MAKALAH SEMINAR
Keperawatan Perioperatif 4
Disusun Oleh :
1.4 Manfaat
1. Memberikan pengetahuan serta wawasan tentang definisi drainase cairan.
2. Memberikan pengetahuan serta wawasan tentang syarat-syarat drainase.
3. Memberikan pengetahuan serta wawasan tentang macam-macam drainase.
4. Memberikan pengetahuan serta wawasan tentang teknik drainase.
5. Memberikan pengetahuan serta wawasan tentang jenis alat drainase.
6. Memberikan pengetahuan serta wawasan tentang bagaimana pemeliharaan
drainase pasca operasi.
7. Memberikan pengetahuan serta wawasan tentang SOP Infeksi Odontogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.1 Insisi.
Prinsip Insisi:
a. Apron
b. Sarung tangan
e. Kasa steril
h. Jarum
j. Klem bengkok
m. Gunting
n. Plester
2. Persiapan
4. Perawatan lanjutan
2.4.1. Punctie
a. Pengertian
Punctie (biasa diartikan tusukan) adalah prosedur medis dimana
jarum digunakan untuk membuat rongga yang bertujuan mengeluarkan
darah , cairan atau jaringan dari tubuh untuk pemeriksaan pada setiap
kelainan pada sel atau jaringan. Punctie yang merupakan praktek
memasukkan jarum atau membuat sebuah lubang kecil di jaringan, organ,
untuk mengekstrak gas, cairan atau sampel. Pada tusukan, dapat mencapai
superficial.
Tindakan pungsi bertujuan bertujuan untuk menegakkan diagnosis
sekaligus untuk maksud terapi juga untuk mengurangi pus yang ada,
sehingga pada saat insisi nanah tidak terlalu banyak mengalir ke luar
(menghindari terjadinya aspirasi).
b. Kelebihan
Terapi pungsi mempunyai beberapa kelebihan,.yaitu :
1. Mudah dikerjakan.
2. Dikerjakan sekaligus untuk keperluan diagnosis dan terapi,sehingga
trauma jaringan lebih kecil.
3. Tidak menakutkan penderita.
4. Metode lebih mudah, aman dan murah. Pungsi hanya memerlukan
alat berupa alat suntik (semprit dan jarum no.18 G) dan spatula lidah,
sedangkan insisi memerlukan alat suntik untuk diagnosis, pisau
lengkung, alat penghisap atau kain kasa penghisap untuk mencegah
terjadinya aspirasi.
c. Teknik Pungsi
Arti istilah
- Pinch grasp adalah teknik menggunakan elevator atau tang yang
efektif tergantung pula pada retraksi pipi atau bibir dan stabilitas
prosesus alveolaris. Pinch grasp terdiri dari memegang prosesus
alveolaris di antara ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang bebas.
- Sling grasp mandibula memungkinkan retrraksi pipi/lidah,
memberikan dukungan pada mandibula.biasanya dukungan diperoleh
dengan memegang mandibula di antara ibu jari dan telunjuk dengan
tangan yang bebas. Sehingga dengan ini TMJ terlindung dari tekanan
tang yang berlebihan.
2.5. Jenis Alat penghisap Cairan Drainase Portable
1. Jackson-Pratt
1. Hemovac
Evakuator diafragma spring untuk penghisapan tertutup dilengkapi dgn
selang kecil, berlubang dan terbuat dari polietilen Selang dimasukkan pd
area drainase saat dikamar operasi dan luka ditutup semuanya
2. Surgicac.
Surgicac adalah evakuator berbentuk bellows untuk cairan drainse yg lebih
kental. Surgivac terdapat ukuran yang berbeda-beda tergantung luas dan
lokasi area operasi Surgivac
Surgicac suction.
2.6. Pemeliharan Pasca Operatif
a. Anamnesa
Perlu diketahui riwayat penyakit mengenai onset, lamanya,
kemungkinan lokal infeksi primer, intensitas penyakit, adanya kambuh
ulang dari infeksi serupa, serta perawatan yang dialami, perlu juga
ditanyakan kemungkinan adanya gejala sistemik.
b. Pemeriksaan klinik
3.1 Kasus
Pasien T wanita belum kawin 17 tahun, MR 012747 datang ke IGD RSUD
Melati pada Senin 30 September 2019 dengan keluhan nyeri perut kanan bawah.
Sejak tiga hari yang lalu pasien merasakan nyeri pada perut kanan bawah. Sekitar
6 jam sebelumnya nyeri dirasakan di ulu hati. Nyeri bersifat terus menerus,
semakin lama tidak tertahankan bertambah nyeri dengan pergerakan dan batuk.
Pasien mual dan muntah kurang lebih 5x perhari berisi air bercampur makanan,
demam sejak 3 hari yng lalu, tidak BAB sejak 3 hari yang lalu, pasien tampak
kesakitan saat berbaring dengan kaki kanan sedikit fleksi. Karena pasien
mengalami nyeri hebat dan berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut, pasien
dinyatakan harus dilakukan tindakan operasi.
Pasien dilakukan operasi emergency pada tanggal 30 September 2019
pukul 13.00 WIB dilakukan insisi pada titik mc burney, ketika dilakukan insisi
dan pembukaan peritoneum keluar cairan serosa kemudian di eksplorasi keluar
puss kurang lebih 25 cc,terdapat perlengketan apendik dengan posisi retro caecal,
apendik heperemis, nekrosis, perforasi, dan dilakukan pembebasan apendik secara
untegrad. Panjang apendik 6 cm dengan diameter 0,5 cm kemudian dilakukan
pencucian lapangan operasi dan pemasangan draine lalu ditutup lapangan operasi
lapis demi lapis.
Pada 24 jam setelah operasi, cairan drainage berwarna kecoklatan karena
bercampur dengan darah, cairan yang diproduksi 400 cc, dan terdapat tanda-tanda
anemis pada pasien.
Masalah :
1. Cairan drainage dikaitkan dengan operasinya lalu dilakukan tindakan
operasi ulang.
2. Follow up drainage setelah operasi ulang
3. Perawatan drainage
3.2 Analisa Pembahasan
Cairan drainage yang diproduksi 400 cc per 24 jam, sedangkan normal
produksi cairan drainage yang diproduksi per hari< 250 cc
Terdapat cairan drainage purulen yaitu cairan berwarna kecoklatan dan
bercampur dengan darah pada 24 jam post operasi, sedangkan cairan
drainage normal yaitu serosanguinous drainage, yaitu cairan berisi darah
dan serum, berwarna pink/kemerahan dan merah pekat
Terdapat darah segar berwarna merah sebanyak 400 cc pada 24 jam
pertama pertama post op pemasangan drain, hal ini merupakan tanda-
tanda jenis luka drainage luka abnormal yaitu bloody/ sanguineous
drainage karena cairan yang keluar lebih banyak unsur dari pada
serumnya, bloody drainage bukanlah merupakan tahap penyembuhan
yang normal, kondisi ini bisa terjadi karena pasien melakukan aktivitas
terlalu awal dari yang ditetapkan, hal ini juga menandakan adanya
perdarahan baru yang aktif pada area insisisoprasi
Terdapat tanda-tanda anemis, gejala anemis disebabkan karena volume
darah yang ada di dalam tubuh berkurang, tubuh pasien mengeluarkan
cairan lebih dari jumlah cairan normal, anemis disebabkan Karena tubuh
kekurangan suplai oksigen dalam darah, sedangkan oksigen sendiri
berasal dari sel darah merah (eritrosit) untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Perawatan Drainage :
Setelah dilakukan operasi ulang maka hal yang wajib dilakukan oleh
perawat adalah melakukan perawatan pada drainage meliputi tahap :
- Menjaga privasi klien
- Mengatur lingkungan
- Mencuci tangan 6 langkah
- Mengatur posisi pasien
- Pasang perlak
- Memakai sarung tangan bersih
- Membasahi plester dengan alcohol
- Mengangkat kassa yang kotor dengan pinset anatomis
- Mengganti handscon steril
- Mengamati tanda-tanda infeksi atau proses penyembuhannya
- Membersihkan mulai dari luka secara melingkar dari dalam keluar
- Menutup luka dengan kassa, dan menutup drain dengan kassa yang
tebal
- Memasang plester/ hepafix
- Merapikan alat
- Merapikan pasien
- Mengatur posisi pasien yang aman
- Membuang sampah pada tempatnya
- Melakukan dokumentasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Drainase adalah saluran yang dibuat pada jaringan lunak untuk
mengeluarkan eksudat. Drainage merupakan alat yang dimasukkan kedalam luka
untuk membantu mengeluarkan cairan atau discharge dari luka melalui bagian
yang terbuka pada luka. Dalam prosedur drainase terdiri dari beberapa teknik
yaitu: Punctie, Open Bur, memakai jarum Ekstirpasi, Ekstraksi gigi.
Pada kasus yang telah dijelaskan dalam pembahasan bahwa pada 24 jam
setelah operasi, cairan drainage berwarna kecoklatan karena bercampur dengan
darah, cairan yang diproduksi 400 cc, dan terdapat tanda-tanda anemis pada
pasien. Hal tersebut menunjukkan bahwa cairan lebih dari normal yaitu > 250 cc
dan terdapat purulen yaitu cairan berwarna kecoklatan. Sehingga dalam kasus ini
dilakukan pembedahan ulang.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA