Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT KHUSUS MATA MASYARAKAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN
JL. Kol. H. Burlian, KM 5,5 Plg 0711-363480

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDERITA HEPATITIS,


RUMAH SAKIT
KHUSUS MATA HIV(+), AIDS DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA
MASYARAKAT
PROVINSI YANG MEMERLUKAN PEMBEDAHAN
SUMATERA
SELATAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

Tanggal Terbit: Ditetapkan


KEPALA RS. KHUSUS MATA MASYARAKAT
Prosedur Tetap PROVINSI SUMATERA SELATAN

Dr. dr.Anang Tribowo, SpM (K)


Nip. 19610101 198812 1 002
Pedoman penatalaksanaan pada penderita HIV(+), AIDS yang dilakukan
Pengertian : pembedahan

Melindungi semua personel baik penderita atau petugas kesehatan agar tidak
Tujuan : terjadi hal yang tidak diiginkan.

Kebijakan :

1. PENATALAKSANAAN SEBELUM OPERASI


Prosedur :
1.1 Penderita dengan HIV(+), AIDS yang akan dilakukan
pembedahan dijadwalkan pada operasi yang terakhir.
1.2 Penderita dengan HIV(+), AIDS harus dilindungi kerahasiaannya.
1.3 Alat kesehatan yang dipakai sedapat mungkin yang sekali pakai
(disposible).
1.4 Meja operasi dilapisi dengan alat kedap air.
1.5 Petugas kamar bedah sentral yang tidak langsung terkait dengan
kegiatan operasi sedapat mungkin tidak masuk ke kamar operasi
saat berlangsung pembedahan.
1.6 Team operasi harus memakai alat pelindung :
1.6.1 Topi penutup kepala
1.6.2 Masker
1.6.3 Memakai kacamata plastik.
1.6.4 Memakai sarung tangan double.
1.6.5 Memakai plastik penutup badan/skort
(disposible).
1.6.6 Memakai sepatu bood/sepatu plastik tinggi.
1.6.7 Baju operasi tidak tembus cairan (sebaiknya
disposible).

2. PENATALAKSANAAN SAAT OPERASI

2.1 Team operasi melakukan prosedur operasi yang sama


seperti biasa, dan memakai alat pelindung sesuai
ketentuan.
2.2 Pasien yang akan dioperasi di lakukan tehnik septic
dan antiseptic dan ditutup dengan linen steril
( drapping ), jika memungkinkan disposible.
2.3 Gunakan alat-alat operasi (instrument) sedikit
mungkin atau yang dibutuhkan saja.
2.4 Saat instrumentator memberikan alat-alat yang
diperlukan oleh operator menggunakan perantara
seperti nampan atau bengkok, demikian juga saat
operator menaruhkan alat itu kembali yakni
ditempatkan pada nampan/bengkok tersebut.
2.5 Pemotongan jaringan disarankan menggunakan couter
(disposible).
2.6 Tempatkan alat-alat yang sudah digunakan pada
tempat khusus yang tidak bocor atau tembus oleh
benda tajam untuk kemudian dimusnahkan (dibakar),
setelah usai operasi.

3. PENATALAKSANAAN SESUDAH OPERASI

3.1 Untuk alat-alat yang bersifat non metal (jarum,


benang, spuit, kasa, karet, NGT, selang infuse, selang
suction, catheter) di tempatkan pada tempat khusus
(warna kuning tanda infeksius) untuk kemudian
dimusnahkan.
3.2 Untuk alat-alat dari bahan metal dilakukan
perendaman dengan menggunakan cairan Clorin 0.5%
selama ± 10-15 menit demikian juga untuk linenyang
tidak disposible, baru kemudian dicuci seperti biasa
baru disterilkan masuk kedalam autoclave.
3.3 Kamar operasi dibersihkan dengan menggunakan
cairan pricef , kemudian dilakukan voging. Setelah 24
jam kamar operasi sudah siap dipakai.

4. PENATALAKSANAAN TENAGA KESEHATAN YANG


TERPAPAR DARAH/CAIRAN TUBUH PENDERITA
HIV(+), AIDS

4.1 Paparan secara parenteral melalui tusukan


jarum/terpotong, keluarkan darah sebanyak-
banyaknya lalu cuci dengan air sabun/cairan
desinfektan dan bilas dengan air yang mengalir.
4.2 Paparan melalui cipratan ke mata, cuci mata dengan
menggunakan air atau NaCl.
4.3 Paparan melalui membrane mukosa, keluarkan cairan
tersebut dengan meludah dan kumur-kumur sampai
bersih.
4.4 Paparan pada kulit yang mengalami perlukaan (lecet,
dermatitis) cuci dengan air sabun/antiseptic dan bilas
dengan menggunakan air mengalir.

Unit Terkait : 1. Medik


2. Keperawatan
3. CSSD
4. Pemeliharaan Lingkungan
Kamar Cuci

Anda mungkin juga menyukai