Anda di halaman 1dari 28

Extrapyramidal Syndrome

Typical Neuroleptics Atypical Neurolepicts


• Chlorpromazine, thioridazine, • Risperidone, clozapine,
fluphenazine, haloperidol quetiapine, aripiprazole

• D2 antagonists (high potency) • Antagonis D2 receptors (low


potency) & reseptor serotonin

• Efektif untuk mengatasi gejala • Efektif untuk mengatasi gejala


Jenis-jenis positif positif maupun negatif

obat • Efek samping eps lebih besar • Efek eps lebih kecil
Antipsikotik • 2 types: High-potency expels • Antagonis 5HT2, alpha,
are Haloperidol, Histamine and dopamine
trifluoperazine, fluphenazine. receptors
Low-potency are thioridazine
and chlorpromazine.
Antipsikotik dan Dopaminergic
Pathway
 Targets of antipsychotics are:
 Dopaminergic neurons
 The specific pathways affected are:
 - Nigrostriatal (extrapyramidal/motor)
 - Mesolimbic (mood and reward)
 - Tuberoinfundibular (prolactin release)
 - Mesocortical (negative symptom)
 Relative dopamine
defisiensi pada
nigrostriatal pathway:
 Parkinson's disease:
Mekanisme berkurangnya neuron
dopaminergik pada
EPS pars compacta
substantia nigra
 Efek Antipsikotik:
blokade D2 reseptor
pada nigrostriatal
pathway
Efek Samping
Ekstrapiramid
al pada
High Potency
D2 Blocker
Gerakan
otot yang
tidak
disadari
• Kekakuan
Dystonia
• Kejang Tubuh
• Kejang Otot
• Gerakan mata
yang tidak
wajar
Efek Samping
Ekstrapiramid
al pada
High Potency
D2 Blocker
Gerakan otot
yang tidak
disadari
Bradikinesia • Muka tanpa
(Pseudo- ekspresi
Parkinisme) • Gaya berjalan yang
menyeret
• Mengeluarkan air
liur berlebihan
• Tremor
Suatu kumpulan gejala yaitu, tremor yang
mempengaruhi bibir dan otot-otot perioral,
adalah efek parkinsonian lain yang terlihat
dengan antipsikotik, meskipun tremor
perioral lebih mungkin terjadi daripada
tremor lainnya pada akhir pengobatan.
*Rabbit
syndrome

Skala penilaian EPS: Simpson-Angus Scale


Efek Samping
Ekstrapiramid
al pada
High Potency
D2 Blocker
Perasaan gelisah, tidak
bisa diam, dan
keinginan tidak
terkendali untuk
menggerakkan tubuh

• Gelisah
Akathisia • Mondar-mandir
terus menerus
• Tidak bisa duduk
diam, mengetuk-
ngetuk kaki dan
tangan
Efek Samping
Ekstrapiramid
al pada
High Potency
D2 Blocker
Sering terjadi setelah terapi jangka panjang
dengan anti psikosis tipikal.

Tardive
Dyskinesia Pasien dengan tardive diskinesia sering
memperlihatkan gerakan berulang involunter
pada lidah, wajah, mulut / rahang, dan anggota
gerak dimana pada waktu tidur gejala tersebut
menghilang.
Gerakan yang tidak disadari
pada otot wajah dan mulut
• Lidah menjulur
Tardive • Gerakan mengunyah yang tidak
Dyskinesia disadari
• Mengerucutkan bibir
• Menyeringai
• *Choreoathetoid (writhing)
 The Simpson Angus Scale (SAS) adalah skala kinerja yang mengukur gejala
parkinsonisme yang diinduksi obat. Penilai meminta pasien untuk melakukan
10 tugas dan menilai respons pada skala 0-4 (normal hingga parah).
 Gejala spesifik termasuk kekakuan otot, tremor, refleks, dan air liur.
Skor total 0-40 dihitung (atau skor skala dapat dihitung dengan membagi
Simpson- total dengan 10 untuk memberikan skor antara 0 dan 4), dengan skor awal:
Angus Scale  < 3 mengidentifikasi gejala "normal",
 ≥ 6 menunjukkan level gangguan yang perawatannya harus dipertimbangkan
kembali,
 ≥ 12 yang membutuhkan perhatian khusus dalam terapi
 ≥ 18 "hampir pasti" membutuhkan modifikasi farmakoterapi (Hawley et al.,
2003).
Turunkan dosis obat dahulu

Bila tidak dapat ditanggulangi  antikolinergik


Penatalaksanaan (Triheksilfenidil, Atropin Sulfas, atau Diphenhidramin injeksi)
sindrom
Ekstrapiramidal
Preparat paling umum: Triheksilfenidil, dosis PO 3x2mg/hari.
Pilihan lain : Diphenhydramine 1% dan 5% : 10-50mg IM/IV inj

Bila tetap tidak berhasil, disarankan ganti antipsikotik atypical yang


lebih sedikit kemungkinan efek samping ekstrapiramidal
Reaksi idiosinkrasi pada multiple organ system yang mengancam
hidup terhadap obat antipsikotik sudah mulai diwaspadai bila
memenuhi 2 dari 4 gejala kardinal: demam, penurunan kesadaran,
rigiditas otot, dan disfungsi autonom.

Komplikasi
emergensi Lebih sering terjadi pada pria muda pada awal pengobatan.

AntiPsikotik –
Kasus jarang, namun pada kasus emergensi,
Neuroleptic mortalitas mencapai 20% bila tidak ditangani segera

Maligna
Syndrome *Efek samping ini sering terjadi pada penggunaan anti psikotik
tipikal potensi tinggi, dosis tinggi, dan bila kenaikan dosis terlalu
(NMS) cepat.

*Hal ini juga lebih berisiko tinggi pada kondisi pasien dehidrasi,
kelelahan atau malnutrisi
Neuroleptic malignant syndrome
 Demam
 Instabilitas autonomik - takikardi, perubahan TD,
diaphoresis
 Leukositosis
 Tremor
 Peningkatan Kreatin Phosphokinase
 Rigiditas
 Hentikan obat anti psikosis
 Masukan ICU untuk perawatan suportif dan simptomatik
 Antiparkinson untuk EPS, koreksi keseimbangan elektrolit, turunkan
demam)
Penatalaksana  Farmakoterapi :
an NMS Dopamine agonist (Bromokriptin 7,5-60mg/hari dibagi 3 dosis,
Levodopa 2x100mg/hari, atau Amantadin 200mg/hari)

Anda mungkin juga menyukai