Anda di halaman 1dari 26

GERAK LURUS

Dwinda Hegel Tandere, Nabesan*), Riska Irmayadi, Siti Hasti

Laboratoriun Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Makassar 2015

Abstrak. Praktikum mengenai gerak lurus beraturan telah dilakukan. Praktikum ini dilakukan agar kita
dapat memahami bagaimana Gerak Lurus Beraturan itu. Bagaimana hubungan jarak tempuh dengan
waktu tempuh yang dilalui oleh benda yang bergerak yang akan digambarkan dalam sebuah grafik.
Dalam melakukan eksperimen kami menggunakan teori-teori yang menunjang yang diambil dari
beberapa referensi. Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya senantiasa berubah
terhadap suatu titik acuan tertentu. Hasil dari percobaan ini, setiap kecepatan pada kegiatan satu sudah
pasti berbeda dari tiap lintasan, karena semakin panjang lintasan (x) dan waktu yang di perlukan
sedikit menandakan bahwa kecepatan yang di hasilkan semakin besar. Perubahan letak benda dilihat
dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik acuannya. Apabila titik-titik yang
dilalui oleh suatu benda dihubungkan dengan garis, maka garis itu di sebut lintasan. Jika lintasan
tersebut berbentuk garis lurus, maka gerak benda disebut gerak lurus.
Kata kunci: Jarak, Kecepatan, Kelajuan dan Perpindahan.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menentukan besar jarak dan perpindahan ?
2. Bagaimana cara menentukan besar kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata ?
3. Bagaimana cara menganalisis grafik hubungan antara posisi dan waktu (t) pada
benda yang bergerak lurus beraturan (GLB) ?
4. Bagaimana cara memahami karakteristik benda yang bergerak lurus beraturan
(GLB)?

TUJUAN
1. Mampu menentukan besar jarak dan perpindahan.
2. Mampu menentukan besar kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata.
3. Mampu menganalisis grafik hubungan antara posisi dan waktu (t) pada benda yang
bergerak lurus beraturan (GLB).
4. Mampu memahami karakteristik benda yang bergerak lurus beraturan (GLB).
TEORI SINGKAT
Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah kedudukan terhadap
suatu titik acuan. Benda yang bergerak akan melalui suatu lintasan dengan panjang tertentu
dalam waktu tertentu. Panjang total lintasan yang dilalui disebut jarak, sedangkan besar
perubahan posisi benda dari posisi awal ke posisi akhir disebut perpindahan. Jarak adalah
besaran skalar, sedangkan perpindahan adalah besaran vektor.
Benda dikatakan bergerak lurus beraturan (GLB) jika benda tersebut bergerak pada
lintasan yang lurus dan bergerak dengan kecepatan tetap atau tidak ada perubahan kecepatan
terhadap waktu, sehingga percepatannya nol. Kecepatan didefenisikan sebagai perubahan
posisi setiap saat atau dalam bentuk matematis dituliskan;

∆𝑥
𝑣⃗ = 𝑡

sedangkan kelajuan adalah besar jarak tempuh persatuan waktu atau dalam bentuk matematis
dituliskan :

𝑥
𝑣= 𝑡
keterangan:
𝑣⃗ : kecepatan (m/s)
𝛥𝑥 : perubahan posisi atau perpindahan (m)
𝑡 : selang waktu (s)
V : kelajuan (m/s)
𝑥 : jarak (m)
(Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1)
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan dibagi dengan waktu yang
dibutuhkan oleh benda tersebut untuk berpindah. Misalkan mula-mula suatu objek berada
pada posisi x1 pindah ke x2 maka perubahan posisi adalah (∆𝑥), ∆𝑥 = 𝑥2 – x1. Sedangkan
waktu yang dibutuhkan oleh benda untuk berpindah dari posisi x1 ke x2 adalah ∆𝑡 = 𝑡2 −t1.
Maka kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai :
𝑥2− 𝑥 ∆𝑥
𝑣̅ = 𝑡 =
2 − 𝑡1 ∆𝑡
Dengan v adalah kecepatan dan tanda garis datar (-) diatas v berarti rata-rata.
Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang
ditempuh terhadap waktu total yang dibutuhkan:
jarak total
Kelajuan rata-rata =
waktu total
Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter per sekon (m/s). konsep kecepatan serupa
dengan konsep kelajuan tetapi berbeda karena kecepatan mencakup arah gerakan.
(Tipler jilid 1 tahun 2001)
METODE EKSPERIMENT
1. Alat dan Bahan
a. Meteran 1 unit
b. Stopwatch 1 unit
c. Tabung GLB 1 unit
d. Statif 1 unit
e. Alat tulis menulis
2. Identifikasi Variabel
a. Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : perpindahan
2. Variabel kontrol : jarak tempuh dan kecepatan
3. Variabel respon : waktu tempuh
b. Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : jarak tempuh
2. Variabel kontrol : ketinggian
3. Variabel respon : waktu tempuh
3. Definisi Operasi Variabel
a. Kegiatan 1
1. Perpindahan adalah besar perubahan posisi dari posisi awal ke posisi akhir.
2. Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh orang yang berjalan
dari satu titik ke titik lain, yang diukur dengan meteran dalam satuan meter
(m). Sedangkan kecepatan adalah besar perpindahan orang tersebut tiap satuan
waktu dalam satuan m/s.
3. Waktu tempuh adalah lama perjalanan yang ditempuh oleh orang untuk
berpindah dari satu titik ketitik lain yang diukur dengan stopwatch dalam
satuan sekon (s).
b. Kegiatan 2
1. Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh gelembung dalam
tabung GLB yang diukur dengan menggunakan mistar dalam satuan centimeter
(cm).
2. Ketinggian adalah jarak dari satu titik pada statif dengan dasar/alas pada arah
vertikal yang diukur dengan mistar dalam satuan centimeter (cm).
3. Waktu tempuh adalah lama perjalanan yang ditempuh oleh gelembung dalam
tabung GLB untuk berpindah dari titik yang satu ke titik yang lain yang diukur
dengan stopwatch dalam satuan sekon (s).
4. Prosedur Kerja
a. Kegiatan 1
Membuat lintasan dalam ruang berbentuk segi empat, kemudian mengukur
panjang setiap sisinya. Memberikan kode pada setiap sudutnya dengan kode A, B,
C, dan D. Menyiapkan 3 orang teman, sebagai objek yang bergerak dengan
kecepatan yang berbeda. Orang pertama berdiri di titik A, lalu bergerak menuju
titik B, pada saat bersamaan, ukur waktu yang digunakan untuk menempuh
lintasan dari titik A sampai titik B, lakukan 3 kali pengukuran untuk setiap orang.
Melanjutkan untuk orang kedua dan ketiga, lalu mencatat hasilnya dalam tabel
hasil pengamatan. Melakukan dengan lintasan yang berbeda yakni dari titik A
menuju titik B kemudian ke titik C. melanjutkan dengan beberapa lintasan yang
lain, lalu mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
b. Kegiatan 2
Mengambil tabung GLB dan Statif untuk menggantungkan salah satu ujung
tabung. Menandai minimal 4 titik sebagai titik A, B, C, dan D pada tabung dengan
selang yang sama. Menentukan atau mengukur panjang lintasan dari dasar tabung
(0 cm) ke titik A, ke titik B, ke titik C, dan ke titik D. Menggantung salah satu
ujung tabung pada statif pada ketinggian tertentu, memulai dari ketinggian sekitar
5 cm dari dasar/alas. Mengangkat ujung tabung yang satunya, agar gelembung
dalam tabung berada di ujung yang terangkat. Menurunkan ujung tadi sampai di
dasar/alas sehingga gelembung akan bergerak ke atas, mengukur waktu yang
diperlukan gelembung untuk sampai di titik A, stopwatch mulai dinyalakan ketika
gelembung tepat berada di titik 0 cm pada tabung, mengulangi pengambilan data
sebanyak 3 kali. Mengulangi dengan jarak tempuh yang berbeda (ke titik B, ke C,
dan ke titik C), lalu mencatat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


A. Hasil Eksperimen
1. Kegiatan 1
Tabel 1. Hasil pengukuran jarak, perpindahan dan waktu tempuh
No Lintasan Jarak (m) Perpindahan (m) Waktu tempuh
(s)
1. |2,0000 ± 0,0005| 1. |2,0000 ± 0,0005| 1. |4,0 ± 0,1|
1 A ke B 2. |2,0000 ± 0,0005| 2. |2,0000 ± 0,0005| 2. |3,3 ± 0,1|
3. |2,0000 ± 0,0005| 3. |2,0000 ± 0,0005| 3. |1,9 ± 0,1|
1. |5,0000 ± 0,0005| 1. |3,6000 ± 0,0005| 1. |9,4 ± 0,1|
2 A ke B ke C 2. |5,0000 ± 0,0005| 2. |3,6000 ± 0,0005| 2. |6,9 ± 0,1|
3. |5,0000 ± 0,0005| 3. |3,6000 ± 0,0005| 3. |5,0 ± 0,1|
1. |7,0000 ± 0,0005| 1. |3,0000 ± 0,0005| 1. |12,2 ± 0,1|
3 A ke B ke C 2. |7,0000 ± 0,0005| 2. |3,0000 ± 0,0005| 2. |10,2 ± 0,1|
ke D 3. |7,0000 ± 0,0005| 3. |3,0000 ± 0,0005| 3. |7,2 ± 0,1|
1. |10,0000 ± 0,0005| 1. |0,0000 ± 0,0005| 1. |17,0 ± 0,1|
4 A ke B ke C 2. |10,0000 ± 0,0005| 2. |0,0000 ± 0,0005| 2. |13,5 ± 0,1|
Ke D ke A 3. |10,0000 ± 0,0005| 3. |0,0000 ± 0,0005| 3. |9,0 ± 0,1|
2. Kegiatan 2
Tabel 2. Hasil pengukuran jarak tempuh dan waktu tempuh pada Gerak Lurus
Beraturan
No Ketinggian (cm) Jarak tempuh (cm) Waktu tempuh (s)
1. |2,0 ± 0,1|
|11,80 ± 0,05| 2. |1,9 ± 0,1|
3. |2,0 ± 0,1|
1. |3,2 ± 0,1|
|23,60 ± 0,05| 2. |3,1 ± 0,1|
3. |3,1 ± 0,1|
1 |5,00 ± 0,05| 1. |5,0 ± 0,1|
|35,40 ± 0,05| 2. |4,9 ± 0,1|
3. |5,0 ± 0,1|
1. |6,1 ± 0,1|
|47,10 ± 0,05| 2. |6,1 ± 0,1|
3. |6,1 ± 0,1|
1. |1,2 ± 0,1|
|11,80 ± 0,05| 2. |1,1 ± 0,1|
3. |1,1 ± 0,1|
1. |2,0 ± 0,1|
|23,60 ± 0,05| 2. |2,0 ± 0,1|
3. |2,1 ± 0,1|
2 |10,0 ± 0,05| 1. |3,2 ± 0,1|
|35,40 ± 0,05| 2. |3,1 ± 0,1|
3. |3,1 ± 0,1|
1. |4,9 ± 0,1|
|47,10 ± 0,05| 2. |4,8 ± 0,1|
3. |4,8 ± 0,1|

B. Analisis Data
1. Aktivitas 1
a. Kecepatan dari A ke B
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
𝑣⃗ = ∆𝑥𝑡 −1
𝜕𝑣⃗ 𝜕𝑣⃗
∆𝑣⃗ = | | ∆∆𝑥 + | | ∆𝑡
𝜕∆𝑥 𝜕𝑡
−1
𝜕(∆𝑥𝑡 ) 𝜕(∆𝑥𝑡 −1 )
∆𝑣⃗ = | | ∆∆𝑥 + | | ∆𝑡
𝜕∆𝑥 𝜕𝑡
∆𝑣⃗ = |𝑡 −1 |∆∆𝑥 + |−∆𝑥𝑡 −2 |∆𝑡
∆𝑣⃗ = |𝑡 −1 ∆∆𝑥| + |∆𝑥𝑡 −2 ∆𝑡|
∆𝑣⃗ ∆∆𝑥𝑡 −1 ∆𝑥𝑡 −2 ∆𝑡
=| |+| |
𝑣⃗ 𝑣⃗ 𝑣⃗
∆𝑣⃗ ∆∆𝑥𝑡 −1 ∆𝑥𝑡 −2 ∆𝑡
=| | + | |
𝑣⃗ ∆𝑥𝑡 −1 ∆𝑥𝑡 −1
∆𝑣⃗ ∆∆𝑥 ∆𝑡
=| |+| |
𝑣⃗ ∆𝑥 𝑡
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
1. Orang pertama
∆𝑥 = |2,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |4,0 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
2,0000 𝑚
𝑣⃗ =
4,0 𝑠
𝑣⃗ = 0,5𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0,5 𝑚/𝑠
2,0000 4,0
∆𝑣⃗ = 0,00625 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0,00625
KR = ⃗⃗
× 100% = × 100% = 1,25% → (3 AB)
𝑣 0,5
DK = 100% - KR = 100% - 1,25 % = 98,75%
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,5 ± 0,005|𝑚/𝑠

2. Orang kedua
∆𝑥 = |2,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |3,3 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
2,0000 𝑚
𝑣⃗ =
3,3 𝑠
𝑣⃗ = 0.52 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0,52 𝑚/𝑠
2,0000 3,3
∆𝑣⃗ = 0,19409 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0,19409
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0,52
× 100% = 3,7325 % → (5 𝐴𝐵 )
DK = 100% - KR = 100% - 3,7325% = 96,2275%
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,52 ± 0,19409|𝑚/𝑠

3. Orang ketiga
∆𝑥 = |2,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |1,9 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
2,0000 𝑚
𝑣⃗ =
1,9 𝑠
𝑣⃗ = 1,05 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 1,05 𝑚/𝑠
2,0000 1,9
∆𝑣⃗ = 0,0747 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0,0747
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 1,05
× 100% = 7,114 % → (4 𝐴𝐵)
DK = 100% - KR = 100% - 7,114% = 92,886 %
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |1,05 ± 0,1|𝑚/𝑠
b. Kecepatan dari A ke B ke C
1. Orang pertama
∆𝑥 = |3,6000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |9,4 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
3,6000 𝑚
𝑣⃗ =
9,4 𝑠
𝑣⃗ = 0,38 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0.38 𝑚/𝑠
3,6000 9,4
∆𝑣⃗ = 0,7040𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0,7040
KR = 𝑣⃗⃗
× 100% = 0,38
× 100% = 1,8726 % → (5 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 1.8726% = 98.1274 %
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,38 ± 0,7040|𝑚/𝑠
2. Orang kedua
∆𝑥 = |3.6000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |6,9 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
3,6000 𝑚
𝑣⃗ =
6,9 𝑠
𝑣⃗ = 0,52 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0,52 𝑚/𝑠
3,6000 6,9
∆𝑣⃗ = 0.7036 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0,7036
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0,52
× 100% = 1,373 % → (4 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 1,3730% = 98,27%
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,52 ± 0,7036|𝑚/𝑠
3. Orang ketiga
∆𝑥 = |3,6000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |5,0 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
3,6000 𝑚
𝑣⃗ =
50 𝑠
𝑣⃗ = 0,72 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0,72 𝑚/𝑠
3,6000 5,0
∆𝑣⃗ = 0.0648 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0.0648
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0.72
× 100% = 3,24% → (3 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 3,24% = 96,76%
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,72 ± 0,0648|𝑚/𝑠
c. Kecepatan dari A ke B ke C ke D
1. Orang pertama
∆𝑥 = |3,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |12,2 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
3,0000 𝑚
𝑣⃗ =
12,2 𝑠
𝑣⃗ = 0,016 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0,016𝑚/𝑠
3,0000 12,2
∆𝑣⃗ = 0,0006 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0,0006
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0,078
× 100% = 0,77% → (2 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 0.77% = 99,23%
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,0780 ± 0,0006|𝑚/𝑠
2. Orang kedua
∆𝑥 = |3,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |10,2 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
3,0000 𝑚
𝑣⃗ =
10,2 𝑠
𝑣⃗ = 0,029 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0,029 𝑚/𝑠
3,0000 10,2
∆𝑣⃗ = 0,0702 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0.0702
KR = ⃗⃗
× 100% = × 100% = 1.7741% → (5 AB)
𝑣 0.029
DK = 100% - KR = 100% - 1,7741% = 98,22%
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,029 ± 0,0702|𝑚/𝑠
3. Orang ketiga
∆𝑥 = |3,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |7,2 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
3,0000 𝑚
𝑣⃗ =
7,2 𝑠
𝑣⃗ = 0,041 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0,041 𝑚/𝑠
3,0000 7,2
∆𝑣⃗ = 0.0707 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0.0707
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0.041
× 100% = 1,7743 % → (5 AB)
CD = 100% - KR = 100% - 1,7743% = 98,22%
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0,041 ± 0,0707|𝑚/𝑠
d. Kecepatan dari A ke B ke C ke D ke A
1. Orang pertama
∆𝑥 = |0.0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |17,0 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
0,0000 𝑚
𝑣⃗ =
17,0 𝑠
𝑣⃗ = 0 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0 𝑚/𝑠
0,0000 17,0
∆𝑣⃗ = 0 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0 × 100% = ∞
DK = 100% - KR = 100% - ∞ = ∞
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0 ± 0|𝑚/𝑠
2. Orang kedua
∆𝑥 = |0,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |13,5 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
0,0000 𝑚
𝑣⃗ =
13,5 𝑠
𝑣⃗ = 0 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0 𝑚/𝑠
0,0000 13,5
∆𝑣⃗ = 0 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0
KR = ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0 × 100% = ∞
DK = 100% - KR = 100% - ∞ = ∞
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0 ± 0|𝑚/𝑠
3. Orang ketiga
∆𝑥 = |0,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |9,0 ± 0,1| 𝑠
∆𝑥
𝑣⃗ =
𝑡
0,0000 𝑚
𝑣⃗ =
9,0 𝑠
𝑣⃗ = 0 𝑚/𝑠
∆∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = | + | 𝑣⃗
∆𝑥 𝑡
0.0005 0,1
∆𝑣⃗ = | + | 0 𝑚/𝑠
0.0000 9,0
∆𝑣⃗ = 0 𝑚/𝑠
∆𝑣⃗⃗ 0
KR= ⃗⃗
𝑣
× 100% = 0 × 100% = ∞
DK = 100% - KR = 100% - ∞ = ∞
PF = 𝑣⃗ = |𝑣⃗ ± ∆𝑣⃗| = |0 ± 0|𝑚/𝑠
e. Kelajuan dari A ke B
𝑥
𝑣=
𝑡
𝑣 = 𝑥𝑡 −1
𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = | | ∆𝑥 + | | ∆𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑡
𝜕(𝑥𝑡 −1 ) 𝜕(𝑥𝑡 −1 )
∆𝑣 = | | ∆𝑥 + | | ∆𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑡
∆𝑣 = |𝑡 −1 |∆𝑥 + |−𝑥𝑡 −2 |∆𝑡
∆𝑣 = |𝑡 −1 |∆𝑥 + |𝑥𝑡 −2 |∆𝑡
∆𝑣 = |𝑡 −1 ∆𝑥| + |𝑥𝑡 −2 ∆𝑡|
∆𝑣 𝑡 −1 ∆𝑥 𝑥𝑡 −2 ∆𝑡
=| |+| |
𝑣 𝑣 𝑣
∆𝑣 𝑡 −1 ∆𝑥 𝑥𝑡 −2 ∆𝑡
= | −1 | + | |
𝑣 𝑥𝑡 𝑥𝑡 −1
∆𝑣 ∆𝑥
= | | + |𝑡 −1 ∆𝑡|
𝑣 𝑥
∆𝑣 ∆𝑥 ∆𝑡
= | |+| |
𝑣 𝑥 𝑡
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡

1. Orang pertama
𝑥 = |2,0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |4,0 ± 0,1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
2,0000 𝑚
𝑣=
4,0 𝑠
𝑣 = 0,5 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣 = | + | 0,5 𝑚/𝑠
2,0000 4,0
∆𝑣 = 0,012 𝑚/𝑠
∆𝑣 0,012
KR = 𝑣
× 100% = 0,5
× 100% = 2,4% → (2 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 2,40% = 97,6%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,5 ± 0,012|𝑚/𝑠
2. Orang kedua
𝑥 = |2,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |3,3 ± 0,1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
2,0000 𝑚
𝑣=
3,3 𝑠
𝑣 = 0,6 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣 = | + | 0,6 𝑚/𝑠
2,0000 3,3
∆𝑣 = 0,018 𝑚/𝑠
∆𝑣 0,018
KR = 𝑣
× 100% = 0,6
× 100% = 3 % → (1 𝐴𝐵)
DK = 100% - KR = 100% - 3% = 97%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,6 ± 0,018|𝑚/𝑠
3. Orang ketiga
𝑥 = |2,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |1,9 ± 0,1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
2,0000 𝑚
𝑣=
2.2 𝑠
𝑣 = 0,9 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣 = | + | 0,9 𝑚/𝑠
2,0000 1,9
∆𝑣 = 0,04 𝑚/𝑠
∆𝑣 0,04
KR = 𝑣
× 100% = 0,9
× 100% = 4,44% → (3 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 4,44% = 95,56%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,9 ± 0,04|𝑚/𝑠
f. Kelajuan dari A ke B ke C
1. Orang pertama
𝑥 = |5,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |9,4 ± 0,1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
5,0000 𝑚
𝑣=
9,4 𝑠
𝑣 = 0,53 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0,0005 0,1
∆𝑣 = | + | 0,53 𝑚/𝑠
5,0000 9,4
∆𝑣 = 0,005 𝑚/𝑠
∆𝑣 0,005
KR = 𝑣
× 100% = 0,53
× 100% = 0,940% → (3 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 0,940% = 99,06%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,53 ± 0,005|𝑚/𝑠
2. Orang kedua
𝑥 = |5,0000 ± 0,0005|𝑚
𝑡 = |6,9 ± 0,1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
5,0000 𝑚
𝑣=
6,9 𝑠
𝑣 = 0,72 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 0.72 𝑚/𝑠
5.0000 6,9
∆𝑣 = 0.0105 𝑚/𝑠
∆𝑣 0.0105
KR = 𝑣
× 100% = 0,72
× 100% = 1,4783% → (5 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 1,4783% = 98,52%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0.72 ± 1,4783|𝑚/𝑠
3. Orang ketiga
𝑥 = |5.0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |5.0 ± 0.2|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
5.0000 𝑚
𝑣=
5.0 𝑠
𝑣 = 1 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + |𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 1 𝑚/𝑠
5.0000 5.0
∆𝑣 = 0.0700 𝑚/𝑠
∆𝑣 0,0700
KR = 𝑣
× 100% = 1
× 100% = 7 % → (1 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 1% = 99 %
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |1.0000 ± 0.0700|𝑚/𝑠
g. Kelajuan dari A ke B ke C ke D
1. Orang pertama
𝑥 = |7,0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |12,2 ± 0.1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
7,0000 𝑚
𝑣=
12,2 𝑠
𝑣 = 0.5737 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 0.35737 𝑚/𝑠
7,0000 12,2
∆𝑣 = 0.0747 𝑚/𝑠
∆𝑣 0.0747
KR= 𝑣
× 100% = 0.3537
× 100% = 2,1119 % → (5 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 2,1119% = 97,88%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,3537 ± 0.0747|𝑚/𝑠
2. Orang kedua
𝑥 = |7.0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |10,2 ± 0.1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
7,0000 𝑚
𝑣=
10,2 𝑠
𝑣 = 0,6762𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 0.6762 𝑚/𝑠
7.0000 10,2
∆𝑣 = 0,7067𝑚/𝑠
∆𝑣 0.7062
KR = × 100% = × 100% = 1,0143% → (5 AB)
𝑣 0,6762
DK = 100% - KR = 100% - 1,0143 % = 98.98%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,6762 ± 0,7067|𝑚/𝑠
3. Orang ketiga
𝑥 = |7,0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |7,2 ± 0.1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
7,0000 𝑚
𝑣=
7,2 𝑠
𝑣 = 0,97𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 0,97𝑚/𝑠
7,0000 7,2
∆𝑣 = 0.7135 𝑚/𝑠
∆𝑣 0.7135
KR = 𝑣
× 100% = 0,97
× 100% = 7,3756 % → (5 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 7,3756% = 97.5%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,9 ± 7,3756|𝑚/𝑠
h. Kelajuan dari A ke B ke C ke D ke A
1. Orang pertama
𝑥 = |10.0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |17,0 ± 0.1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
10.0000 𝑚
𝑣=
17,0 𝑣𝑠
𝑣 = 1,47 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 1,47 𝑚/𝑠
10.0000 17,0
∆𝑣 = 0.0786 𝑚/𝑠
∆𝑣 0.0786
KR = 𝑣
× 100% = 1,47
× 100% = 5,3169 % → (5 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 5,3169% = 94,68 %
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0.350 ± 0.003|𝑚/𝑠
2. Orang kedua
𝑥 = |10.0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |13,5 ± 0.1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
10.0000 𝑚
𝑣=
13,5 𝑠
𝑣 = 0.7407𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 0.7407 𝑚/𝑠
10.0000 13,5
∆𝑣 = 0.0755 𝑚/𝑠
∆𝑣 0.0755
KR = 𝑣
× 100% = 0.7407
× 100% = 1,0193 % → (5 𝐴𝐵)
DK = 100% - KR = 100% - 1,0193% = 98,98%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |0,7407 ± 0,0755|𝑚/𝑠
3. Orang ketiga
𝑥 = |10.0000 ± 0.0005|𝑚
𝑡 = |9,0 ± 0.1|𝑠
𝑥
𝑣=
𝑡
10.0000 𝑚
𝑣=
9,0 𝑠
𝑣 = 1,1 𝑚/𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣 = | + | 𝑣
𝑥 𝑡
0.0005 0.1
∆𝑣 = | + | 1,1 𝑚/𝑠
10.0000 9,0
∆𝑣 = 0,1901𝑚/𝑠
∆𝑣 0.1901
KR = 𝑣
× 100% = 1,1
× 100% = 1,7781% → (5 AB)
DK = 100% - KR = 100% - 1.7781% = 98,22%
PF = 𝑣 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |1,1000 ± 0,1901|𝑚/𝑠
i. Vektor Posisi dari titik A, B, C, dan D

B C

A D

𝐴⃗ = (0𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚
⃗⃗ = (0𝑖̂ + 3𝑗̂)𝑚
𝐵
𝐶⃗ = (2𝑖̂ + 3𝑗̂)𝑚
⃗⃗ = (2𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚
𝐷

1. A ke B
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐵
𝐴𝐵 ⃗⃗ − 𝐴⃗ = (0𝑖̂ + 3𝑗̂)𝑚 − (0𝑖̂ + 0𝑗̂) 𝑚
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = (0𝑖̂ + 3𝑗̂) 𝑚

2. A ke B ke C
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 = 𝐶⃗ − 𝐴⃗ = (2𝑖̂ + 3𝑗̂)𝑚 − (0𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (2𝑖̂ + 3𝑗̂)𝑚
𝐴𝐶

3. A ke B ke C ke D
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 = 𝐷 ⃗⃗ − 𝐴⃗ = (2𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚 − (0𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 = (2𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚

4. A ke B ke C ke D ke A
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴⃗ − 𝐴⃗ = (0𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚 − (0𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚
𝐴𝐴
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (0𝑖̂ + 0𝑗̂)𝑚
𝐴𝐴
2. Aktivitas 2
a. Kecepatan yang diperoleh pada setiap data serta analisis ketidakpastiannya.
1. ketinggian |5,00 ± 0,05| cm
a. O – A ( |11,80 ± 0,05| cm)
𝑡̅ = 1,97 𝑠
𝑥 11,80
𝑣⃗𝑜𝑎 = 𝑡
= 1,97 = 5,98 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ =[ + ] v
𝑥 𝑡
0,05 0,1
= [11,80 + 1,97] 5,98

= [0,00423 + 0,0507] 5,98


= [0,05493 ] 5,98
= 0,328 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
𝑣
x 100%
0,328
= 5,98
x 100%

= 0,0548 x 100%
= 5,48 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 5,48
= 94,52 %
𝑣⃗ = |5,980 ± 0,328| 𝑐𝑚⁄𝑠
b. O – B (|23,60 ± 0,05|cm)
𝑡̅ = 3,17 𝑠
𝑥 23,60
𝑣⃗𝑜𝑏 = 𝑡
= 3,17 = 7,4 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ =[𝑥 + 𝑡
] v
0,05 0,1
= [23,60 + 3,17] 7,4

= [0,002118 + 0,0315]7,4
= [0,03361] 7,4
= 0,2487 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
𝑣
x 100%
0,2487
= 7,4
x 100%

= 0,0336 x 100%
= 3,36 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 3,36 %
= 96,64 %
𝑣⃗ = |7,4000 ± 0,2487| 𝑐𝑚⁄𝑠
c. O – C (35,40 cm)
𝑡̅ = 4,97 𝑠
𝑥 35,40
𝑣⃗𝑜𝑐 = 𝑡
= 4,97 = 7,12 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = [ 𝑥 + 𝑡
] v
0,05 0,1
= [35,40 + 4,97]7,12

= [0,00141 + 0,0201]7,12
= [0,02151] 7,12
= 0,153 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
x 100%
𝑣
0,153
= x 100%
7,12

= 0,0214 x 100%
= 2, 14 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 2,14%
= 97,86 %
𝑣⃗ = |7,120 ± 0,153| 𝑐𝑚⁄𝑠
d. O – D (47,10 cm)
𝑡̅ = 6,1 𝑠
𝑥 47,10
𝑣⃗𝑜𝑑 = 𝑡
= 6,1
= 7,72 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = [ 𝑥 + 𝑡
] v
0,05 0,1
= [47,10 + 6,1]7,72

= [0,00106 + 0,016] 7,72


= [0,01706] 7,72
= 0,131 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
𝑣
x 100%
0,131
= 7,72
x 100%

= 0,0169 x 100%
= 1,69 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 1,69 %
= 98,31 %
𝑣⃗ = |7,720 ± 0,131| 𝑐𝑚⁄𝑠
2. Height |10,00 ± 0,05| cm
a. O – A (|11,80 ± 0,05|cm)
𝑡̅ = 1,13 𝑠
𝑥 11,80
𝑣⃗𝑜𝑎 = = = 10,4 𝑐𝑚⁄𝑠
𝑡 1,13
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = [ + ] v
𝑥 𝑡
0,05 0,1
= [11,80 + 1,13] 10,4

= [0,00423 + 0,0884] 10,4


= [0,09263] 10,4
= 0,092 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
𝑣
x 100%
0,092
= x 100%
10,4

= 0,00884 x 100%
= 0,884 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,884 %
= 99,116 %
𝑣⃗ = |10,400 ± 0,092| 𝑐𝑚⁄𝑠
b. O – B (|23,60 ± 0,05|cm)
𝑡̅ = 2,03 𝑠
𝑥 23,60
𝑣⃗𝑜𝑏 = = = 11,62 𝑐𝑚⁄𝑠
𝑡 2,03
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = [ 𝑥 + 𝑡
] v
0,05 0,1
= [23,60 + 2,03] 11,62

= [0,0021 + 0,049] 11,62


= [0,0511] 11,62
= 0,59 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
x 100%
𝑣
0,59
= 11,62 x 100%

= 0,0507 x 100%
= 5,07 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 5,07 %
= 94,93 %
𝑣⃗ = |11,62 ± 0,59| 𝑐𝑚⁄𝑠
c. O – C (|35,40 ± 0,05|cm)
𝑡̅ = 3,13 𝑠
𝑥 35,40
𝑣⃗𝑜𝑐 = 𝑡
= 3,13 = 11,3 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = [ 𝑥 + 𝑡
] v
0,05 0,1
= [35,40 + 3,13] 11,3

= [0,00141 + 0,0319]
= [0,03331] 11,3
= 0,376 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
𝑣
x 100%
0,376
= 11,3
x 100%

= 0,0332 x 100%
= 3, 32 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 3,32 %
= 96,68 %
𝑣⃗ = |11,300 ± 0,376| 𝑐𝑚⁄𝑠
d. O – D (|47,10 ± 0,05|cm)
𝑡̅ = 4,83 𝑠
𝑥 47,10
𝑣⃗𝑜𝑑 = = = 9,75 𝑐𝑚⁄𝑠
𝑡 4,83
∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣⃗ = [ 𝑥 + 𝑡
] v
0,05 0,1
=[ + ] 9,75
47,10 4,83

= [0,00106 + 0,0207] 9,75


= [0,0217] 9,75
= 0,211 𝑐𝑚⁄𝑠
∆𝑣⃗⃗
𝐾𝑅 = ⃗⃗
𝑣
x 100%
0,211
= 9,75
x 100%

= 0,0216 x 100%
= 2,16 % (3 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 2,16%
= 97,84 %
𝑣⃗ = |9,750 ± 0,211| 𝑐𝑚⁄𝑠
3. Plot grafik hubungan antara jarak dan waktu tempuh pada setiap ketinggian.
a. Grafik pada ketinggian |5,00 ± 0,05| cm.

Grafik hubungan antara jarak dan waktu


50
45 y = 8.1867x - 3.5789
R² = 0.9913 47.1
40
35
30 35.4
jarak (m)

25
20 23.6
15
10
11.8
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7
waktu (s)

Grafik 1.1: mengukur hasil dari jarak dan waktu

y = mx + c s = v.t + s0

s = 8,186x + 3,578

v = 8,186 cm/s

DK = R2×100%

= 0,991×100%

= 99,1%

KR = 100% - DK

= 100% - 99,1%

= 0,9% (1 AB)
KR ×V
∆v = 100%

0,9 × 8,186
=
100%

= 0,073 cm/s

v = | 8,186 ± 0,073 | cm/s

b. Grafik pada ketinggian |10,00 ± 0,05| cm.

Grafik hubungan antara jarak dan waktu


60

50 y = 9.4317x + 3.255
R² = 0.9773
40 47.1
jarak (cm)

30 35.4

20
23.6
10
11.8
0
0 1 2 3 4 5 6
waktu (s)

Grafik 1.2: mengukur hasil dari jarak dan waktu

y = mx + c s = v.t + s0

s = 9,431x + 3.255

v = 9,431 cm/s

DK = R2×100%

= 0,977×100%

= 97,7%
KR = 100% - DK

= 100% - 97,7%

= 2,3% (2 AB)

KR × V
∆v = 100%

2,3× 9,431
= 100%

= 0,216 cm/s

v = | 9,431 ± 0,216| cm/s

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu gerak lurus beraturan, jarak adalah panjang lintasan
yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah. Sedangkan perpindahan adalah besar
perubahan posisi benda dari posisi awal ke posisi akhir. Selain itu, kecepatan adalah
perpindahan yang dilakukan benda setiap satuan waktu pada suatu lintasan, sedangkan
kelajuan adalah besarnya jarak yang di tempuh benda tiap satuan waktu. Hubungan antara
perpindahan dengan waktu tempuh ialah berbanding lurus artinya setiap waktu terjadinya
perubahan posisi atau perpindahan yang terjadi berubah secara konstan. Kecepatan dan
kelajuan menghasilkan nilai yang berbeda dikarenakan kecepatan menggunakan perpindahan
sedangkan kelajuan menggunakan jarak yang kemudian sama-sama dibagikan dengan
waktunya. Ada kecepatannya yang Nol, karena diakibatkan perpindahannya bernilai Nol
pula, karena adanya perpindahan dari titik awal namun kembali lagi ke titik awal,sehingga
inilah yang menyebabkan nilai kecepatannya menjadi nol.

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan
lurus yang dalam waktu sama benda menempuh jarak yang sama. Gerak lurus beraturan
(GLB) juga dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus
dengan kelajuan tetap. Dalam kehidupan sehari-hari, jarang ditemui contoh benda yang
bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Misalnya, sebuah mobil yang bergerak dengan
kelajuan 80 km/jam, kadang-kadang harus memperlambat kendaraannya ketika ada
kendaraan lain di depannya atau bahkan dipercepat untuk mendahuluinya. Gerak lurus kereta
api dan gerak mobil di jalan tol yang bergerak secara stabil bisa dianggap sebagai contoh
gerak lurus dalam keseharian.
KESIMPULAN

Setelah dilakukannya percobaan mengenai Gerak Lurus Beraturan,dapat disimpulkan:


1. Jarak adalah Panjang total lintasan yang dilalui benda bergerak sedangkan perpindahan
adalah besar perubahan posisi dari posisi awal benda ke posisi akhir.
2. Kecepatan adalah perubahan posisi benda pada satuan waktu atau lebih mengarah pada
perpindahan dibagi waktu tempuh sedangkan kelajuan adalah besar jarak tempuh per
satuan waktu atau lebih mengarah pada jarak dibagi waktu tempuh. Kami dapat
memahami Gerak Lurus Beraturan itu merupakan gerak sebuah benda pada lintasan
yang berbentuk garis lurus dengan kecepatan tetap.
3. Hubungan antara ∆x dan t dalam GLB adalah tergantung dari lintasan benda yang
bergerak, apabila benda bergerak dari titik A ke D melewati titik B, C, kemudian ke D
maka waktu yang diperlukan semakin banyak. Namun Jika benda bergerak langsung
dari titik A ke D tanpa melewati B, C waktu yang di perlukan semakin singkat, padahal
perpindahan yang dilakukan kedua benda akan sama besarnya namun waktu yang
diperlukan berbeda bergantung pada lintasan yang di tempuh.
4. GLB adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dalam waktu yang sama
benda menempuh jarak yang sama.
5. Kelajuan yang di peroleh dari hasil praktikum ini juga berbeda dari tiap lintasan, faktor
yang menyebabkannya tidak lain adalah sama dengan faktor diatas, namun dalam
kelajuan dan kecepatan yang membedakan adalah jarak dan perpindahan.

DAFTAR RUJUKAN

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1.
Makassar

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1(Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai