Anda di halaman 1dari 14

SEKILAS TENTANG MUNTABER

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada beragam gangguan pencernaan yang perlu kita ketahui supaya kita lebih
waspada dan bisa melakukan usaha-usaha pencegahan. Salah satu gangguan pada
pencernaan yang cukup berbahaya jika dibiarkan berlanjut adalah muntaber.
Muntaber merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan seseorang
mengalami muntah dan berak secara bersamaan atau terpisah. Jika gangguan
pencernaan yang satu ini tidak segera diatasi maka bisa dengan cepat membawa
seseorang pada kondisi yang membahayakan jiwanya.

Muntaber bisa disebabkan oleh kuman, bakteri, atau virus. Muntaber juga dapat
disebabkan oleh adanya infeksi saluran nafas atau radang tenggorokan, infeksi
saluran kemih (kencing) dan penyakit tifus. Akan tetapi, yang paling sering
menyebabkan muntaber adalah bakteri Eschericia coli (E.coli) yang menyerang
usus. Biasanya muntaber terjadi karena seseorang mengkonsumsi makanan yang
sudah tercemar dengan bakteri E.coli dan saat itu daya tahan tubuhnya sedang
turun (tidak fit).

1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1) Menjelaskan definisi muntaber
2) Menjelaskan faktor agent dari penyakit muntaber
3) Menjelaskan faktor host dari penyakit muntaber
4) Menjelaskan faktor environment dari penyakit muntaber
5) Menjelaskan port of entryand exit dari penyakit muntaber
6) Menjelaskan transmisi dari penyakit muntaber
7) Menjelaskan bagaimana pencegahan dari penyakit muntaber
8) Menjelaskan bagaimana pemberantasan dari penyakit muntaber
9) Menjelaskan bagaimana pengobatandari penyakit muntaber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Muntaber


Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana
seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian
itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga
mengandung darah atau lendir.

2.2 Faktor Agent


Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus,
parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang
disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan
atau kekurangan protein.
Bakteri E. coli adalah penyebab penyakit muntaber, E. coli yang merupakan
penyingkatan dari Escherichia coli sebenarnya adalah bakteri yang dari dahulu kala
sudah ada di dalam tubuh manusia khususnya di dalam sistem pencernaan dan
tidak menimbulkan penyakit. Bakteri ini ditemukan oleh seorang seorang pakar
bakteriologi Jerman bernama Theodor Escherich pada tahun 1885. Sebagian besar
dari ratusan jenis E. coli ini hidup di dalam saluran pencernaan manusia tanpa
menimbulkan gangguan dan ‘hidup rukun’ ini dinamakan commensalism.

Namun pada tahun 1982 terjadi kegemparan di kalangan medis, karena E. coli ini
sudah mengalami mutasi (perubahan sifat) dan menimbulkan letupan kasus diare di
Oregon dan Michigan (AS) dengan 47 orang penderita dewasa dan anak-anak. Dari
hasil pemeriksaan laboratorium awal mulanya petugas kesehatan mengalami
kebingungan karena tidak ditemukan bakteri patogen (yang menyebabkan penyakit)
dan hanya didapatkan bakteri E. coli yang memang dianggap lumrah berada di
saluran cerna.

Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio
parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12
grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada
umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas
(fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12
– 24 jam, tetapi dapat berkisar antara 4 – 30 jam.

2.3 Faktor Host


1) Usia: penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua
hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum
sekuat orang dewasa.
2) Jenis Kelamin: laki-laki dan juga perempuan
3) Ras: Di negara yang lingkungannya kurang bersih,seperti negara berkembang

2.4 Faktor Environment


Kondisi lingkungan yang kurang bersih dan sehat sehingga masih ada penyebab
bakteri muntaber selain itu kurangnya kesadaran sosial terhadap kebersihan dan
makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga
dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus
menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan menjadi kotor, sangat
potensial menimbulkan wabah muntaber.

2.5 Port of Entry and Exit


Penularan penyakit muntaber adalah :
1) Melalui cairan dari mulut (muntah),yang kurang bersih membersihkanya
2) Melalui secret dari anus yang belum bersih,dan air yang dikunakan ikut tercemar
karena muntaber menyebar melalui air

2.6 Transmisi
Muntaber memang sangat mudah menular, Terutama melalui air. Sehingga bila ada
salah satu anggota keluarga yang sakit muntaber atau tetangga yang kena
muntaber usahakan untuk mencegah faktor penularan tersebut.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Cara Mencegah Penyakit Muntaber


Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah muntaber, antara lain :
1) Menkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup.
2) Penggunaan air bersih untuk minum.
3) Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
4) Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya.
5) Menjaga kebersihan jamban keluarga.
6) Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapur.
7) Menjaga kebersihan peralatan makan.
8) Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak.
9) Memisahkan perangkat anggota keluarga yang terkena muntaber supaya tidak
menular kepada yang lain.
10) Jika kita mempunyai bayi, maka berikan asi ekslusif sampai dengan 6 bulan dan
melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa
mungkin menghindari susu botol.

3.2 Pengobatan/ Penatalaksanaan Penyakit Muntaber


Untuk mengobati muntaber diperlukan antibiotika jenis metronidazol yang dikom-
binasikan dengan (Sulfametoksazol dan trimetoprim). Untuk golongan metronidazole
bisa dipakai flagyl, trogyl, atau yang lainnya. Yang penting berisi metronidazole.
Yang generik pun juga tidak masalah. Sedangkan untuk obat golongan
sulfametoksazole dan trimetoprim, bisa dipakai sanprima atau yang lainnya.

Aturan minumnya :
Untuk metronidazole diminum sehari 3 kali satu tablet. Sedangkan sanprima
diminum sehari 2 kali. Usahakan diminumnya jangan bersamaan. Bisa diberi rentag
waktu 1-2 jam.

Pengobatan lain untuk penyakit muntaber adalah :


1. Pemberian cairan oralit
Pertolongan pertama untuk penderita muntaber adalah dengan memberinya
sebanyak mungkin cairan, sebelum dibawa berobat ke dokter atau Rumah Sakit.
Selama penderita masih sadar dan dapat minum, berikanlah cairan oralit untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang.

2. Tetap berikan makanan dan minuman lain.


Bagi bayi yang masih menyusu ibunya terus berikan ASI,jika yang menderita adalah
bayi

3. Segera bawa kedokter,apabila pertolongan pertama tidak berhasil atau belum


membaik.
Agar penyakit muntaber lebih cepat sembuh maka seseorang harus mematuhi apa
yang menjadi pantangan penyakit muntaber. Pantangan orang terserang penyakit
muntaber adalah makanan atau minuman yang dapat merangsang dan
memperparah penyakit tersebut makanan yang pedas bercabai,tape,kopi,santan
,minuman dingin, dll.

3.3 Cara Memberantas Penyakit Muntaber


Penyakit muntaber dapat di berantas jika manusia mau mencegah penyakit tersebut
mulai dini dengan cara :
1) Menkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup,agar bakteri
tidak dapat masuk ke tubuh kita karena tubuh kita sedang dalam keadaan shat
2) Penggunaan air bersih untuk minum,dan yang pastinya air minum yang benar-benar
matang
3) Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
4) Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya.
5) Menjaga kebersihan jamban keluarga.
6) Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapurdan selokan air.
7) Menjaga kebersihan peralatan makan.
8) Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak.
9) Memisahkan perangkat anggota keluarga yang terkena muntaber supaya tidak
menular kepada yang lain.
10) Jika kita mempunyai bayi, maka berikan asi ekslusif sampai dengan 6 bulan dan
melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa
mungkin menghindari susu botol,karena mungkin botol bayi kurang bersih saat
mencucinya sehingga banyak bakteri atau kuman yang bersarang di botol tersebut.
11) kesadaran dari masing -masing orang jika tidak ingin sakit maka harus hidup bersih
dan juga sehat

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana
seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian
itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga
mengandung darah atau lendir.Penularan penyakit muntaber dikarenakan
lingkungan yang kurang bersih dan gaya hidup yang kurang sehat.penyakit
muntaber menyerang siapa saja tak mengenal usia,jenis kelamin,dan ras. muntaber
menyebar melalui air,udara.untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara :
1) Menkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup,agar bakteri
tidak dapat masuk ke tubuh kita karena tubuh kita sedang dalam keadaan shat
2) Penggunaan air bersih untuk minum,dan yang pastinya air minum yang benar-
benar matang
3) Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
4) Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya.
5) Menjaga kebersihan jamban keluarga.
6) Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapurdan selokan air.
7) Menjaga kebersihan peralatan makan.
8) Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak.
9) Memisahkan perangkat anggota keluarga yang terkena muntaber supaya tidak
menular kepada yang lain.
10) Jika kita mempunyai bayi, maka berikan asi ekslusif sampai dengan 6 bulan dan
melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa
mungkin menghindari susu botol,karena mungkin botol bayi kurang bersih saat
mencucinya sehingga banyak bakteri atau kuman yang bersarang di botol tersebut.
11) Lakukan tindakan lanjutan yaitu bawa ke rumah sakit apabila penyakit tambah parah
4.2 Saran
Untuk menanggulangi penyebaran penyakit muntaber hendaknya masyarakat
mencegah faktor penularannya agar tidak meluas lebih banyak lagi dan apa bila ada
yang terkena muntaber segera di bawa ke rumah sakit agar mendapatkan
pelayanan segera mungkin ditakutkan apabila si penderita mengalami dehidrasi dan
juga infeksi yang semakin parah.

REFERENSI
1) http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=55
211
2) http://kesehatan.us/2012/06/apa-muntaber-itu-dan-bagaimana-gejalanya/
3) http://tips-sehat-bahagia.blogspot.com/2012/11/gejala-dan-penyebab-penyakit-
muntaber.html
4) Komite Medik RSUP Dr. Sardjito, Standar Pelayanan Medis, Medika, FK UGM
Yogyakarta
5) dr. Karel, SpA, Menjadi Dokter Anak di Rumah, Penerbit Puspa Sehat
6) dr. Avie Andriyani (dimuat di majalah As Sunnah edisi08/XII/1429H/2008M)

DEFINISI CACAR AIR (VARICELLA)

Pengertian Cacar Air

vericella zoster

Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi virus varicella-zoster. Penyakit ini disebarkan secara aerogen.

Masa inkubasi
Waktu terekspos sampai kena penyakit dalam tempo 2 sampai 3 pekan.

Gejala
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah,
lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih
berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian
timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di
sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding
tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak
sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng
(krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih
gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa
waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk
lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi
bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi
akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa
atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.

Waktu karantina yang disarankan


Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng.
Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman
yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air.
Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari
pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya
tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal,
sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi
gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang
memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak
mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengkonsumsi makanan bergizi
untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah-
buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat
dibuat juice.

Hal-hal yang derlu dilakukan bila anak terkena cacar air :

1. Lebih baik jika perawatan anak dilakukan oleh orang yang sudah pernah terjangkit
cacar. Karena biasanya orang yang sudah pernah terkena penyakit ini akan kebal.

2. Untuk anggota keluarga yang belum terkena cacar, sebaiknya jangan terlalu dekat
dengan anak, agar tidak menghirup nafasnya.
3. Pisahkan barang-barang yang digunakan, seperti baju, handuk, peralatan makan,
dan lain-lain. Bersihkan peralatan tersebut secara terpisah. Tempatkan pula anak
dalam tempat tidur terpisah, dang anti seprai setiap hari.
4. Jaga kualitas dan kuantitas makanan anak. Berikan makanan yang mengandung
banyak zat yang diperlukan tubuh.
5. Istirahat yang cukup. Jangan biarkan anak keluar bermain sementara bintil cacar
masih terus tumbuh.
6. Minta kepada anak untuk tidak menggaruk bintil yang gatal. Potong kukunya atau
pakaikan sarung tangan untuk mengurangi akibat garukan. Cairan yang terdapat di
dalam bintil bersifat menular. Dan jika terjadi infeksi luka maka penyembuhannya
akan lebih sulit, juga meninggalkan bekas (kropeng).
7. Oleskan obat gatal, seperti bedak calamine untuk mengurangi gatal dan
mempercepat proses pengeringan luka.
8. Mandikan anak dengan antiseptik, dan pergunakan baju yang berbeda setiap
harinya.
9. Perhatikan kondisi dan suhu tubuh anak setiap hari. Bila perlu, berikan anak obat
untuk meredakan demam yang dideritanya.
10. Waspada akan keadaan darurat. Segeralah ke dokter bila bintil / vesikel terinfeksi
kuman, misalnya berwarna merah, bengkak, dan bernanah. Dan juga bila anak
menderita demam tinggi, sakit kepala, muntah, gatal yang tidak hilang-hilang, saat
bintil-bintil telah menyebar ke seluruh tubuh dan keadaan anak sudah membaik.

Cara Penularan Cacar Air


Virus varisela zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke
orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk, selaput lendir atau bersin
penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang
terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar ke bagian
tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan
menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami
pada masa kanak-kanak daripada kalau sudah dewasa. Sebab itu seringkali orang tua
membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Perbedaan mecolok pada kemungkinan timbulnya maupun tingkat penyebaran infeksi
cacar air yang ditemukan di negara beriklim sedang dan tropis dipengaruhi oleh sifat
virus yang rentan panas pada temperatur tinggi. Kelembaban udara yang tinggi
cenderung mempercepat transmisi virus. Hal ini berkaitan erat dengan meningkatnya
kasus-kasus infeksi yang terjadi pada musim panas.
“Makanya salah satu langkah antisipasi adalah mengisolasi penderita cacar air.
Sebab, cairan yang pecah tersebut bisa menularkan kepada mereka yang belum
terkena cacar air. Dan memang, mereka yang terserang adalah yang kondisi tubuhnya
sedang tidak fit atau lemah.”
Penderita dapat menularkan penyakit ini 24 jam sebelum kelainan dikulit timbul
sampai 6-7 hari kemudian. Biasanya seumur hidup cacar air hanya diderita satu kali.
Jika misalnya seorang manusia menderita penyakit cacar di 2 waktu yang berbeda
karena mungkin sel darah putihnya belum mempelajari dengan baik virus cacar yang
pernah datang ke tubuhnya, sehingga ketika datang serbuan virus cacar tersebut, sel
darah putih tidak dapat mengatasinya sehingga gugur dan menyebabkan benjolan
versikel bersama virus Varicella Zooster yang masih ada. Masa inkubasi pada
penyakit cacar sekitar 11 – 12 hari.

Pencegahan
Menggunkan Imunisasi bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini
dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai
kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.
Vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi bagi orang yang
belum pernah mendapatkan (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa
diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster.
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan
Serta tidak melakukan kontak dengan orang yang terkena cacar air agar tidak tertular
virus varisela zoster.

Pengobatan
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan
daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan “Asiklovir” berupa
tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas)
selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di
permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan “PK” sebanyak 1%
yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka
yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal
setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung
dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E
untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun
rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah
benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut

Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:

 Kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun

 Menjaga kebersihan tangan

 Kuku dipotong pendek

 Pakaian tetap kering dan bersih

Penanganan
Karena cacar air pada umumnya ringan dan sembuh dengan sendirinya, penanganan
cacar air terutama ditujukan untuk meringankan gejala.1 Yang dapat dilakukan
adalah:1
• Tirah baring secukupnya
• Parasetamol untuk menurunkan demam
• Calamine dan mandi dengan air suam-suam kuku untuk meringankan rasa gatal
• Sarung tangan untuk mencegah anak menggaruk ruam mungkin dibutuhkan pada
anak-anak yang sangat kecil.
• Makanan yang lebih lembut dan menyejukkan jika ada ruam di dalam mulut.5
Sedangkan beberapa penanganan yang tidak dianjurkan adalah:2
• Antihistamin yang bersifat sedatif (membuat tidur) seperti chlorpheniramine. Obat
golongan ini tidak signifikan untuk menangani rasa gatal pada cacar air.2
• Antivirus tidak direkomendasikan penggunaannya pada cacar air tanpa komplikasi.
Bahkan jika mulai diberikan pada hari di mana ruam pertama kali muncul, antivirus
hanya mengurangi satu hari dari lamanya sakit. Penelitian yang dilakukan juga
menunjukkan bahwa acyclovir (salah satu antivirus) tidak bermakna dalam
menurunkan risiko komplikasi pada cacar air. Selain itu penggunaan antivirus secara
teori juga dapat berubahnya respon kekebalan tubuh sehingga virus dapat teraktivasi
kembali lebih cepat dalam bentuk herpes zoster (cacar ular).6 Antivirus dapat
dipertimbangkan untuk digunakan pada cacar air dengan komplikasi yang berat,
cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari, atau pada orang dedngan sistem kekebalan
tubuh yang rendah. Pemberian antivirus ini harus dilakukan dalam jangka waktu 48
jam setelah ruam pertama kali muncul.
• Antibiotik. Antibiotik hanya dibutuhkan jika ada infeksi kulit oleh bakteri.5

Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG).3


VZIG adalah zat kekebalan terhadap virus penyebab cacar air. VZIG diberikan hanya
pada kelompok-kelompok tertentu yaitu:3
• Orang dengan sistem kekebalan yang rendah
• Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah mengalami cacar air
sebelumnya
• Bayi di bawah usia 28 hari yang lahir kurang dari usia kehamilan 28 minggu atau
berat lahirnya kurang dari 1000 g
• Bayi di bawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau mengalami
cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah persalinan
Yang penting diingat adalah bahwa VZIG hanya efektif mencegah terjadinya cacar air
jika diberikan dalam jangka waktu 96 jam setelah paparan terhadap kasus cacar air.
(sehatgroup.web.id)

Komplikasi

Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada oramg dewasa
maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini berat atau bahkan berakibat
fatal

Adapun komplikasi yang ditemukan pada cacar air adalah :

 Pneomonia karena virus

 Peradangan jantung

 Peradangan sendi

 Peradangan Hati

 Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)

 Ensefalitis (infeksi otak)


SCABIES
Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan
adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit [1]
Sarcoptes scabiei adalah tungau dengan ciri-ciri berbentuk
hampir bulat dengan 8 kaki pendek, pipih, berukuran (300–600
μ) x (250-400 μ) pada betina, dan (200- 240 μ) x (150-200 μ)
pada jantan, biasanya hidup di lapisan epidermis [2].
Permukaan dorsal dari tungau ini ditutupi oleh lipatan dan
lekukan terutama bentuk garis melintang sehingga
menghasilkan sejumlah skala segitiga kecil [3]. Selain itu, pada
betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-
4 sedangkan pada jantan, bulu cambuk hanya terdapat pada
pasangan kaki ke-3 [4]

Sarcoptes scabiei melubangi kulit


Adapun proses penyakit kudis yaitu sebagai berikut:[2]

 Infeksi dari penyakit ini diawali dengan tungau betina


atau nimfa stadium kedua yang secara aktif membuat
terowongan di epidermis atau lapisan tanduk. Pada
terowongan tersebut diletakkan 2-3 butir telur setiap hari.
 Telur menetas dalam 2-4 hari yang kemudian menjadi larva
yang berkaki 6.
 Dalam 1-2 hari larva berubah menjadi nimfa stadium
pertama kemudian berkembang menjadi nimfa stadium
kedua, yang berkaki 8. * Nymfa ini menjadi tungau betina
muda, yang siap kawin dengan tungau jantan
 Tungau berkembang menjadi tungau dewasa dalam 2-4
hari.
Untuk menyelesaikan daur hidup dari telur sampai bertelur lagi
diperlukan waktu 10-14 hari.[2]Waktu yang
diperlukan telur menjadi tungau dewasa kurang lebih 17
hari.[2] Tungau betina yang tinggal di sebuah kantong ujung
terowongan, setelah 4-5 hari setelah kopulasi, akan bertelur
lagi sampai berumur lebih kurang 3-4 minggu [2].
Gejala[
Gejala yang khas pada kudis adalah liang pada
permukaan kulit, gatal, dan kemerahan dan biasanya
ada infeksi sekunder, misalnya akibat bakteri [5]. Pada bayi,
gejala yang khas yaitu adanya bisul pada telapak kaki dan
telapak tangan [5]
Diagnosis[
Untuk mendiagnosis kudis ini dilakukan melalui
kerokan kulit pada keropeng sampai keluar darah dengan
menggunakan skalpel. Hasil kerokan kulit itu diberi beberapa
tetes KOH 10% agar tungau terpisah dari
reruntuhan jaringan kulit yang terbawa tersebut. Setelah itu
campuran tersebut diperiksa di bawah mikroskop [6].
Pencegahan[
- Mandi dengan memakai sabun dan shampo hingga bersih,
sesudah mandi keringkan badan dengan handuk hingga bersih.
- Berjemur dibawah terik matahari langsung dapat mengurangi
risiko sampai menghentikan siklus scabies ( bila sudah
terjangkit ), waktu ideal untuk berjemur antara pk. 09.00 - 11.00
tergantung seberapa parah keluhan scabies yang diderita
- menjaga kebersihan rumah dan sekitarnya dan dalam periode
tertentu diadakan disinfektan rumah dengan bahan anti septik
- Hindari masuknya hewan liar / tidak terawat ke dalam rumah
tinggal seperti : Kucing, Anjing karena disinyalir kedua hewan
dalah pembawa atau sumber scabies dan dapat
menularkannya ke diri seseorang

Scabies

Scabies

Scabies

Scabies
Gudik atau kudis dalam dunis medisnya disebut dengan scabies yaitu salah satu penyakit kulit
yang penyebab nya adalah tungau Sarcoptes scabies, tungau tersebut akan menggali kulit dan
bersarang di dalam kulit, ketika sudah bersarang di dalam kulit maka akan muncul gejala-gejala
gudik / scabies seperti rasa gatal terutama pada malam hari kemudian akan muncul ruam-ruam
pada kulit tersebut.

Masa inkubasi tungau sarcoptes scabies biasanya sekitar 30-60 hari, maksudnya ketika tungau
sarcoptes scabies baru bersarang di dalam kulit biasanya tidak akan langsung menimbulkan
gejala-gejala gudik / scabies baru setelah sekitar 30-60 hari akan muncul gejala-gejala gudik /
scabies seperti rasa gatal dan ruam pada kulit.

Gudik termasuk penyakit kulit yang menular, penularan tersebut terjadi dengan kontak langsung
misal dari heawan liar, ketika bersalaman dengan penderita gudik, dari pakaian yang
terkontaminasi tungau Sarcoptes scabiei, dan sebagainya.

Gudik ( scabies ) bisa menyerang siapa saja baik anak-anak ataupun orang dewasa dan gudik /
scabies bisa terjadi di mana saja di bagian tubuh mulai dari kepala, wajah, leher, badan, dada (
payudara ), siku, tangan, sela-sela jari, paha ( selangkangan ), organ kemaluan sampai kaki.

Penyakit kulit gudik / scabies bukan penyakit yang berbahaya jika dibanding dengan penyakit
dalam misal penyakit ginjal, tetapi gudik / scabies sangat mengganggu kenyamanan hidup
dengan rasa gatal yang ditimbulkannya, bahkan ketika rasa gatal tersebut sudah tidak tertahan
lagi terkadang membuat penderitanya sengsara.

Maka dari itu alangkah baiknya segera obati penyakit gudik / scabies dan jangan biarkan gudik
menjadi parah dan semakin parah .. !!

Tak perlu khawatir jika mengalami penyakit gudik ( scabies ), berikut ini cara mengobati gudik /
scabies secara alami menggunakan bahan-bahan alami, bersumber dari metrotvnews.com :

1# Kunyit
Sifat antiseptik dan anti inflamasi kunyit efektif mengobati gudik atau scabies. Buatlah pasta dari
kunyit dengan menambahkan beberapa tetes lemon. Oleskan campuran ini pada kulit gudik dan
bilas setelahnya.

2# Cuka
Asam cuka membuat perubahan tingkat pH pada kulit. Tungau penyebab gudik / scabies akan
mati karena perubahan ini. Cukup oleskan cuka pada kulit yang terkena gudik menggunakan
kapas. Lakukan dua kali sehari untuk hasil maksimal.

3# Lidah buaya
Lidah buaya memiliki sifat anti mikroba yang dapat mengobati gudik atau scabies, gigitan
serangga dan banyak kondisi kulit lainnya. Terapkan gel lidah buaya pada kulit dan bilas satu
jam kemudian.

Anda mungkin juga menyukai