Anda di halaman 1dari 9

SKLEROTERAPI

A. Sejarah Skleroterapi
Varises pada ekstremitas bawah dapat ditemukan pada sekitar 20% orang
dewasa. Varises dapat menimbulkan gejala dan dapat berkontribusi pada
perkembangan perubahan kulit. Saat ini terapi pada varices dan telangiektasis
telah dapat dilakukan dengan cara yang lebih logis dan sistematis. Pengobatan
dari vena yang teinsufisiensi telah berevolusi dengan dikenalkannya prosedur
endovenous yang minim invasif.
Selama pertengahan terakhir abad 20, penggunaan skleroterapi sebagai terapi
utama dari varises sering silih berganti. Injeksi skleroterapi sendiri adalah suatu
terapi yang sengaja merusak dinding endotelium vena dengan menyuntikkan suatu
bahan kimia yang dapat menginduksi flebitis dan peradangan pada vena sasaran.
Ditambah dengan pemberian tekanan setelah penyuntikan, diharapkan dapat
membuat vena tersebut menyatu dan tidak dapat lagi dialiri oleh darah.
Skleroterapi pertama kali diperkenalkan di Amerika pada tahun 1939. Skleroterapi
modern sendiri berawal dari awal abad 20 di Eropa.
B. Jenis Skleroterapi:
1. Foam Sclerotherapy
Metode awal dari skleroterapi yang menggunakan sklerosan standar seperti
sodium tetradesil sulfat (STS) dan mencampurnya dengan O2 atau CO2 dalam
berbagai rasio untuk membuat busa. Busa kemudian disuntikkan kedalam vena.

2. Ultrasonography Guided Foam Sclerotherapy


Merupakan pengembangan lebih lanjut dimana busa disuntikkan dengan
bantuan arahan dari USG. Probe USG dapat melacak jarum yang memasuki vena
dan memastikan penyuntikan di tempat yang seharusnya.
3. Microinjection Sclerotherapy
Merupakan skleroterapi yang digunakan pada vena yang kecil dan juga
menggunakan jarum yang sangat kecil.
C. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang diperlukan pada skleroterapi:
1. Alkohol
2. Handscun
3. Spuit 1cc dan 3cc untuk sklerosan
4. 3cc dan 10cc untuk membuat busa
5. jarum suntik ukuran 25G, 27G, 30G, dan 32G
6. Sklerosan berbagai jenis
7. Busa, kapas, atau kassa untuk pengganjal
8. Perban atau stoking

D. Teknik Injeksi
Konsentrasi dari sklerosan yang digunakan ditentukan oleh ukuran vena yang
akan diterapi dan jenis sklerosan yang digunakan.

Tabel 1. Konsentrasi Sklerosan berdasarkan ukuran vena


Diameter Vena
Kurang dari 1mm

Konsentrasi Sklerosan
Hypertonic saline 11.7%
STS 0.1% - 0.3%
POL 0.3% - 0.5%
Glycerin 72% / lidocaine-epinephrine
Sclerodex

1 3 mm

Hypertonic saline 23.4%


STS 0.5% to 1.0%
POL 1% to 2%

4 6 mm

STS 1% to 2%
POL 2% to 3%

Vena Cabang

STS 2% to 3%
POL 3% to 5%

Catatan: POL, polidocanol; STS, sodium tetradesil sulfat.

Setelah sklerosan yang sesuai diambil ke dalam spuit 3cc atau 5cc, jarum 30G
dipasang dan diarahkan agak membungkuk dengan sudut dangkal. Pasien
diposisikan dalam posisi senyaman mungkin dan memudahkan dalam akses
menuju vena sasaran. Kulit kemudian dibersihkan dengan alkohol. Penyuntikan
terhadap vena dilakukan sedekat dan sejajar mungkin dengan kulit. Kebanyakan
praktisi menganjurkan pemverifikasian lokasi penyuntikan dengan mengaspirasi
sejumlah kecil darah sebelum dilakukan injeksi (pertanda suntikan benar telah
masuk ke intravaskular). Hal ini lebih mudah dilakukan pada pembuluh darah
yang besar. Sklerosan disuntikan ke dalam vena sampai daerah sekitar suntikan
memucat atau dirasakan tahanan dan suntikan langsung dihentikan jika terdapat
tanda-tanda ekstravasasi ( paling sering bermanifestasi sebagai benjolan).

Kebanyakan dalam satu kali penyuntikan terhadap satu individu menggunakan


sekitar 0,1-0,5 ml, meskipun volume yang lebih besar diperlukan untuk vena yang
lebih besar.
Area yang lebih luas dapat diterapi dengan beberapa suntikan dalam satu sesi,
tergantung pada toleransi dari pasien dan tingkat kelelahan operator. Tidak lebih
dari 10 ml gliserin / lidokain / epinefrin yang boleh digunakan dalam satu sesi
atau dapat timbul transien hematuri pada pasien. Hal ini tidak berbahaya tetapi
dapat membuat pasien khawatir. Tidak ada dosis maksimum secara umum yang
diakui untuk hipertonik saline atau sodium tetradesil sulfat, dengan rekomendasi
berkisar antara 120-300 mg (4-10 ml 3% stok solusio).
Tabel 2. Maksimum dosis per sesi.
Polidoconal

12 ml of 1%

STS

10 ml of 3%

HS

8 ml of 23.4%

Sclerodex
Glycerin 72% with lidocaine 15mL plus

10 ml
15 ml plus

(final concentration glycerin 48%)


Catatan: STS, sodium tetradesil sulfat; HS, hypertonic saline.

Vena yang lebih besar seperti vena saphena harus diterapi dengan bantuan
arahan USG. Akses ke pembuluh darah dengan jarum atau jarum-mikro dilakukan
dengan pencitraan USG terus menerus. Busa sklerosan sangat berguna dalam hal
ini baik karena permukaan area kontak yang lebih besar dan karena terlihat jelas
secara ultrasonografi. Ketika penyuntikan mendekati vena yang lebih dalam atau

yang bukan vena target, USG dapat membantu memastikan penyuntikan berada di
tempat seharusnya.
Setelah injeksi skleroterapi, kompresi yang lama pada daerah vena yang
diterapi sangat penting dalam membantu proses penyembahan. Kompresi menjaga
dinding vena yang diterapi tetap tertutup, mencegah terjadinya rekanalisasi.
Kompresi dapat dilakukan dengan cara menutupnya dengan perban. Kompresi
pada daerah yang diterapi juga dapat ditambahkan dengan menggunakan kapas
atau kassa. Praktisi kebanyakan menginstruksikan pasien untuk memakai perban
secara terus menerus setidaknya selama 24 jam pasca injeksi dan tiap keluar dari
tempat tidur untuk 10-14 hari kedepan. Paling minimal pasien harus memakai
perban kompresi selama 3-5 hari.

E. Gejala Sisa dan Komplikasi Skleroterapi


Semua vena yang diterapi mengandung sejumlah trombus. Pada beberapa
kasus, hal ini menyebabkan lokal flebitis dengan gejala rasa tidak enak dan
perubahan warna. Trombus biasanya mulai mencair dalam 1-2 minggu pasca
injeksi dan harus dikeluarkan jika dilihat gambaran darah yang terperangkap
(koagulum) dalam vena atau jika pasien mengeluh rasa tidak enak.
Langkah pengeluaran koagulum tersebut dapat dilakukan dengan prosedur
sederhana: Kulit tempat vena target distrelisasi dengan alkohol kemudian vena
target diinjeksi dengan jarum hipodermik ukuran 18G. Koagulum secara manual
dikeluarkan dengan menekan vena dan jaringan sekitar. Drainase dari koagulum
dapat perlu dilakukan pengulangan, khususnya pada vena yang besar.

Anda mungkin juga menyukai