BAB I
PENDAHULUAN
karena tingkat higienis yang masih rendah, diagnosis yang terlambat, angka
kejadian tuberkulosis yang masih tinggi, pengobatan osteomielitis memerlukan
waktu lama dan biaya yang tinggi, serta banyak pasien dengan fraktur terbuka
Oleh karena itu, melalui referat ini penulis ingin lebih memahami dan
memberikan informasi mengenai osteomielitis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan stuktur sekundernya oleh
bakteri piogenik. Infeksi bisa terlokalisir atau menyebar sepanjang periosteum,
Infeksi tulang lebih sulit di sembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak,
karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya
tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru
disekeliling jaringan tulang mati). Bakteri atau jamur menjadi penyebab paling
banyak terjadinya osteomielitis. Staphylococcus merupakan agen infeksi yang
paling umum ditemukan pada osteomielitis pada saat ini dan bahkan sebelum
berkembangnya antibiotik.3,6
2.2 Epidemiologi
Secara umum prevalensi osteomielitis lebih tinggi pada negara
berkembang. Di Amerika Serikat insidensi osteomielitis adalah 1 dari tiap 5000
orang, dan 1 dari tiap 1000 usia bayi. insidensi pertahun pada pasien sickle cell
berkisar 0,36%. Prevalensi osteomielitis setelah adanya trauma pada kaki bisa
meningkat yaitu 16% terdapat dalam 30-40% pasien diabetes, dan jika
dibandingkan antara laki-laki dan perempuan kira-kira 2:1. Angka kematian akibat
osteomielitis rendah, biasanya disebabkan sepsis atau kondisi medis serius yang
menyertai.4,7
3
kuat.2,3,7
2.3 Etiologi
Bakteri penyebab osteomielitis secara umum adalah :8
Bakteri penyebab dari osteomielitis akut dan langsung antara lain meliputi :3
setelah pembedahan.5,7
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisasi dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah
terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang
sehubungan dengan peningkatan dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi
di sekitarnya, kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan; namun yang lebih
sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk
dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses
pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan
mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang
terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan
mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan,
namun sequestrum infeksius kronis yang tetap rentan mengeluarkan abses
2.5 Klasifikasi
Pembagian osteomielitis yang sering digunakan adalah sebagai berikut:7
infeksi.9
pembedahan.9
2.6 Diagnosis
Pasien selalu mengeluhkan demam, malaise, udem, hangat dan nyeri yang
hebat pada tulang yang terkena. Pada kasus terlantar, toksemia bisa ditemukan.
pada anak-anak akan sukar menggunakan tungkainya atau menolak untuk disentuh
8
tungkainya dan anak akan kesulitan tegak secara normal. Ada riwayat infeksi yang
baru terjadi, misalnya infeksi jempol, sakit tenggorokan atau keluarnya sekret dari
telinga.1 Pada osteomielitis kronik, ditemukan fistel kronik pada ekstremitas yang
Pada awal penyakit gejala lokal seperti pembengkakan atau selulitis belum
tampak. Pada masa ini dapat salah diagnosis sebagai demam tifoid. Nyeri spontan
lokal yang mungkin disertai nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta kesukaran
gerak dari ekstremitas yang terkena, merupakan gejala osteomielitis hematogen
akut. Pada saat ini diagnosis harus ditentukan berdasarkan gejala klinis, untuk
memberikan pengobatan yang adekuat. Pada kasus yang berat, semua bagian
tungkai menjadi bengkak, merah dan hangat. Diagnosis menjadi lebih jelas jika
didapatkan selulitis subkutis. Limfadenopati umum ditemukan tetapi tidak khas.
Penting untuk diingat, semua gejala klinis ini dapat melemah jika diberikan
antibiotik.9,10,12
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hitung leukosit dapat meningkat
b. Shift to the left dari hitung jenis meningkatnya jumlah PMN
c. C- reactive protein (CRP) meningkat
d. Peningkatan LED, terjadi pada 90 % kasus, namun tidak spesifik
e. Kultur, dapat menegakkan diagnosis dan menentukan jenis bakteri
penyebab dan akhirnya menentukan jenis pengobatan. Termasuk kultur
darah dan tulang. Kultur darah akan sangat bermakna pada osteomielitis
hematogen. Kultur tulang dapat menegakkan diagnosis lebih baik daripada
kultur darah/
2. Pemeriksaan pencitraan11
a. Foto rontgen
9
b. MRI
MRI akan menghasilkan hasil yang terbaik. Dapat sebagai pendeteksian
dini dan menentukan lokasi osteomielitis. Karena dapat memperlihatkan
edem dan destruksi medula, disamping reaksi periosteal, destruksi
kortikal, kerusakan sendi, dan jaringan lunak yang terlibat, bahkan ketika
radiografi konvensional belum menunjukkan adanya kelainan
10
periosteal dan edem caput femoral dan jaringan lunak sekitar (panah).7
d. CT scan
Pemeriksaan dapat ini menentukan kalsifikasi abnormal, osifikasi dan
gangguan pada intra kortikal. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan, namun
dapat dilakukan bila pemeriksaan MRI tidak ada.
periosteal dan edem caput femoral dan jaringan lunak sekitar (panah).11
e. Ultrasonografi
Pemeriksaan yang sederhana dan murah ini memperlihatkan hasil yang
baik pada osteomielitis akut anak. Dapat dilakukan segera, 1-2 hari
setelah timbul gejala. Gambaran yang didapatkan abses jaringan lunak
atau penumpukan cairan dan penonjolan periosteum.
2.7 Penatalaksanaan
Jika osteomielitis dicurigai pada pemeriksaan klinis, contoh darah dan
cairan harus diambil dan pengobatan dimulai segera tanpa menunggu konfirmasi
akhir diagnosis. Ada 4 aspek penting dalam manajemen pasien: (1)pengobatan
12
suportif untuk nyeri dan dehidrasi, (2)pembebatan area yang terkena (3) terapi
Osteomielitis kronik pada dewasa lebih sukar untuk diterapi dan umumnya
diobati dengan pemberian antibiotik dan tindakan bedah. Terapi antibiotik empiris
biasanya tidak direkomendasikan. Tergantung pada tipe osteomielitis kronik,
pasien diobati dengan antibiotik parenteral selama 2 sampai 6 minggu. Tindakan
bedah bervariasi dari mulai drainase terbuka abses atau sekuestrektomi sampai
amputasi. Akan sangat efektif jika dilakukan debridement ekstensif semua jaringan
nekrotik dan granulasi bersamaan dengan rekonstruksi tulang dan defek jaringan
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
1. Abses tulang
2. Abses paravertebral/epidural
3. Bakteremia
4. Fraktur
5. Selulitis jaringan lunak
6. Sinus jaringan lunak
2.9 Prognosis
Ketika pengobatan didapatkan, hasil akhir dari osteomielitis biasanya
bagus. Prognosis menjadi lebih buruk pada osteomielitis kronik, bahkan jika
dilakukan pembedahan, abses dapat terjadi sampai beberapa minggu, bulan atau
tahun setelahnya. Amputasi biasanya dibutuhkan, terutama pada pasien dengan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
1. Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Proses inflamasi
terjadi akut maupun kronik yang mengenai tulang dan strukturnya yang
diakibatkan infeksi kuman piogenik.
2. Osteomielitis hematogenik akut merupakan penyakit yang terutama terjadi
pada anak-anak. Osteomielitis karena trauma langsung dan osteomielitis
perkontinuitatum umum sering terjadi pada usia dewasa dan remaja
dibandingkan usia anak-anak.
3. Staphylococcus merupakan agen infeksi yang paling umum ditemukan pada
osteomielitis pada saat ini dan bahkan sebelum berkembangnya antibiotik
4. Manajemen pasien dengan osteomielitis adalah (1)pengobatan suportif
untuk nyeri dan dehidrasi, (2)pembebatan area yang terkena (3) terapi
antibiotik dan (4) drainase pembedahan
3.2 Saran
• Perlu pengetahuan dan pemahaman mengenai osteomielitis untuk
menegakkan diagnosis secara tepat dan dini
16
DAFTAR PUSTAKA