Anda di halaman 1dari 3

DEGLOVING

= terlepasnya kulit dan jaringan lunak dari jaringan fascia di bawahnya secara
paksa akibat tekanan yang keras dan mendadak (shearing force)

MEKANISME
– terjepit di bawah ban dan terseret pada aspal

KLASIFIKASI
– open degloving : degloving yang disertai diskontinuitas kulit
– closed degloving : degloving di mana kulit masi intak

VAC (vacuum assisted closure) adalah suatu sistem yang digunakan untuk
membantu proses penyembuhan luka dengan cara memberikan tekanan negatif
pada luka sehingga menimbulkan suasana yang tepat untuk proses
penyembuhan luka.
Mekanisme kerja :
– membuang cairan intersitial
– menekan kolonisasi bakteri
– meningkatkan vaskularisasi jaringan
Tekanan yang diberikan adalah 75-175 mmHg secara kontinu atau intermitten
Indikasi : pada luka kronis (ulkus dekubitus, ulkus diabetikum), luka akut akibat
trauma, luka dehiscene, luka post skin graft
Kontraindikasi : pada luka yang masih terdapat jaringan nekrotik, luka dengan
hemostasis yang tidak adekuat, ulcer pada keganasan
Cara VAC modifikasi :
– debridement dan nekrotomi luka dengan baik
– pasang duoderm extrathin pada tepi luka untuk mencegah lecet dan jamur
– ukur spons sesuai dengan ukuran dan bentuk luka
– pasang selang transfusi set pada spons
– tutup dengan transparant dressing
– hubungan transfusi set pada botol yang telah divacumkan
Tekanan yang diberikan pada VAC modifikasi dengan 1 tabung dan 2 selang
transfusi set adalah 125 mmHg

TATALAKSANA
– PRIMARY SURVEY
– SECONDARY SURVEY :
ANAMNESA :
– mekanisme injury
– kapan terjadinya
– berapa jauh pasien terseret
– apakah ada riwayat mual-muntah, pingsan, keluar darah dari hidung dan
telinga
– apa pertolongan pertama yang sudah dilakukan
HEAD TO TOE EXAMINATION :
– open degloving : luka terbuka yang membentuk flap, dasarnya apa?, adakah
ruptur otot dan tendon?, adakah expose vascular dan tendon?, adakah
perdarahan aktif?
– closed degloving : tidak terdapat luka terbuka, fluktuasi +, apabila
dilakukan aspirasi didapatkan serous
– jejas pada sekitar degloving
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
– foto rontgen untuk menyingkirkan kecurigaan fraktur
– ro thorax dan lab darah untuk persiapan operasi
OPERASI :
– debridement
– test vitalitas jaringan :
● capillary refill test
● split thickness skin excision
● tes flourenscen = injeksi flourescen 15 mg/kgBB dalam NaCl 0,9% 200 cc
kemudian ditunggu 10 menit kemudian dilakukan penyinaran dengan sinar
UV
● freshening tepi luka
– perawatan luka

TATALAKSANA OPERASI :
– pasien posisi supine di meja operasi dengan general anestesi
– dilakukan pencucian luka
– dilakukan pengembalian flap kulit ke posisi anatomisnya dengan jahitan
tidak tension
– dilakukan test vitalitas jaringan dengan STSE : dengan menggunakan
humby dilakukan STSE dari distal pedikel hingga ke proximal hingga
ditemukan bleeding yang adekuat (< 2 dtk) kemudian dari titik tersebut
ditambah 2 cm
– tandai batas jaringan yang vital dan non-vital
– eksisi jaringan vital
– lakukan debridement luka
– irigasi dengan menggunakan normal saline
– lakukan musculorraphy/ tenorraphy bila didapatkan ruptur pada musculus/
tendon
– jahit anchoring
– preservasi kulit hasil STSE dengan menjahitkan kulit pada RS dengan
benang non-absorbable 4.0
– apabila RS luas dapat dilakukan perawatan dengan VAC modifikasi, apabila
RS tidak luas dapat dilakukan perawatan dengan absorbant

TATALAKSANA DI RUANGAN
– antibiotik dan analgesik
– pemberian cairan maintance 30-50 cc/kgBB/hari
– rawat luka setiap 3-5 hari sebagai persiapan bed luka
– penutupan bed luka dapat dilakukan dengan split thickness skin graft atau
flap

Anda mungkin juga menyukai