Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tepi Tupaidah

Kelas : HES-2A Semester 2


Mata Kuliah : Islam dan Ilmu Pengetahuan

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan tersusun dari kata ilmu dan pengetahuan. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian (baik tentang segala
yang masuk jenis kebatinan maupun yang berkenaan dengan keadaan alam dsb). Dalam
bahasa arab Kata ilmu jamaknya ‘ulum diartikan ilmu pengetahuan, ilmu pada hakikatnya
berasal dari pengetahuan, namun susah disusun secara sistematik dan di uji kebenarannya
menurut metode ilmiah dan dinyatakan valid atau shahih.1
Secara etimologis, kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata “falsafah”, dalam
bahasa arab “philosophy” dalam bahasa inggris, atau kata “philosophie” dalam bahasa
prancis dan belanda, atau “philosophier” dalam bahasa jerman, semua kata itu berasal dari
kata latin “philosophia” sebuah kata benda yang merupakan hasil dari kegiatan
“philosopien” sebagai kata kerjanya.2 Secara terminologis filsafat dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.3
Kata agama pada agama-agama samawi ialah yang diterima manusia yang diterima manusia
melalui wahyu yang turun dari langit dan dibawa oleh para rasul Allah. Dalam Salah satu
kamus Arab disebutkan: “agama adalah satu bentuk ketetapan ilahi yang mengarahkan
mereka yang berakal dengan pilihan mereka sendiri terhadap ketetapan Ilahi tersebut kepada
kebaikan hidup dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat”.4

2. Filsafat berbeda dengan agama, tetapi juga ada yang menganggap agama sebagian bagian
dari filsafat. Ketika kita mendefinisikan filsafat sebagai kegiatan yang menggunakan pikiran
mendalam, menyeluruh, rasional, dan logis, agama tampak sebagai suatu pemikiran yang
bukan hanya dangkal, melainkan juga suatu hal yang digunakan tanpa menggunakan pikiran
sama sekali.

Dari titik ini agama tampak sebagai hal yang malah menentang filsafat. Pertentangan ini
tampak dalam berbagai ekspresi, yang paling tampak barang kali adalah pertentangan antara
orang yang berpegangan teguh pada pikiran spekulatif serta tidak rasional agama dan para
filusuf yang muncul ditengah-tengah meluasnya pemikiran agama. Kita dapat melihat
pertentangan semacam itu pada era munculnya era pencerahan di Eropa, ketika para
agamawan memusuhi para filsul dan pemikiran moderen. Misalnya Copernicus dengan
filsafatnya dan pandangannya tentang alam semesta ~ bahwa pusat tata surya adalah
matahari ~ ditentang oleh para agamawan (gereja) yang memegang pandangan lama bahwa
pusat tata surya adalah bumi. Pertentangan ini mengakibatkan Copernicus dibunuh.

1
2
Win Usuluddin Berndien, Membuka Gerbang Filsafat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet I, h.1
3
Ibid, h. 3
4
Fu’ad Farid Ismail & Abdul Hamid Mutawally, Cara Mudah Belajar Filsafat (Barat dan Islam), ( Yogyakarta:
IrCiSoD, 2012), h.27
Agama dan filsafat sebenernya memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya mengejar suatu
hal yang dalam bahasa Inggris disebut Ultimater yaitu hal-hal yang sangat penting mengenai
masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang remeh. Orang yang memegang filsafat dan
agama tentunya sama-sama menjungjung tinggi apa yang dianggapnya penting dalam
kehidupan.

Menurut David Trueblood dalam bukunya phylosophy of religion, perbedaan antara agama
dan filsafat tidak terletak pada bidang keduanya, tetapi dari cara kita menyelidiki bidang itu
sendiri. Filsafat berarti berfikir, sedangkan agama berarti mengabdi diri. Orang yang belajar
filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat, tetapi lebih penting adalah bahwa ia dapat berfikir.
Begitu juga dengan orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan pengetahuan
agama, tetapi butuh untuk membiasakan dirinya dengan hidup secara agama.

William Temple mengatakan, “Filsafat itu menuntut pengetahuan untuk beribadat. Pokok dari
bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi hubungan antara manusia dan Tuhan.5

FILSAFAT AGAMA
Filsafat berarti berfikir, jadi yang Agama berarti mengabdi diri, jadi yang
pentingialah ia dapat berfikir penting ialah hidup secara beragama
sesuai dengan aturan-aturan agama itu
Menurut William Tample, filsafat adalah Agama menuntut pengetahuan untuk
menuntut pengetahuan untuk memahami beribadat yang terutama merupakan
hubungan manusia dengan Tuhan
C.S. Lewis membedakan “enjoymen” dan Agama dapat dikiaskan
“contemplation”, misalnya laki-laki dengan enjoymenatau rasa cinta
mencintai perempuan. Rasa cinta seseorang, rasa pengabdia (dedication)
daisebutenjoymen, sedangkan atau contentmen.
memikirkan rasa cintannya
disebut contemplation, yaitu pikiran
sipecinta tentang rasa cintanya itu
Filsafat banyak berhubungan dengan Agama banyak berhubungan dengan hati
pikiran yang diingin dan tenang
Filsafat dapat diumpamakan seperti air Agama dapat diumpamakan sebagai air
telaga yang tenang dan jernih dan dapat sungai yang terjun dari bendungan dengan
dilihat dasarnya gemuruhnya
Seorang ahli filsafat, jika berhadapan Agama oleh pemeluk-pemeluknya, akan
dengan penganut aliran atau paham lain, diperhatikan dengan habis-habisan sebab
biasanya bersikap lunak mereka telah terikat dan mengabdikan diri
Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam Agama disamping memenuhi pemeluknya
pekerjaannya, sering mengeruhkan dengan sangat dan perasaan pengabdian
pikiran pemeluknya diri, juga mempunyai efek yang

5
. Nurani soyomukti, pengantar filsafat umum (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011), h. 77
menenangkan jiwa pemeluknya. Filsafat
penting dalam mempelajari agama
Ahli filsafat ingin mencari kelemahan
dalam tiap-tiap pendirian dan argumen
walaupun argumennya sendiri.6

Perbedaan :
 Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang
ada (realita). Sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan
empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.
 Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari
pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal
itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri
dengan realita.
 Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis,
dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error.
Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat
timbul dari nilainnya.
 Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman
realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang
dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
 Filsafat memberikan penjelasan yang terakhar, yang mutlak, dan mendalam sampai
mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu
mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
 Filsafat dan ilmu bersumber pada kekuatan akal, sedangkan agama bersumber pada wahyu.
 Filsafat didahului oleh keraguan, ilmu didahului oleh keingintahuan, sedangkan agama
diawali oleh keyakinan.7

3. Ilmu berfungsi sebagai cahaya kebenaran. Di dalam ajaran islam ilmu pengetahuan
terkadang disebut cahaya. Imam Syafi’i ketika mengadu kepada gurunya yang bernama
Waqi’, karena kesulitan dalam memahami suatu ilmu mengatakan, bahwa ilmu itu cahaya,
dan cahaya Allah itu tidak diberikan kepada orang yang berdosa. Ilmu sebagai cahaya yang
mensyaratkan kebersihan diri bagi orang yang akan mendapatkannya, nampaknya terkait
dengan ilmu yang langsung diberikan Tuhan yang selanjutnya dikenal sebagai ilmu hudluri,
yakni ilmu yang hadir, datang atau diberikan oleh tuhan kepada makhluknya.8

Fungsi filsafat secara Teoritis, seseorang yang mempelajari ilmu filsafat akan bertambah
ilmu pengetahuannya, sehingga di dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi akan

6
. Burhanuddin Salam, Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Rineka Cipta,1997). h. 50
7
Ibid . h 51
8
Aduddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan (Tanggerang Selatan: FITK Press, 2017). h 26
bertindak secara hati-hati dan bijaksana, serta di dalam melakukan penyelidikan lebih
mendalam dan menyeluruh. Filsafat dalam ini lalu berfungsi sebagai sumber, pemberi asas,
metode, perunjuk, pemersatu, perangkai, dan penafsir dari ilmu-ilmu pengetahuan yang lain,
secara praktis, filsafat berfungsi sebagai pendorong manusia untuk berfikir secara logis.
Berfikir secara logis artinya berfikir secara teratur, runtut dan sistematis sehingga dapat
menarik kesimpulan dengan benar berdasarkan hukum-hukum logika. Filsafat juga
berfungsi sebagai pembangun hidup kemanusiaan artinya; manusia dengan belajar filsafat
akan selalu menjaga keharmonisannya dalam hubungan antara dia dengan dirinya, dengan
alam lingkungannya dan juga dengan penciptanya. Sehingga manusia akan bertindak bijak
dan selalu mematuhi norma-norma yang ada.9
 Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
 Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia
 Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
 Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
 Pedoman perasaan keyakinan
 Pedoman keberadaan
 Pengungkapan estetika (keindahan)
 Pedoman rekreasi dan hiburan
 Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama

9
Win Usuluddin Bernadien, Membuka Gerbang Filsafat ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). h 46

Anda mungkin juga menyukai