Anda di halaman 1dari 2

DIURETIK

Diuretik akan meningkatkan output dengan menurunkan reabsorbsi Na+ dan


air. Zat diuretik digolongkan berdasarkan cara kerjanya.sayangnya banyak diuretik
yang mempunyai cara kerja leibh dari satu sehingga penggolongannya menjadi tidak
sempurna.

Mayoritas diuretik bekerja di membran sel luminal di dalam tubulus ginjal.


Hampir semua diuretik mempunyai ikatan yang fungsi dengan protein, hanya sedikit
yang masuk ke tubulus dengan cara filtrasi. Oleh karena itu banyak diuretik yang
disekresi oleh tubulus proksimal (biasanya melalui pompa anion). Gangguan sampai
ke tubulus biasanya terjadi pasien dengan gangguan ginjal.

DIURETIK OSMOTIK (MANNITOL)

Diuretik yang bekerja secara osmotik disaring di glomerulus dan direabsorbsi


sangat kecil di tubulus proksimal. Di sini diuretik membatasi reabsorbsi air secara
pasif yang biasanya mengikuti proses reabsorbsi Na+. walaupun efek utamanya ialah
untuk meningkatkan ekskresi air, dengan dosis besar, diuretik osmotik juga
meningkatkan ekskresi elektrolit (NA+, K+). Mekanisme yagn sama juga
mengganggu reabsorbsi di loop of henle.

Manitol ialah diuretik osmotik yang paling sering digunakan. Manitol ialah glukosa
dengan 6 rantai karbon yang sedikit bahkan hampir tidak mengalami reabsorbsi.
Manitol dapat meningkatkan RBF, juga dapat menghilangkan hipertonisitas pada
medulla dan mengganggu kemampuan konsentrasi ginjal. Manitol juga mengaktifkan
prostaglandia casodilator di dalam ginjal serta dapat pula mencari radikal bebas, dosis
intravena 0,25-1g/kg, yang kegunaannya sebagai:

A. Sebagai profilaksis terhadap gagal ginjal akut pada pasien beresiko tinggi.

Pasien dengan resiko tinggi; trauma luas, reaksi hemolytic yang hebat,
rhabdomiolisis, dan jaundice yang hebat, serta pasien dengan operasi
jantung/aorta dapat diberi prefelaksis karena efek pengenceran terhadap zat
nefrotoksik pada tubulus renalis, pencegahan obstruksi tubulus, mempertahankan
RBF dan menurunkan pembengkakan cel serta mempertahankan bentuk sel.
B. Mengevaluasi keadaan aliguria akut

Dalam keadaan hipovolemi, manitol akan memperbesar output urin, sebaliknya


pada keadaan glomerulus atau tubulus yang rusak maka manitol tidak
berpengaruh.

C. Merubah Oligorik renal failure menjadi non aligorik renal failure

Walau hal ini masih sangat kontroversi, banyak para klinis menggunakan manitol
karena rendahnya mortality rate pada kasus non oligorik renal failure.

D. Mengurangi tekanan intrekranial dan edema serebral dengan cepat.

E. Menurunkan tekanan intraokular secara cepat pada stadium preoperative.

Efek Samping

Manitol bersifat hipertonik dan meningkatkan osmolalitas plasma dan cairan


extracellular. Perpindahan air yang cepat dari intracellular ke extracellular dapat
meningkatkan volume intravaskular dan mempercepat dekompensasi kardiak. Dan
oedem pulmonal pada pasien dengan kemampuan jantung yang terbatas.
Hypotanreamia ringan, penurunan Hb, Peningkatan kalium juga sering ditemukan
Hyponatremia di sini bukan karena hipoosmolalitas tetapi karena manitol. Jika keadaa
ini diperbaiki dengan penambahan cairan dan elektrolit, manitol dapat menyebabkan
hypovolemi, hypokalemia, dan hyponatremia. Hyponatremia terjadi karena hilangnya
air yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai