Anda di halaman 1dari 53

PROFIL ANTIBIOTIK

ANAEROB
Presentan :
NuransyahHaviz 1110070100098
Prasetyo 1110070100090
RekiHendika 1110070100066
RoniAndikaPratama 1110070100171
Sri Mukti Indrayani 1110070100102
Yanne Anastasia Elviza 1110070100120

Preseptor :
dr. Gustin Sukmarini, Sp.A
BAKTERI
ANEROB

Merupakan Bakteri yang tidak dapat tumbuh dalam


suasana O2 atau zat asam karena dalam suasana ini akan
terbentuk H2O2 yang bersifat toksik terhadap
bakteri. Sebab lain menyatakan dalam suasana zat asam
potensi oksidasi-reduksi yang diperlukan kuman
anaerob tidak akan menurun.
2. Bakteri
anaerob tidak
berspora atau
bakteri
anaerob
fakultatif. 1. Bakteri
anaerob
Klasifikasi berspora atau
bakteri anaerob
obligat.
Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif

Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri


yang dapat hidup dengan baik baik itu
dengan oksigen atau tanpa
oksigen.Contoh-contoh bakteri anaerob
fakultatif
adalah Streptococcus, Aerobacter
aerogenes, Escherichia
coli, Lactobacillus, Alcaligenesis.
Bakteri anaerob obligat
Anaerob
obligat
Berbeda dengan Bakteri anaerob berspora.
Bakter anaerob obligat adalah bakteri yang
tidak membutuhkan Oksigen dalam
hidupnya dan jika ada oksigen bakteri
tersebut akan mati.
Antibiotik
Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani
yaitu -anti (melawan) dan -biotikos (cocok
untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh
Selman tahun 1942 untuk menggambarkan
semua senyawa yang diproduksi oleh
mikroorganisme yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain.
Klasifikasi Antibiotik
Bedasarkan mekanisme kerja, antibiotik dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :

Penghambatan sintetis dinding bakteri

Penghambat membran sel

Penghambatan sintetis protein di ribosom

Penghambatan sintetis asam nukleat

Penghambatan metabolik (antagonis folat)


Farmakodinamik
Tetracyline Kloramfenikol
Metronidazol Clindamycin Sefalosforin

- Absorbsi Mekanisme:m Aktifitas -


enghambat si bakterisid,
tetracyclin
ntesis protein amebisid
di usus dan kuman. dan
ditinja Masuk ke sel trikomonosid.
bakteri Dalam sel
melalui diffusi atau
- Didalam
terfasilitasi. mikroorganis
darah Mekanisme re me
terjadi sistensi : inakti metronidazol
ikatan vasi obat oleh e mengalami
asetil trensfer reduksi
protein
ase yang dip menjadi
- erantaraioleh produk polar.
factorR. Metronidazol
e bekerja
efektif baik
lokal
maupun
sistemik
Indikasi
Tetracyline Kloramfenikol Metronidazol Clindamycin Sefalosforin

- Demam Tif Trikomonia


oid sis
Meningitis Amebiasis
Purulenta Giardiasis
Ricketsiosis Balantidias
is
Blastocysti
s
Penyakit
infeksi gigi.
Infeksi
bakteri
anaerob
Antibiotik
profilaksis
operasi
Infeksi
Kontra Indikasi
Tetracyline Kloramfenikol Metronidazol Clindamycin Sefalosforin

- - Hipersensiti
f/alergi
terhadap
Metronida
zole atau
derivat
nitroimidaz
ole
lainnya
Jangan
diberikan
pada
kehamilan
trimester
pertama
Interaksi Obat
Tetracyline Kloramfenikol Metronidazol Clindamycin Sefalosforin

-` Kloramfenikol m Menghamb
enghambat enz
im sitokrom P45
at
0 irreversibelme metabolism
mperpanjang e warfarin
T Meningkatk
(dicumarol, phe
nytoin, chlorpo an risiko
pamide, dan tol efek
butamide). samping
Mengendapka
n berbagai oba
antikoagula
t lain dari laruta n kumarin.
nnya, Interaksi
merupakan ant dengan
agonis kerja
bakterisidal pen alkohol :
isilin dan amino mual,
glikosida. muntah,
Phenobarbital d
an rifampin me
sakit perut,
mpercepat elim dan sakit
inasi dari kloram kepala
fenikol
Efek Samping
Tetracyline Kloramfenikol Metronidazol Clindamycin Sefalosforin

-` Reaksi toksik d Mual, sakit


engan manife kepala,
stasi depresi s anoreksia,
umsum tulang
diare,
. Berhubunga
n dengan do nyeri perut
sis, ulu hati dan
progresif dan konstipasi.
pulih bila pen Sariawan
gobatan dihe dan glositis
ntikan Leukopenia
dan
trombositop
enia
berpotensi
fatal :
Reaksi
anafilaksis
Dosis dan aturan pakai
Tetracyline Kloramfenikol Metronidazol Clindamycin Sefalosforin

-` - Anak: 50-75 Amebiasis


mg/kgBB/hari Anak-anak
dalam dosis t 35 50
erbagi tiap 6
mg/kg BB
jam
- Bayi < sehari
2 minggu: 25 dalam dosis
mg/kgBB/hari terbagi 3
dalam 4 dosis kalisehari,se
terbagi tiap 6 lama
jam. Setelahu 10 hari.
mur 2 minggu Giardiasis
bayi dapat
Anak-anak:
menerima do
sis sampai 50 5 mg/kg BB
mg/kgBB/ hari 3 kali sehari
dalam 4dosis selama 5-7
tiap 6 jam hari.
Antibiotik Anaerob
Tetracycline
Tetracycline yang pertama kali ditemukan
adalah chlortetracycline yang diisolasi dari
Streptomycecs aureofaciens.
Aktivitas Antimikroba

Tetracycline cenderung merupakan antibakteri


spektrum luas. Bersifat bakteristatik baik untuk gram
(+) dan gram (-) , bakteri anaerob, riketsia, clamidia,
micoplasma, serta untuk beberapa protozoa misalnya
amuba.
Resistensi

Resistensi muncul dengan perubahan permeabilitas


pasif dan juga tidak adanya transport aktif terhadap
tetracycline. Resistensi ini muncul dipengaruhi
genetik. Kontrol resistensi oleh plasmid juga dapat
resisteni terhadap obat golongan lain. Penggunaan
secara luas tetracycline bertanggung jawab terhadap
resistensi terhadap obat lain.
Kegunaan Klinik
Tetracycline merupakan obat spektrum luas pertama
dan telah digunakan sewenang-wenang. Merupakan
obat terpilih untuk infeksi Mycoplasma pneumoniae,
Clamidia, serta ricetsia.
Tetracycline efektif untuk infeksi infeksi melalui
hubungan seksual yang disebabkan clamidia.
Doxycycline efektif terhadap leptospirosis. Untuk
protozoa yang dapat dihabat oleh tetracycline adalah
Entamoeba hitolitika atau Plasmodium falciparum
(Doxicycline).
Efek Samping
Efek samping pencernakan seperti mual, muntah dan diare
karena mengubah flora normal.
Penumpukan di tulang dan gigi tetracycline sering terjadi.
Hepatotoksis juga dapat diberikan jika diberikan pada
dosis besar atau telah terjadi insuficiensi hepar
sebelumnya.
Trombosis vena dapat terjadi pada pemberian IV
Hiperfotosensitif terutama demeclocycline
Reaksi vestibular seperti pusing, vertigo, mual, muntah
(minocycline)
KLORAMFENIKOL
Golongan Obat
Berspektrum luas.
Kloramfenikol termasuk ke dalam golongan antibiotik
penghambat sintesisprotein bakteri.
Dosis dan Aturan pakai
o Anak: 50-75 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6
jam.
o Bayi < 2 minggu: 25
mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6
jam. Setelahumur 2 minggu bayi dapat menerima dosi
s sampai 50 mg/kgBB/ hari dalam 4dosis tiap 6 jam.
Farmakokinetik
A. Absorbsi
Diabsorbsi secara cepat di GIT, bioavailability
75% sampai 90%.
Kloramfenikol oral : bentuk aktif dan inaktif prodrug,
Mudah berpenetrasi melewati membran luar sel bakteri.
Pada sel eukariotik menghambat sintesa protein mitokondria sehi
ngga menghambat perkembangan sel hewan & manusia.
Sediaan kloramfenikol untuk penggunaan parenteral (IV) adalah
water-soluble.
B. Distribusi
Kloramfenikol berdifusi secara cepat dan dapat menembus plasenta.
Konsentrasi tertinggi : hati dan ginjal
Konsentrasi terendah : otak dan CSF (Cerebrospinal fluid).
Dapat juga ditemukan di pleura dan cairan ascites, saliva,
air susu, dan aqueousdan vitreous humors.
C. Metabolisme
Metabolisme : hati dan ginjal
Half-life kloramfenikol berhubungan dengan konsentrasi bilirubin.
Kloramfenikol terikat dengan plasma protein 50%;
pasien sirosis dan pada bayi.
D. Eliminasi
Rute utama dari eliminasi kloramfenikol
adalah pada metabolisme hepar ke inaktif
glukuronida.
Farmakodinamik
Mekanisme : menghambat sintesis protein kuman.
Masuk ke sel bakteri melalui diffusi terfasilitasi.
Mekanisme resistensi :
Inaktivasi obat oleh asetil transferase yang diperantarai
oleh factor R. Resistensi terhadap : P. aeruginosa,
Proteus dan Klebsiela
karena perubahan permeabilitas membran yang mengurangi
masuknya obat kedalam sel bakteri
Penggunaan Klinis
1. Demam Tifoid
Anak : dosis 50-100 mg/kgBB sehari dibagi dalam
beberapa dosis selama 10 hari
2.Meningitis Purulenta
Kloramfenikol+ampisilin
3. Ricketsiosis
Dapat digunakan jika pengobatan dengan tetrasiklin tidak
berhasil
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebab
nya kecuali infeksi berat.
Pemeriksaan hematologik berkala pada pemakaian lama
Keamanan pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui
dengan pasti.
Penderita dengan gangguan ginjal, bayi prematur dan bayi
baru lahir (< 2minggu).
Drugs interaction: obat-
obatan dimetabolisme enzim mikrosom hati sepertidikumarol,
fenitoin, tolbutamid dan fenobarbital.
Efek Samping
1. Reaksi Hematologik
o Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tul
ang.
o Prognosisnya sangat buruk karena anemia
yang timbul bersifat ireversibel.
2. Reaksi Alergi
Kemerahan pada kulit, angioudem, urtikaria dan
anafilaksis.
Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer
dapat terjadi pada pengobatandemam typhoid.
3. Reaksi Saluran Cerna
Mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.
4. Syndrom Gray
Pada neonatus, terutama bayi prematur yang mendapat do
sis tinggi (200 mg/kgBB).
5. Reaksi Neurologis
Depresi, bingung, delirium dan sakit kepala.
Neuritis perifer atau neuropati optik
dapat juga timbul terutama setelah pengobatan lama.
6. Interaksi dengan Obat Lain
Kloramfenikol menghambat enzim sitokrom
P450 irreversibel memperpanjang T
(dicumarol, phenytoin, chlorpopamide, dan
tolbutamide).
Mengendapkan berbagai obat lain dari larutannya,
merupakan antagonis kerjabakterisidal penisilin dan
aminoglikosida.
Phenobarbital dan rifampin mempercepat eliminasi
dari kloramfenikol
METRONIDAZOLE
FARMAKOLOGI
Metronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik
derivat nitroimidazoi yang mempunyai aktifitas bakterisid,
amebisid dan trikomonosid.
Dalam sel atau mikroorganisme metronidazole mengalami
reduksi menjadi produk polar. Hasil reduksi ini mempunyai aksi
antibakteri dengan jalan menghambat sintesa asam nukleat.
Metronidazole efektif terhadap Trichomonas vaginalis,
Entamoeba histolytica, Gierdia lamblia. Metronidazole bekerja
efektif baik lokal maupun sistemik.
INDIKASI
Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis
hepatic yang disebabkan oleh E. histolytica.
Giardiasis. Balantidiasis, Blastocystis, Penyakit infeksi
gigi, Gingivitis (peradangan gusi) ulseratif nekrotikans,
Infeksi bakteri anaerob, Antibiotik profilaksis operasi,
Infeksi Helicobacter pylori.
KONTRAINDIKASI
Metronidazole jangan diberikan kepada penderita
hipersensitif/alergi terhadap Metronidazole atau
derivat nitroimidazole lainnya.
Metronidazole jangan diberikan pada kehamilan
trimester pertama.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Metronidazole tidak dianjurkan untuk penderita dengan
gangguan pada susunan saraf pusat, diskrasia darah,
kerusakan hati, ibu menyusui dan dalam masa kehamilan
trimester II dan III.
Pada terapi ulang atau pemakaian lebih dari 7 hari
diperlukan pemeriksaan sel darah putih .
Pada penderita penyakit hati berat diperlukan pengukuran
kadar obat dalam plasma.
INTERAKSI OBAT
Menghambat metabolisme warfarin dan dosis antikoagulan
kumarin lainnya harus dikurangi. Meningkatkan risiko efek
samping antikoagulan kumarin.
Pemberian alkohol selama terapi dengan metronidazole dapat
menimbulkan gejala seperti pada disulfiram yaitu mual, muntah,
sakit perut dan sakit kepala.
Dengan obat-obat yang menekan aktivitas enzim mikrosomal hati
seperti simetidin, akan memperpanjang waktu paruh
metronidazole.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Amebiasis :
Anak-anak : 35 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi
3 kalisehari, selama
10 hari.
Giardiasis:
Anak-anak: 5 mg/kg BB 3 kali sehari selama 5-7 hari.
KLINDAMISIN
FARMAKOLOGI
Antibiotik yang spektrumnya menyerupai Linkomisin
namun aktivitasnya lebih besar terhadap organisme yang
sensitif. Klindamycin efektif terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, D.
pneumoniae, Streptococcus pyogenes,
Streptococci(kecuali Streptococcus faecalis), Streptococcus
viridans dan Avtinomyces israelli serta efektif
terhadap Bacteroides fragilis dan kuman patogen anaerob
yang peka lainnya. Klindamycin bekerja dengan cara
menghambat sintesis protein bakteri.
INDIKASI
Indikasi Clindamycin adalah infeksi serius yang
disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap
Klindamisin terutama Streptokokus, Pneumokokus,
Stafilokokus dan bakteri anaerob seperti :
Infeksi serius saluran nafas bagian bawah,
Infeksi serius kulit dan jaringan lunak,
Osteomielitis,
Infeksi serius intra-abdominal,
Septikemia / sepsis,
Abses intra-abdominal,
Infeksi pada panggul wanita dan saluran kemih.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Anak-anak dengan infeksi berat : 8-16 mg/kg berat
badan dalam 3-4 dosis terbagi.
Untuk mencegah kemungkinan timbulnya iritasi
lambung dan kerongkongan (esofageal), obat harus
diminum dengan segelas air penuh.
EFEK SAMPING
Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah,
diare dan kolitis pseudomembranousa.
Reaksi hipersensitif atau alergi seperti pruritus, rash,
atau urtikaria.
Gangguan hati seperti jaundice, abnormalitas test
fungsi hati.
Gangguan ginjal seperti disfungsi ginjal (azotemia,
oliguria, proteinuria).
Gangguan darah / hematologi seperti neutropenia
sementara (leukopenia), eosinofilia, agranulositosis,
dan thrombositopenia.
Gangguan muskuloskeletal seperti polyarthritis.
INTERAKSI OBAT
Antidiare, adsorbens.
Tidak dianjurkan penggunaan bersama-sama dengan
kaolin atau attapulgite yang dikandung dalam obat
antidiare.
SEFALOSPORIN
Mekanisme kerja antimikroba sefalosporin ialah dengan
menghambat sintesis dinding sel mikroba dimana yang
dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam
rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosporin
terhadap kuman gram-positif maupun gram-negatif, tetapi
spektrum antimikroba masing-masing derivat
bervariasi (Departemen Farmakologi dan Terapi FK UI,
2007).
Sefalosporin generasi kedua
Golongan ini kurang aktif terhadap bakteri gram positif
dibandingkan dengan generasi pertama, tetapi lebih aktif
terhadap gram negatif. Misalnya: H. Influenzae, Pr.
mirabilis, E. coli dan Klebsiella. Golongan ini tidak efektif
terhadap Ps. Aeruginosa dan enterokokus. Untuk infeksi saluran
empedu golongan ini tidak dianjurkan karena dikhawatirkan
enterokokus termasuk salah satu penyebab infeksi. Sefoksitin
aktif terhadap kuman anaerob.
Farmakokinetik
Dari sifat farmakokinetiknya, sefalosporin dibedakan
dalam dua golongan. Sefaleksin, sefradin, sefaklor
dan sefadroksil yang dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna. Sefalosporin lainnya
hanya dapat diberikan secara parenteral. Sefalotin dan
sefa pirin umumnya diberikan secara i.v karena
menyebabkan iritasi lokal dan nyeri pada pemberian
i.m.
Pengaturan Dosis
Pengaturan dosis disesuaikan dengan parah ringannya
penyakit, pada sefalosporin oral berkisar rata-rata 1-4
g per hari, sedangkan pada sefalosporin yang
digunakan secara parenteral 2-6 atau hingga 12 g per
hari
Efek Samping
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling
sering terjadi sekitar 1-4% tetapi syok anafilaktik
jarang terjadi.
Kerusakan ginjal yang terlihat pada pemakaian
sefaloridin, tidak banyak terjadi pada preparat yang
lebih baru.
Resistensi
Resistensi dapat timbul dengan cepat, maka
antibiotika ini sebaiknya jangan digunakan
sembarangan dan dicadangkan untuk infeksi berat.
Resistensi silang dengan penisilin pun dapat terjadi.
KESIMPULAN
Antibiotik adalah senyawa-senyawa yang dapat menghambat dan
membunuh bakteri, dapat terbagi berdasarkan aktivitas dalam
membunuh yaitu bakteriosid dan bakteriostatik, berdasarkan
tempat mekanisme kerja yaitu : Penghambatan sintetis dinding
bakteri, Penghambat membran sel, Penghambatan sintetis protein
di ribosom, Penghambatan sintetis asam nukleat, dan
Penghambatan metabolik (antagonis folat), Resistensi terhadap
antibiotik muncul karena beberapa mekanisme seperti :
dihasilkannya enzim yang merusak aktivitas obat; pengubahan
permeabilitas terhadap obat; adanya perubahan terhadap struktur
sasaran bagi obat; adanya perubahan jalur metabolitk yang
dihambat; adanya perubahan enzim yang tetap dapat melakukan
fungsi metaboliknya tetapi lebih sedikit dipengaruhi oleh obat.

Anda mungkin juga menyukai