Anda di halaman 1dari 31

SELAMAT DATANG PESERTA

PRIVATE DAN WORKSHOP


SIRKUMSISI dengan METODE SUNATHRONE

ZANMAL SEPTIYANTO. AMK


Sirkumsisi tindakan bedah untuk
membuang kulup (prepusium penis) yaitu
kulit yang menutupi glans penis.

 Yang secara sehari-hari dikenal dengan


sebutan ‘Khitan’ atau ‘Sunat’. Ada yang
melakukannya karena alasan agama, budaya
atau juga alasan kesehatan. Apapun yang
melatar belakanginya, dari sudut pandang
kesehatan sangat bermanfaat.
1. Menjaga hygiene penis dari smegma dan sisa-
sisa urine, yang terkumpul/menumpuk
dibawah kulit pada kepala penis yang bisa
menyebabkan kuman berkembang disana.

2. Mencegah terjadinya infeksi pada glans atau


preputium penis (balanoposthitis). Risiko
untuk terjadinya infeksi traktur urinarius (ISK)
pada anak-anak umur 1 tahun yang belum
disirkumsisi 10 kali lipat dari yang sudah
dilakukan sirkumsisi. (Jack S. Elder, Curchill Livingstone 2002)
3.Mencegah terjadinya kanker penis.
Iritasi kronis glans penis dengan
smegma dan balanitis (infeksi)
merupakan faktor predisposisi
terjadinya kanker penis. Kanker
penis jarang terjadi pada orang yang
telah disirkumsisi.
(John Reynard et al, Oxford
University Press 2006).
4. Menurunkan risiko penularan
penyakit menular seksual
seperti HIV.

5 Mencegah dan mengurangi


risiko terkena virus Human
Papiloma Virus (HPV), virus ini
juga merupakan penyebab
penyakit kanker serviks (leher
rahim) pada wanita
pasangannya .
1. Agama
2. Sosial Budaya
3. Medis, antara lain:
 Fimosis (penyempitan bagian distal
prepusium)
 Parafimosis (prepusium tidak dapat kembali
ke posisi semula)
 Balanitpada prepusium)
 Lain-lain (keganasan is (infeksi pada glans
penis) atau Postitis (infeksi atau
condyloma)
Sunat Konvensional sunat yang dilakukan dengan
tekhik dorsumsisi maupun sleeve - menggunakan
gunting, klem, benang, serta alat bedah lain yang
telah disterilkan.
 Memerlukan persiapan peralatan lebih banyak
Memerlukan bantuan tenaga medis lebih banyak
Risiko infeksi lebih besar
Risiko komplikasi lebih besar
Waktu pengerjaan lebih lama
Waktu penyembuhan luka relatif lebih lama
Revolusi Sirkumsisi
Modern
Disposable Circumcision Clamp
1. Tehnik Klem merupakan suatu inovasi
dibidang sunat yang sangat diminati oleh
para praktisi kesehatan disebabkan:
1. praktis,
2. proses sunat yang lebih mudah dan cepat,
3. minimal perdarahan,
4. tanpa jahitan,
5. proses penyembuhan luka lebih cepat,
6. higienis dan aman.
Gomco
Klem konvensional ini terbuat dari logam
pada tahun 1934 .
Morgen Clamp
Plastibell
(alat sirkumsisi metode lonceng –
Circumcision Cord Device)
Sunathrone
Sunathrone didesain oleh Dr Andi Brillian
Dari perkan baru. Alat ini mempunyai mekanisme kunci seperti tang. Klam dikunci dengan
mendekatkan kedua telingga tang hingga pangkalnya terkunci.Setelah prepusium
dipotong, 4/5 bagian tabung dapat di lepaskan
Taraklamp
 Digunakan pertama kali oleh Dr T. Gurcharan
Singh tahun 1990.
Ismail Klamp
 Ditemukan oleh Dr. Ismail Md. Salleh, dengan
sistem skrup sebagai mekanisme penguncian yg
reversible sehingga saat pemasangan dan
pelepasan tidak merusak alat.
Accu–Circ
Smart Klamp
Diperkenalkan pertama kali di Jerman tahun
2001 oleh dr.Harrie van Baars yg selanjutnya
di produksi di Malaysia
Alisklamp dan Neoalisklamp
Diciptakan oleh Dr. Vedat Ali
Canoglu (Turki )
Activeklamp
Ditemukan oleh Dr. Mustafa
Demirelli (Turki )
Mahdian Klem
2. Tehnik Kauterisasi alat elektrokauter
menyerupai Solder yang pada ujungnya terdapat
elemen besi yg dipanaskan dengan tenaga listrik
yang kemudian digunakan untuk memotong
prepusium.
1. luka yang terbentuk menyerupai luka bakar
2. proses sunat yang lebih lama
3. biasanya terjadi pembengkakan bbrp hari paska
khitan
4. proses penyembuhan luka lebih lama bila
dibanding tehnik
konvensional
Elektrocauter &
Flashcauter
berbeda dengan Laser
3. Tehnik Laser Light Amplification by
Stimulated Emission of Radiation memancarkan sinar
melalui amplifikasi optis
harga alat sangat mahal (hanya di rumah sakit)
1. operator terlatih khusus
2. proses khitan sangat cepat
3. sangat cocok untuk pasien kelainan pembekuan
darah
4. nyeri minimal
5. tetap memerlukan jahitan
4. Tehnik Radio Frequency
Scalpel mengunakan elektromagnetik dengan
frekuensi tinggi 4 MHz atau dapat disesuaikan
luka yang terbentuk menyerupai luka bakar
hasil lebih bersih, rapi tidak menimbulkan memar
dapat menimbulkan koagulasi
masih jarang digunakan untuk sirkumsisi
Dari 250 juta penduduk Indonesia, paling tidak per
tahun ada dua juta di antaranya yang harus disunat.
Meski demikian, saat ini yang disunat menggunakan
klem masih sangat sedikit, hanya 20.000 per tahun
atau sekitar 1%. Dengan populasi masyarakat
Indonesia yang cukup besar, seharusnya angka yang
melakukan sunat dengan klem ini jauh lebih besar.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai