Anda di halaman 1dari 23

FARMAKOTERAPI

I. Gastrointestinal Tract Infections (GTI)

a. Sebutkan beberapa bakteri yang lazim sebagai penyebab GTI /Gastroenteritis.


Dan jelaskan 3 sifat utama kebanyakan bakteri yang dapat menimbulkan GTI

Bakteri yang menyebabkan GTI:

Virus : rhotavirus, norwalk virus

Bakteri: salmonella, shigelle, campylobacter, yersenia, vibrio, E. Coli

Parasit : clardia lamblia, entamoeba hisolytica, cryptosporidium

3 sifat penting bakteri penyebab bakteri yang menimbulkan GTI:

− Mampu menghasilkan enterotoksin

− Mampu menempel pada mukosa dan menyebabkan peradangan

− Mampu menyerang secara utuh mukosa intestinal

b. Apa yang saudara ketahui tentang terapi Rehidrasi, terapi pendukung dan
antimikroba yang dapat diberikan untuk GTI

Pengobatan utama untuk semua tipe infeksi diare adalah penggantian cairan &
elektrolit. Ada 2 tujuan utama dalam menangani pasien yang kehilangan cairan pada
GE, yaitu

− Rehidrasi: penggantian cairan yang hilang merupakan pengobatan agresif dalam


menangani dehidrasi

− Terapi pemeliharaan: penggantian terus menerus dari cairan & elektrolit setelah
pasien menderita dehidrasi.
Cairan dapat diberikan melalui rute oral / IV, tergantung keparahan dari cairan yang
hilang & kemampuan pasien untuk mempertahankan pengambilan oral. Jika
pengambilan pasien ≤ output, terapi IV direkomendasikan. Volume dari cairan yang
diberikan tergantung ukuran tubuh dari individu, kehilangan kotoran, derajat dehidrasi
/ adanya demam. Pasien dengan dehidrasi berat bisa membutuhkan 10-20 ml/kg bolus
gram normal.

DIAN APT XXII Page 1


Cairan harus mengandung karbohidrat sebagai energi tambahan untuk mengobati
hipoglikemia.
Cairan IV dari KCl 20-40 mEq/l harus mengandung serum Kalium adequate setelah
kekurangan dapat diatasi.
Cairan mengandung ½ sendok teh garam & 8 sendok teh gula dalam 1 liter air. 4
sendok teh gula, ¾ sendok teh garam & 1 sendok teh Na 2CO3 dalam segelas orange
jus pada 1 liter air. Cairan ini berisi Na2CO3 & mungkin lebih baik untuk pasien
hipokalemia.
Terapi pendukung
Penggunaan obat antidiare dalam pengobatan infeksi GTI GE tergantung pada
sebagian produk, agen yang menginfeksi & umur dari pasien. Antidiare seperti tinctur
opium, Loperamid & Diphenil atropin dianggap aman & dapat mengurangi frekuensi
BAB pada beberapa tipe dari infeksi self-limiting GE yang akut pada orang dewasa &
anak2, akan tetapi obat yang memperlambat motilitas GI dapat meningkatkan durasi &
keparahan penyakit sebab terjadi peningkatan waktu kontak bakteri dengan mukosa
khususnya jika patogenesis dari infeksi adalah penyerangan mukosa.
Terapi antimikroba
Tidak ada obat antimikroba yang efektif untuk viral GE. Penggunaan AB untuk
mengobati bakterial GE tergantung pada organisme penyebab infeksi, keparahan &
kekronikan pada proses infeksi serta efektivitas dari AB dalam mengurangi keparahan
/ keadaan pembawa dari penyakit karena kebanyakan infeksi GE pada pasien
ambulatory adalah sel berat / telah menyebar, sehingga dengan keadaan lemah.
Resisten Antimikroba
Multiresisten Salmonella, Shigella & ETEC telah berkembang pada negara
berkembang. Resisten Shigella biasanya menggunakan Ampisilin (7-87%),
Tetrasiklin (11-91%) & TMP-SMX (0-55%). Resisten Salmonella menggunakan
Ampisilin (3-81%), Tetrasiklin (8-48%), Kloramfenikol (0-65%) & TMP-SMX (0-
76%). ETEC diketahui telah resisten Ampisilin, Tetrasiklin & TMP-SMX.
AB Pilihan untuk Bacterial GE
Agen Kausatif Pilihan Obat Obat Alternatif
Tetrasiklin
hidroklorida,
Shigella TMP/SMX
Ampisilin /
Siprofloksasin
ETEC TMP/SMX Siprofloksasin /

DIAN APT XXII Page 2


Doksisiklin
EPEC Aminoglikosida oral -
EIEC Ampisilin TMP/SMX
Siprofloksasin /
Campylobacter Eritromisin Tetrasiklin
hidroklorida
Pseudomonas Aminoglikosida oral -
Tetrasiklin
Aeromonas/Plesiomona hidroklorida,
TMP/SMX
s Aminoglikosida oral /
Siprofloksasin
Siprofloksasin /
Vibrio TMP/SMX Tetrasiklin
hidroklorida

II. Infection (UTI)

a. Bedakan batasan antara UTI yang complicated dengan UTI yang


Uncomplicated dan berikan contoh pengobatan untuk status masing-masing.

UTI Uncomplicated adalah infeksi dimana tidak ada kelainan struktural /


neurologik pada saluran kemih yang menganggu aliran normal dari urin dalam
mekanisme/ sistem pengeluaran urin.

UTI Complicated adalah hasil dari ketidaknormalan / penyimpangan saluran kemih,


karena adanya batu, penggunaan kateter yang lama, pembesaran kelenjar prostat,
kekurangan neurologik / infeksi dari saluran normal pasien dengan penyakit dasar /
yang diperoleh dari RS.

Terapi Eradikatif untuk Uncomplicated UTI:

a. Sefalosporin: Cefaclor, Cefadroxil, Cephalexin, Cepharadine.


b. Penisilin: Amoksisilin, Amoksisilin-Klavulanat, Ampisilin, Bakampisilin,
Siklasilin.
c. Sulfonamid: Sulfacytine, Sulfamethizole, Sulfamethoxazole, Sulfisoxazole.
d. Tetrasiklin: Tetrasiklin, Doksisiklin, Minoksiklin.
e. Miscellanous: Cinoxacin, Asam Nalidiksat, Nitrofurantoin, Trimetoprim,
Trimetoprim-Sulfametaksazol.
Terapi Eradikatif untuk Complicated UTI:
a. Aminoglikosida: Gentamisin, Tobramisin, Amikasin.

DIAN APT XXII Page 3


Spektrum: Gram Negatif, termasuk Pseudomonas aeruginosa.
b. Antifungi: Ampoterisin B (Candida), Flucylosine (Candida, Cryptococcus),
Fluconazole (Candida, Cryptococcus).
c. Sefalosporin: Sefazolin, Sefiksim, Sefotaksim, Seftizoksim.
d. Penisilin: Ampisilin (E. coli, Proteus), Karbenisilin-Indanil Sodium (Gram
negatif, Pseudomonas), Meklosilin, Piperasilin.
b. Sebutkan beberapa bakteri gram positif dan negarif yang dapt menyebabkan
UTI

Bakteri Gram Negatif: Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella aerogenes,


Pseudomonas aeruginosa, Coliform lainnya.

Bakteri Gram Positif: Enterococci, Staphylococci, lainnya.

III. Central Nervous System Infection (CNSI)

a. Bedakan pengertian antara meningitis dengan encephalitis

Meningitis umum didefinisikan sebagai peradangan pada membran otak / spinal


cord. Sedangkan Encephalitis adalah peradangan pada jaringan otak.

b. Bagaimana cara membedakan diagnosis antara infeksi bakterial dengan infeksi


fungal serta dengan infeksi viral dalam kasus meningitis

Membedakan diagnosis antara infeksi bakterial; infeksi fungal; infeksi viral:


White blood
Rasio
cell
Tampilan Tipe Protein glukosa
(106/liter(mm-
3 CSF/Serum
))
Polymorphonuclea
Bakterial Keruh >500 Meningkat 50%
r
Mononuklear
Fungal Jernih 10-500 termasuk limfosit Meningkat Bervariasi
dan / atau monosit
Mononuklear
Normal /
Viral Jernih 10-500 termasuk limfosit 50%
meningkat
dan / atau monosit

c. Apakah prinsip utama yang harus diperhatikan dalam seleksi terapi


meningitis. Berikan contoh obat-obat pilihannya

Prinsip utama pengobatan dalam seleksi pengobatan CNS:

DIAN APT XXII Page 4


a. Pencapaian & pemeliharaan konsentrasi obat AB yang cukup dalam CSF / cairan
ekstraselular otak.
b. Aktivitas mikrobiologi AB saat dalam CNS
c. Penurunan / merubah respon peradangan dalam CNS
d. Secara efektif menangani komplikasi yang dihasilkan dari infeksi.

IV. Adrenocortical & Other Hormonal Dysfunction

a. Bedakan terminologi medik antara sindroma cushing dengan penyakit addison.


Dan jelaskan tindakan terapi untuk masing2 kasus tsb

Sindroma Cushing
Adalah manifestasi klinik dari peningkatan yang tidak tepat dan kronis dari level
serum kortisol. Gejalanya meliputi obesitas, moonface, ketidakteraturan
menstruasi, lemah otot, bersisik, perubahan psikologis, jerawat, kumis pada
wanita, nyeri bagian belakang, garis 2 pada kulit, osteoporosis, hipertensi, renal
calculi, batu empedu.
Diagnosis: Screening test: ditemukannya ikatan tinggi kortisol dengan
corticosteroid-binding globulin (CBG). Dexamethasone Suppression Tests
Pengobatan: ada dua tipe pengobatan, yaitu:
1. Pengobatan dengan menghambat sekresi pituitari dari ACTH
2. Pengobatan dengan menghambat sekresi adrenokortikal dari kortisol
Obat Mekanisme kerja ES
Siproheptadin Menghambat sekresi Merangsang nafsu
ACTH makan, berat badan
bertambah, sedasi
Bromokriptin Menghambat sekresi Mual, hipotensi, sakit
ACTH kepala
Aminoglutetimid Menghambat Letargi, mual,
pembentukan kortisol anoreksia, sakit kepala,
dengan memblok ruam kulit, hipotensi,
konversi kolesterol takikardia
menjadi pregnenolon
Metirapon Menghambat kortisol Sedasi, ruam kulit,
dengan memblok tahap hipertensi
akhir dari
pembentukan kortisol

DIAN APT XXII Page 5


Mitotan Destruksi sel Anoreksia, mual,
adrenokortikol pada muntah, diare, letargi,
sintesis kortisol penurunan daya ingat,
hepatoksisitas
Ketokenazol Menghambat Mual, muntah, lemah,
pembentukan kortisol ginekomasti,
dengan memblok hepatoksisitas
konversi kolesterol
menjadi pregnenolon

Penyakit Addison
Adalah ketidakcukupan/kekurangan adrenokortikal, merupaka penyakit yang
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian dengan cepat apabila tidak diobati.
Manifestasi klinik: non spesisik: anoreksia, lemah, lemah & berat badan menurun.
Hiperfragmentasi pada kulit & membran mukosa. GI: mual, nyeri abdominal,
diare & muntah.
Diagnosis: Screening test: kadar ACTH tinggi dalam plasma. ACTH Stimulation
Test
Kadar plasma ACTH: level ACTH biasanya meningkat sampai ≤55 pmol/liter
(250pg/ml) pada pasien dengan kekurangan adrenokortikol.
Pengobatan:
a. Addisonian Crisis
Berdasarkan penggantian glukokortikoid, dengan /tanpa penambahan
penggantian mineralkortikoid. Hidrokortison 100 mg IV setiap 6 jam,
biasanya pasien akan stabil setelah 24jam & pada saat itu dosis dapat
diturunkan menjadi 50 mg IV setiap 6 jam. Dosis perawatan Hidrokortison
adalah 20-30 mg/hari paling lama 4 / 5 hari.
Pemberian IV & glukosa direkomendasikan untuk merawat dehidrasi, shock &
hipoglikemi.
Nama t ½ biologi Dosis ekivalen (mg)
Kerja singkat
Hidrokortison 8-12 20
Kortison asetat 8-12 25
Kerja sedang
Prednison 18-36 5
Prednisolon 18-36 5
Metilprednisolon 18-36 4
Triamsinolon 18-36 4

DIAN APT XXII Page 6


Kerja lama
Deksametason 36-54 0,75
Betametason 36-54 0,60
b. Terapi perawatan
Hidrokortison 15-30 mg/hari dibagi dalam 2 / 3x/hari dengan dosis yang lebih
besar pada pagi hari. Prednison dapat dijadikan sebagai alternatif dengan dosis
5-7,5 mg/hari.
Pemberian klinik dari Steroid: pemberian glukokortikoid harus hati 2 karena
bersifat imunosupresan.

Kapan Glukokortikoid digunakan:


1. Kekurangan Adrenokortikol primer / sekunder
2. Rematik
a. Artritis gout akut
b. Artritis rematoid
c. Osteoartritis
3. Gangguan ginjal
a. Glomerulonefritis
b. Sindrom nefrotik
4. Gangguan kolagen
a. SLE
b. Polimositis
5. Gangguan alergi
a. Angioderma
b. Urtikardia
6. Gangguan saluran nafas
a. Asma bronkial
b. Pnemonitis
7. Gangguan kulit
8. Gangguan GI
a. Kolitis ulser
b. Penyakit Crohn’s
9. Malignansi
a. Kanker payudara
b. Leukimia
10. Gangguan hati
a. Hepatitis aktif kronik
b. Hepatitis alkohol
11. Miscellaneous
a. Sarkodosis
b. Anemia hemolitik

b. Bedakan pula terminologi medik dan prinsip terapi yang dipilih antara

Hipertiroidisme dan hipotiroidisme

DIAN APT XXII Page 7


Hiperparatiroidisme dan hipoparatiroidisme

Perbedaan terminologi medik dan prinsip terapi antara:

Hipertiroidisme dengan Hipotiroidisme

Sistem tubuh Hipertiroidisme Hipotiroidisme


Umum Intoleransi pada panas, Intoleransi pada
penurunan BB walau dingin, BB
nafsu makan meningkat, bertambah walau
berkeringat. nafsu makan
berkurang; rambut
rontok serta suara
lemah;
menurunkan
keringat; mudah
capek
Kepala Rambut tipis; tekstur Rambut kering,
halus rapuh & jarang;
penipisan dari
aspek lateral pada
mata
Mata Pandangan kabur, lid lag, Kelopak mata
lid retraction. membengkak
Leher Pembesaran daerah goiter Goiter pada
dengan /tanpa getaran hipotirodisme
primer tidak
ditemukan pada
gangguan pituitari
Kardiak Palpitasi, edema, Detak jantung
meningkatkan detak & lemah, dispnea,
tekanan sistolik pembesaran
kardiak, nyeri
prekordial
GI Diare, hiperdefekasi Konstipasi
Genitourinary Amenorhea / penurunan Menorhagia,
siklus haid dismenorhea
Extremitis Pretibial myxedema, Pelebaran
panas, kelembaban kulit kaki&tangan,
pretibial
myxedema, kulit
terasa dingin &
kering, kuku rapuh
& berwarna kuning
Neuromuskula Lelah, lemah, tremor Lemah, & lemah,
r paresthesias,
keterlambatan
reflek tendon
dalam

DIAN APT XXII Page 8


Emosi Gugup, iritabilitas, Ketidakstabilan
kelabilan emosi, insomnia emosi, depresi,
& pemendekan siklus letargi,
tidur menurunkan energi
& meningkatkan
kebutuhan tidur

Prinsip terapi:
Penyakit Pengobatan
Hipertiroidisme Thioamid, Iodida, Antagonis
Adrenergik, Radioaktif Iodin,
Pembedahan (Iodida, Thioamid /
propanolol preoperasi sama
penurunan gejala), Kontras media
Iodin
Hipotiroidisme Kolesteramin, Kolestipol,
Nitroprusid, Litium, Iodida,
Amiodaron, Ipodat, Sulfonilurea,
Sulfonamid, PAS, Resorsinol,
Fenilbutazon, cabai alami
(mengandung Tiosianat &
Goitrogen lainnya)

Hiperparatiroidisme dengan Hipoparatiroidisme


a. Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme primer adalah sebuah karakteristik gangguan endokrin
dengan kelebihan ketidakkontrolan pembentukan hormon paratiroid (PTH)
dari adenomatous (keterlibatan kelenjar tunggal, 80%), hiperplastik
(keterlibatan kelenjar ganda, 20%) / malignan (<2%) kelenjar paratiroid.
Patogenesis: kelebihan pembentukan PTH disebabkan oleh hiperkalsemia &
hipopospatemia melalui mekanisme yang tergambar. Hiperkalsiuria terjadi
ketikaawal ginjal untuk reabsorpsi Ca adalah berlebih; Serum Ca ≥ 2,99
mmol/liter (29 mg/dl)
Tanda & gejala: GI (anoreksia, mual & muntah) & manifestasi neurologik dari
lemah, keterlambatan reflek tendon dalam, cacat mental.
Pengobatan: Hidrasi, penggantian kekurangan elektrolit; Diuretik
(Furosemid); Na-pospat; Mitramisin; Kalsitonin; Estrogen, Progestin;
Glukokortikoid; Indometasin; Dialisis; Banyak gerak; β-bloker; simetidin;
Bisphospatase; Etidronat di-Na.
b. Hipoparatiroidisme

DIAN APT XXII Page 9


Penyebab utama dari Hipoparatiroidisme adalah pasca operasi / pembesaran
anterior leher.
Patogenesis: kekurangan produksi hormon PTH menyebabkan:
− Penurunan reasorpsi tulang

− Hiperpospatemia & hipopospaturia

− Penurunan absorpsi intestinal dari Ca

− Penurunan level dari aktif 1-25-OH-D3

− Hipokalsemia & hiperkalsiuria

− Alkalosis metabolik dari penurunan eksresi bikarbonat

Diagnosis: Hipoparatiroidisme pasti terinfeksi dengan hipokalsemia,


hiperpospatemia, ketidakterdeteksinya level dari PTH & sejarah operasi leher
sebelumnya.
Pengobatan: pemberian PTH secara oral disertai suplemen Ca & Vit. D untuk
meningkatkan absorpsi Ca. CaCO 3 & Vit. D (Ergokalsiferol & Kolekalsiferol)
c. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan mekanisme umpan balik negatif
dalam sistem hormonal itu. Berikan penjelasan dengan salah satu contoh
hormon2 apa yang saling berkaitan

Mekanisme umpan balik negatif

Hipotalamus

Faktor X merangsang pembentukan hormon A, dimana


rangsangan dilakukan oleh organ target, sehingga
Pembentukan
faktor X menyebabkan pembentukan Hormon B. Hormon B
kemudian bekerja pada hipotalamus & pituitari untuk
Pituitari
Anterior
menekan pembentukan faktor X dan hormon A, oleh
sebab itu penekanan pembentukan hormon B itu sendiri.

Hormon A

Organ target

Hormon B

DIAN APT Efek


XXIIbiologi Page 10
Contoh mekanisme umpan balik negatif

Hipotalamus

GH-RH SST

Pituitari
Anterior

GH

Liver Jaringan lain, seperti


otak, jantung & tulang

IGF-1

Percepatan pertumbuhan &


anabolik efek

V. Viral Disease Non HIV & HIV

a. Berikan contoh obat-obat antiviral untuk herpes simpleks, hepatitis kronik,


infeksi cytomegalovirus, infeksi varicella zoster

DIAN APT XXII Page 11


Virus & Infeksi Pilihan Obat
Herpes Simplex Virus
• Genital herpes Acyclovir
• Encephalitis Acyclovir
• Daerah mukosa Acyclovir
Acyclovir
• Neonatal
Foscarnet
• Resisten Acyclovir Trifluridine
• Radang pada mata
Varicella-Zoster Virus
• Varicella (chicken pox) Acyclovir
• Herpes zoster Acyclovir
• Varicella / zoster Acyclovir
Foscarnet
• Resisten Acyclovir
Cytomegalovirus
• Retinitis Ganciclovir / Foscarnet
Influenza A Virus
• Infeksi saluran pernafasan Amantadine / Rimantadine
Respiratory Syncytial Virus
• Broncholitis, Pneumonia Ribavirin
Virus Hepatitis B & C
• Hepatitis kronik Interferon α-2b

b. Jelaskan mekanisme kerja/aksi farmakodinamik dan adverse effect yang lazim


timbul pada pemberian interferon alpha

Interferon Alfa

Interferon manusia adalah senyawa alami yang muncul dengan komplek antiviral,
menstimulir pembentukan daya tahan tubuh & kerja antineoplastik. Mempunyai 3
kelas, yaitu Alfa, Beta & Gamma. 3 bentuk Interferon alfa, yaitu alfa-2a (Roferon-
A), alfa-2b (Intron A) & alfa-n3 (Alferon N).

Mekanisme dari kerja Antiviral:


Interferon alfa mempunyai efek ganda dalam siklus replikasi virus. Setelah berikatan
dengan membran sel inang, obat memblok:
- Masuknya virus kedalam sel
- Sintesis dari RNA virus pesan & protein virus
- Perkumpulan & pelepasan virus
Farmakokinetik:
Tidak diabsorpsi secara oral, tapi pemberian secara parenteral (IM & SM). Tingkat

DIAN APT XXII Page 12


plasma obat 4-8 jam. Inaktivasi muncul secaracepat pada cairan tubuh & jaringan.
Efek samping:
Menyebabkan sindrom seperti flu dengan ciri 2:
- Demam
- Fatigue
- Mialgia
- Sakit kepala
- Menggigil
c. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara HIV infection dengan AIDS

HIV (Human immunodeficiency virus) adalah mikroba yang AIDS. HI V


menyebabakan defisiensi imun dengan membunuh limfosit CD4 T (sel CD4 T) yang
dibutuhkan untuk respon imun. Hasil dari defisiensi imun, pasien mempunyai resiko
infeksi & neoplasma.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu sindrom pada individual
yang positif HIV serta:
- Jumlah sel CD4 T dibawah 200 sel/µl, atau
- Mempunyai penyakit yang menyertai, yaitu Pneumocystis carinii pneumonia,
Cytomegalovirus retinitis, Disseminated histoplasmolisis, TBC & Kaposi’s
sarcoma.
d. Jelaskan tentang klasifikasi obat antiretroviral dan berikan regimen pilihan
untuk multidrug therapy awal untuk infeksi HIV

Klasifikasi Obat Antiretrovirus:


a. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)

− Didanosin = Videx

− Lamivudin = Epivir

− Stavudin = Zerit

− Zalcitabine = Hivid

− Zidovudin = Retrovir

b. Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (Non-NRTI)


− Delavirdin = Rescriptor

− Nevirapin = Viramune

DIAN APT XXII Page 13


c. Protease Inhibitors

− Indinavir = Crixivan

− Nelfinavir = Viracept

− Ritonavir = Norvir

− Saquinavir = Invirase

Regimen untuk terapi awal dari Infeksi HIV:


a. Regimen pilihan: 1 PI + 2 NRTI
Ke-3 obat tsb harus mengandung 1 PI & 2 NRTI sehingga memberikan manfaat
klinik & mereduksi plasma HIV RNA dibawah batas aman pada sebagian besar
pasien yang diterapi dengan obat ini.
Protease Inhibitors Kombinasi NRTI
Indinavir Zidovudin + Didanosin
Nelfinavir Zidovudin + Zalcitabin
Ritonavir Zidovudin + Lamivudin
Saquinavir Stavudin + Lamivudin
Stavudin + Didanosin
b. Regimen alternatif: 1 NNRTI + 2 NRTI
Ke-3 obat harus mengandung 1 NNRTI & 2 NRTI dapat menurunkan plasma HIV
RNA pada batas tidak aman diberbagai pasien, tapi efek antiviral mungkin tidak
terus menerus seperti pada regimen pilihan.
NNRTI NRTI
Nevirapin idem dengan atas
Delavirdin

VI. Sexually Tranmitted Diseases (STDs)

a. Berikan 3 contoh penyakit yang tergolong STDs disertai obat-obat pilihannya


dan Berikan gejala klinik untuk salah satu penyakit yang anda pilih

1. Chlamydia Trachomatis Infections


Disebabkan oleh bakteri STD. Dapat menyebabkan:
a. Infeksi saluran kelamin (uretra, serviks & epididymitis) biasanya dengan
Chlamydia trachomatis. Untuk dewasa, ada 2 pengobatan yang direkomendasika
yaitu dosis tunggal 1-gm oral Azitromisin / 100 mg Doksisiklin 2x/hari oral

DIAN APT XXII Page 14


selama 7 hari. Ofloksasin adalah alternatif.
b. Infeksi kehamilan: obat pilihan untuk infeksi selama kehamilan ini adalah
Eritromisin 500 mg oral selama 7 hari. Preparasi lain yang dapat digunakan adalah
E. base, E. stearat / E. etilsuksinat. E. estolat kontraindikasi pada kehamilan
karena resiko dari kerusakan hati pada bayi. Untuk wanita yang tidak bisa
menggunakan Eritromisin, dapat menggunakan Amoksisilin. Meskipun
Doksisiklin & Tetrasiklin dapat melawan Chlamydia trachomatis, tapi ke-2 obat
ini kontraindikasikan karena dapat menyebabkan kerusakan pada gigi & tulang
bayi. Sulfisoksazol & Sulfonamid juga KI, karena menyebabkan kernikterus pada
bayi.
c. Neonatal Opthalmia & Pneumonia: sekitar ½ dari kehamilan bayi pada wanita
dengan serviks C. trachomatis menimbulkan infeksi selama proses melahirkan.
Bayi tsb beresiko terhadap konjungtivitas & pneumonia. Pengobatan pilihan untuk
infeksi ke-2nya adalah sistemik Eritromisin 12,5 mg/kg (oral/IV) 4x/hari selama 2
minggu.
d. Lymphogranuloma Venereum: disebabkan oleh rantai unik dari C. trachomatis.
Transmisi melalui hubungan seks. Pengobatan pilihan: Doksisiklin 100 mg oral
2x/hari selama 3 minggu.
2. Gonococcal Infections
Disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, diplokokus gram negatif sering berubah
menjadi gonokokus. Transmisi melalui hubungan seks.
Gejala pada pria: rasa terbakar pada saat urinasi & gangguan pus-like pada penis.
Pada wanita biasanya asimptomatis, namun infeksi serius dari struktur reproduksi
wanita (vagina, uretra, servik, ovarium & saluran fallopian) dapat terjadi, sehingga
berpengaruh pada sterilitas.
Bacteremia dapat terjadi pada kedua jenis kelamin ini, menyebabkan lesi pada daerah
mukosa, artritis & jarang meningitis & endocarditis.
Obat pilihan untuk uncomplicated gonorrhea: Seftriakson dosis IM tunggal (125-250
mg), alternatif: Sefiksim, Siprofloksasin & Ofloksasin. Apabila terkena infeksi N.
gonorrhoeae & C. trachomatis, maka dapat diberikan oral Doksisiklin / Azitromisin.
Untuk gonorrhea yang sudah menyebar (bacteremia, artritis, meningitis), dibutuhkan
terapi parenteral, meliputi Seftriakson (1 gm IV harian selama 7-10 hari) / Seftriakson
(1 g IV harian selama 3 hari), yang diikuti dengan Sefiksim (400 mg oral 2x/hari)
a. Gonococcal Neonatal Optalmia: 0,5% Eritromisin, 1% Tetrasiklin / 1% silver

DIAN APT XXII Page 15


nitrat. Pada bayi baru lahir dengan optalmia aktif, terapi parenteral Seftriakson
(IM) / Sefotaksim (IM / IV)
3. Nongonococcal Urethritis
Disebabkan oleh Chlamydia trachomatis (25-40%), Ureaplasma urealyticum (sekitar
20%) & Trichomonas vaginalis (<5%).
Obat pilihan: Doksisiklin 100 mg 2x/hari selama 7 hari. Pada pasien yang KI, dapat
menggunakan Eritromisin.
4. Pelvic Inflammatory Disease
Disebabkan oleh N. gonorrhoeae &/ atau C. trachomatis.
Pada pasien rawat inap, pengobatan awal: Sefotaksim (IV) / Sefotetan (IV) diikuti
dengan Doksisiklin (IV).
Pada pasien rawat jalan: Sefoksitin (IM) kombinasi dengan Probenesid / dengan
Seftriakson (IV). Terapi awal diikuti dengan oral Doksisiklin selama 14 hari.
5. Acute Epididymitis
Disebabkan oleh N. gonorrhoeae &/ atau C. trachomatis.
Pengobatan: Ofloksasin 300 mg oral 2x/hari selama 10 hari.
6. Syphilis
Disebabkan oleh Treponema pallidum.
Karakteristik: Sifilis terbentuk dalam 3 tahap, primer, sekunder & tersier. T. pallidum
masuk kedalam tubuh melalui penetrasi membran mukosa dari mulut, vagina / uretra
dari penis. Setelah masa inkubasi 1-4 minggu, luka primer, yang disebut chancre,
terbentuk ditempat masuknya. Chancre ini keras, merah, protruding & sangat nyeri.
Kerusakan saluran limfa mungkin terjadi. Setelah beberapa minggu chancre sembuh
secara spontan, meskipun T. pallidum masih ada.
2-6 minggu setelah chancre sembuh, sifilis sekunder terbentuk. Gejalanya sebagai
hasil dari penyebaran T. pallidum melalui aliran darah. Luka kulit & gejala seperti flu
(demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang & malaise) adalah khas. Pembesaran
kelenjar limfa & nyeri mungkin terjadi. Gejala sifilis sekunder ini dapat hilang selama
4-8 minggu-tapi dapat muncul kembali dalam waktu lebih dari 3-4 tahun kedepan.
Sifilis tersier terbentuk 5-40 tahun setelah infeksi dini. Menyerang sebagian besar
organ. Infeksi otak-Neurosifilis-adalah umum & menyebabkan kehilangan
intelegensia, paralisis & gejala psikiatrik lainnya. Katup jantung & aorta mungkin
rusak. Luka mungkin terjadi pada kulit, tulang & mata.
Pengobatan: Penisilin G, dosis tergantung tahap penyakit.

DIAN APT XXII Page 16


Early sifilis (primer, sekunder & sifilis yang belum terlihat dalam waktu ≤ 1 tahun)
dapat diobati dengan dosis IM tunggal Benzatin Penisilin G.
Late Sifilis (≥ 1 tahun) juga diobati dengan IM Benzatin Penisilin G, tapi dosis
ditingkatkan (2,4 juta unit seminggu sekali selama 3 minggu).
Neurosifilis membutuhkan terapi lebih aggresif. Pengobatan rekomendasi: 2-4 juta
unit IV Penisilin G setiap 4 jam selama 10-14 hari.
Congenital sifilis, 2 pengobatan yang direkomendasikan: Penisilin G (IM/IV) 50.000
unit/kg setiap 8-12 jam selama 10-14 hari / Prokain Penisilin IM 50.000 unit/kg
1x/hari selama 10-14 hari.
Pada kehamilan, harus diterapi dengan Penisilin G dengan dosis yang disesuaikan
pada tahapan penyakit.
7. AIDS
Disebabkan oleh HIV
8. Chancroid
Disebabkan oleh Haemophilus ducreyi. Transmisi melalui hubungan seks.
Karakteristik infeksi adalah sangat sakit, ulser yang tidak ratapada tempat dari
inokulasi, biasanya kelamin luar. Pengobatan:
a. Eritromisin 500 mg oral 4x/hari selama 7 hari
b. Seftriakson 250 mg IM 1x/hari
c. Azitromisin 1 gm oral 1x/hari
9. Trichomoniasis
Disebabkan oleh Trachomonas vaginalis. Pada wanita, infeksi mungkin
asimptomatis / disebabkan gangguan cairan vagina, yang diikuti dengan rasa terbakar
& panas. Pada pria, tidak ada gejala infeksi. Infeksi dapat dihilangkan dengan dosis
tunggal Metronidazol 2 gm. Dosis dapat diulangi jika pengobatan gagal. Metronidazol
KI selama kehamilan trimester pertama.
10. Bacterial Vaginosis
Hasil dari perubahan mikroflora vagina. Disebabkan oleh Gardnerella vaginalis (yang
dikenal H. vaginalis), Mycoplasma hominis & anaerob lainnya.
Pengobatan: Metronidazol oral 500 mg 2x/hari selama 7 hari. Intravaginal:
Metronidazol (0,75% gel) 5 gm 2x/hari selama 5 hari & Klindamisin (krem 2%) 5 gm
setiap sore selama 7 hari.
11. Herpes Simplex Infections
Disebabkan oleh HSV-2.

DIAN APT XXII Page 17


Pengobatan: Acyclovir (oral / IV)
12. Genital & Anal Warts
Disebabkan oleh Human papillomavirus.
Pengobatan pilihan: Cryotherapy
Pengobatan alternatif: Podophyllum resin / Asam trikloroasetat (ke-2nya topikal).
13. Pediculosis Pubis
Disebabkan oleh Phthirus pubis (pubis lice)
Pengobatan: 1% Permethrin (topikal)
14. Scabies
Disebabkan oleh Sarcoptes scabiei.
Pengobatan: 5% Permethrin (topikal).

VII. Pemilihan Terapi

a. Sebut dan jelaskan perbedaan karakter fisiologis yang berpengaruh kepada


respon obat bagi pasien bayi, lansia, wanita hamil dan wanita menyusui

a. Bayi

Pada usia ini perbedaan respon yg utama disebabkan belum sempurnanya berbagai
fungsi farmakokinetik tubuh. Contoh:

• Fase biotransformasi hati (terutama glukuronidasi dan jg hidroksilasi) yg


kurang
• Fase ekskresi ginjal (filtrasi glomerulus & sekresi tubuli) yg hanya 60-70%
dari fase ginjal dewasa

• Kapasitas ikatan protein plasma (terutama albumin) yg rendah

• Sawar darah otak dan sawar kulit yg belum sempurna

Dgn demikian diperoleh kadar obat yg tinggi dlm darah & jaringan. Disamping
itu, terdapat peningkatan sensitivitas eseptor terhadap obat. Akbatnya terjadi
respon yg berlebihan atau efek toksik pd dosis yg biasa diberikan berdasarkan
perhitungan luas permukaan tubuh

DIAN APT XXII Page 18


b. Lansia

• Absorpsi obat:

- Meningkatkan pH lambung
- Menurunkan permukaan absorpsi
- Menurunkan kecepatan aliran darah
- Menurunkan motilitas GI
- Menghambat waktu pengosongan lambung
• Distribusi obat

- Meningkatkan lemak tubuh


- Menurunkan massa tubuh
- Menurunkan total air tubuh
- Menurunkan albumin serum
- Menurunkan output kardiak

• Metabolisme obat

- Menurunkan aliran darah hati


- Menurunkan massa hati
- Menurunkan aktivitas enzim hati
• Ekskresi obat

- Menurunkan aliran darah ginjal


- Menurunkan LFG
- Menurunkan sekresi tubular
- Menurunkan jumlah nefron
c. Wanita hamil

Perubahan pada ginjal, liver & saluran GI. Pada trimester, aliran darah ginjal
menjadi ganda, sehingga LFG menurun, akibatnya clearance obat dipecepat. Ada
beberapa obat dapat menurunkan metabolisme hati selama kehamilan. Motilitas
usus juga menurun, karena waktu transit intestinal untuk meningkatkan. Karena
transit lebih lama, maka dibutuhkan waktu tambahan bagi obat untuk di absorpsi.

d. Wanita menyusui

1) Sekresi obat ke ASI

 Pd umumnya banyak obat yg disekresikan kedalam ASI dg kadar : pd ASI

< plasma

DIAN APT XXII Page 19


 Keberadaan dalam ASI sukar dideteksi karena kadarnya rendah

 Pasien dg gagal ginjal : konsentrasi dlm ASI >>

 Beberapa obat disekresi dalam bentuk tidak aktif

2) Konsentrasi obat mencapai ASI tergantung pada

 Dosis obat

 Half life obat

 Ikatan dg protein plasma

 Berat molekul

 Kelarutan didalam lemak

 Perbedaan pH antara plasma dan ASI

3) Pengaruh obat pada proses laktasi (pembuatan ASI)


Dapat meningkatkan atau menurunkan produksi ASI

 Meningkatkan ASI

 Metoklopramid

 Oxytocin

 Menurunkan ASI

 Bromocriptin

 Levodopa

 Diuretik

 Alkohol

b. Sebutkan obat-obat apa saja yang perlu perhatian atau tidak harus diberikan
bagi pasien bayi, lansia, wanita hamil dan wanita menyusui

Obat yang perlu perhatian / tidak harus diberikan bagi pasien bayi, lansia, wanita
hamil & menyusui

a. Bayi

Obat ES
Androgen Pubertas prematur pada pria, menurunkan tinggi pada
remaja dari premature epiphyseal closure
Aspirin & salisilat lain Intoksitas dari overdosis akut (asidosis, depresi nafas
hipertermia), Reye’s sindrom pada anak dengan
chickenpox / influenza
Kloramfenikol Gray sindrom (neonates & infant)

DIAN APT XXII Page 20


Glukokortikoid Menghambat pertumbuhan dengan penggunaan jangka
lama
Fluorokuinolon Tendon rupture
Heksaklorofen Toksisitas CNS (infant)
Asam nalidiksat Erosi cartilage
Fenotiazid Kematian mendadak pada infant
Sulfonamide Kernikterus (neonatus)
Tetrasiklin Kuning pada gigi

b. Lansia

Obat dengan indeks terapi sempit: digoxin kecuali bila diperlukan

c. Wanita hamil

- Penghambat ACE

- Antikanker / Immunosupresan: Aminopterin, Busulfan, Sikloposfamid,


Metrotrexat

- Antiseizure: Karbamazepin, Fenitoin, Trimethadion, Asam valproat

- Derivate Vit. A: Etretinat, Isotretinoin, Vit. A

- Obat lain: Alkohol (dosis tinggi), Kokain (dosis tinggi), Litium, Tetrasiklin,
Talidomid, Warfarin

- Hormone seks: Estrogen, Progestin, Androgen

d. Wanita menyusui

Amiodaron Kandungan iodine dapat menyebabkan


hipotirodisme neonatus

Aspirin Resiko teoritis sindrom Reye

Barbiturat Mengantuk

Benzodiazepin Latargi

Karbimazol Gunakan dosis efektif terendah untuk


menghindari hipotiroidisme

DIAN APT XXII Page 21


Kontraseptif Dapat mengurangi produksi air susu dan
(kombinasi menurunkan kandungan nitrogen dan protein
oral)

Obat Masalah yg mungkin timbul adalah penekanan


sitotoksik imun dan neutropenia

Efedrin Iritabilitas

Tetrasiklin Risiko teoritis perubahan warna gigi

DIAN APT XXII Page 22

Anda mungkin juga menyukai