Anda di halaman 1dari 39

OSCE by TOP TEN

UJIAN OSCE WSD JULI 2023

Oleh dr. Farih R., Sp.P(K), M.Kes,FISR.

1. Satu menit baca soal di depan pintu ( yg teliti )


Contoh soal Ulok:
Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada
sebelah KIRI memberat tiba-tiba setelah angkat barang.
Riwayat sesak napas 10 tahun dengan pengobatan LAMA dan LABACS
GCS 13 Px fisik: tensi 80/40, nadi 130x, Rr36x, SpO2 85% O2 ruang
Paru: hipersonor di paru kiri
Sebutkan diagnosis dan penanganan pasien di atas

2. Masuk ruangan ke penguji→ Selamat siang Dokter, saya A, peserta ujian


Akan ditunjukkan Ro toraks oleh penguji, Dx n tx kita apa
Jawab: Pasien Kami diagnosis dengan Pneumotoraks spontan sekunder sinistra pada
PPOK dengan tipe Ventil
Akan dilakukan needle dekompresi dilanjutkan pemasangan WSD
NB: kalo pasien perempuan panggil Bu, laki2 Pak, Kanan kiri wsd diperhatikan (baca soal
teliti)
jika bapak setuju silakan ttd informed consent.

3. Persiapan dan informed consent SINGKAT


Selamat pagi, saya dr__ yang menangani bapak/ibu. (KLO KU tidak stabil, bicara ke yg
menemani, dlm kasus ini ke penguji/ asisten)
Saat ini bapak menderita pneumotoraks ventil yang merupakan kegawatan sehingga
harus segera ditangani dengan tusuk jarum didada untuk mengurangi tekanan dan
selanjutnya akan dilakukan pemasangan selang dada. Efek samping nyeri, infeksi,
perdarahan.

Persiapan operator:
• Memiliki kompetensi WSD
• Sudah cuci tangan 6 langkah
• Sudah memakai APD ( headcap, masker, apron, dan handscoon steril)
• Berkas pelaporan

4. Melakukan aseptik antiseptik, injeksi lidokain, dan dekompresi jarum di SIC ll Linea
midclavikula (tusukkan dimana saja yg gampang, jgn lupa tarik jarumnya)

5. Persiapan dan informed consent LENGKAP


Setelah tusuk jarum selanjutnya akan dilakukan pemasangan selang dada.
Pneumotoraks adalah pengumpulan udara di rongga dada di antara kedua selaput paru
yang menyebabkan paru kempes, bapak merasa sesak, dan nyeri dada, sehingga harus
segera dikeluarkan dengan selang dada.
Indikasi: evakuasi udara atau cairan bebas dari rongga pleura ( cth: kasus penumotoraks
luas, hidropneumotoraks, hematotoraks, EPG, empiema, dan pelurodesis)
Kontraindikasi relatif: Gangguan pembekuan darah, mutlak: tidak ada
Komplikasi: nyeri, perdarahan, infeksi di sekitar tempat pemasangan

6. Persiapan alat: sebutkan saja dengan cepat : Set WSD dan minor set
Marker Benang silk 1.0
Betadine, alkohol 70% Spuit 3 dan 5 cc
Duk steril Lidokain 2% 2 ampul
Skalpel Toraks kateter 24F
Bisturi, klem, nafolder Abbocath 14G u/ dekompresi
Selang, botol berisi air Kassa steril, plester

7. Tindakan pemasangan
- Melakukan tindakan aseptik antiseptik secara melingkar dan pungsi diagnostik
di triangle safety
{Sebutkan batas2 triangle safety: Superior (puncak axila), Anterior (m.
Pectoralis mayor), Posterior (m. lattisimus dorsi), inferior (garis sejajar papila
mammae)} di SIC V Linea axilaris anterior kanan, hasil proof kesan ringan.
- Beri marker di lokasi pungsi diagnostic spidol steril
- Ukur panjang kedalaman toraks kateter (bilang sampai angka 7)
- Pasang duk steril
- Anestesi lokal dengan lidokain dari kutis, subkutis, sampai menembus pleura→
tes nyeri
- Insisi kulit 1-2 cm, luka diperdalam secara tumpul sampai menembus pleura.
(menggunakan klem)
- Masukkan toraks kateter perlahan sampai angka 7, sambil tarik inert trocar
- Klem trocar sampai trocar disambungkan sistem drainase
- Lepas klem, evaluasi WSD: produk cairan tidak ada, bubble+, undulasi 7 cm,
emfisema subkutis tidak ada
- Cabut dekompresi jarum, tutup dengan kassa dan plester
- Jahit dengan metode tabac sac, jarum menembus otot, selesai sampai buat
simpul
- Boleh evaluasi wsd, masih paten ato tidak
- Lepas duk steril
- Tutup luka pakai kassa dan plester
- WSD selesai, buang handscoon ke tempat sampah medis, cuci tangan 6
langkah

8. Edukasi
- Pak pemasangan selang dada sudah selesai, kalau ada keluhan di ruangan
silakan lapor petugas
- Obat anti nyeri tetap kita berikan akan kita lakukan rontgen evaluasi
- Buat laporan tindakan
NB: WAJIB minta tolong asisten untuk ambil2 alat boleh, asisten jgn didiemin.

Waktu Unas soalnya singkat, dengan Ront efusi ½ paru kanan, sehingga dx awal efusi pleura kanan.
Setelah proof, penguji bilang hasil proof keluar proof, sehingga dx akhir Empiema kanan. Asisten BC
dan WSD pas Unas amat sangat kooperatif dan sangat membantu
Kasus Efusi/Empiema

1. Satu menit baca soal di depan pintu ( yg teliti )


Sebutkan diagnosis dan penanganan pasien di atas
2. Masuk ruangan ke penguji→ Selamat siang Dokter, saya Silvana, peserta ujian
Akan ditunjukkan Ro toraks oleh penguji, Dx n tx kita apa
Jawab: Kami diagnosis dengan Efusi pleura masif kiri
Akan dilakukan pemasangan WSD
NB: kalo pasien perempuan panggil Bu, laki2 Pak, Kanan kiri wsd diperhatikan (baca
soal teliti)

3. Persiapan dan informed consent LENGKAP


Selamat siang Bapak, saya dr. A yang menangani bapak.
Saat ini bapak menderita efusi pleura masif yaitu kondisi pengumpulan cairan di rongga
dada di antara kedua selaput paru lebih dari 2/3 lapang paru yang menyebabkan paru
kempes sehingga bapak merasa sesak. Hal ini merupakan kegawatan sehingga harus
segera ditangani dengan pemasangan selang dada.

Indikasi evakuasi udara atau cairan bebas dari rongga pleura ( cth: kasus penumotoraks
luas, hidropneumotoraks, hematotoraks, EPG, empiema, dan pelurodesis
Kontraindikasi relatif: gangguan pembekuan darah, mutlak: tidak ada
Komplikasi: nyeri, perdarahan, infeksi di sekitar tempat pemasangan
Jika setuju silakan ttd informed consent.

4. Persiapan operator:
• Memiliki kompetensi WSD
• Sudah memakai APD: headcap, masker, apron
• Cuci tangan 6 langkah, dan handscoon steril
• Menyiapkan laporan Tindakan

5. Persiapan alat: sebutkan saja dengan cepat : Set WSD dan minor set
Marker Benang silk 1.0
Betadine, alkohol 70% Spuit 3 dan 5 cc
Duk steril Lidokain 2% 2 ampul
Skalpel Toraks kateter 24F
Bisturi, klem, nafolder Abbocath 14G u/ dekompresi
Selang, botol berisi air Kassa steril, plester

6. Tindakan pemasangan
- Melakukan tindakan aseptik antiseptik secara melingkar dan pungsi diagnostik
di triangle safety {Sebutkan batas2 triangle safety: Anterior (m. Pectoralis
mayor), inferior (garis sejajar papila mammae), Posterior (m. lattisimus dorsi),
Superior (ketiak) } di SIC V Linea axilaris anterior kanan, hasil proof keluar
cairan kesan ringan.
- Beri marker di lokasi pungsi diagnostic spidol steril
- Ukur panjang kedalaman toraks kateter (bilang sampai angka 7 sudah cukup)
- Pasang duk steril
- Anestesi lokal dengan lidokain dari kutis, subkutis, sampai menembus pleura→
tes nyeri
- Insisi kulit 1-2 cm, pelebaran secara tumpul sampai pleura
- Masukkan toraks kateter perlahan sampai angka 7, sambil tarik inert trocar
- Klem trocar sampai trocar disambungkan sistem drainase
- Lepas klem, evaluasi WSD: bubble(-), undulasi 3cm, produk cairan
serohemoragik/seroxantokrom, emfisema subkutis tidak ada
- Jahit dengan metode tabasac, jarum menembus otot, selesai sampai buat
simpul
- Boleh evaluasi wsd, masih paten ato tidak
- Lepas duk steril
- Tutup luka pakai kassa dan plester
- WSD selesai, buang handscoon ke tempat sampah medis, cuci tangan 6
langkah
7. Edukasi
- Pak pemasangan selang dada sudah selesai, kalau ada sesak di ruangan silakan
lapor petugas
- Obat anti nyeri tetap kita berikan dan akan kami lakukan rontgen evaluasi
- Buat laporan tindakan
UJIAN OSCE BRONKOSKOPI PERIODE JULI 2023
INGAT!
Sapa pasien dan perkenalkan diri.
Posisi tubuh (awal di tengah atas kepala pasien, evaluasi paru kanan posisi di kiri pasien,
evaluasi paru kiri posisi di kanan pasien), tangan (jangan tekuk bronkoskop, kendalikan dengan
baik), dan pengendalian alat (selalu di tengah lumen, tidak tabrak dinding).
NILAI:
Orifisium : terbuka / stenosis (Sebagian, hampir total, total)
Mukosa: licin, berbenjol, infiltratif, edema; Hiperemis, hipervaskularisasi
Sekret: serous, mucoid, purulen
Lakukan FOB di atas dalam 9 menit.,Sisakan waktu untuk baca FOB (3 menit).

Dari UI tidak ada istilah massa endobronkial. Jadi yg ada misal:

- Massa infiltratif menutup sebagian orifisium, mukosa edema, sekret serous


- Mukosa edematous menutup orifisium hampir total
- Lesi nekrotik perkejuan menutup hampir total orifisium, sekret mukoid
- Lesi hipervaskuler dengan mukosa hiperemis

FISIOLOGIS
1. Sapa penguji: selamat pagi dokter. Saya ____, peserta ujian (tanda tangan absensi)
Membaca soal dan rontgen→ Ro toraks a.n. Tn A. usia 50 th tampak perselubungan
inhomogen di hemitoraks dekstra kesan suatu cairan. adanya massa belum dapat
disingkirkan sehingga akan dilakukan bronkoskopi.
2. Penjelasan Tindakan (Posisi di kanan pasien)
- Selamat pagi Pak, Saya dr____ yang akan melakukan tindakan bronkoskopi yaitu
suatu tindakan invasif dengan alat bronkoskop untuk menilai kondisi saluran napas
Bapak
- Indikasi pemeriksaan ini adalah untuk diagnostik, terapi, serta tindakan perioperatif.
Diagnostik → pengambilan sampel untuk penegakan diagnosis infeksi, tumor.
Terapi → misal ada perdarahan, benda asing
Perioperatif → persiapan operasi lobektomi, pneumektomi
- Kontraindikasi
Absolut → operator tidak kompeten, sarana prasarana tidak tersedia
Relatif → hipoksemi berulang, pasien tidak kooperatif
- Komplikasi: saluran napas reaktif sehingga menyempit, perdarahan, gangguan irama
jantung, paru bocor (penumotoraks).
Apakah Bapak setuju? Silakan tandatangan inform consent.
- Persiapan alat:
• Alat BC berfungsi dengan baik, lampu dan monitor menyala, suction berfungsi
dengan baik
• Monitor hemodinamik utk TD, nadi, SpO2 berfungsi dengan baik
• Obat2 emergency → adrenalin 1:10.000, SA 2,5 mg, bronkodilator, steroid,
normal saline
• Obat2 premedikasi→ SA 2,5 mg, difenhidramin 10 mg, lidokain 2%, xylocain
spray 10%
• Alat2 untuk pembuatan sampel (biopsi jarum, forsep, sikatan bronkus, objek
glass, pot berisi alkohol 96%, formalin 10%)
o Persiapan pasien:
• Bapak telah menandatangani informed consent
• Toleransi Tindakan baik
• Telah terpasang IV line dan kanul O2
• Puasa 6-8 jam sebelum puasa
• Minum kodein 6 jam dan 12 jam sebelum tindakan
• Tidak minum antikoagulan 3 hari terakhir
• Telah premedikasi dengan SA dan difenhidramin
• Telah kumur2 lidokain 2% 5cc slm 5 menit dan semprot xylocaine spray 10%
di pangkal lidah sehingga sulit menelan
• Bapak silakan berbaring terlentang, kepala tengadah, mulut kami beri
mouthpiece untuk tempat masuknya alat dan akan kami beri penutup mata
supaya tidak terkena tetesan cairan.
• Bila bapak merasa nyaman silahkan acungkan jempol..jika tidak nyaman
silahkan lambaikan tangan.
o Persiapan operator:
• Saya memiliki kompetensi bronkoskopi
• Telah pakai APD: head cap, google, masker, apron.
• Cuci tangan 6 langkah dan memakai handscoon steril
• Berkas2 untuk pelaporan

3. Prosedur tindakan
o Bapak rileks ya..bronkoskopi kita mulai, saat ini TTV stabil
o Alat bronkoskopi masuk menyusuri rongga mulut-faring-laring-sampai didapatkan
plika vokalis
o Plika vokalis: intak, gerak simetris, mukosa tidak hiperemis, tidak tampak sekret,
tidak ada nodul, instilasi lidokain 2% 2cc.
o Masuk ke trakea : 1/3 proksimal instilasi lidokain 2% 2cc, orifisium terbuka,
mukosa licin, tidak hiperemis, tidak tampak sekret, tidak ada massa.
o Menyusuri trakea sampai didapatkan karina: lancip. Instilasi lidokain 2% 2cc.
o Evaluasi bronkus utama kanan (posisi operator di samping kiri pasien).
✓ BUKA: instilasi lidokain 2% 2cc: orifisium terbuka, mukosa licin, tidak
hiperemis, tidak tampak secret. Tampak 2 lumen, yaitu LAKA dan trunkus
intermedius.
o LAKA: Tampak 3 segmen: B1, B2, B3 (apical, posterior dan anterior)
orifisium terbuka, mukosa normal, secret ada/ tidak (serous, mucoid,
purulent)
o Trunkus intermedius. Tampak: LMKA dan LBKA
✓ LMKA: segmen: B4 (lateral), B5 (medial): orifisium terbuka,
mukosa normal, tidak ada sekret
✓ LBKA : B6 (superior basal): orifisium terbuka, mukosa normal,
tidak ada secret. B7 (mediobasal), B8 (anterobasal), B9
(laterobasal), B10 (posterobasal): orifisium terbuka, mukosa
normal, tidak ada sekret
o Tarik scope kembali ke karina (jangan nabrak2, posisi stabil)
✓ BUKI: Evaluasi bronkus utama kiri (posisi operator di samping kanan
pasien) instilasi lidocaine 2% 2 ml. Orifisium terbuka, mukosa normal,
tidak hiperemis, tidak tampak secret. Tampak 2 lumen, yaitu LAKI dan
LBKI.
o LAKI: Tampak 2 lumen: upper division dan lower division.
▪ Upper division: B1+B2(apicoposterior), B3 (anterior). Orifisium
terbuka, mukosa normal, tidak hiperemis, tidak tampak secret
▪ Lower division (lingula): B4 (superior) dan B5 (inferior):
Orifisium terbuka, mukosa normal, tidak hiperemis, tidak tampak
secret
o LBKI.
✓ B6 (apico basal) Orifisium terbuka, mukosa normal, tidak
hiperemis, tidak tampak secret.
✓ B8 (anteromedial basal), B9 (laterobasal), B10 (postero basal)
Orifisium terbuka, mukosa normal, tidak hiperemis, tidak
tampak secret
- Tarik scope, bronkoskopi selesai.
- Alat BC diserahkan ke asisten untuk dicuci dengan deterjen enzimatik (xydecim)
dan direndam dalam desinfektan tingkat tinggi (cidex 10--‐15 menit).

4. Edukasi pasien
- Bapak, bronkoskopi selesai, mouthpiece dilepas, tutup mata dilepas. silahkan duduk
- Hemodinamik (Tensi nadi saturasi) stabil
- Jelaskan hasil FOB ke pasien: Pak, bronkoskopi telah selesai. Hasilnya normal
- Bapak diharap puasa hingga 2 jam untuk menunggu refleks menelan pulih kembali.
- Jika ada keluhan silahkan hubungi petugas di ruangan, Terima kasih.
- Lepas handscoon buang ke tempat sampah medis
- Cuci tangan 6 langkah
- Buat laporan tindakan
PATOLOGIS

1. Sapa penguji: selamat pagi dokter. Saya Silva, peserta ujian (tanda tangan absensi)
2. Membaca soal dan rontgen→ Ro toraks a.n. Tn A. usia 50 th tampak perselubungan
inhomogen di hemitoraks dekstra kesan suatu cairan. adanya massa belum dapat
disingkirkan sehingga akan dilakukan bronkoskopi.
3. Penjelasan Tindakan (Posisi di kanan pasien)
- Selamat pagi Pak, Saya dr. Silva yang akan melakukan tindakan bronkoskopi yaitu
suatu tindakan invasif dengan alat bronkoskop untuk melihat kondisi saluran napas
Bapak
- Indikasi pemeriksaan ini adalah untuk diagnostik, terapi, serta tindakan perioperatif.
Diagnostik → pengambilan sampel untuk penegakan diagnosis infeksi, tumor.
Terapi → misal ada perdarahan, benda asing
Perioperatif → persiapan operasi lobektomi, pneumektomi
- Kontraindikasi
Absolut → operator tidak kompeten, sarana prasarana tidak tersedia
Relatif → hipoksemi berulang, pasien tidak kooperatif
- Komplikasi: saluran napas reaktif sehingga menyempit, perdarahan, gangguan irama
jantung, paru bocor (penumotoraks), namun jika terjadi akan kami atasi.
Apakah Bapak setuju? Silakan tandatangan inform consent.

- Persiapan alat :
• Alat BC berfungsi dengan baik, lampu dan monitor menyala, suction berfungsi
dengan baik
• Monitor (hemodinamik utk TD, nadi, SpO2) berfungsi dengan baik
• Obat2 emergency → adrenalin 1:10.000, SA, bronkodilator, steroid, normal
saline
• Obat2 premedikasi BC → SA, difenhidramin, lidokain 2%, xylocain spray 10%
• Alat2 untuk pembuatan sampel (biopsi jarum, forsep, sikatan bronkus, objek
glass, pot berisi alkohol 96%, formalin 10%)
o Persiapan pasien:
• Toleransi Tindakan baik
• Bapak telah menandatangani informed consent
• Telah terpasang IV line dan kanul O2
• Puasa 6-8 jam sebelum puasa
• Minum kodein 6 jam dan 12 jam sebelum tindakan
• Tidak minum antikoagulan 3 hari terakhir
• Telah premedikasi dengan SA dan difenhidramin
• Telah kumur2 lidokain 2% 5cc slm 5 menit dan semprot xylocaine spray 10%
di pangkal lidah sehingga sulit menelan
• Bapak nantinya berbaring terlentang, kepala tengadah, mulut kami beri
mouthpiece untuk tempat masuknya alat dan akan kami beri penutup mata
supaya tidak terkena tetesan cairan.
• Bila bapak merasa nyaman silahkan acungkan jempol, jika tidak nyaman
silahkan lambaikan tangan.
o Persiapan operator:
• Saya memiliki kompetensi bronkoskopi
• Telah memakai APD: head cap, google, masker, apron.
• Cuci tangan 6 langkah dan memakai handscoon steril
• Berkas2 untuk pelaporan

4. Prosedur tindakan
o Bapak rileks ya..bronkoskopi kita mulai, saat ini TTV stabil
o Alat bronkoskopi masuk menyusuri rongga mulut-faring-laring-sampai didapatkan
plika vokalis
o Plika vokalis: intak, gerak simetris, mukosa tidak hiperemis, tidak tampak sekret,
instilasi lidokain 2% 2cc.
o Masuk ke trakea : 1/3 proksimal instilasi lidokain 2% 2cc, orifisium terbuka,
mukosa licin, tidak hiperemis, tidak tampak sekret, tidak ada massa.
o Menyusuri trakea sampai didapatkan karina: lancip. Instilasi lidokain 2% 2cc.
o Menuju ke BUKA instilasi lidokain 2% 2cc: tampak massa infiltratif menutup total
orifisium BUKA, mukosa berbenjol, tidak hiperemis, sekret serous. Kita lakukan
pengambilan sampel namun sebelumnya instilasi adrenalin 1:10.000 agar tidak
banyak perdarahan.
o Sambil menunggu obat bekerja kita menilai saluran napas kontralateral
o Menuju ke BUKI. Instilasi lidokain 2% 2cc. Orifisium terbuka, mukosa licin, tidak
hiperemis, tidak tampak secret → sekilas ke LAKI, LBKI, singkat saja →
trakeobronkial kiri dalam batas normal..kembali ke BUKA
o Pengambilan sample di BUKA
• Biopsi jarum yang sudah terpasang syringe vacuum
Cek alat, jarum keluar masuk, tampak berfungsi dengan baik. Masukkan alat via
channel bronkoskop sampai ujung terlihat di ujung bronkoskop→fiksasi dengan
kelingking→buka jarum, tusukkan 3 kali→aspirasi dengan syringe
vacuum→tutup jarum. Tarik sedikit → perdarahan minimal→ tarik jarum dari
channel bronkoskop→buat sediaan di objek glass → dorong syringe shg sampel
keluar → apusan →masukkan ke pot alkohol 96% untuk pemeriksaan
sitopatologi
• Biopsi forcep
Cek alat : forcep dibuka tutup, tampak berfungsi dengan baik. Masukkan alat
via channel bronkoskop sampai ujung terlihat di ujung bronkoskop→fiksasi
dengan kelingking→buka forsep→benamkan→tutup forsep→tarik sedikit→
perdarahan minimal→ tarik biopsi dari channel bronkoskop
Masukkan sample ke pot berisi formalin 10% → kirim untuk pemeriksaan
histopatologi
• Sikatan bronkus
Cek alat: sikatan keluar masuk, tampak berfungsi dengan baik. Masukkan alat
via channel bronkoskop sampai ujung terlihat di ujung bronkoskop→fiksasi
dengan kelingking→buka sikatan→ tolong asisten sikat di sisi lesi beberapa
kali→masukkan sikat, tarik sedikit → perdarahan minimal→ tarik sikatan dari
channel bronkoskop
Bikin sediaan di objek glass → jentik2an→ apusan → masukkan ke pot alkohol
96% →kirim pemeriksaan sitopatologi
- Observasi BUKI → tidak ada tumpahan perdarahan (Bila ada perdarahan, beri NaCl
0.9% dingin dan tambahkan adrenalin bila perlu)
- Tarik scope, bronkoskopi selesai.
- Alat BC diserahkan ke asisten untuk dicuci dengan deterjen enzimatik (cairan
xydecim) dan direndam dalam desinfektan tingkat tinggi (cidex 10--‐15 menit).
5. Edukasi pasien
- Bapak, bronkoskopi selesai, mouthpiece dilepas, tutup mata dilepas, silakan duduk
- Hemodinamik (Tensi nadi saturasi) dlm keadaan stabil
- Jelaskan hasil FOB ke pasien: Pak, bronkoskopi telah selesai. Hasilnya di
percabangan kanan saluran napas bapak terdapat suatu massa. Telah kami ambil
sampelnya untuk diperiksa,
- Bapak diharap puasa hingga 2 jam untuk menunggu refleks menelan pulih kembali.
- Jika ada keluhan sesak atau batuk darah silahkan hubungi petugas di ruangan.
- Terima kasih Bapak
- Lepas handscoon buang ke tempat sampah medis
- Cuci tangan 6 langkah
- Buat laporan tindakan

CEKLIST
UJIAN OSCE FAAL
Selamat pagi Dokter, saya ______ peserta ujian (ttd absensi)
Perkenalan diri: Selamat pagi Bapak/Ibu, saya dr___ yang bertugas di poli paru hari ini.
1. Menanyakan identitas: Nama Bapak/Ibu? Usia? Alamat? Pekerjaan? Merokok?
2. Penjelasan tindakan
- Bapak, saya akan melakukan pemeriksaan spirometri yang merupakan pemeriksaan objektif
dengan alat spirometer dengan tujuan mengetahui fungsi faal paru.
- Indikasi: pasien dengan keluhan sesak napas, batuk kronis, perokok, bekerja dengan pajanan
tertentu, akan menjalani pembedahan, dan evaluasi pasien dalam terapi.
- Kontraindikasi
Absolut: Ablasio retina, peningkatan TIK, SOL;
Relatif: hemoptysis dengan etiologi idiopatik, angina pectoris tidak stabil, hernia
scrotalis/inguinalis/umbilicalis, HNP, pneumothorax

3. Persiapan tindakan
- Persiapan alat:
1. spirometer berfungsi dengan baik dan telah dikalibrasi setidaknya seminggu
sekali
2. mouth piece
3. penjepit hidung
4. pneumobile (tabel nilai prediksi)
5. Berkas pencatatan hasil
- Persiapan ruangan: memiliki ventilasi yang baik, suhu 17-35oC
- Persiapan operator:
• Memiliki kompeten: menguasai teknik pemeriksaan, bisa membaca dan
menginterpretasikan hasil
- Persiapan pasien:
• Pasien dalam kondisi kandung kemih kosong
• Pasien diminta melonggarkan tali pinggang
• Pasien tidak merokok paling tidak 1 jam sebelum pemeriksaan.
• Pasien tidak ada aktivitas berat 1 jam sebelumnya
• Pasien tidak makan terlalu kenyang paling tidak 2 jam sebelumnya
• Pasien harus sudah bebas obat pelega napas durasi pendek (SAMA/SAMA) 6 jam
sebelum pemeriksaan, obat pelega napas durasi panjang (LABA) 12 jam sebelum
pemeriksaan, dan bebas teofilin lepas lambat bebas 24 jam sebelumnya.
Apakah bapak setuju? Jika ya, tanda tangan informed consent.

4.Prosedur pemeriksaan
- Untuk data pemeriksaan, saya akan ukur BB dan TB Bapak silakan lepas alas kaki (ukur
TB dan BB beneran), saya Cuci tangan 6 langkah dan memakai handschoen
- Pemeriksaan akan kita mulai, saya masukkan data ke dalam alat spirometer : nama, umur,
jenis kelamin, TB, BB, ras, tanggal dan jam pemeriksaan. (hanya pura2 pencet, sekilas saja
jangan berlama2)
- Saya akan jelaskan cara pemeriksaannya ya Pak, akan ada 2 macam pemeriksaan yaitu 1.
Pemeriksaan yang lambat yaitu kapasitas vital 2. Pemeriksaan yang cepat yaitu kapasitas
vital paksa
- Pemeriksaan KV, pemeriksaan KVP
• Bapak, pemeriksaan ini memakai mouthpiece dimasukkan ke dalam mulut di antara
gigi, kemudian bibir dikatupkan di sekeliling mouthpiece jangan sampai ada bocor.
Hidung juga akan saya jepit sehingga bapak bernapas hanya melalui mulut, masuk ke
mouthpiece dan akan diukur oleh alat spirometer.
• Posisi saat pemeriksaan jika bapak sanggup, lebih bagus dalam posisi berdiri.
• Manuver pertama : Bapak bernapas melalui mulut..tarik napas buang napas biasa 3x
berturut-turut terlebih dahulu baru selanjutnya mengambil napas dalam sampai dada
terasa penuh kemudian hembuskan perlahan sampai habis. Posisi badan saat
mengeluarkan napas boleh sampai ikut membungkuk ke depan supaya lebih maksimal
• Manuver kedua: hampir sama dengan pemeriksaan sebelumnya. Cara pakai alat sama,
bernapas melalui mulut. tarik dan buang napas biasa dulu 3x kemudian ambil napas
dalam sampai dada terasa penuh, kemudian dibuang yang ini penghembusan napas
langsung keras atau dihentakkan saat seperti ketika bapak meniup lilin dan diteruskan
sampai habis minimal 6 detik
• Masing2 manuver ini akan dilakukan minimal 3x, maksimal 8x sampai kita dapatkan 3
hasil yang acceptable yaitu permulaannya baik, ada puncak, dan sampai selesai. Dan 2
yang reproducible yaitu selisihnya tidak lebih dari 150cc atau tidak lebih dari 5%. Jika
sudah sampai 8x dan belum didapatkan hasil, akan dilakukan manuver lagi di lain hari.
• Berikut akan saya beri contoh (kita melakukan manuver beneran, posisi berdiri,
tunjukkan cara memakai mouthpiece yang benar, jangan lupa juga pakai alat penjepit
hidung (jangan jepit sendiri pakai tangan).
• Baik pak, sekarang bapak ya, nanti ikuti aba-aba saya. (Pasangkan mouthpiece ke alat
spirometer, pastikan pasien memegang, memasukkan alat dan mengatupkan bibir
dengan benar, pasangkan penjepit hidung. Kemudian beri aba-aba mulai, tidak boleh
memandu dengan gerakan tangan kita naik turun. Saat awal mulai, jangan lupa pura2
saja pencet tombol mulai)
• Sudah pak, bapak melakukan dengan baik. Bapak bisa bernapas biasa. Sudah
didapatkan 3 hasil acceptable dan reproducible
• Penjepit hidung saya lepas dan akan saya simpan kembali. Mouthpiece saya ambil ya
pak, saya buang ke tempat sampah medis.
• Dokter cuci tangan 6 langkah
5. Edukasi
- Bapak, pemeriksaan sudah selesai. Bapak ada keluhan sesak?Tidak ada Jika ada keluhan
silahkan sampaikan kepada kami ya pak.
- Hasil pemeriksaan akan kami analisis terlebih dahulu, silahkan tunggu dulu di luar. Terima
kasih, Pak.

SOAL2 FAAL PARU


1. Menghitung VEP 1% (VEP1/KVP), %VEP1 (VEP1/prediksi), %KV (KV/KV
prediksi), %KVP (KVP/prediksi): Hasil hitungan interpretasinya apa retriksi, obstruksi/
keduanya
2. Pemeriksaan apa yg selanjutnya dilakukan? Tes BD
3. Bagaimana cara melakukan tes BD
4. Interpretasi tes BD
5. Diagnosis dari hasil pemeriksaan
6. Urutkan dari volume terbesar sampai terkecil (hapalkan TLC, KV dst dari terbesar
sampai terkecil)
UJIAN OSCE: USG TORAKS
PERIODE JUNI 2023

Selamat pagi Dokter/Prof, saya ______ siap ujian (ttd absensi)

Soal: (sudah tersedia diatas meja)


Laki2, 40 th dengan keluhan sesak napas memberat 1 minggu SMRS, batuk kronis, demam.
Merokok IB ringan, R. TB disangkal,
KU: sedang, TD: 140/80 mmHgm N: 100x/mnt, RR: 24x/mnt, SpO2: 92%.
Paru : asimetris di kanan, redup di kanan, SDV (+↓/+), ronki (-/-), whz (-/-)
HB 12 g/dl, leukosit 6300, netrofil 75%, IGRA (+)

Pertanyaan:
1. Pemeriksaan apa yang dianjurkan untuk
menegakkan diagnosis? Foto toraks PA

2. Sebutkan interpretasi foto toraks


- Opasitas homogen di lobus bawah paru kanan
- Dengan meniscus sign
- Jantung tidak terdorong

4. Demonstrasikan tindakan USG sesuai dengan kasus untuk menunjang diagnosis


a. Perkenalan diri: Selamat siang Bapak/Ibu. Saya dr. _____, dokter paru yang
bertugas di poli pada pagi hari ini.
b. Menanyakan identitas: Nama Bapak/Ibu? Usia? Alamat?
c. Penjelasan Tindakan: Bapak, saya akan melakukan pemeriksaan USG toraks yaitu
pemeriksaan dengan menggunakan gelombang ultrasonografi,
Tujuannya melihat gambaran struktur organ di dalam rongga dada.
Indikasi USG toraks
a. Diagnostik:
- Pleura: efusi, empiema, tumor pneumotoraks
- Paru: pneumonia, atelektasis, abses, tumor, kavitas, emboli
- Mediastinum: cairan, KGB, SVKS
- Dinding dada: fraktur iga, tumor, KGB
b. Terapi: sebagai panduan evaluasi cairan dan menentukan letak marker
Alat akan ditempel di badan Bapak, dan pemeriksaan ini sama sekali tidak sakit.
Apakah ada yang ditanyakan? Jika setuju silahkan tanda tangan informed consent

d. Persiapan Tindakan
Persiapan alat: Alat USG berfungsi dengan baik dan telah dibersihkan sebelum dan
sesudah pemeriksaan, Jelly, Kertas hasil.
Persiapan operator: Saya berkompeten melakukan teknik pemeriksaan, membaca
dan menginterpretasikan hasil; Cuci tangan 6 langkah dan telah memakai APD.
Persiapan pasien: Menandatangani informed consent
e. Prosedur pemeriksaan
- Pemeriksaan akan kita mulai, saya masukkan data2 ke dalam alat USG yaitu nama,
umur, jenis kelamin, tanggal pemeriksaan. (hanya pura2 pencet, sekilas saja)
- Pasien diminta duduk
- Memilih mode: abdomen
- Mengambil probe konveks, melilitkan di lengan dan memberi gel pada alat (boleh
di alat/ badan)
- Memegang probe seperti memegang pensil dengan penanda probe di atas
- Berdasarkan hasil rontgen dada yang sudah ada, kelainan ada di sebelah kanan jadi
pemeriksaan USG akan saya mulai dari sebelah kanan ya, Pak
- Meletakkan probe di 2 titik
1. Linea midclavicularis SIC II
- Posisi Longitudinal: Bat wing, A line, pleural line
- Posisi transversal: Lung sliding, Sea shore (M Mode)
2. PLAPS ( Postero Lateral Alveolar Pleural Syndrome)
- Dari hasil pemeriksaan didapatkan efusi pleura bersepta-septa, dan akan saya beri
marker untuk pungsi diagnostik
- Pemeriksaan USG sudah selesai, saya bersihkan jelly di badan Bapak dan alat. Cuci
tangan 6 langkah. Terima kasih

f. Sebutkan interpretasi hasil USG kasus ini


Jawab: Efusi pleura multiloculated

g. Sebutkan lokasi probe pada gambar USG


Jawab: infrascapula posterior kanan

h. Sebutkan identifikasi gambar USG


(Gambar A-E)
Jawab:
A. Hepar (RLL= right lobe liver)
B. Septa-septa / multilocutated
C. Pleura viseral
D. Efusi pleura
E. Pleura parietal yang menebal

i. Sebutkan diagnosis pasien dengan diagnosis bandingnya


Jawab:
- Efusi pleura kanan bersepta-septa ec TB
- Efusi pleura kanan ec non TB
- Efusi pleura kanan ec keganasan
OSCE MDR
Selamat pagi Dokter, saya ______ peserta ujian (ttd absensi)

Infeksi – MDR
Contoh soal: wanita, 25 tahun, datang ke RS dengan keluhan batuk sejak 6 bulan SMRS.
Pasien sudah membawa hasil pemeriksaan dahak dari puskemas.
Hasil sputum BTA: +/+/++

Tugas:
1. Anamnesis.
2. Minta hasil pemeriksaan fisik dan usulkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
3. Sebutkan diagnosis.
4. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan sebelum pengobatan dimulai.
5. Sebutkan tatalaksana farmakoterapi (regimen + dosis).
6. Edukasi pasien.
7. Pasien memberikan salah satu hasil pemeriksaan penunjang, apa yang akan dilakukan?

1. Anamnesis
Perkenalan diri: Selamat siang Bapak/Ibu saya dr ___ dokter paru yang bertugas di poli MDR
hari ini. Permisi saya menggunakan masker N95, pasien diberikan masker biasa
Menanyakan identitas: Nama Bapak/Ibu? Usia? Alamat? (mengetahui jarak antara rumah
dengan fasilitas kesehatan terdekat). Pasien laki-laki usia 20 th. Alamat Jebres.

Anamnesis mengarah TB. Jangan bertele2, karena masih harus mengejar riwayat terapi
OAT dan nanti akan lebih ribet saat tatalaksana
RPS:
- Bapak saat ini ada keluhan apa?
Gejala respiratorik ke arah TB: Batuk kronik setidaknya 2 minggu, berdahak, dengan darah
atau tidak. Sesak, nyeri dada (Tanyakan sifat keluhan, lokasi keluhan, ditimbulkan oleh apa
atau saat apa, berkurang dengan bagaimana, sejak kapan, intensitas, kualitas, dan
kuantitasnya).
Gejala sistemik ke arah TB: Demam sumer, keringat malam, penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan. Diare lama, sariwan tidak sembuh2, tattoo, memakai narkoba? (untuk
ke arah HIV)

RPD
- OAT: Apakah pernah dibilang dokter sakit TBC atau flek paru, pengobatan dengan OAT,
obat warna merah yang bikin kencing warna merah, minum setiap hari? Berapa lama? Di
mana?
- Riwayat sakit yang lain: HT, asma, DM, sakit ginjal, hepar?
- Riwayat pengobatan, rawat inap atau pemeriksaan yang telah dilakukan?

Riw Sos-Eko
- Pekerjaannya apa?
- Merokok tidak? Berapa banyak? Berapa lama?
- Bapak sudah menikah?
- Serumah tinggal bersama siapa? (Cari kontak/ sumber, sekaligus penularan sehubungan
kemungkinan pemberian TPT)
- Dirumah atau teman sekitar apakah ada yang pernah sakit sakit paru atau pengobatan TB?
(Jika iya sudah berapa lama?)

2. Pemeriksaan fisik dan usulan pemeriksaan penunjang


– Bapak, sekarang saya akan melakukan pemeriksaan fisik boleh tolong lepas baju dan alas
kakinya ya Pak, kemudian bapak akan diukur berat badan dan tinggi badannya,lalu
berbaring
- Sebelum saya periksa, saya akan cuci tangan 6 langkah.
PF lengkap sekilas, Pemeriksaan fisis dari kepala sampai kaki. Konjungtiva, pembesaran KGB,
pemeriksaan paru, jantung, abdomen, perut, ekstremitas.
(hasil diberikan asal diminta mulai TTV, BB, TB, BMI, hasil PF)

Baik Mas, dari pemeriksaan yang kami lakukan paru kanan agak bermasalah, kami curiga ada
infeksi sehingga perlu lanjutkan pemeriksaan :
– Pemeriksaan selanjutnya adalah memeriksa dahak. Minta semua pemeriksaan mikrobiologis ke
penguji: Rontgen, BTA, TCM sputum gene expert dan kultur sputum MTB
Hasil TCM
a. Klo MTB detected, RR not detect → tp rw OAT, gagal pengobatan, kambuh, tidak
konversi cek LPA lini 1/ TCM XDR utk lihat resistensi INH: TBC mono resisten
INH:6 R(H)EZLfx/ 6RZELfx
b. TCM Mtb det med, Rif res detected (kalau Kriteria 10 / TB primer :tdk kontak
TB/ TB pernah pakai OAT, JANGAN LUPA ulangi)
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan
- LPA lini 2 (hasil boleh ditunggu sampai 1minggu, jika lebih dari 1 minggu,
segera lakukan pengobatan)
- DST

3. Diagnosis: TB paru RR / MDR / preXDR / TB XDR


Bapak, hasil pemeriksaan dahak menunjukkan ada infeksi kuman TBC yang kebal obat atau
disebut TBC PARU RR/MDR/PRE-XDR. (sesuaikan kasus). Bapak tidak perlu khawatir
karena penyakit TBC dapat disembuhkan.
– Berbeda dengan Obat TBC biasanya, pengobatan akan dilakukan lebih lama sehingga
diperlukan kesabaran dan kerjasama dari pasien dan keluarga. Jika nanti berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang memenuhi syarat untuk terapi jangka pendek durasi minum obat
sekitar 9-11 bulan. Tetapi jika tidak memenuhi, durasi minum obat lebih panjang yaitu 18-24
bulan.

Kriteria pengobatan TB RO paduan jangka pendek tanpa injeksi (hapal saja)


1. Tidak resisten FQ
2. Tidak ada kontak pasien TB pre/XDR
3. Tidak pernah mendapat OAT lini 2 ≥1 bulan
4. Tidak resisten OAT paduan jangka pendek (kec INH), jika resisten InH A dan kat G
sekaligus tidak bisa pake jangka pendek
5. Tidak hamil atau menyusui
6. Bukan TB paru berat
7. Bukan Tb extra paru berat
8. ODHA
9. Anak > 6 tahun
Oleh karena itu perlu pemeriksaan dasar sebelum minum obat. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah : (sebutkan semua)

4. Pemeriksaan penunjang sebelum pengobatan


– Minta hasil pemeriksaan baseline ssebelum pengobatan
1) Skrining neuropati perifer
2) Skrining fungsi penglihatan: buta warna dan lapang pandang sederhana
3) Skrining kejiwaan
4) Foto toraks
5) EKG
6) Darah perifer lengkap
7) Fungsi hati: OT, PT, bilirubin
8) Fungsi ginjal: ureum, creatinin
9) Elektrolit: Na, K, Ca, Mg
10) Asam urat
11) Albumin
12) GDP dan GD2PP
13) TSH
14) HIV
15) Kehamilan (WANITA)
Apakah ada yang ingin ditanyakan pak? Apakah bapak setuju dilakukan pemeriksaan? Jika
ya, tanda tangan informed consent.

– Pak dari hasil pemeriksaan lab hasil normal/tidak normal. jadi saat ini tidak ada
kontraindikasi pemberian regimen TB RO jangka pendek
(pengobatan berlangsung antara 9 – 11 bulan tergantung dari hasil evaluasi tiap
bulannya nanti/ (jangka panjang pengobatan berlangsung antara 18-24 bulan
tergantung dari hasil evaluasi tiap bulannya nanti).

5. Tatalaksana farmakoterapi (regimen + dosis)


• Jika masuk kriteria pemberian STR:
4-6 Bdq – Lfx – Cfz - Hdt - Z - E – Eto / 5 Lfx – Cfz – Z – E ( rumus n +5; konversi
berdasarkan BTA)
BB 36-45 kg : Bdq 400mg 2 mgg pertama dilanjut 200 mg senin rabu jumat hingga 6
bulan / Lfx 750 / Cfz 100 / Hdt 450 / Z 1500 / E 800 / Eto 500
BB 46-55: Bdq 400mg 2 mgg pertama dilanjut 200 mg senin rabu jumat hingga 6 bulan /
Lfx 1000 / Cfz 100 / Hdt 600 / Z 1500 / E 1200 / Eto 750

• Jika tidak bisa STR diberikan individual, misal pasien dari LPA adalah kasus pre-XDR :
4-6 Bdq – Lzd – Cfz – Cs – E / 16 Lzd – Cfz – Cs – E (rumus n + 16; konversi berdasarkan
kultur sputum)
BB 36-45 kg: Bdq 400mg 2 mgg pertama dilanjut 200 mg senin rabu jumat hingga 6 bulan
/ Lzd 450 / Cfz 100 / Cs 500 / E 800
BB 46-55: Bdq 400mg 2 mgg pertama dilanjut 200 mg senin rabu jumat hingga 6 bulan
Lzd 600 / Cfz 100 / Cs 750 / E 1200

6. Edukasi pasien:

Bapak memang harus meminum obat ini setiap hari di rumah sakit, namun tidak perlu
khawatir karena setelah Bapak dapat menerima obat tersebut dengan baik, maka pengobatan
dapat dilanjutkan di puskesmas terdekat (desentralisasi), sehingga Bapak tidak pergi terlalu
jauh untuk berobat.
Dalam perjalanannya Bapak dapat saja mengalami efek samping mulai dari yang ringan
sampai berat, seperti mual, muntah, gangguan irama jantung, depresi, rasa kebas pada tangan
dan kaki, gangguan tidur, gangguan penglihatan, nyeri / bengkak sendi, kemerahan/gatal kulit,
gangguan fungsi ginjal serta hati. Namun, belum tentu semuanya terjadi dan kami akan
senantiasa terus memantau kondisi bapak. Seandainya ada keluhan yang Bapak rasakan, mohon
agar langsung memberitahukan kepada petugasdan jangan menghentikan pengobatan sendiri
karena nanti pengobatannya bisa menjadi lebih sulit dan lebih lama.
Penyakit TB sendiri dapat menular melalui udara lewat bicara / bersin / batuk, oleh karena
itu bapak sebaiknya menutup hidung dan mulut ketika batuk dan bersin, kemudian cuci tangan.
Jangan lupa memakai masker.
Saya juga menyarankan agar istri / anak Bapak dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui
apakah sudah terjadi penularan atau tidak secara dini.
Bapak saya harap mulai sekarang berhenti merokok, ventilasi rumah harus baik, sinar
matahari masuk dan jangan lupa makan makanan bergizi serta istirahat yang cukup.
Bapak juga tidak perlu khawatir, semua biaya pengobatan ditanggung program TB nasional,
sehingga Bapak tidak perlu keluar biaya (jika pasien tidak punya BPJS, sarankan pakai BPJS).
Sampai di sini apakah ada yang ingin Bapak tanyakan? Apakah Bapak sudah mengerti?
Terima kasih bapak, semoga lekas sembuh.
Selesai - cuci tangan 6 langkah.

7. Ada hasil pemeriksaan penunjang


• Misal: QTC 550 ms / ada resistensi Lfx
Jika pemanjangan Qtc pada STR regimen maka di stop, dievaluasi penyebab lain dulu
Rencana pengobatan selanjutnya: TB MDR individual

Soal Unas Des 22:


Setelah pasien keluar TCM→ saat hasil LPA diminta hasil LPA belum ada
bila sampai 7 hari belum ada bila syarat2 memenuhi dapat diberikan regimen STR 2 hari
kemudian LPA akhirnya keluar resisten FQ→ ganti regimen individual→ 1 bulan kemudian
pasien pusing apa yg kamu lakukan? cek lab darah rutin →hasil anemia→ ganti regimen
individual tanpa linezolid.
( siapkan
INFO BUAT BELAJAR
Paduan jangka pendek
– 4-6 Be(6bulan)toH CloZEL (B=Bdq, Eto=etionamid, H=INH dosis tinggi, Clo=clofazimin,
Z=pirazinamid, E=etambutol, L=levofloxacin)/ 5 CloZEL
– Tahap awal 4-6 bulan, tahap lanjutan 5 bulan

Yang diminum maksimal 6 bulan


Bdq 6 bulan sediaan 100 mg:
2 minggu pertama: 2x II tab (400 mg),
22 minggu berikut: 1x 2 tab (200 mg) senin-rabu-jumat)-
Etionamid sediaan 250 mg <45 kg(36-45kg) 2 tab >45kg(46-55kg) 3tab-
INH sediaan 300mg <45 kg(36-45kg) 1,5 tab >45kg(46-55kg) 2 tab-

Clofazimin sediaan 100mg/50mg <45 kg(36-45kg) 1 tab >45kg(46-55kg) 1 tab-


Pirazinamid sediaan 500mg/400mg <45 kg(36-45kg) 3 tab >45kg(46-55kg) 3 tab-
Etambutol sediaan 400mg <45 kg(36-45kg) 2 tab >45kg(46-55kg) 3 tab-
Levofloxacin sediaan 500mg/250mg <45 kg(36-45kg) 1,5 tab >45kg(46-55kg) 2 tab Another
one Moksifloxacin sediaan 400mg <45 kg(36-45kg) 1,5 tab >45kg(46-55kg) 1,5 atau 2 tab-
vit B6 20 mg

– Evaluasi setiap bulan PF, konseling, IMT, skrining neuropati perifer, skrining penglihatan,
ESO, BTA sputum, biakan sputum, LPA lini 2 dan uji kepekaan fenotip bila BTA/kultur
positif pada bulan ke 4, EKG, DPL, fx hati, fx ginjal, elektrolit,asam urat

- Cek ulang LPA lini 2 dan Uji fenotip jika BTA atau kultur sputum masih positif
STR: bulan ke 4
LTR: bulan ke6
Jika resisten H InH A
Jika resisten H dan E
Jika resisten H kat G dan Bdq
Jika resisten H dan fluorquinolon
Jika resisten H dan SLID

– Jika resisten H InH A


Pengobatan berlangsung antara 9 – 11 bulan tergantung dari hasil evaluasi tiap bulannya
nanti. Obat terdiri dari 4-6 bulan Bdq (6 bulan) (400 mg 2 minggu pertama, 200 mg
Senin-Rabu-Jumat selama 22 minggu berikutnya)- Lfx(750 mg)- Cfz (100 mg)- Hdt (450
mg)- Z (1500 mg)- E (800 mg)- Eto(500 mg) dilanjutkan 5 bulan Lfx Cfz E Z (dengan
dosis yang sama) ditambah vit B620 mg.

Jika resisten H dan E


Pengobatan berlangsung antara 18-24 bulan tergantung dari hasil evaluasi tiap bulannya
nanti. Obat terdiri dari 18-24 bulan Bdq (6 bulan) (400 mg 2 minggu pertama, 200 mg
Senin-Rabu-Jumat selama 22 minggu berikutnya)- Lfx(750 mg)- Cfz (100 mg)- Hdt (450
mg)- Z (1500 mg)- E (800 mg)- Eto(500 mg) dilanjutkan 5 bulan Lfx Cfz E Z (dengan
dosis yang sama) ditambah vit B6 20 mg.
Intoleran/resisten Bdq, quinolone, Eto, Cfz, INHdt stop short regimen ganti individual

Jika resisten H kat G dan Bdq


Pengobatan berlangsung antara 18-24 bulan tergantung dari hasil evaluasi tiap bulannya
nanti. Obat terdiri dari 18-24 Lfx (750 mg)- Lzd (600 mg)-Cfz (100 mg)- Cs (500 mg)-E
(800 mg) ditambah vit B6 100 mg.

Jika resisten H dan fluorquinolon


Pengobatan berlangsung antara 18-24 bulan tergantung dari hasil evaluasi tiap bulannya
nanti. Obat terdiri dari 4-6 bulan Bdq (6 bulan) (400 mg 2 minggu pertama, 200 mg
Senin-Rabu-Jumat selama 22 minggu berikutnya)- Lzd (600 mg)-Cfz (100 mg)-Cs (500
mg)- Z(1500) mg) dilanjutkan 12-18 bulan Lzd- Cs Cfz-Z (dengan dosis yang sama)
ditambah vit B6 100 mg. (Bdq bagus dikombinasi dengan Z jika tidak bisa 3A+2B)

Jika resisten H dan SLID


Pengobatan berlangsung antara 9 – 11 bulan tergantung dari hasil evaluasi tiap bulannya
nanti. Obat terdiri dari 4-6 bulan Bdq (6 bulan) (400 mg 2 minggu pertama, 200 mg
Senin-Rabu-Jumat selama 22 minggu berikutnya)- Lfx(750 mg)- Cfz (100 mg)- Hdt (450
mg)- Z (1500 mg)- E (800 mg)- Eto(500 mg) dilanjutkan 5 bulan Lfx Cfz E Z (dengan
dosis yang sama) ditambah vit B6 20 mg.
- Paduan jangka panjang/ individual (18-24 bulan)
- Tdd 5 obat (3A+2B) bila grup A+B tidak memenuhi ditambah dari grup C

- A: BeLi Levo/ Moxi B: CloSet C: ElDaZinaAmaSiEPPas


A: Be=bedaquilin Li=linezolid Levo=levofloxacin Moxi=moxifloxacin
B: Clo=clofazimin Set=sikloserin
C: El=etambutol Da=Delamanid Zina=pirazinamid Ama=amikasin Si=streptomisin
E=etionamid P=protionamid Pas=p asam aminosalisilat
- Cont: 6 Bdq-Lzd-Lfx atau Mfx-cfz-Cs/ 14 Lzd-Lfx atau Mfx-cfz-Cs

- Grup A
(Bdq 6 bulan sediaan 100mg minum 4 tab 2 minggu pertama, 2 tab senin-rabu-jumat selama
22 minggu berikutnya)
Linezolid sediaan 600 mg <45 kg(36-45kg) 1 tab >45kg(46-55kg) 1 tab Levofloxacin sediaan
500mg/250mg <45 kg(36-45kg) 1,5 tab >45kg(46-55kg) 2 tab Another one Moksifloxacin
sediaan 400mg <45 kg(36-45kg) 1 tab >45kg(46-55kg) 1,5-

- Grup B
Clofazimin sediaan 100mg/50mg <45 kg(36-45kg) 1 tab >45kg(46-55kg) 1 tab
Sikloserin sediaan 250mg <45 kg(36-45kg) 2 tab >45kg(46-55kg) 3 tab

- Grup C
Etambutol sediaan 400mg <45 kg(36-45kg) 2 tab >45kg(46-55kg) 3 tab Delamanid (6 bulan)
sediaan 50mg 2x2 tab per hari
Pirazinamid sediaan 500mg/400mg <45 kg(36-45kg) 3 tab >45kg(46-55kg) 3 tab Amikasin
sediaan 500mg/2ml <45 kg(36-45kg) 3 ml >45kg(46-55kg) 3-4ml Streptomisin sediaan
1g/vial 12-18mg/kg
Etionamid sediaan 250 mg <45 kg(36-45kg) 2 tab >45kg(46-55kg) 3tab protionamid
Pas sediaan 4g/sachet dosis 8-12gr/hari dalam 2-3 dosis terbagi vit B6 100 mg
UJIAN OSCE ONKOLOGI

Selamat pagi Dokter/Prof, saya ___ peserta ujian (ttd absensi)


1. Perkenalan diri: Selamat siang Bapak/Ibu.. saya dr. ____, dokter paru yang bertugas di
poli pada pagi hari ini.
2. Menanyakan identitas: Nama Bapak/Ibu? Usia? Alamat? (mengetahui jarak untuk
menentukan siklus kemoterapi yang memudahkan pasien). Pakai BPJS? Pasien laki-laki
usia 55 th. Alamat Mojosongo, pakai BPJS
3. Anamnesis penyakit saat ini
Bapak/ ibu keluhannya apa?

Respiratorik: Batuk, sesak, nyeri dada


Sistemik: Demam tinggi atau sumer, penurunan nafsu makan, keringat malam, penurunan berat
badan
Gejala metastasis:
1. nyeri kepala atau pusing
2. bengkak wajah atau leher atau lengan
3. suara serak
4. keluhan GIT
5. nyeri tulang (untuk mengetahui kemungkinan metastasis)
Performance status (PS): dapat melakukan aktivitas harian sendiri atau perlu bantuan
– Notes: Hati-hati saat menanyakan keluhan jangan terlalu pertanyaan kalimat terbuka,
langsung beri pilihan kepada pasien supaya pasien menjawab dengan lebih cepat dan terarah.
Untuk keluhan penyerta lakukan dengan cepat jangan terlalu detail dan tidak perlu karena
menghabiskan waktu.

4. Anamnesis riwayat
• Riwayat penyakit dahulu: OAT, DM, HT (ada atau tidak, sejak kapan, diobati atau tidak).
Untuk OAT tanyakan sesuai dengan pemahaman pasien misal minum obat merah yang
bikin kencing warna merah, setiap hari selama 6 bulan, istilah flek paru atau tbc.
• Riwayat pengobatan dan pemeriksaan: mggu lalu ke dokter paru, kena paru2 basah, ada
cairan di paru-paru dikeluarin 1 botol. Dilakukan foto dada, cairan kemerahan, tidak
dicek ke laborat
• Riwayat merokok atau paparan asap: Pasien perokok berat dari muda.
• Riwayat pekerjaan: tanyakan lebih khusus di bagian apa atau melakukan apa, berapa jam
kerjanya apakah setiap hari, pakai APD atau tidak (untuk mengetahui risiko pajanan).
Apakah ada pekerjaan lain selain yang disebutkan. Pasien PNS tidak ada pekerjaan
sampingan.
• Riwayat keluarga: apakah ada keluarga yang memiliki sakit paru, sakit keganasan, masih
berobat?? Budhe sakit tumor kandungan, sudah meninggal

5. Pemeriksaan fisis
- Bapak, sekarang saya akan periksa bapak, tolong lepas baju dan alas kaki nya, kemudian
bapak akan diukur berat badan dan tinggi badan. Sebelum saya periksa, saya akan cuci tangan
6 langkah.
- Pemeriksaan fisis: TTV, BB TB IMT BSA, VAS bila nyeri
Kepala (mata CA/SI), wajah bengkak
Leher pembesaran KGB, bengkak, JVP
Ketiak pembesaran KGB
Torax: venektasi, benjolan
Jantung
Paru IPPA
Abdomen
Ekstremitas.
- Minta hasil pemeriksaan fisis kepada penguji. Vital sign dbn, TB 165, BB 57, BSA 1,52, paru
kanan menurun, teraba KGB aksila ukuran 3x3cm.
- Jelaskan secara singkat hasil pemeriksaan, kecurigaan penyakit, dan langkah selanjutnya yang
akan dilakukan. Bapak berdasarkan informasi riwayat sakit yang bapak berikan dan
pemeriksaan fisik memang ada kelainan di paru Bapak sebelah kanan karena suara paru kanan
menurun. Bisa jadi ada tumor di paru atau mediastinum atau cairan paru naik lagi dan di curigai
penyebaran ke kelenjar di ketiak. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.

6. Pemeriksaan penunjang (AJH, sitologi sputum, Rontgen torax, lab DR diff OTPT ur
Kr HbsAg GDS elektrolit, EKG, Bronkoskopi (sikatan, forcep, bilasan, TBNA, TBLB)
lab PA sitologi HP cell block, IHK bila perlu, MSCT torax kontras, TTNA core biopsi,
CT brain, bone survey, USG abdomen prostat tiroid mamae klo wnt, adeno ca mutasi
EGFR, ALK, PD-L1
– Bapak untuk mengetahui lebih lanjut penyakit bapak, perlu beberapa pemeriksaan
tambahan..karena Bapak menggunakan BPJS sehingga pemeriksaan selanjutnya ditanggung
BPJS, tidak perlu khawatir. Minta tanda tangan informed consent untuk semua pemeriksaan
➢ Sputum sitologi: tidak diperiksa
➢ AJH → untuk KGB: AJH KGB aksila hasil adenoCa
➢ Rontgen toraks
➢ Sitologi cairan pleura (Jika ada cairan): tidak didapat sel ganas.
Setelah evakuasi maksimal (WSD dan pleurodesis, lakukan pemeriksaan lain )
• Darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, faktor pembekuan, HbsAg: utk persiapan
tindakan BC : kalau ada Hb 8,9 transfusi dulu
• EKG
• Spirometri
➢ Bronkoskopi: sampel sikatan bronkus, biopsi forceps, TBNA, TBLB → didapatkan lesi
infiltratif di BUKA, biopsi forcep : adenoCa
➢ CT scan toraks: massa di paru kanan ukuran 2,4cm menginfiltrasi BUKA dan
pembesaran kelenjar paratrakea kanan 4R, lesi litik di VTh X.
➢ TTNA/ core biopsy: adenoCa
➢ Metastasis:
o CT brain : dbn
o bone survey : dbn
o USG abdomen, prostat, tiroid : dbn
➢ IHK (jika masih ragu2 boleh diminta)
➢ SUDAH KETEMU JENIS: Adenoca/ Squamous/ Adenosquamous → EGFR, ALK,
PDL-1 : Mutasi EGFR positif di exon 20 T790M
– Perhatikan : jika dari bronkoskopi memang sudah didapatkan hasil tipe keganasan, dari CT
scan tidak perlu dilakukan TTNA lagi. Atau sebaliknya. Jadi bisa salah satu saja. Penguji juga
menyediakan hasil TTNA pada pasien ini dengan hasil tidak didapatkan sel ganas. Namun
pemeriksaan TTNA pada pasien ini sebenarnya tidak perlu.

7. Diagnosis
– Bapak dari hasil pemeriksaan kami diagnosis: Adenocarcinoma Paru kanan mutasi EGFR
(+) exon 20 T790M, T2N2M1c – Stage IVB PS 1
8. Terapi
– Untuk terapi ada obat yang sensitif terhadap mutasi gen yang seperti bapak alami, yaitu
osimertinib 80mg 1x1. Obat tersebut sebenarnya ada di Indonesia tapi belum dicover oleh
BPJS. Maka dari itu Bapak akan saya beri kemoterapi melalui infus yang ditanggung oleh BPJS
yaitu dengan Cisplatin 60mg x BSA dan paklitaksel 175mg x BSA.
– Jelaskan (tujuan, lama pengobatan, efek samping, pemantauan)
Tujuan: Kemoterapi ini adalah kemoterapi paliatif yaitu bukan menghilangkan sel kanker atau
menyembuhkan namun dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker, mencegah penyebaran
kanker lebih jauh dan mengurangi gejala.
Cara pemakaian: Kemoterapi berlangsung 1 hari dan akan diulang setiap 3 minggu.
Pemberiannya 4 sampai 6 siklus. Setiap sebelum kemoterapi akan dinilai keadaan umum bapak
dan lab darah (Hb, granulosit, trombosit, fungsi ginjal, fungsi liver) apakah memenuhi syarat
Efek samping dan pemantauan: Efek samping kemoterapi bisa terjadi antara lain mual,
muntah, reaksi alergi namun Bapak tidak usah khawatir, karena kami akan memberikan obat
untuk mencegah dan mengurangi gejala tersebut. Bapak juga bisa mengalami rambut rontok,
kelainan liver, ginjal, dll yang setiap bulannya akan kami pantau dan jika terlalu berat maka
kemo bisa ditunda sambil memperbaiki keadaan.
– Apakah bapak jelas? Ada yang ingin ditanyakan pak?

9. Edukasi
o Stop rokok
o Diet bergizi
o Pakai masker
o Rutin control untuk kemo
– Berdasarkan data sebelumnya untuk angka harapan hidup 1 tahun pasien kanker paru stage
IV seperti bapak yaitu 17% atau berdasarkan penelitian di Solo angka tersebut mencapai 46%
jika diterapi. Angka ketahanan hidup sangat jauh lebih rendah jika tidak diterapi. Oleh karena
itu bagaimanapun pemberian kemoterapi tetap memberikan harapan yang lebih baik? (kalau
ditanya baru sebut)
– Apakah ada yang ingin ditanyakan pak? Terima kasih Pak.
- Dokter cuci tangan 6 langkah.
UJIAN OSCE ILD

Selamat pagi Dokter/Prof, saya ___ peserta ujian (ttd absensi)


4. Perkenalan diri: Selamat siang Bapak/Ibu.. saya dr. ____, dokter paru yang bertugas di
poli pada pagi hari ini.
5. Menanyakan identitas: Nama Bapak/Ibu? Usia? Alamat?. Pakai BPJS?
Biasanya Laki-laki, usia lanjut, Rokok lama,
6. Anamnesis penyakit saat ini
Bapak/ ibu keluhannya apa?

Respiratorik: umum nya batuk non produktif atau sesak napas.


• Sesak (hitungan bulan, bahkan bisa setahun), tetapi bisa juga akut seperti hipersensitiv
pneumonitis akut atau AIP, sesak saat aktivitas berat; tidak dipengaruhi cuaca dan debu,
mengi (-).
• Batuk kronik non produktif. Biasanya juga bisa dengan keluhan: batuk saya dahaknya
hitam dok (ini disebut Melanoptisis) dan merupakan tanda untuk CWP ter-komplikasi.
• Penurunan berat badan (+)
• Bisa saja sudah didiagnosis asma atau PPOK sebelumnya, tapi tidak membaik bahkan
sudah dengan pengobatan step 5 asma atau PPOK grup E.
• Riwayat infeksi tertentu seperti EBV, Herpes→ infeksi-ILD
• Pajanan terhadap zat → jadi mirip paru kerja (occupational ILD)→ di pekerjaan
• Riwayat penyakit jaringan ikat (scleroderma, vaskulitis) ada Raynaud fenomenon, SLE,
sjorgen syndrom, Tanyakan ke arah Raynaud phenomenon (bapak/ibu apakah pernah
telapak tangannya berubah warna tiba2 putih atau kebiruan kemudian kembali lagi
kemerahan tanpa sebab yang jelas?) atau tanyakan RA (sakit sendi terutama pagi?) atau
tanyakan SLE (pipi kemerahan bilateral bila sedang flare), luka dijari dan kulit kering
(SSC-ILD) → CTD ILD
• Riwayat penggunaan obat→ kemoterapi, erlotinib, amiodaron, nitrofurantoin → drug-
ILD
• Riwayat radioterapi toraks

Notes: Hati-hati saat menanyakan keluhan jangan terlalu pertanyaan kalimat terbuka,
langsung beri pilihan kepada pasien supaya pasien menjawab dengan lebih cepat dan terarah.
Untuk keluhan penyerta lakukan dengan cepat jangan terlalu detail dan tidak perlu karena
menghabiskan waktu.

4. Anamnesis riwayat
• Riwayat penyakit dahulu: OAT, DM, HT (ada atau tidak, sejak kapan, diobati atau tidak).
Untuk OAT tanyakan sesuai dengan pemahaman pasien misal minum obat merah yang
bikin kencing warna merah, setiap hari selama 6 bulan, istilah flek paru atau tbc.
• Riwayat pengobatan dan pemeriksaan: siapa tau pasien PPF, sudah ada HRCT, Spirometri
dan DLCO sebelumnya.
• Riwayat merokok atau paparan asap.
• Riwayat pekerjaan: tanyakan lebih khusus di bagian apa atau melakukan apa, berapa jam
kerjanya apakah setiap hari, pakai APD atau tidak (untuk mengetahui risiko pajanan).
Apakah ada pekerjaan lain selain yang disebutkan.
kalau nyebut galangan kapal, pipa, tambang asbes, tinggal di rumah yang atapnya asbes
→ pikirkan asbestosis.
Semen, buruh bangunan, pemecah batu, sandlasting, pemotongan keramik  ke arah
silicosis. Silicosis kaitannya dengan TB bisa mix menjadi silikotuberkulosis, lihat foto
toraks, ada egg shell biasanya.
• Riwayat keluarga: apakah ada keluarga yang memiliki sakit paru,

5. Pemeriksaan fisis
- Bapak, sekarang saya akan periksa bapak, tolong lepas baju dan alas kaki nya, kemudian
bapak akan diukur berat badan dan tinggi badan. Sebelum saya periksa, saya akan cuci tangan
6 langkah.
- Pemeriksaan fisis: Vital sign, BB TB IMT. Dan SpO2→ pikirkan syarat LTOT dari SpO2
Kepala (mata CA/SI)→ sianosis sentral (mulut)
Leher → JVP meningkat atau tdk→ hipertensi pulmonal
Torax: retraksi dinding dada
Jantung : biasa nya normal
Paru IPPA → Velcro di bagian posterior
Abdomen
Ekstremitas→ clubbing finger
Jelaskan secara singkat hasil pemeriksaan, kecurigaan penyakit, dan langkah selanjutnya yang
akan dilakukan.
Bapak berdasarkan informasi riwayat sakit yang bapak berikan dan pemeriksaan fisik memang
ada kelainan di paru Bapak karena ada suara paru tambahan. Bisa jadi ada penyakit interstitial.
Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya. Apakah bapak setuju? Inform consent.
Adakah yang kurang jelas dan ingin ditanyakan Pak?

6. Pemeriksaan Penunjang.
Foto toraks
EKG→ P-pulmonal
Lab darah perifer lengkap→ cek ada polisitemia ga?
AGD→ LTOT
HRCT
Bronkoskopi→ BAL
DLCO
Spirometri
rematoid factor, ana profile, ANA imunoflurosens, DS DNA tes, ACPA→ CTD ILD
Biopsy paru→ Fibrosis foci/ granuloma non kaseosa

7. Diagnosis
Bapak dari hasil pemeriksaan sampai saat ini. Bapak terkena penyakit ILD
IPF/ NSIP/ CTD-ILD/ HP kronik/ PPF

8. terapi
Terapi ILD yg non farmako
-Edukasi penyakit
- Rehab paru
-berhenti merokok
-olah raga teratur
-makan bergizi
- Oksigen terapi
- Transplantasi
Terapi farmako
- Anti fibrotik = nintedanib 2x150 mg tab oral (ESO= diare, bleeding) atau perfenidone 1x801
mg oral (photosensitivitas)
- anti inflamasi kalo eksaserbasi→ prednisone 1mg/kgbb oral selama 4 mgg. Tapering off

Edukasi :
-penyakit tidak bisa sembuh; pengobatan memperlambat progresivitas dan mengurangi
eksaserbasi.
- cuci tangan enam langkah.
Indikasi LTOT :
Hipoksemia pada saat bangun dan istirahat :
• PaO2 < 55 mmHg atau
• PaO2 55-59 mmHg dengan bukti disfungsi organ akhir akibat hipoksia kronik,
yang ditandai → p Pulmonal, klinis gagal jantung kanan, polisitemia (Ht > 55%)
Hipoksemia kronik (3-4 minggu setelah diagnosis)→ PaO2 < 55 mg dan SaO2 < 89%, ; SaO2 89%
dengan PaO2 55-59 mmHg dengan bukti disfungsi organ akhir akibat hipoksia kronik, yang
ditandai → p Pulmonal, klinis gagal jantung kanan, eritrositosis (Ht > 55%).

Lama pemakaian O2 pada LTOT: malam hari→ minimal 12 jam/hari; terus menerus→ 15-24
jam/hari. Total waktu terapi LTOT→ 90 hari.

Evaluasi LTOT :

• Dilakukan secara periodik


• Evaluasi meliputi → pengukuran fisiologik, gejala, aktivitas, kualitas tidur, napsu
makan, keluhan sesak napas, eksaserbasi
• Alat-alat yang dibutuhkan → AGD dan oximetri

Anda mungkin juga menyukai