.

Gambar 3 Elektroda Membran Kaca

7. Laboratorium di tempat anda memiliki sebuah pH meter/volt meter, sebuah


elektroda standar kalomel jenuh serta berbagai elektroda indicator untuk beberapa
jenis kation. Karena tim ahli akan menilai proposal ini, dapatkah anda menjelaskan
usulan tentang metode analisis untuk menentukan kandungan flourida dalam air
mineral dengan menggunakan peralatan yang ada? Lengkapi informasi yang cukup
jelas baik dari segi instrumentasi maupun prinsip dasar teoritis tentang metode
analisis ini?

Jawaban :
Metode analisis yang tepat untuk menentukan kandungan flour dalam air adalah metode
potensiometri adisi sampel.Metode adisi sampel merupakan metode potensiometri yang
digunakan untuk menganalisis konsetrasi suatu larutan dengan sejumlah kecil volume
sampel.Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan metode potensiometri lainnya seperti
potensiometri langsung, adisi standar, dan kalibarasi karena metode ini lebih akurat karena
elektroda tetap tercelup dalam larutan sehingga hanya terdapat sedikit perubahan pada potensial
persimpangan larutan, serta menggunakan sejumlah kecil volume sampel sehingga menghemat
biaya.Selain itu, pengukuran pada metode ini dibuat pada kekuatan ion standard dan slope
elektroda yang dihasilkan lebih sesuai dibandingkan adisi standar.Pada metode ini tidak
dilakukan penyucian elektroda tidak mengganti larutan yang dianalisis (tetapi hanya
ditambahkan) sehingga nilai Ej dan K relative konstan. Pada metode ini juga memungkinkan
dilakukannya percobaan lebih dari satu kali sehingga akan memberikan hasil yang lebih baik dan
valid. Selain itu, karena sampel yang digunakan sedkit sehingga memungkinkan analisis lain
untuk sampel lain. Metode ini dapat mengatasi masalah ketidaklarutan dan konsentrasi dari
kurva kalibrasi.
Prinsip dasar metode potensiometri adisi sampel sama dengan metode potensial adisi
standar, yaitu mengukur potensial elektroda system sebelum dan sesudah larutan standar, dalam
volume yang bervariasi kemudina ditambahkan larutan sampel yang dianalisis. Setelah itu,
campuran larutan diencerkan hingga mencapai volume yang sama untuk kemudian dicari
konsentrasinya.
Dalam metode ini, hal yang harus disiapkan pertama kali adalah larutan sampel, yaitu air
mineral yang mengandung fluor dan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya dalam
jumlah lebih banyak dibandingkan larutan sampel. Lalu, mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan yaitu pH meter atau voltmeter untuk menghitung beda potensial, elektroda
pembanding kalomel jenuh yang telah diketahui nilai potensial selnya, dan elektroda indikator.
Elektroda pembanding dihubungkan ke kutub negative sedangkan elektroda indikator
dihubungkan ke kutub positif.Kemudian larutan standar diukur potensial sel nya sebanyak dua
kali.Pengukuran pertama dilakukan setelah beberapa saat larutan standar dimasukkan dalam
wadah.Dan pengukuran kedua dilakukan setelah larutan sampel dimasukkan ke dalam larutan
standar.

Konsentrasi flour dalam sampel dapat ditentukan dari data potensial sebelum dan sesudah
penambahan larutan sampel. Potensial sebelum penambahan larutan sampel, E1, adalah

0.0592 0.0592
𝐸1 = 𝐾 + 𝑙𝑜𝑔𝐶𝑠dengan𝑆 = = 0.0592
𝑛 n

K adalah konstanta, n adalah biloks dari fluor dan Cs adalah konsentrasi dari larutan standar
yang telah diketahui volumenya (Vs). Setelah diberi sampel sebanyak VU dengan konsentrasi
yang tidak diketahui, CU, potensial sel campuran, E2, menjadi
0.0592 𝑉𝑠. 𝐶𝑠 + 𝑉𝑢. 𝐶𝑢
𝐸2 = 𝐾 + log
𝑛 𝑉𝑠 + 𝑉𝑢

dimana Vu adalah volume sampel dan Cu adalah konsentrasi sampel yang belum diketahui
sehingga untuk mencari Cu berlaku persamaan karena berlaku persamaan :

𝐸2−𝐸1
((𝑉𝑠 + 𝑉𝑢) . 10 𝑆 − 𝑉𝑠) 𝐶𝑠
𝐶𝑢 =
𝑉𝑢

8. Mengapa di beberapa literature dikatakan bahwa bila menggunakan teknik


potensiometri, kondisi pH sampel larutan yang akan dianalisis tidak boleh terlalu
asam? Mengapa diperlukan larutan yang mengandung elektrolit tinggi? Bagaimana
kalau banyak senyawa lain seperti ion besi ada dalam sampel yang dianalisis?

Jawaban :
Pada saat larutan terlalu asam atau terlalu basa, pengujian potensiometri dapat
menghasilkan error yang cukup besar.Error ini dapat berpengaruh dalam pengukuran pH dari
asam ke basa.Karena bila larutan terlalu asam, pengukuran pH menjadi sangat lama untuk
sampai ke titik pH basa.Namun larutan yang terlalu asam ini dapat dicegah dengan TISAB (Total
Ionic Strength Adjusment Buffer).

TISAB merupakan senyawa yang berfungsi untuk mengatasi adanya perbedaan yang
signifikan antara konsentrasi dan aktivitas dari suatu spesi kimia. Untuk larutan ionik yang kuat,
penambahan TISAB dibutuhkan sebab aktivitas ion dan konsentrasinya memiliki perbedaan yang
signifikan, sementara itu untuk larutan ionik lemah, penambahan TISAB tidak dibutuhkan sebab
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas dengan konsentrasi sehingga dalam
perhitungan, mereka dapat diasumsikan sama (sebanding). Larutan TISAB ini dapat digunakan
pada berbagai pengujian karena TISAB dapat menjaga pH larutan tidak terlalu asam dan tidak
terlalu basa.

TISAB adalah sebuah reagen yang ditambahkan pada larutan sampel dan standar yang
berfungsi untuk menjaga pH, aktifitas ion, dan kekuatan ion dari larutan standar. Hal ini
disebabkan karena TISAB memiliki koefisien aktifitas ion yang sama, tetapi memiliki aktifitas
ion yang lebih tinggi sehingga aktifitas ion sampel akan terabaikan. Maka jika ada senyawa ionik
kuat lain seperti besi ini memungkinkan terjadinya ion kompleks pada sampel yang akan
dianalisis kandungan fluoride nya, hal tersebut dapat dijaga kestabilannya dengan TISAB
tersebut. Karena TISAB tersebut dapat membentuk kompleks ion yang stabil dengan ion Fe
(III).Sehingga nantinya dapat menghilangkan ion pengganggu tersebut.

9. Dengan menggunakan teknik potensiometri langsung, anda memperoleh data


potensial dari sampel dan larutan standar. Bila hasil kurva kalibrasi E terhadap log
konsentrasi adalah seperti pada gambar 1. Bagaimana anda menentukan
konsentrasi fluoride dalam sampel? Apakah elektroda telah bekerja dengan baik
dalam sistem tersebut?

Jawaban :
Berdasarkan data yang didapat pada gambar 1 bahwa yang akan kita hitung adalah
konsentrasi Ion F- dengan memanfaatkan kurva kalibrasi pada gambar 1

Dari kurva kalibrasi didapatkan persamaan garis berupa

y = -59.377x + 100.59
dimana y = E (Potensial)
x = log [ F- ]

Nilai Esampel Fluorida = 287 mV

Maka kita dapat hitung:

E= -59.377x + 100.59

E= -59.377 log[F-] + 100.59

287= -59.377 log[F-] + 100.59

287−100.59
- log[F-]= 59.377

- log[F-]= 3.13943

[F-]= 10−3.13943
[F-]= 7.253 × 10−4 M

Jadi konsentrasi dari Fluorida adalah 7.253 × 10−4 M

𝑹𝑻
𝑬 = 𝑬𝒐 − 𝟐. 𝟑𝟎𝟑 𝐥𝐨𝐠 𝑪
𝒏𝑭

(Persamaan Nernst)

Dengan membandingkan persamaan garis lurus dasar, 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐, nilai log F- (nilai


logaritmik dari konsenterasi larutan standar) adalah x (variable bebas) , E (bacaan pada pengukur
𝑅𝑇
tegangan) adalah y. Eo adalah sebagai konstanta c, sedangkan nilai −2.303 adalah nilai m,
𝑛𝐹

yang bisa juga disebut kemiringan atau slope dari kurva kalibrasi.

Nilai S pada ISE adalah -59.377, dengan nilai R2 adalah 0.9999 Dengan mengansumsikan
nilai n pada kasus ini adalah 1, maka presisi dari ISE pada kasus ini mendekati sempurna karena
pernyataan ini didukung dengan nilai R2 yang mendekati 1, yang berarti penyimpangan yang
terjadi pada data sangat kecil. Jika nilai dari S mendekati nilai standar, maka ISE dalam kondisi
yang baik dan kurang terpengaruh oleh ion yang tidak terlibat (intervensi ion minim).

10. Bila digunakan potensiometri dengan metode adisi standar maka kesalahan
pengukuran karena adanya kemungkinan pembentukan kompleks ion lain seperti
besi III dengan ion florida dapat dihindarkan. Walaupun dengan penggunaan
buffer sejenis TISAB pembentukan kompleks ini dapat dicegah. Hasil pengukuran
potensial dapat dilihat pada Gambar 2. Bagaimana anda menjelaskan penentuan
konsentrasi fluoride pada sampel larutan dengan metoda adisi standar?
Bandingkan hasil yang diperoleh pada kedua cara diatas.

Jawaban :
Pada grafik Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa untuk ion selektif elektroda dengan slope S
(dari grafik plot potensial electrode vs konsentrasi) dan ion analit dengan kosentrasi C

𝐸 = 𝐾 + 𝑆𝑙𝑜𝑔𝐶

Nilai C dalam rumus tersebut adalah


𝐶𝑢 𝑉𝑜 + 𝐶𝑠 𝑉𝑠
𝐶=
𝑉𝑜 + 𝑉𝑠

𝐶𝑢 𝑉𝑜 + 𝐶𝑠 𝑉𝑠 𝐸−𝐾
= 10 𝑆
𝑉𝑜 + 𝑉𝑠

𝐸−𝐾
𝐶𝑢 𝑉𝑜 + 𝐶𝑠 𝑉𝑠 = (𝑉𝑜 + 𝑉𝑠 )10 𝑆

Untuk menghilangkan nilai K yang juga belom diketahui, maka kita perlu membagi
respon dari adisi standar dengan respon tanda adisi standar

𝐸1 −𝐾
(𝑉𝑜 + 𝑉𝑠 )10 𝑆 𝐶𝑢 𝑉𝑜 + 𝐶𝑠 𝑉𝑠
𝐸2 −𝐾 =
𝑉𝑜 10 𝑠
𝐶𝑢 𝑉𝑜

(𝑉𝑜 + 𝑉𝑠 ) 𝐸2−𝐸1 𝐶𝑠 𝑉𝑠
10 𝑆 = 1 +
𝑉𝑜 𝐶𝑢 𝑉𝑜

Persamaan diatas merupakan persamaan garis linier yang terdapat pada gambar 2.
𝐸1 −𝐾
Selanjutnya, persamaan tersebut dijadikan bentuk y=mx + c. (𝑉𝑜 + 𝑉𝑠 )10 𝑆 sebagai nilai y, dan
𝐶𝑠 𝑉𝑠 sebagai nilai x

𝐸1 −𝐾 𝐶𝑠 𝑉𝑠
(𝑉𝑜 + 𝑉𝑠 )10 𝑆 = 𝑉𝑜 +
𝐶𝑢

Nilai yang kita cari adalah konsentrasi fluoride [F-] yaitu nilai Cu dalam sampel. Nilai
1
tersebut dapat kita peroleh dengan cara 𝐶𝑢 = 𝑚, dimana m merupakan kemiringan grafik. Data

yang kita peroleh dari grafik dapat kita masukan dalam tabel sebagai nilai X dan Y

X Y
0 100
100 145
195 185
280 220
365 270
Dengan menggunakan metode least square, diperoleh perhitungan

I Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi

1 0 100 0 10000 0
2 100 145 10000 21025 14500
3 195 185 38025 34255 36075
4 280 220 78400 48400 61600
5 365 270 133225 72900 98550

∑ 940 920 259650 186550 210725


∑2 883600 846400 6.74x1010 3.48x1010 4.44x1010

Nilai m dapat diperoleh dengan cara:

𝑁∑(𝑋𝑖𝑌𝑖) − ∑𝑋𝑖∑𝑌𝑖
𝑚=
𝑁∑𝑋𝑖 2 − (∑𝑋𝑖)2

5 × 210725 − 940 × 920


𝑚=
5 × 259650 − 883600

𝑚 = 0.4553840588

Dengan begitu kita bisa mendapatkan konsentrasi dari Fluorida yaitu

1
𝐶𝑢 =
𝑚

1
𝐶𝑢 =
0.4553840588

𝐶𝑢 = 2.19594863 M

Perbandingan Metode Potensiometri Langsung dengan Adisi Standar

Metode Potensiometri Langsung beradasarkan pada adanya perbedaan potensial yang


terjadi saat suatu elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan uji dan saat elektroda indikator
dicelupkan ke dalam larutan standar. Sedangkan Metode Adisi Standar, pertama-tama larutan
sampel yang akan dianalisis diukur potensial selnya. Kemudian, kedalam larutan sampel
dimasukkan sedikit larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya dan diukur potensial
selnya.Dalam metode ini, volume larutan yang dimasukkan pertama kali harus jauh lebih besar
dari volume larutan yang ditambahkan.Hal ini dilakukan agar kekuatan ion dalam larutan relatif
konstan sehingga dapat dibuat hubungan linear antara konsentrasi ion dan potensial sel.

Dapat kita lihat bahwa perbandingan hasil konsentrasi dari kedua metode cukup jauh
berbeda, namun pada segi ke akuratan tentu metode adisi standar lah yang memiliki nilai ke
akuratan yang lebih tinggi dibandingkan metode potensiometri langsung. Berikut merupakan
kelebihan dari metode adisi standar dibandingnkan metode potensiometri langsung

1. Kalibrasi dan pengukuran sampel dilakukan secara bersamaan sehingga perbedaan


kekuatan ion dan temperatur standar dan sampel tidak terlalu signifikan.

2. Selama proses, elektroda tetap tercelup dalam larutan sehingga hanya terdapat sedikit
perubahan pada junction potential larutan

3. Pengukuran slop sangat mendekati konsentrasi sampel menunjukkan metode ini dapat
menghasilkan hasil yang lebih akurat pada range non-linear dan dapat digunakan
dengan elektroda tua atau lama yang range-nya tidak linear selama kemiringan stabil.

11. Dalam kegiatan analisis, seringkali dikaitkan dengan istilah larutan baku atau
standar dan kurva kalibrasi. Apa yang anda ketahui tentang keduanya dan
mengapa diperlukan dalam kegiatan ini?

Jawaban :
Larutan standar atau yang sering disebut dengan larutan bakuadalah sebuah larutan
reagen yang sudah diketahui secara akurat konsentrasinya. Untuk memperoleh larutan standar
dilakukan pelarutan sejumlah berat tertentu dari reagen solid ke dalam suatu larutan yang sudah
diketahui volumenya. Larutan standar ini diperlukan karena dengan menggunakan data yang
diketahui dari larutan standar, dapat diketahui pula apa yang ingin dicari dari analit. Berikut ini
merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh larutan standar :
1. Larutan standar harus mengandung reagen standar primer atau bisa distandardisasi
dengan zat standar primer.
2. Larutan standar harus dalam keadaan stabil dalam berbagai kondisi
3. Reagen harus bereaksi secara stokiometri dengan analit
4. Kesetimbangan reaksi harus tinggi.
5. Idealnya, reagen harus spesifik terhadap analit sehingga tidak ada gangguan selama
reaksi.
6. Titik akhir dari reagen merupakan titik ekuivalen dari reaksi.
7. Reagen merupakan zat yang mudah larut.
Kurva kalibrasimerupakan kurva yang menunjukan hubungan nilai yang diukur dengan
konsentrasi analit dalam serangkaian standar. Kurva kalibrasi yang paling berguna adalah garis
lurus karena sensitivitas metode ini adalah sama untuk semua konsentrasi analit. Persamaan
linier kurva kalibrasi dapat dicari menggunakan regresi linier yaitu sebuah teknik matematika
untuk membentuk persamaan, seperti garis lurus, secara eksperimental.Kurva kaibrasi ini
diperlukan karena lebih mudah menyajikan data percobaan dan mengetahui tingkat kesalahan
percobaan yang ada.Kurva kalibrasi dapat digunakan sebagai acuan kebenaran suatu proses.

12. Untuk mendapatkan analisis yang akurat hal-hal apa saja yang harus
diperhitungkan/dipertimbangkan?

Jawaban :
Analisis yang paling akurat dari ketiga jenis metode yang dipaparkan diatas adalah
metode potensiometri adisi sampel.

Untuk mendapatkan analisis potensiometri yang akurat ini hal-hal yang harus dilakukan
adalah dalam pengambilan sampel dengan jumlah yang tepat dengan mengetahui karakteristik,
volume, dan berat sampel yang akan dianalisis sehingga proses analisis dapat berjalan dengan
lancar, penghilangan senyawa-senyawa penggangu dari sampel agar tidak menganggu proses
percobaan, persiapan alat-alat dalam metode analisis, misalnya voltmeter/pH meter, elektroda
pembanding, elektroda indikator. Alat-alat ini harus dapat berfungsi dengan baik supaya tidak
terjadi kesalahan pengukuran pada percobaan. Kemudian, proses pengukuran dan penghitungan
dalam analisis sesuai dengan prosedurnya agar dapat dicapai hasil yang tepat.
Kelebihan Sample Addition Method

a. Karena telah diketahui larutan sampel memiliki konsentrasi tinggi, maka hanya
diperlukan dalam jumlah sedikti. Hal ini bersesuaian dengan prosedur sample
addition method yang memang hanya memerlukan larutan sampel yang lebih sedikit
daripada larutan standar.
b. Konsentrasi sampel yang tinggi mengakibatkan hanya diperlukan penggunaan sampel
dalam jumlah rendah, sehingga dimungkinkan pengulangan sample addition mehod
berulang kali bila memiliki sampel dalam jumlah yang cukup.
c. Bila dibandingkan dengan metode lainnya, pada metode adisi tidak dilakukan
penyucian elektroda. Penggantian elektroda untuk mengukur potensial sel pada
larutan standar dan sampel menghasilkan kesalahan kalibrasi yang akhirnya
menyebabkan nilai Ej tidak konstan.
d. Kalibrasi dan pengukuran sampel dilakukan secara bersamaan sehingga perbedaan
kekuatan ion dan temperatur standar dan sampel tidak terlalu signifikan.
e. Selama proses, elektroda tetap tercelup dalam larutan sehingga hanya terdapat sedikit
perubahan pada junction potential larutan
f. Pengukuran slop sangat mendekati konsentrasi sampel menunjukkan metode ini dapat
menghasilkan hasil yang lebih akurat pada range non-linear dan dapat digunakan
dengan elektroda tua atau lama yang range-nya tidak linear selama kemiringan stabil.

Kekurangan Sample Addition Method

a. Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang akan
diukur.
b. Diperlukan perhitungan yang lebih rumit dibandingkan dengan potensiometri
langsung.
c. Konsentrasi sampel juga harus diketahui sebelum memulai analisis untuk menentukan
konsentrasi standar dan volume yang sesuai untuk kedua larutan.
13. Bagaimana anda membuat larutan 500 mL H2SO4 0.25 M yang berasal dari asam
sulfat pekat 21.8% (w/w) dengan densitas 1.1539 g/mL di laboratorium ?

Jawaban :
Alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan larutan ini adalah H2SO4 pekat,
aquades secukupnya, labu erlenmeyer, dan pipet volumetri. Kemudian, untuk menentukan
volume H2SO4 pekat yang diperlukan:

ρ×10×% 1.1539×10×21.8
[H2 SO4 pekat]= = = 2.6M
Mr 98
Rumus pengenceran:
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2

𝑉1 × 2.6 = 0.5 × 0.25

0.5 × 0.25
𝑉1 = = 48.7 𝑚𝐿 ≈ 49 𝑚𝐿
2.6

Setelah mengetahui besar volume H2SO4 yang diperlukan, mengambil H2SO4 pekat
menggunakan pipet volumetri sebanyak 49 mL dan dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer.Kemudian, menambahkan aquades ke dalam labu erlenmeyer tersebut sampai
volumenya 500 mL.

14. Tentukan konsentrasi larutan KMnO4 bila perubahan warna terjadi sewaktu 43,31
ml larutan tsb dititrasi oleh larutan garam Na2C2O4 yang berasal dari padatannya
seberat 0,2121 gram. Diketahui berat semula Na2C2O4 adalah 134 gram/mol.

Jawaban :
Reaksi :

5 Na2C2O4 (aq) + 2 KMnO4 + 8H2SO4 ↔ 2MnSO4 + K2SO4 + 5Na2SO4 + 10 CO2 + 8H2O

gr 0,2121 gr
mol Na2C2O4= = =1,58 mmol
Mr 134 gr/mol

Mol KMnO4 = 0.4 mol Na2C2O4 = 0.4 x 1,58 𝑚𝑚𝑜𝑙 = 6,33 mmol
mol KMnO4 0,633 mmol
Konsentrasi KMnO4 = = = 0,0146 M
Volume 43,31 ml

15. Bagaimana anda menentukan nilai potensial sel berikut ini:


Ag/AgCl (jenuh/s), HCl (0.02 M//KCl (jenuh), HgCl2 (jenuh)/Hg (l)
Jawaban :

Reaksi Setengah Sel

Reduksi: 𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 + 2𝑒 − → 2𝐻𝑔 + 2𝐶𝑙 − 𝐸°𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 = +0.268 𝑉

Oksidasi: 2𝐴𝑔 + 2𝐶𝑙 − → 2𝐴𝑔𝐶𝑙(𝑠) + 2𝑒 − 𝐸°𝐴𝑔𝐶𝑙 = +0.222 𝑉

Nilai Potensial Sel

Reaksi diatas memiliki nilai potensial selnya sama dengan nilai potensal sel standardnya karena
elektrolit 2Cl- pada reaksi oksidasi dan reduksi di atas saling menghilangkan sehingga aktivitas
molarnya tidak berpengaruh, yaitu :

𝐸°𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 − 𝐸𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 = 𝐸𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 − 𝐸𝐴𝑔𝐶𝑙 = +0.268 − (+0.222 𝑉) = +0.046 𝑉

16. Untuk sel berikut ini, bagaimana anda tentukan besarnya konstanta kesetimbangan

2 Ag+ + Cu == 2 Ag + Cu2+

Jawaban :
Konstanta kesetimbangan dari reaksi redoks didapat dengan menghubungkan Eosel.
Energi bebas standar ΔGo untuk reaksi dihubungkan dengan kesetimbangan maka diperoleh

Oksidasi : Cu  Cu2+ + 2e

Reduksi : Ag+ + e  Ag

ΔGo = -RT ln K  -n F Eosel = -RT ln K

Eo = EoAg+/Ag - EoCu/Cu2+

= 0,8 V – 0,34 V = 0,46 V

n E0
n E0
ln K = K = 𝑒 0.0257 V
0.0257 V

1(0,46)
K = 𝑒 0.0257(0,46) = 7,9𝑥1016
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari jawaban pemicu adalah sebagai berikut :

1. Fluor merupakan suatu unsur yang reaktif dengan air, apabila bereaksi dengan air maka
akan membentuk Hidrogen Fluorida dan Hidrogen Peroksida
2. Fluor boleh dikonsumsi dalam tubuh tetapi harus mengikuti batas ambang batas yang
telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dan WHO, karena jumlah fluor yang
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh.
3. Gravimetri adalah metode kuantitatif yang berdasarkan pada penentuan massa yang
mengendap dari senyawa murni setelah melalui proses pemisahan.
4. Potensiometri adalah suatu metode kuantitatif analisa ion berdasarkan pengukuran beda
potensial dari elektroda-elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan dengan
konsentrasi larutan dalam suatu sel potensiometri.
5. Instrumen-instrumen dalam potensiometri adalah elektroda pembanding, elektroda
indicator, jembatan garam, larutan analit, dan alat pengukur potensial
6. Elektroda pembanding terdiri dari elektroda pembanding primer, yaitu elektroda
hydrogen standard dan elektroda pembanding sekunder, yaitu elektroda perak dan
elektroda kalomel.
7. Elektroda indicator terdiri dari elektroda logam dan elektroda membrane. Elektroda
logam dibagi menjadi elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan
elekroda logam inert sedangkan elektroda membrane terdiri dari elektroda membrane
kaca, elektroda membrane cair, elektroda membrane padat, dan elektroda gas sensing.
8. Larutan TISAB adalah senyawa buffer yang dapat menghilangkan ion – ion pengganggu
dari larutan sampel. Penambahan larutan TISAB pada teknik potensiometri langsung
digunakan untuk meningkatkan kekuatan ion dari larutan agar mencapai stabil.
9. Dalam menentukan konsentrasi fluorida dapat digunakan teknik potensiometri langsung
dan metode adisi standar. Namun dari segi keakuratan, metode adisi standar lebih akurat
dibandingkan potensiometri langsung.
DAFTAR PUSTAKA

1. Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep Inti. Edisi 3 Jilid 2. Erlangga:Jakarta


2. http://www.hsph.harvard.edu/news/features/fluoride-childrens-health-grandjean-choi/
(diakses pada tanggal 30 September 2014)
3. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20492%20ttg%20Pe
rsyaratan%20Kualitas%20Air%20Minum.pdf(diakses pada tanggal 30 September 2014)
4. Material Safety Data Sheet (MSDS) Flouride, Hidrogen Fluoride / Asam Hidrofluoric dan
Hidrogen Peroksida dari http://www.sciencelab.com (diakses pada tanggal 30 September
2014)
5. Skoog, Douglas Aet Al. Fundamental of Analytical Chemistry 9th edition. 2013. Cengage
Learning. Boston : Massachusetts
6. Harvey, David. Modern Analytical Chemistry.1999.McGrawHill:NewYork.
7. Underwood, A.L. Analisa Kimia Kuantitatif.2002.Erlangga:Jakarta.
8. Anonim.2011.Standard Addition and Sample Addition Methods for ion selective
Electrodes.Nico 2000, http://www.nico2000.net/datasheets/staddl.html (diakses pada
tanggal 6 Oktober 2014)
9. Petrucci,Ralph.1993.General Chemistry : Principles and Modern Applications.
10. Brown, T.L., H.E. Lemay and B.E. Bursten.Chemistru The Central of Science 9th Ed.New
Jersey : Prentice Hall Internasional

Anda mungkin juga menyukai