Luka yang terjadi karena teriris oleh benda yang tajam dan rata seperti silet atau
pisau.
Tepi luka tampak teratur (contoh: luka operasi)
Luka insisi (sayatan) merupakan trauma yang disebabkan benda tajam sehingga
jaringan mengalami kerusakan.
Derajat kedalaman suatu luka sayat pada kulit dapat di golongkan menjadi:
a. Stadium I Pada stadium I kulit masih intak akan tetapi terjadi perubahan pada
temperatur kuit, konsistensi jaringan, sensasi dan warna kulit disekitar luka.
b. Stadium II Luka pada kuit menyebabkan hilangnya bagian epidermis dan sebagian
dermis.
c. Stadium III Luka pada kulit menyebabkan seluruh epidermis dan dermis
menghilangkan tetapi tidak sampai fascia.
d. Stadium IV Luka mengenai seluruh jaringan kulit dan jaringan dibawah kulit. Terlihat
banyak kerusakan jaringan serta didapati adanya nekrosis jaringan.
http://eprints.undip.ac.id/69274/3/Laporan-KTI_Candra
Farida_22010115120076_BAB_II.pdf
Perawatan
Selain antibiotik, untuk mendapat efek obat terapi yang lebih cepat dapat diberikan
persistemik, misalnya suntikan intra muskuler kombinasi penisilin dan streptomisin. Kompres
air hangat dianjurkan kepada pasien pasca insisi hari keempat bermaksud untuk
menyebabkan vasodilatasi setempat, meningkatkan suplai darah, mengurangi hiperemia serta
mempercepat penyembuhan.
https://jdmfs.org/index.php/jdmfs/article/viewFile/215/215
(( INSISI PLEGMON DASAR MULUT ))
1. Introduksi
a. Definisi
Tindakan drainase pada selulitis hebat yang mengenai daerah submandibula dan sublingual.
Infeksi ini terjadi disebelah superfisial dan profunda dari muskulus milohioid.
b. Ruang lingkup
Selulitis hebat yang mengenai daerah submandibula dan sublingual. Infeksi ini terjadi
disebelah superfisial dan profunda dari muskulus milohioid, dan tampak tanda – tanda radang
yang hebat.
c. Indikasi operasi
Selulitis/phlegmon (atau abses) pada dasar mulut dengan ancaman obstruksi jalan nafas,
mediastinitis.
e. Diagnosis Banding
f. Pemeriksaan Penunjang
2. Tahapan Perawatan
Algoritma
2. Teknik Operasi
Alat dan Bahan:
Menjelang operasi:
Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan
dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan
permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. ( Informed consent ).
Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.
Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.
Antibiotika terapeutik, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin,
dosis menyesuaikan untuk profilaksis.
Tahapan operasi:
Desinfeksi menggunakan betadine 10% atau hibitane alkohol 70% 1:1000 atau
alkohol 70% dengan kasa steril, pada lapangan operasi. Pemegangan kasa dengan
forcep.
Lapangan operasi dipersempit dengan menggunakan duk steril ( penderita diberi
oksigenasi dengan masker atau nasal pronge), dan lakukan komunikasi yang baik
supaya penderita tidak gelisah dan lebih kooperatif.
Persiapan pisau bedah. Pemasangan blade pada blare holder dibantu dengan
clamp/pinset
Insisi dekompresi dengan anestesi lokal atau kalau terpaksa (penderita tidak
kooperatif) dengan narkose. Anestesi pada sekitar area abses hingga penderita tidak
merasakan nyeri ketike diperiksa.
Irisan 1 jari dibawah mandibula sepanjang 6cm. Arteri dan vena fasialis diligasi di
dua tempat dan dipotong diantaranya. Glandula submandibula diretraksi kearah
kaudal sehingga nampak muskulus milihioid. Otot ini kemudian dipotong . Dengan
klem bengkok jaringan sublingual dibuka secara tumpul sehingga nanah yang
terkumpul disitu dapat mengalir keluar melalui luka insisi.
Lakukan kultur dan sensitifitas untuk kuman penyebabnya.
Dipasang drain hanschoen yang difiksasi pada kulit.
Trakeostomi dilakukan apabila penderita sesak nafas.
3. Komplikasi operasi
Mediastinitis
Trismus
Fistel
Sepsis
4. Mortalitas
5. Perawatan Pascabedah
6. Follow-Up
https://bedah.usu.ac.id/images/Modul/Modul_KL/9-INSISI-PLEGMON-DASAR-
MULUT.pdf
Pasca tindakan
1. pasien diedukasi mengenai cara mengganti perban, mengompres hangat area bekas abses
untuk mendorong evakuasi pus, dan manajemen nyeri dengan analgetik oral seperti
paracetamol atau ibuprofen.
2. Pasien diinstruksikan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi nyeri, pembengkakan,
atau kemerahan yang semakin hebat, abses muncul kembali, serta jika didapatkan tanda-tanda
penyakit sistemik seperti demam, muntah-muntah, dan myalgia.
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/bedah-umum/insisi-dan-drainase-abses/edukasi-
pasien