500
ton/tahun
BAB I
PENGANTAR
bukan berasal dari tanaman pangan, kandungan minyak dalam alga cukup tinggi.
Meskipun sebelumnya alga telah banyak dimanfaatkan untuk produksi bahan
makanan, obat-obatan maupun kosmetik, nampaknya tidak menutup kemungkinan
untuk mengolah alga menjadi biodiesel. Karena jenis alga yang lebih difokuskan
untuk produksi biodiesel adalah mikroalga, bukan makroalga seperti yang telah
banyak dimanfaatkan dalam dunia farmasi.
Selain dikarenakan alasan di atas, mikroalga dapat menjadi media
penyelamat atmosfer bumi karena mikroalga menyerap karbondioksida dalam
jumlah yang besar dalam proses duplikasi sel dan menghasilkan oksigen sebagai
produk sampingnya. Nantinya oksigen ini akan dikonsumsi sendiri oleh tanaman
tersebut, sedangkan sisanya akan dilepas di udara menggantikan karbondioksida.
Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri dalam pemilihan mikroalga sebagai
bahan baku biodiesel.
Pabrik ini terdiri atas unit kultivasi mikroalga yang memakan lahan yang
cukup luas dan unit pengolahan minyak dari mikroalga hingga dihasilkan
biodiesel. Lokasi pendirian pabrik tak jauh dari Kilang Balongan, Indramayu yang
terletak di pesisir pantai utara Jawa. Kondisi yang cukup strategis untuk
ketersediaan air proses dan kebutuhan utilitas. Produk yang dihasilkan juga sangat
memungkinkan untuk didistribusikan langsung ke pihak Pertamina Balongan
sehingga mengurangi biaya transportasi dan pemasaran produk.
Dalam pabrik ini biodiesel akan dihasilkan dari bahan baku berupa
mikroalga jenis Nannochloropsis sp. Jenis mikroalga ini jumlahnya cukup
melimpah di Indonesia, proses kultivasinya juga terbilang mudah, hanya dalam
kurun waktu 14 hari biasanya alga ini dapat dipanen. Nantinya dalam proses
kultivasi, akan digunakan fresh water sebagai medianya. Menurut Chisti,
kandungan minyak dalam mikroalga Nannochloropsis sp. berkisar antara 31-68%.
Diperkirakan dalam mikroalga terdiri atas 15% asam lemak dan 85% trigliserida.
Komposisi asam lemak yang terkandung di dalam Nannochloropsis sp. tersaji
dalam data di bawah ini :
R1, R2, R3 adalah rantai karbon asam lemak jenuh maupun asam lemak tak jenuh.
Biodiesel diproduksi secara kontinyu melalui teknologi reactive
distillation, di mana reaksi kimia katalitik dan distilasi terjadi secara bersamaan
pada alat yang sama. Teknologi reactive distillation, dapat diterapkan untuk
beberapa proses seperti hidrolisis, esterifikasi, maupun transesterifikasi. Beberapa
keuntungan penggunaan teknologi ini adalah