Anda di halaman 1dari 14

Nama : Rahmatika Wahdini

NIM : F1051141028
Kelas/Reg : A/A
Prodi : Pendidikan Fisika

1. Johannes Kepler
Johannes Kepler merupakan seorang tokoh yang berasal dari Jerman. Beliau
merupakan seorang astronom, matematikawan dan astrolog. Beliau terkenal dengan
hukum gerakan planetnya, hukum inilah yang juga membuatna terkenal di bidang
optik dan astronomi. Kepler pernah mengalami diskriminasi sewaktu tidak mau
pindah agama ke Katolik Roma, sekalipun di bawah tekanan hebat.
Johannes Kepler lahir di sebuah kota kecil di pinggiran Hutan Hitam Jerman.
Beliau berasal dari keluarga yang miskin, tetapi berkat beasiswa dari para bangsawan
lokal membuat Kepler mendapatkan pendidikan yang baik. Dan berkat kejeniusannya
di bidang matematika, Kepler menggantikan seorang guru matematika di Austria yang
meninggal dunia. Dan ketika di Austria inilah Kepler menerbitkan karya besarnya
yang pertama, yaitu Cosmographic Mystery(Misteri Kosmografis).
Kepler menulis sebuah buku yang berjudul Supplement to Witelo, Expounding
the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk Witelo, Menjabarkan Bagian Optik
dari Astronomi), yang isinya lebih banyak memberikan perincian tentang karya
Witelo, seorang Ilmuwan Abad Pertengahan. Buku Kepler inilah yang menjadi
tonggak sejarah di bidang optik. Kepler adalah orang pertama yang menjelaskan cara
kerja mata. Akan tetapi, bidang utama yang Kepler geluti bukanlah optik, melainkan
astronomi. Para astronom masa awal memiliki keyakinan dan asumsi nya masing-
masing. Dan pada kondisi inilah Kepler mulai menggeluti bidang astronomi.
Dengan dilengkapi dengan tabel-tabel pengamatan gerakan planet yang
disusun oleh Brahe, Kepler mempelajari gerakan kosmis dan menarik kesimpulan
berdasarkan apa yang ia lihat. Selain jenius dalam soal angka, ia juga mempunyai
tekad yang kuat dan rasa ingin tahu yang tak ada habisnya. Kesanggupannya yang
luar biasa untuk bekerja dibuktikan oleh ke-7200 perhitungan rumit yang ia
rampungkan sewaktu mempelajari tabel-tabel pengamatan tentang Mars.
Dan, Mars-lah yang pertama-tama menarik perhatian Kepler. Setelah dengan
saksama mempelajari tabel-tabel itu, tersingkaplah bahwa Mars mengorbit matahari
tetapi bukan dalam lingkaran sempurna. Satu-satunya bentuk orbit yang cocok dengan
pengamatan itu ialah bentuk elips (lonjong) dengan matahari sebagaisalah satu titik
fokusnya. Akan tetapi, Kepler sadar bahwa kunci untuk mengungkap rahasia langit
bukanlah Mars, melainkan planetnya, Bumi. Dibanding menggunakan tabel-tabel
yang rumit, Kepler lebih memilih untuk membayangkan dirinya sedang berdiri di
Mars dan melihat ke Bumi. Ia menghitung kecepatan gerakan bumi bervariasi dan
berbanding terbalik dengan jaraknya matahari.
Sehingga, Kepler mengerti bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata
surya. Matahari juga berfungsi seperti sebuah magnet, berputar pada porosnya dan
memengaruhi gerakan planet-planet. Bagi Kepler, semua planet adalah benda-benda
fisik yang dengan harmonis diatur oleh serangkaian hukum yang beragam. Apa yang
telah ia pelajari dari Mars dan Bumi pasti berlaku juga atas semua planet. Jadi, ia
menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari matahari dalam orbit elips pada
kecepatan yang bervariasi sesuai dengan jaraknya dari matahari.
Pada tahun 1609, Kepler menerbitkan buku New Astronomy (Astronomi
Baru), yang diakui sebagai buku astronomi modern yang pertama dan salah satu buku
terpenting yang pernah ditulis tentang astronomi. Pada buku ini memuat dua Hukum
Kepler yang pertama tentang gerakan planet. Sedangkan hukumnya yang ketiga
diterbitkan dalam buku Harmonies of the World (Keharmonisan Dunia) pada tahun
1619. Ketiga hukum ini mendefinisikan dasar-dasar gerakan planet, yaitu bentuk orbit
planet yang mengitari matahari, kecepatan gerakan planet, dan hubungan antara jarak
sebuah planet dari matahari dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
putaran.
Banyak para astronom yang juga merupakan rekan-rekan Kepler tidak
memahami betapa pentingnya hukum Kepler itu. Bahkan ada yang sama sekali tidak
percaya. Mungkin mereka tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan. Kepler telah
menyelubungi karyanya dengan suatu prosa Latin yang sulit dipahami. Tetapi, seiring
berjalannya waktu, hukum-hukum Kepler akhirnya diakui. Sekitar 70 tahun
kemudian, Isaac Newton menggunakan karya Kepler sebagai dasar untuk hukumnya
tentang gerakan dan gravitasi.
Pada bulan yang sama sewaktu Kepler merumuskan hukumnya yang ketiga,
meletuslah Perang Tiga Puluh Tahun. Selama periode itu, Eropa diporakporandakan
oleh pembunuhan dan penjarahan berlatar agama dan Jerman kehilangan sepertiga
penduduknya. Perburuan tukang sihir merebak di mana-mana. Ibunda Kepler dituduh
sebagai tukang sihir dan nyaris dieksekusi. Menurut laporan, sebelum perang saja gaji
Kepler di istana kadang dibayar kadang tidak, dan pada masa perang ia sama sekali
tidak menerima gaji. Sepanjang kehidupannya, Kepler yang adalah seorang Lutheran
yang mengalami penganiayaan dan prasangka agama.
Ia dipaksa keluar dari Graz yang berarti kehilangan segala sesuatu dan
mengalami kesukaran sebab ia menolak untuk menganut Katolik Roma. Di Benátky,
ia sekali lagi dibujuk untuk berganti agama.
Intoleransi keagamaan sangat memuakkan bagi Kepler, yang yakin bahwa
keharmonisan di antara planet-planet seharusnya terdapat juga di antara umat
manusia. Ia berpaut pada keyakinannya dan rela menderita.
Pada tahun 1627, Kepler menerbitkan buku Rudolphine Tables (Tabel-Tabel
Rudolphine), yang ia anggap sebagai karya utamanya di bidang astronomi. Tidak
seperti buku-buku Kepler terdahulu, buku ini diberi banyak pujian di mana-mana, dan
segera menjadi buku wajib bagi para astronom dan navigator. Akhirnya, pada bulan
November 1630, Kepler meninggal dunia di Regensburg, Jerman. Salah seorang
kolega Kepler tak henti-hentinya mengagumi Kepler yang katanya memiliki “ilmu
yang begitu kokoh dasarnya dan pengetahuan yang begitu kaya tentang rahasia yang
paling sulit dipahami”. Suatu penghormatan yang pantas diberikan untuk pria yang
menyibak rahasia tata surya.

2. Nicolaus Copernicus
Nicolaus Copernicus merupakan seorang astronom, matematikawan, dan
ekonom berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme yang
terperinci, teori ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan hingga saat ini. Beliau juga
seorang kanon gereja, gubernur, administrator, hakim, astrolog, dan tabib. Teori
heliosentrisme berisi tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya, teori ini berhasil
menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat
alam semesta.Teori heliosentris dianggap sebagai salah satu penemuan yang
terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi
modern dan sains modern. Teori ini pula yang menjadi faktor yang menimbulkan
revolusi ilmiah. Universitas Nicolaus Copernicus didirikan pada tahun 1945 di Torun
yang bertujuan untuk menghormati Nicolaus Copernicus.
Niklas Koppernigk merupakan nama asli dari Nicolaus Copernicus. Ketika ia
mulai menulis karya akademiknya, ia menggunakan nama Latin, Nicolaus
Copernicus. Nicolaus adalah anak dari seorang saudagar dan merupakan anak bungsu
dari empat bersaudara. Pada saat Nicolaus berusia 11 tahun, ayahnya meninggal
sehingga ia dan saudar-saudara kandungnya diauh oleh pamannya yang bernama
Lucas Waczenrode. Beliau yang membantu Nicolaus memperoleh pendidikan yang
baik serta menganjurkannya untuk menjadi imam. Pendidikan Nicolaus dimulai di
kampung halamannya, tetapi belakangan dilanjutkan di Chełmno. Di sana ia belajar
bahasa Latin dan mempelajari karya para penulis kuno. Pada usia 18 tahun, ia pindah
ke Kraków, ibukota Polandia saat itu. Di kota ini ia kuliah di universitas dan mengajar
serta mengejar hasratnya akan astronomi. Setelah ia menyelesaikan pendidikannya di
Kraków, paman dari Nikolaus memintanya untuk pindah ke Frombork, sebuah kota di
Laut Baltik. Waczenrode ingin Nicolaus menduduki jabatan staf katedral. Akan tetapi,
Nicolaus yang berusia 23 tahun ingin memuaskan keingintahuannya akan
pengetahuan dan berhasil membujuk pamannya untuk mengizinkan dia mempelajari
hukum gereja, kedokteran, dan matematika di berbagai universitas di Bologna dan
Padua, Italia. Di waktu senggangnya, Copernicus mempelajari karya para astronom
zaman dahulu dan membuat ia larut dalam karya tersebut bahkan ketika ia mengetahui
karya Latin itu tidak lengkap, ia mempelajari bahasa Yunani agar dapat meneliti
naskah aslinya. Pada akhir pendidikannya, Nicolaus telah menjadi doktor hukum
gereja, matematikawan, dan dokter. Ia juga pakar bahasa Yunani dan menjadi orang
pertama yang menerjemahkan sebuah dokumen dari bahasa Yunani langsung ke
bahasa Polandia.
Sepulangnya ke Polandia, pamannya melantik dia sebagai sekretaris,
penasihat, dan dokter pribadinya suatu kedudukan yang bergengsi. Selama puluhan
tahun berikutnya, Nicolaus menjabat berbagai kedudukan administratif, baik di
bidang agama maupun sipil. Meski sangat sibuk, ia tetap melanjutkan penelitiannya
tentang bintang dan planet, mengumpulkan bukti untuk mendukung suatu teori yang
revolusioner bahwa bumi bukan pusat yang tidak bergerak dari alam semesta tetapi
sebenarnya bergerak mengitari matahari. Teori ini bertentangan dengan ajaran
Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus.
Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai “fakta” bahwa
Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat,
sedangkan bumi tetap tidak bergerak. Copernicus bukanlah orang yang pertama yang
menyimpulkan bahwa bumi berputar mengitari Matahari. Kelemahan teori dari para
ahli yang mendorong Copernicus untuk mencari penjelasan alternatif atas pergerakan
yang aneh dari planet-planet. Untuk menopang teorinya, Copernicus merekonstruksi
peralatan yang digunakan oleh para astronom zaman dahulu. Walaupun sederhana
dibandingkan dengan standar modern, peralatan ini memungkinkan dia menghitung
jarak relatif antara planet-planet dan Matahari. Selama bertahun-tahun,ia
mengumpulkan data-data hingga alkhirnya Copernicus mulai mengerjakan dokumen
kontroversial yang menyatakan bahwa bumi dan manusia di dalamnya bukanlah pusat
alam semesta.
Copernicus menggunakan tahun-tahun terakhir kehidupannya untuk
memperbaiki dan melengkapi berbagai argumen dan rumus matematika yang
menopang teorinya. Lebih dari 95 persen dokumen akhir itu memuat perincian teknis
yang mendukung kesimpulannya. Dokumen tulisan tangan orisinal ini masih ada dan
disimpan di Universitas Jagiellonian di Kraków, Polandia. Dokumen ini tidak
berjudul. Copernicus telah menerbitkan sebuah rangkuman singkat tentang
gagasannya dalam sebuah karya yang disebut Commentariolus.
Beberapa teori Copernicus dianggap bertentangan dengan ajaran Alkitab,
Galileo menulis," Copernicus tidak mengabaikan Alkitab, tetapi ia tahu betul bahwa
jika doktrinnya terbukti, hal itu tidak akan bertentangan dengan Alkitab apabila ayat-
ayatnya dipahami dengan benar”. Copernicus dianggap sebagai Bapak Astronomi
Modern. Memang, uraiannya tentang alam semesta telah dimurnikan dan diperbaiki
oleh ilmuwan yang tekemudian seperti Galileo, Kepler, dan Newton. Akan tetapi,
astofisikawan Owen Gingerich mengomentari, “Copernicuslah yang dengan karyanya
memperlihatkan kepada kita bagaimana rapuhnya konsep ilmiah yang sudah diterima
untuk waktu yang lama”. Melalui penelitian, pengamatan, dan matematika,
Copernicus menjungkirkbalikkan konsep ilmiah dan agama yang berurat berakar
tetapi keliru. Dalam pemikiran manusia, ia juga “menghentikan Matahari dan
menggerakkan bumi”.
Kewarganegaraan Copernicus mulai abad ke-19 menjadi bahan perdebatan
sengit. Namun sebenarnya ia bisa dikategorisasikan baik sebagai warga Jerman
maupun Polandia.

3. Galileo Galilei
Galileo Galilei merupakan seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang
memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Banyak kontribusinya dalam keilmuan
antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai pengamatan astronomi, dan
hukum gerak pertama dan kedua (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai
seorang pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi adalah bulat mengelilingi
matahari dan matahari sebagai sistem tatasurya. Akibat pandangannya yang disebut
itu ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni
1633. Pemikirannya tentang bumi adalah bulat dan matahari sebagai pusat tata surya
bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah
bulat dan pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai
meninggalnya. Padahal pemberian hukuman tersebut adalah hal yang salah.
Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang
terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai “bapak
astronomi modern”, “bapak fisika modern”, dan “bapak sains". Hasil usahanya bisa
dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik
Roma (Peristiwa Galileo) adalah sebuah contoh awal konflik antara otoritas
agama dengan kebebasan berpikir (terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.
Galileo Galilei dilahirkan di Pisa, Tuscany pada tanggal 15 Februari 1564 sebagai
anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan musisi asal
Florence, dan Giulia Ammannati. Ia sudah dididik sejak masa kecil. Kemudian, ia
belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena masalah keuangan. Untungnya, ia
ditawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk mengajar matematika.
Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan
astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan
membuat berbagai penemuan. Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan
bergabung dengan Accademia dei Lincei untuk mengamati bintik
matahari. Pada tahun itu juga, muncul penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus,
teori yang didukung oleh Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella,
Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi,
memberikan anggapan bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo sendiri pergi ke
Roma untuk mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal
Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya mendukung
maupun mengajarkan teori Copernicus.
Galileo menulis Saggiatore pada tahun 1622, yang kemudian diterbitkan pada 1623.
Pada tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikroskop awal. Pada tahun 1630, ia
kembali ke Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo sopra i due massimi
sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632. Namun, pada
tahun itu pula, Gereja Katolik menjatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di
Siena. Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke vilanya di Arcetri. Buku
terakhirnya, Discorsi e dimos-trazioni matematiche, intorno à due nuove scienze
diterbitkan di Leiden pada 1638. Di saat itu, Galileo hampir buta total. Pada tanggal 8
Januari 1642, Galileo wafat di Arcetri saat ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah
seorang muridnya. Tidak seperti yang dipercaya sebagian orang, Galileo tidak
menciptakan teleskop tapi ia telah menyempurnakan alat tersebut. Ia menjadi orang
pertama yang memakainya untuk mengamati langit, dan untuk beberapa waktu, ia
adalah satu dari sedikit orang yang bisa membuat teleskop sebagus itu. Awalnya, ia
membuat teleskop hanya berdasarkan deskripsi tentang alat yang dibuat di Belanda
pada 1608. Ia membuat sebuah teleskop dengan perbesaran 3x dan kemudian
membuat model-model baru yang bisa mencapai 32x. Pada 25 Agustus 1609, ia
mendemonstrasikan teleskop pada pembuat hukum dari Venesia. Selain itu, hasil
kerjanya juga membuahkan hasil lain karena ada pedagang-pedagang yang
memanfaatkan teleskopnya untuk keperluan pelayaran. Pengamatan astronominya
pertama kali diterbitkan di bulan Maret 1610, berjudul Sidereus Nuncius.
Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari
1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa
bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari
pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa
keempat benda tersebut mengorbit planet.
Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik matahari,
diperkirakan Astronomi astronom Tionghoa sudah mengamatinya sejak lama. Selain
itu, Galileo juga adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah
di bulan, kesimpulan yang diambil melihat dari pola bayangan yang ada di
permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa bulan itu “kasar dan tidak rata,
seperti permukaan bumi sendiri”, tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan
bulan adalah bola sempurna. Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612
namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat
hanya sebagai sebuah bintang yang redup.

4. Stephen Hawking
Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari
1942; umur 73 tahun adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor
Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari
Gonville and Caius College, Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang
fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi
kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief
History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London
selama 237 minggu berturut-turut. Pada tahun 2010 Hawking bersama Leonard
Mladinow menyusun buku The Grand Design. Meskipun mengalami tetraplegia
(kelumpuhan) karena sklerosis lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut
selama lebih dari empat puluh tahun. Buku-buku danpenampilan publiknya
menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang
termasyhur
di dunia.
Stephen Hawking lahir pada 8 Januari 1942 dari pasangan Dr. Frank Hawking,
seorang biolog, dan Isobel Hawking. Ia memiliki dua saudara kandung, yaitu Philippa
dan Mary, dan saudara adopsi, Edward. Orang tua Hawking tinggal di North London
dan pindah ke Oxford ketika ibu Hawking sedang mengandung dirinya untuk mencari
tempat yang lebih aman. (London saat itu berada
dibawah serangan Luftwaffe Jerman). Setelah Hawking lahir, keluarga mereka
kembali ke London.
Ayahnya lalu mengepalai divisi parasitologi di National Institute for Medical
Research. Pada tahun
1950, Hawking dan keluarganya pindah ke St Albans, Hertfordshire. Di sana ia
bersekolah di St Albans High School for Girls dari tahun 1950 hingga 1953 (pada
masa itu, laki-laki dapat masuk ke sekolah perempuan hingga usia sepuluh tahun).
Dari usia sebelas tahun, Hawking bersekolah di St Albans School. Hawking selalu
tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia terinspirasi dari guru matematikanya yang bernama
Dikran Tahta untuk mempelajari matematika di universitas. Ayahnya ingin agar
Hawking masuk ke University College, Oxford, tempat ayahnya dulu bersekolah.
Hawking
lalu mempelajari ilmu pengetahuan alam. Ia mendapat beasiswa, dan lalu
berspesialisasi dalam fisika. Setelah menerima gelar B.A. di Oxford pada 1962, ia
tetap tinggal untuk mempelajari astronomi. Ia memilih pergi ketika mengetahui
bahwa mempelajari bintik matahari tidak sesuai untuknya dan Hawking lebih tertarik
pada teori daripada observasi. Hawking lalu masuk ke Trinity Hall, Cambridge. Ia
mempelajari astronomi teoretis dan kosmologi. Segera setelah tiba di Cambridge,
gejala sklerosis lateral amiotrofik (ALS) yang akan membuatnya kehilangan hampir
seluruh kendali neuromuskularnya mulai muncul. Pada tahun 1974, ia tidak mampu
makan atau bangun tidur sendiri. Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya dapat
dimengerti oleh orang yang mengenalnya dengan baik. Pada tahun 1985, ia terkena
penyakit pneumonia dan harus dilakukan trakeostomi sehingga ia tidak dapat
berbicara sama sekali. Seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang
memperbolehkan Hawking menulis apa yang ingin ia katakan pada sebuah komputer,
lalu akan
dilafalkan melalui sebuah voice synthesizer'.
Hawking meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial memang ada, dan ia
menggunakan basis matematis untuk asumsinya. “Menurut otak matematisku, angka
menunjukan bahwa keberadaan alien sangatlah rasional. Tantangan terbesar adalah
memperkirakan seperti apakah alien itu.” Ia meyakini bahwa alien tidak hanya ada di
planet-planet, tetapi mungkin juga di tempat lain, seperti bintang atau mengapung di
angkasa luas. Hawking juga memperingati bahwa beberapa spesies alien mungkin
memiliki peradaban yang maju dan dapat mengancam Bumi. Hubungan dengan
spesies seperti itu dapat membahayakan seluruh umat manusia. Ia mengatakan, “Jika
alien mengunjungi kita, hasilnya akan sama seperti ketika Columbus mendarat di
Amerika, yang tidak berakhir baik bagi penduduk asli Amerika”. Hawking juga
menyarankan, daripada mencoba menghubungi alien, sebaiknya kita menghindari
hubungan dengan mereka.
Hawking menikah dengan Jane Wilde, seorang murid bahasa, pada tahun 1965. Jane
Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991. Mereka bercerai
karena tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking. Mereka telah
dikaruniai tiga anak: Robert (lahir 1967), Lucy (lahir 1969), dan Timothy (lahir
1979). Hawking lalu menikahi perawatnya, Elaine Mason
(sebelumnya menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking),
pada tahun 1995. Pada Oktober 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya.
Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking menjawab, “Saya
tidak tahu. Orang yang membanggakan IQnya adalah seorang pecundang.”
Hawking mengambil posisi agnostik dalam masalah agama. Ia telah menggunakan
kata “Tuhan” (secara metaforis) untuk menggambarkan poin dalam buku-buku dan
pidatonya. Mantan istrinya, Jane, menyatakan saat proses perceraian bahwa Hawking
adalah seorang ateis. Hawking menyatakan bahwa ia “tidak religius secara akal sehat”
dan ia percaya bahwa “alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Hukum
tersebut mungkin dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak mela-kukan intervensi untuk
melanggar hukum.” Hawking membandingkan agama dan ilmu pengetahuan pada
tahun 2010, menyatakan: “Terdapat perbedaan mendasar antara agama, yang
berdasarkan pada otoritas, [dan] ilmu pengetahuan, yang berdasarkan pada observasi
dan alasan. Ilmu pengetahuan akan menang karena memang terbukti.” Pada
September 2010, The Telegraph melaporkan, “Stephen Hawking telah menyatakan
bahwa Tuhan bukan pencipta alam semesta”. Hawking menulis dalam bukunya, The
Grand Design, bahwa "Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan
akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa
sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita
ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan
alam semesta."
5. Isaac Newton
Sir Isaac Newton FRS (lahir di Woolsthorpe-byColsterworth, Lincolnshire, 4 Januari
1643 – meninggal 31 Maret 1727 pada umur 84 tahun ; KJ: 25 Desember 1642 – 20
Maret 1726/7) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam,
alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran
heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan
dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik. Karya bukunya Philosophiæ Naturalis
Principia Mathematic yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai buku paling
berpengaruh sepanjang sejarah sains. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika
klasik. Dalam karyanya ini, Newton menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum
gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad.
Newton berhasil menunjukkan bahwa gerak benda di Bumi dan benda-benda luar
angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam yang sama. Ia
membuktikannya dengan menunjukkan konsistensi antara hukum gerak planet Kepler
dengan teori gravitasinya. Karyanya ini akhirnya menyirnakan keraguan para
ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi ilmiah. Dalam bidang
mekanika, Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan momentum dan
momentum sudut. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop refleksi
yang pertama dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa
sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia
juga merumuskan hukum pendinginan dan mempelajari kecepatan suara. Dalam
bidang matematika pula, bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan
secara terpisah, Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus
integral. Ia juga berhasil menjabarkan teori binomial, mengembangkan “metode
Newton” untuk melakukan pendekatan terhadap nilai nol suatu fungsi, dan
berkontribusi terhadap kajian deret pangkat. Sampai sekarang pun Newton masih
sangat berpengaruh di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai
para ilmuwan dan masyarakat umum di
Royal Society mengenai siapakah yang memberikan kontribusi lebih besar dalam
sains, apakah Newton atau Albert Einstein, menunjukkan bahwa Newton dianggap
memberikan kontribusi yang lebih besar.
Isaac Newton dilahirkan pada tanggal 4 Januari 1643 [KJ:25 Desember 1642] di
Woolsthorpe-by-Colsterworth, sebuah hamlet (desa) di county Lincolnshire. Pada saat
kelahirannya, Inggris masih mengadopsi kalender Julian, sehingga hari kelahirannya
dicatat sebagai 25 Desember 1642 pada hari Natal. Ayahnya yang juga bernama Isaac
Newton meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton. Newton dilahirkan secara
prematur; dilaporkan pula ibunya, Hannah Ayscough, pernah berkata bahwa ia dapat
muat ke dalam sebuah cangkir (≈ 1,1 liter). Ketika Newton berumur tiga tahun,
ibunya menikah kembali dan meninggalkan Newton di bawah asuhan neneknya,
Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai ayah tirinya dan menyimpan rasa
benci terhadap ibunya karena menikahi pria tersebut, seperti yang tersingkap dalam
pengakuan dosanya: “Threatening my father and mother Smith to burn them and the
house over them.” Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan
H. Eves: Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah
The King’s School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di
perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan
alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan
barunya. Kepala sekolah King’s School kemudian meyakinkan ibunya untuk
mengirim Newton kembali ke sekolah sehingga ia dapat menamatkan pendidikannya.
Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Pada Juni 1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge sebagai
seorang sizar (mahasiswa yang belajar sambil bekerja). Pada saat itu, ajaran
universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles, namun Newton lebih memilih untuk
membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju seperti Descartes dan
astronom seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler. Pada tahun 1665, ia menemukan
teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang pada
akhirnya berkembang menjadi kalkulus. Segera setelah Newton mendapatkan
gelarnya pada Agustus 1665, Universitas Cambridge ditutup oleh karena adanya
Wabah Besar. Walaupun dalam studinya di Cambridge biasa-biasa saja,
studi privat yang dilakukannya di rumahnya di Woolsthorpe selama dua tahun
mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan hukum gravitasi. Pada
tahun 1667, ia kembali ke Cambridge sebagai pengajar di Trinity.
Kebanyakan ahli sejarah percaya bahwa Newton dan Leibniz mengembangkan
kalkulus secara terpisah. Keduanya pula menggunakan notasi matematika yang
berbeda pula. Menurut teman-teman dekat Newton, Newton telah menyelesaikan
karyanya bertahun-tahun sebelum Leibniz, namun tidak mempublikasikannya sampai
dengan tahun 1693. Ia pula baru menjelaskannya secara penuh pada tahun 1704,
manakala pada tahun 1684, Leibniz sudah mulai mempublikasikan penjelasan penuh
atas karyanya. Notasi dan “metode diferensial” Leibniz secara universal diadopsi di
Daratan Eropa, sedangkan Kerajaan Britania baru mengadopsinya setelah tahun 1820.
Dalam buku catatan Leibniz, dapat ditemukan adanya gagasan-gagasan sistematis
yang memperlihatkan bagaimana Leibniz mengembangkan kalkulusnya dari awal
sampai akhir, manakala pada catatan Newton hanya dapat ditemukan hasil akhirnya
saja. Newton mengklaim bahwa ia enggan mempublikasi kalkulusnya karena takut
ditertawakan. Newton juga memiliki hubungan dekat dengan matematikawan Swiss
Nicolas Fatio de Duillier. Pada tahun 1691, Duillier merencanakan untuk
mempersiapkan versi baru buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica
Newton, namun tidak pernah menyelesaikannya. Pada tahun 1693 pula hubungan
antara keduanya menjadi tidak sedekat sebelumnya. Pada saat yang sama, Duillier
saling bertukar surat dengan Leibniz. Pada tahun 1699, anggota-anggota Royal
Society mulai menuduh Leibniz menjiplak karya Newton. Perselisihan ini memuncak
pada tahun 1711. Royal Society kemudian dalam suatu kajian memutuskan bahwa
Newtonlah penemu sebenarnya dan mencap Leibniz sebagai penjiplak. Kajian ini
kemudian diragukan karena setelahnya ditemukan bahwa Newton sendiri yang
menulis kata akhir kesimpulan laporan kajian ini. Sejak itulah bermulainya
perselisihan sengit antara Newton dengan Leibniz. Perselisihan ini berakhir
sepeninggal Leibniz pada tahun 1716. Newton umumnya diakui sebagai penemu
teorema binomial umum yang berlaku untuk semua eksponen. Ia juga menemukan
identitas Newton, metode Newton, mengklasifikasikan kurva bidang kubik,
memberikan kontribusi yang substansial pada teori beda hingga, dan merupakan yang
pertama untuk menggunakan pangkat berpecahan serta menerapkan geometri
koordinat untuk menurunkan penyelesaian persamaan Diophantus. Ia dipilih untuk
menduduki jabatan Lucasian Professor of Mathematics pada tahun 1669. Pada saat
itu, para pengajar Cambridge ataupun pengajar Oxford haruslah seorang pastor
Anglikan yang telah ditahbiskan. Namun, jabatan profesor Lucasian mengharuskan
pula pejabatnya tidak aktif dalam gereja. Oleh karena itu, Newton berargumen bahwa
ia seharusnyalah dibebaskan dari keharusan penahbisan. Raja Charles II menerima
argumen ini dan memberikan persetujuan, sehingga konflik antara pandangan
keagamaan Newton dengan gereja Anglikan dapat dihindari. Dari tahun 1670 sampai
dengan 1672, Newton mengajar bidang optika. Semasa periode ini, ia menginvestigasi
refraksi cahaya, menunjukkan bahwa kaca prisma dapat membagi-bagi cahaya putih
menjadi berbagai spektrum warna, serta lensa dan prisma keduanya akan
menggabungkan kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi cahaya putih. Dia juga
menunjukkan bahwa cahaya berwarna tidak mengubah sifat-sifatnya dengan
memisahkan berkas berwarna dan menyorotkannya ke berbagai objek. Newton
mencatat bahwa tidak peduli apakah berkas cahaya tersebut dipantulkan, dihamburkan
atau ditransmisikan, warna berkas cahaya tidak berubah. Dengan demikian dia
mengamati bahwa warna adalah interaksi objek dengan cahaya yang sudah berwarna,
dan objek tidak menciptakan warna itu sendiri. Ini dikenal sebagai teori warna
Newton. Dari usahanya ini dia menyimpulkan bahwa lensa teleskop refraksi akan
mengalami gangguan akibat dispersi cahaya menjadi berbagai warna (aberasi
kromatik). Sebagai bukti konsep ini dia membangun teleskop menggunakan cermin
sebagai objektif untuk mengakali masalah tersebut. Pengerjaan rancangan ini,
teleskop refleksi fungsional pertama yang dikenal, yang sekarang disebut sebagai
teleskop Newton melibatkan pemecahan masalah bagaimana menemukan bahan
cermin yang cocok serta teknik pembentukannya. Newton menggosok cerminny
sendiri dari komposisi khusus logam spekulum yang sangat reflektif, menggunakan
cincin Newton untuk menilai mutu optika teleskopnya. Pada akhir 1668 dia berhasil
memproduksi teleskop pantul pertamanya. Pada tahun 1671 Royal Society meminta
demonstrasi teleskop pantulnya. Minat mereka mendorongnya untuk menerbitkan
catatannya, On Colour (Tentang
Warna), yang kemudian dikembangkannya menjadi Opticks. Ketika Robert Hooke
mengkritik beberapa gagasan Newton, dia begitu tersinggung sehingga dia menarik
diri dari
depan publik. Newton dan Hooke berkomunikasi singkat pada tahun 1679-1680,
ketika Hooke, yang ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, menulis
surat yang dimaksudkan untuk memperoleh sumbangan dari Newton untuk penerbitan
Royal Society, yang mendorong Newton untuk menyelesaikan bukti bahwa orbit elips
planet merupakan hasil dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat
vektor jari-jari (lihat hukum gravitasi Newton) dan De motu corporum in gyrum).
Namun hubungan kedua ilmuwan tersebut umumnya tetap buruk sampai saat
kematian Hooke. Newton berargumen bahwa cahaya terdiri dari partikel atau
corpuscles, yang direfraksikan dengan percepatan ke dalam medium yang lebih rapat.
Dia condong kepada teori gelombang seperti suara untuk menerangkan pola berulang
pemantulan dan transmisi oleh film tipis (Opticks Bk.II, Props. 12), tapi masih
mempertahankan teori 'fits yang menentukan apakah corpuscles dipantulkan atau
diteruskan. Para fisikawan kemudian lebih menyukai teori gelombang murni untuk
cahaya untu menjelaskan pola interferensi, dan fenomena umum difraksi. Mekanika
kuantum, foton, dan dualisme gelombang-partikel dewasa ini hanya memiliki
kemiripan sedikit saja dengan pemahaman Newton terhadap cahaya. Dalam
Hypothesis of Light yang terbit pada tahun 1675, Newton mendalilkan keberadaan
eter untuk menghantarkan gaya antarpartikel. Kontak dengan Henry More, seorang
teosofis, membangkitkan minatnya dalam alkimia. Dia mengganti eter dengan gaya
gaib yang didasarkan pada gagasan hermetis tentang gaya tarik dan tolak antara
partikel. John Maynard Keynes, yang memperoleh banyak tulisan Newton tentang
alkimia, menyatakan bahwa “Newton bukanlah orang pertama dari Abad Pencerahan
(Age of Reason): dia adalah ahli sihir terakhir.” Minat Newton dalam alkimia tidak
dapat dipisahkan dari sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan; namun tampaknya
dia memang meninggalkan penelitian alkimianya..(Ini adalah ketika tidak ada
perbedaan yang jelas antara alkimia dan sains). Bila saja dia tidak mengandalkan
gagasan gaib aksi pada suatu jarak, dalam ruang hampa, dia mungkin tidak akan
mengembangkan teori gravitasinya. Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks,
yang menguraikan secara terperinci teori korpuskular tentang cahaya. Dia
menganggap cahaya terbuat partikel-partikel (corpuscles) yang sangat halus, bahwa
materi biasa terdiri dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui
sejenis transmutasi alkimia “mungkinkah benda kasar dan cahaya dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, ... dan mungkinkah benda-benda menerima
aktivitasnya dari partikel cahaya yang memasuki komposisinya?" (“Are not gross
Bodies and Light convertible
into one another, ...and may not Bodies receive much of their Activity from the
Particles of Light which enter their Composition?") Newton juga membangun bentuk
primitif generator elektrostatik gesek, menggunakan bulatan gelas (Optics, 8th
Query). Di dalam artikel berjudul “Newton, prisms and the 'opticks’ of tunable lasers
diindikasikan bahwa Newton dalam bukunya Opticks adalah yang pertama kali
menunjukkan diagram penggunaan prisma sebagai pengekspansi berkas cahaya.
Dalam buku yang sama dia memerikan, lewat diagram, penggunaan susunan prisma
berganda. Sekitar 278 tahun setelah diskusi oleh Newton, pengekspansi prisma
berganda menjadi pokok dari pengembangan laser tertalakan lebargaris sempit.
Penggunaan prisma pengekspansi berkas ini berakibat terhadap pengembangan teori
dispersi prisma berganda. Pada tahun 1679 Newton kembali mengerjakan mekanika
benda langit, yaitu gravitasi dan efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan
Referensi terhadap hukum Kepler tentang gerak planet. Ini dirangsang oleh
pertukaran surat singkat pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang telah ditunjuk untuk
mengelola korespondensi Royal Society, dan membuka korespondensi yang
dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton
terhadap jurnal ilmiah Royal Society. Bangkitnya kembali ketertarikan Newton
terhadap astronomi mendapatkan rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet
pada musim dingin 1680-1681,yang dibahasnya dalam korespondensi dengan John
Flamsteed.
Setelah diskusi dengan Hooke, Newton menciptakan bukti bahwa bentuk elips orbit
planet akan berasal dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat
vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond Halley dan ke
Royal Society dalam De motu corporum in gyrum, sebuah risalah yang ditulis dalam
9 halaman yang disalin ke dalam buku register Royal Society pada Desember 1684
Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian akan dikembangkan dalam
Principia. Principia dipublikasikan pada 5 Juli 1687 dengan dukungan dan bantuan
keuangan dari Edmond Halley. Dalam karyanya ini Newton menyatakan hukum gerak
Newton yang memungkinkan banyak kemajuan dalam revolusi Industri yang
kemudian terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian,
dan masih merupakan pondasi dari teknologi nonrelativistik dunia modern. Dia
menggunakan kata Latin gravitas (berat) untuk efek yang kemudian dinamakan
sebagai gravitasi, dan mendefinisikan hukum gravitasi universal. Dalam karya yang
sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan
kalkulus, dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk
menentukan (berdasarkan hukum Boyle) laju bunyi di udara, menentukan kepepatan
bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi
bulan pada kepepatan Bumi, memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan,
memberikan teori penentuan orbit komet, dan masih banyak lagi.
Newton memperjelas pandangan heliosentrisnya tentang tata surya, yang
dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an dia
sudah mengakui Matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya. Bagi
Newton, titik pusat Matahari atau benda langit lainnya tidak dapat dianggap diam,
namun seharusnya “titik pusat gravitasi bersama Bumi, Matahari dan Planet-planetlah
yang harus disebut sebagai Pusat Dunia”, dan pusat gravitasi ini “diam atau bergerak
beraturan dalam garis lurus”.(Newton mengadopsi pandangan alternatif “tidak
bergerak” dengan memperhatikan pandangan umum bahwa pusatnya, di manapun itu,
tidak bergerak. Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak yang tidak terlihat
menyebabkan dirinya dikritik karena memperkenalkan “perantara gaib” ke dalam
ilmu pengetahuan.
Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak kritik tersebut dalam
bagian General Scholium di akhir buku. Dia menulis bahwa cukup menyimpulkan
bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal tersebut tidak
menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan hipotesis hal-hal
yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini Newton menggunakan ungkapannya
yang kemudian terkenal, Hypotheses non fingo. Berkat Principia, Newton diakui
dunia internasiona Dia mendapatkan lingkaran pengagum, termasuk matematikawan
kelahiran Swiss Nicolas Fatio de Duillier,yang menjalin hubungan yang intens
dengannya sampai 1693, saat hubungan tersebut mendadak berakhir. Pada saat
bersamaan Newton menderita gangguan saraf. Pada dasawarsa 1690-an, Newton
menulis sejumlah risalah keagamaan yang membahas penafsiran harfiah Alkitab.
Kepercayaan Henry More tentang Alam Semesta dan penolakan dualisme Cartesian
mungkin telah mempengaruhi gagasan-gagasan keagamaan Newton. Naskah yang dia
kirim ke John Locke yang berisi bantahan terhadap eksistensi Trinitas tidak pernah
diterbitkan. Karya-karya akhirnya, The Chronology of Ancient Kingdoms Amended
(1728) dan Observations Upon the Pro-phecies of Daniel and the Apocalypse of St.
John (1733) diterbitkan setelah kematiannya. Dia juga mencurahkan waktu cukup
banyak untuk studi alkimia.
Newton adalah anggota Parlemen Inggris dari tahun 1689 sampai 1690, dan pada
tahun 1701. Namun menurut beberapa laporan komentarnya di parlemen hanyalah
keluhan
tentang aliran udara dingin dalam ruangan dan permintaan agar jendela ditutup.
Newton pindah ke London untuk menempati posisi pengawas Percetakan Uang
Logam Kerajaan ( Royal Mint) pada tahun 1696, posisi yang didapatkannya berkat
dukungan Charles Montagu, Earl Pertama Halifax, yang pada saat itu menjabat
Chancellor of Exchequer. Dia bertanggung
jawab atas pencetakan kembali uang logam Inggris, tugas yang sebenarnya tumpang
tindih dengan Lord Lucas, Gubernur Menara London. Dia juga mendapatkan
pekerjaan deputi pengawas cabang sementara Chester untuk Edmond Halley. Newton
menjadi Empu Percetakan Uang Logam (Master of Mint) yang paling terkenal setelah
kematian Thomas Neale pada tahun 1699, posisi yang tetap dijabatnya sampai akhir
hayatnya. Penunjukan ini sebenarnya dimaksudkan sebagai pekerjaan ringan, namun
Newton memperlakukannya sebagai tugas serius, dan pensiun dari kewajibannya di
Cambridge pada tahun 1701, dan menggerakkan kekuasaannya untuk mereformasi
mata uang dan menghukum pemalsu dan pemotong uang logam.
Sebagai Empu Percetakan Uang Logam pada tahun 1717 Newton memindahkan
standar Poundsterling ke standar perak dari standar emas, dengan menentukan
hubungan bimetalik antara koin emas dan koin perak yang menguntungkan koin
emas. Ini menyebabkan koin perak serling dilebur dan dikapalkan ke luar Britania.
Newton diangkat sebagai Presiden Royal Society pada tahun 1703 dan menjadi rekan
dari Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis (Académie des Sciences). Pada
kedudukannya di Royal Society, Newton menjadi bermusuhan dengan John
Flamsteed, Astronom Kerajaan, dengan menerbitkan secara prematur karya
Flamsteed, Historia Coelestis Britannica, yang telah digunakan oleh Newton dalam
studinya.
Pada April 1705 Ratu Anne mengangkat Newton sebagai Kesatria pada saat
kunjungan ke Trinity College, Cambridge. Pengangkatan ini kemungkinan didorong
oleh perhitungan politik sehubungan dengan pemilihan Parlemen pada bulan Mei
1705, daripada pengakuan karya-karya ilmiah Newton ataupun jasanya sebagai Empu
Percetakan Uang Logam Newton adalah ilmuwan kedua yang diangkat sebagai
kesatria, setelah Francis Bacon.
Mendekati akhir hayatnya, Newton bertempat tinggal di Cranbury Park, dekat
Winchester dengan kemenakan perempuan dan suaminya, sampai wafatnya pada
tahun 1727. Newton wafat dalam tidurnya di London pada tanggal 31 Maret dan
dikebumikan di Westminster Abbey. Kemenakannya Catherine Barton Conduitt,
bertindak sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan sosial di rumhnya di Jermyn
Street di London. Dia adalah “pamannya yang sangat penyayang,” menurut surat
Newton kepada Catherine Barton pada saat kemenakannya
itu sedang memulihkan diri dari penyakit cacar. Newton yang tetap melajang telah
membagi-bagikan sebagian besar harta miliknya kepada sanak keluarganya pada
tahun-tahun terakhirnya, dan wafat tanpa meninggalkan warisan. Setelah
kematiannya, tubuh Newton ditemukan mengandung sejumlah besar raksa, mungkin
sebagai akibat studi alkimianya. Keracunan air raksa dapat menjelaskan keeksentrikan
Newton di akhir hayatnya.
Kuburan Newton di Westminster Abbeyan Socinianisme (dia memiliki dan telah
membaca dengansaksama paling tidak delapan buku Socinianisme. Pada masa yang
terkenal tidak toleran beragama, hanya sedikit ekspresi publik pandangan radikal
Newton, terutama
penolakannya untuk menerima pentahbisan dan, di ranjang kematiannya, menerima
sakramen yang ditawarkan kepadanya. Meskipun hukum gerakan dan hukum gravitasi
universalnya
menjadi penemuan yang paling terkenal dari Newton, dia memperingatkan terhadap
penggunaannya untuk memandang alam semesta hanya sebagai mesin, seperti jam
besar. Dia mengatakan, “Gravitasi menerangkan gerakan planet-planet, namun tidak
dapat menerangkan
siapa yang menggerakkannya pertama kali. Tuhan mengatur semua hal dan
mengetahui apa saja yang ada atau dapat dilakukan.”
Beserta dengan kemasyhurannya di dunia ilmiah, studi Newton tentang Alkitab dan
Bapa Gereja awal juga patut dicatat. Newton menulis karya-karya kritik tekstual, yang
paling terkenal adalah An Historical Account of Two Notable Corruptions of
Scripture. Dia menempatkan penyaliban Yesus Kristus pada tanggal 3 April 33 M,
yang cocok dengan salah satu tanggal yang diterima secara tradisional. Dia juga
berusaha tanpa hasil menemukan pesan-pesan tersembunyi di dalam Alkitab. Newton
percaya terhadap dunia yang imanen secara rasional, tetapi dia menolak hilozoisme
yang tersirat dalam pemikiran Leibniz dan Baruch Spinoza. Alam yang teratur dan
dimaklumkan secara dinamis dapat dipahami, dan mestinya dipahami, dengan akal
aktif. Dalam suratmenyuratnya, Newton mengklaim bahwa dalam menulis Principia
“Saya memandang prinsip-prinsip tersebut sebagai karya besar dengan
mempertimbangkan manusia untuk kepercayaan terhadap Tuhan”. Dia melihat
tanda-tanda rancangan dalam sistem alam semesta: “keseragaman yang
mengagumkan pada sistem planet haruslah membolehkan efek dari pilihan.” Tetapi
Newton bersikeras bahwa campur tangan ilahi akhirnya akan diperlukan untuk
memulihkan sistem, karena pertumbuhan lambat-laun ketidakstabilan. Karena ini,
Leibniz mengejeknya: “Tuhan yang Mahakuasa ingin memutar lagi arlojinya dari
waktu ke waktu: kalau tidak arloji itu akan berhenti bergerak. Dia tampaknya tidak
memiliki pandangan jauh ke depan untuk membuatnya dapat bergerak selamanya.""
Posisi Newton dengan gigih dipertahankan oleh pengikutnya Samuel Clarke dalam
sebuah korespondensi terkenal. Seabad kemudian, karya Pierre Simon Laplace
Celestial Mechanics (Mekanika Benda Langit) memiliki penjelasan alami tentang
alasan orbit planet
tidak memerlukan campur tangan ilahi.
Filsafat mekanis Newton dan Robert Boyle diangkat oleh para pendebat rasionalis
sebagai alternatif layak terhadap panteisme dan antusiasme, dan diterima dengan
raguragu oleh para pengkhotbah ortodoks dan pemberontak seperti para latitudinarian.
Sains dilihat sebaga cara untuk memerangi superlatif emosional dan metafisis dari
antusiasme tahyul dan ancaman ateisme, dan pada saat bersamaan, gelombang kedua
para deis Inggris menggunakan penemuan Newton untuk menunjukkan kemungkinan
adanya “agama alamiah”. Newton melengkapi gagasan Boyle melalui pembuktian
matematika, dan mungkin yang lebih penting, sangat berhasil dalam
mempopulerkannya. Newton melihat Tuhan sebagai pencipta utama yang
keberadaannya tidak dapat disangkal di depan keagungan segala ciptaan. Juru
bicaranya, Clarke, menolak teodisi Leibniz yang membersihkan Tuhan dari
tanggungjawab untuk masalah kejahatan dengan membuat Tuhan tidak lagi campur
tangan dengan ciptaannya, karena seperti yang ditegaskan Clarke, tuhan seperti itu
hanyalah namanya saja menjadi raja, dan paham seperti itu hanya selangkah lagi
menuju ateisme. Tetapi akibat teologis yang tidak disangka-sangka terhadap
keberhasilan sistem Newton pada abad berikutnya adalah semakin kuatnya kedudukan
deisme yang dianjurkan oleh Leibniz.
Pemahaman dunia sekarang dibawa turun ke aras akal sederhana manusia, dan
manusia, seperti argumen Odo Marquard, menjadi bertanggung jawab terhadap
perbaikan dan pemberantasan kejahatan.
Dalam naskah yang dia tulis tahun 1704 yang berisi deskripsi usahanya untuk
menggali keterangan ilmiah dari Alkitab, dia memperkirakan dunia akan berakhir
paling cepat tahun 2060. Dalam meramalkan ini dia berkata “Ini saya sebutkan bukan
untuk menegaskan kapan seharusnya waktu akan berakhir, tetapi untuk menghentikan
dugaan gegabah dari orang-orang yang penuh anganangan yang sering meramalkan
kapan kiamat terjadi, dan dengan demikian menodai nubuat suci sesering kegagalan
ramalan mereka.”

Anda mungkin juga menyukai