Anda di halaman 1dari 6

(( LUKA INSISI ))

 Luka yang terjadi karena teriris oleh benda yang tajam dan rata seperti silet atau
pisau.
 Tepi luka tampak teratur (contoh: luka operasi)
 Luka insisi (sayatan) merupakan trauma yang disebabkan benda tajam sehingga
jaringan mengalami kerusakan.
 Derajat kedalaman suatu luka sayat pada kulit dapat di golongkan menjadi:
a. Stadium I Pada stadium I kulit masih intak akan tetapi terjadi perubahan pada
temperatur kuit, konsistensi jaringan, sensasi dan warna kulit disekitar luka.
b. Stadium II Luka pada kuit menyebabkan hilangnya bagian epidermis dan sebagian
dermis.
c. Stadium III Luka pada kulit menyebabkan seluruh epidermis dan dermis
menghilangkan tetapi tidak sampai fascia.
d. Stadium IV Luka mengenai seluruh jaringan kulit dan jaringan dibawah kulit. Terlihat
banyak kerusakan jaringan serta didapati adanya nekrosis jaringan.

http://eprints.undip.ac.id/69274/3/Laporan-KTI_Candra
Farida_22010115120076_BAB_II.pdf

(( INSISI ABSES DENTOGEN SUBKUTAN ))

Perawatan

 Tindakan awal adalah insisi dan pembuatan drainase.


 Pertama-tama, ditentukan tempat insisi akan dilakukan.
 Selanjutnya, disemprotkan chlor ethyl pada daerah pembengkakan tersebut hingga
membentuk salju.
 Setelah itu insisi dilakukan dengan menggunakan scalpel nomor sebelas sehingga
terbentuk luka ± 1 cm.
 Luka insisi tersebut dibuka sehingga nanah dapat dialirkan keluar hingga
pembengkakan tersebut mengecil.
 Berikutnya, insersikan drain berupa lembaran karet sarung tangan ke dalam luka insisi
hingga rongga abses, agar luka insisi tidak cepat tertutup
 Terakhir, luka bekas insisi diperban dan penderita diinstruksikan untuk melanjutkan
obat-obatnya Cataflam 50 mg 2х1,
 Clindamysin 300 mg, 2x1, yang diperoleh dari dokter sebelumnya, dan diberikan
resep Ultravita tablet 1x1 selama 10 hari.

 Pada kontrol hari kedua pasca insisi:


- tampak pembengkakan mulai mengecil
- masih mengeluarkan nanah.
- Trismus tetap sebesar 1 jari
- nyeri berkurang
- penderita sudah mulai bisa makan dan tidur
- saat control drain diganti.
 Pada kontrol hari ketiga:
- nanah sudah berkurang
- keluar cairan yang bening dan sedikit nanah berwarna kuning kecoklatan.
- Dilakukan penggantian drain
- pasien diberikan resep berupa Metronidazole tab 500 mg 2x1 selama 5 hari, Cefadroxyl
kapsul 500 mg 2x1 selama 5 hari, dan Mefinal tab 500 mg 2x1 selama 5 hari.
 Pada kontrol hari keempat:
- nanah sudah tidak tampak
- hanya keluar cairan bening
- Trismus tinggal dua jari
- dilakukan pencabutan gigi 45.
 Anjuran untuk hari kelima dan seterusnya adalah kompres daerah bengkak dengan air
hangat.
 Pada kontrol hari kesepuluh, penderita merasa sudah nyaman, dan tidak ada keluhan lagi.
Luka insisi sudah sembuh.

Tanda-tanda pasien mengalami infeksi odontogenik tipikal:


 Abses pada vestibulum
 Selanjutnya menyebar ke jaringan di bawah kulit menjadi suatu abses subkutan.
Pilihan perawatan : perawatan bedah mulut insisi dan pembuatan drainase kemudian
pencabutan gigi, atau perawatan endodontik gigi penyebab.
Penentuan waktu insisi dapat dilakukan dengan melakukan palpasi pada permukaan
abses mengenai fluktuasinya. Bilamana fluktuasinya belum jelas untuk menentukan
ada tidaknya nanah, dapat dilakukan aspirasi dengan jarumsuntik yang agak besar;
banyaknya aspirasi cukup 0,1 cc.

Sebagai perawatan pendukung, diberi antibiotika berupa Cefadroxyl dan Metronidazol


mengingat rongga mulut didominasi bakteri anaerob. Jika terjadi reaksi alergi terhadap
penisilin, maka dapat diberi antibiotik golongan lain, misalnya klindamisin, eritromisin,
linkomisin, sefalosporin, dan lain-lain.

Selain antibiotik, untuk mendapat efek obat terapi yang lebih cepat dapat diberikan
persistemik, misalnya suntikan intra muskuler kombinasi penisilin dan streptomisin. Kompres
air hangat dianjurkan kepada pasien pasca insisi hari keempat bermaksud untuk
menyebabkan vasodilatasi setempat, meningkatkan suplai darah, mengurangi hiperemia serta
mempercepat penyembuhan.

https://jdmfs.org/index.php/jdmfs/article/viewFile/215/215
(( INSISI PLEGMON DASAR MULUT ))

1. Introduksi

a. Definisi

Tindakan drainase pada selulitis hebat yang mengenai daerah submandibula dan sublingual.
Infeksi ini terjadi disebelah superfisial dan profunda dari muskulus milohioid.

b. Ruang lingkup

Selulitis hebat yang mengenai daerah submandibula dan sublingual. Infeksi ini terjadi
disebelah superfisial dan profunda dari muskulus milohioid, dan tampak tanda – tanda radang
yang hebat.

c. Indikasi operasi

Selulitis/phlegmon (atau abses) pada dasar mulut dengan ancaman obstruksi jalan nafas,

mediastinitis.

d. Kontra indikasi Operasi

Tidak ada kontra indikasi

e. Diagnosis Banding

Abses dasar mulut

f. Pemeriksaan Penunjang

2. Tahapan Perawatan

1. Algoritma dan Prosedur

Algoritma

 Anamnesa, pemeriksaan fisik


 Penyakit penyerta
 Sumber infeksi
 Potensial obstruksi jalan nafas +/-
 Insisi plegmon dasar mulut

2. Teknik Operasi
Alat dan Bahan:

 Povidone iodine atau betadine


 Blade
 Anestesi Spray
 Kasa steril
 Blade holder
 Spuit
 Clamp
 Gunting
 Forcep
 Duk steril

Menjelang operasi:

 Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan
dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan
permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. ( Informed consent ).
 Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.
 Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.
 Antibiotika terapeutik, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin,
dosis menyesuaikan untuk profilaksis.

Tahapan operasi:

 Desinfeksi menggunakan betadine 10% atau hibitane alkohol 70% 1:1000 atau
alkohol 70% dengan kasa steril, pada lapangan operasi. Pemegangan kasa dengan
forcep.
 Lapangan operasi dipersempit dengan menggunakan duk steril ( penderita diberi
oksigenasi dengan masker atau nasal pronge), dan lakukan komunikasi yang baik
supaya penderita tidak gelisah dan lebih kooperatif.
 Persiapan pisau bedah. Pemasangan blade pada blare holder dibantu dengan
clamp/pinset
 Insisi dekompresi dengan anestesi lokal atau kalau terpaksa (penderita tidak
kooperatif) dengan narkose. Anestesi pada sekitar area abses hingga penderita tidak
merasakan nyeri ketike diperiksa.
 Irisan 1 jari dibawah mandibula sepanjang 6cm. Arteri dan vena fasialis diligasi di
dua tempat dan dipotong diantaranya. Glandula submandibula diretraksi kearah
kaudal sehingga nampak muskulus milihioid. Otot ini kemudian dipotong . Dengan
klem bengkok jaringan sublingual dibuka secara tumpul sehingga nanah yang
terkumpul disitu dapat mengalir keluar melalui luka insisi.
 Lakukan kultur dan sensitifitas untuk kuman penyebabnya.
 Dipasang drain hanschoen yang difiksasi pada kulit.
 Trakeostomi dilakukan apabila penderita sesak nafas.
3. Komplikasi operasi

 Mediastinitis
 Trismus
 Fistel
 Sepsis

4. Mortalitas

Mortalitas tinggi bila terjadi mediastinitis/ sepsis

5. Perawatan Pascabedah

 Infus RL/D5 sesuai kebutuhan cairan 60cc/kgBB/hari .


 Injeksi antibiotika dilanjutkan sampai 5 hari.
 Kumur-kumur dengan obat kumur antiseptik/ oral highiene yang baik.
 Latihan buka mulut supaya tidak trismus, atau supaya muskulus mylohioid dan
sekitarnya kontraksi sehingga pus “terpompa” keluar.
 Rawat luka dengan kompres larutan garam faali (bukan betadine), sehingga luka
terjaga
 kebersihannya.
 Evaluasi sumber infeksi (gigi) dan apakah ada diabetes mellitus.
 Jangan lupa dianjurkan untuk berobat lanjutan sumber infeksinya.

6. Follow-Up

Tiap 3 hari sampai infeksi sembuh

https://bedah.usu.ac.id/images/Modul/Modul_KL/9-INSISI-PLEGMON-DASAR-
MULUT.pdf

(( EDUKASI PASCA INSISI ))

Pasca tindakan

1. pasien diedukasi mengenai cara mengganti perban, mengompres hangat area bekas abses
untuk mendorong evakuasi pus, dan manajemen nyeri dengan analgetik oral seperti
paracetamol atau ibuprofen.

2. Pasien diinstruksikan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi nyeri, pembengkakan,
atau kemerahan yang semakin hebat, abses muncul kembali, serta jika didapatkan tanda-tanda
penyakit sistemik seperti demam, muntah-muntah, dan myalgia.

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/bedah-umum/insisi-dan-drainase-abses/edukasi-
pasien

Anda mungkin juga menyukai