Gaya Gesekan
Gaya Gesekan
Abstrak. Telah dilakukan eksperimen Gaya Gesekan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, memahami konsep gaya gesek statik dan gaya
kinetik, serta menentukan koefisien gesek statik dan kinetik. Eksperimen ini terdiri atas empat
kegiatan. Pada kegiatan pertama diamati hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan. Pada
kegiatan kedua diamati hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan. Pada kegiatan
ketiga, kami menentukan koefisien gesekan statik pada bidang miring. Pada kegiatan keempat,
kami menentukan koefisien gesekan kinetik pada bidang miring. Dari percobaan yang dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat dan akibat gesekan dari beberapa jenis permukaan benda
tidaklah sama. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya koefisien gesekan yang dimiliki oleh beberapa
benda tersebut. Dimana, koefisien gesekan disebabkan oleh faktor gaya geseknya (gaya akibat
bersentuhannya permukaan benda dengan permukaan bidang miring yang tidak licin) dan sudut
elevasi yang dimilikinya serta perbedaan rupa (licin dan kasarnya) suatu permukaan benda/jenis
bahan-bahan yang bergesekan.
Kata kunci: Gaya gesekan, koefisien gesekan kinetik, koefisien gesekan statik.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam kegiatan ini yaitu:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan?
2. Bagaimana konsep gaya gesek statik dan kinetik ?
3. Bagaimana cara menentukan koefisien gesek statik dan kinetik?
TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan.
2. Memahami konsep gaya gesek statik dan kinetik
3. Menentukan koefisien gesek statik dan kinetik.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak Bila sebuah balok
massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang horizontal,
maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan balok mengalami
perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini disebut gaya gesekan. Besarnya
gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan antar kedua permukaan benda dan gaya
1
normal. Besarnya koefisien gesekan ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan
benda.
Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan kinetik
(fk). Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar, kemudian
ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini.
F
f
W
Gambar 3.1: Gaya-gaya yang bekerja pada benda
Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:
1. Untuk harga F <fs maka balok dalam keadaan diam.
2. Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan gaya gesekan
statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetisfk.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain
disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah dimulai, gaya
gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih
kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang bekerja antara dua
permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik. Jika f s menyatakan
besar gaya gesekan statik maksimum, maka :
fs
s (3.1)
N
Dengan s adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika fk
2
Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk sudut
sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda dan bidang
diberikan oleh persamaan,
S = tan c
(3.3)
Dengan c adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut
kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang, dengan
keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang lebih besar dari c,
balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang miring dengan
percepatan :
a x g (sin k cos )
(3.4)
di mana adalah sudut kemiringan bidang dan k adalah koefisien gesek kinetik antara
benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien gesekan k dapat
dihitung.
3
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : gaya normal
2. Variabel respon : gaya tarik
3. Variabel kontrol : jenis permukaan
Kegiatan II
1. Variabel manipulasi : jenis permukaan
2. Variabel respon : gaya tarik
3. Variabel kontrol : gaya normal
Kegiatan III
1. Variabel manipulasi : gaya berat
2. Variabel respon : sudut kritis
3. Variabel kontrol :-
Kegiatan IV
1. Variabel manipulasi : jarak tempuh
2. Variabel respon : waktu tempuh
3. Variabel kontrol : massa beban, sudut kemiringan bidang
4
Variabel kontrol yaitu variabel yang selalu dikontrol, dalam hal ini yaitu:
1. Jenis permukaan.
2. Gaya normal.
3. Massa beban, menyatakan banyaknya materi yang terkandung pada suatu benda.
4. Sudut kemiringan bidang.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Tarik balok dengan neraca pegas seperti pada gambar di bawah ini.
Neraca pegas
Balok
Tali Katrol
Meja
Amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada
saat balok bergerak lurus beraturan. Tambahkan beban di atas balok, dan amati
penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok
bergerak lurus beraturan. Lakukan beberapa kali dengan mengubah-ubah penambahan
beban di atas balok. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 2: Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan
Ganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus. Amati penunjukan
pegas. Pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan.
Lakukan kegiatan ini beberapa kali dengan mengganti permukaan meja atau balok yang
lebih kasar/halus. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 3: Menentukan koefisien gesekan statik pada bidang miring
Siapkan alat dan bahan yang anda butuhkan. Letakkan bidang di atas meja dengan
posisi mendatar ( = 0). Letakkan balok persegi di salah satu ujung bidang tersebut.
Angkat secara perlahan ujung bidang tempat balok persegi berada sehingga sudut
kemiringan bidang bertambah. Catat sudut kemiringan bidang pada saat benda tepat akan
bergerak. Ulangi kegiatan dengan menambah beban pada balok persegi hingga anda
peroleh sedikitnya 5 (lima) data pengukuran sudut.
5
Kegiatan 4: Menentukan koefisien gesekan kinetik pada bidang miring
Atur kemiringan bidang dengan sudut yang lebih besar dari sudut kritis (c) yang
telah anda peroleh pada bagian 1 di atas untuk balok persegi tanpa beban tambahan. Catat
sudut kemiringan ini sebagai 1. Letakkan balok di ujung atas bidang yang telah anda
ketahui panjangnya. Lepaskan balok bersamaan dengan menjalankan stopwatch untuk
mengukur waktu tempuh balok persegi bergerak lurus berubah beraturan hingga ke ujung
bawah bidang. Catat waktu tempuh ini sebagai t1. Ulangi kegiatan dengan sudut
kemiringan yang berbeda-beda paling sedikit 6 data. Catat hasil pengamatan pada tabel
hasil pengamatan.
2.|0,80 ± 0,05|
3.|0,70 ± 0,05|
2.|0,30 ± 0,05|
3.|0,30 ± 0,05|
2.|1,20 ± 0,05|
3.|1,10 ± 0,05|
6
2. |1669 ± 0,1| 10-3 Bergerak lurus beraturan 1.|0,50 ± 0,05|
2.|0,50 ± 0,05|
3.|0,45 ± 0,05|
2.|1,50 ± 0,05|
3.|1,40 ± 0,05|
2.|0,60 ± 0,05|
3.|0,70 ± 0,05|
1.|0,60 ± 0,05|
3.|0,60 ± 0,05|
1 1.|0,30 ± 0,05|
3.|0,40 ± 0,05|
7
1.|0,50 ± 0,05|
3.|0,50 ± 0,05|
2 1.|0,30 ± 0,05|
3.|0,30 ± 0,05|
1.|0,40 ± 0,05|
3.|0,50 ± 0,05|
2.|0,20 ± 0,05|
3.|0,20 ± 0,05|
1.|21 ± 0,5|
3.|21 ± 0,5|
8
1.|18 ± 0,5|
3.|19 ± 0,5|
1.|17 ± 0,5|
3.|18 ± 0,5|
1.|16 ± 0,5|
3.|16 ± 0,5|
1.|1,6 ± 0,1|
3.|1,5 ± 0,1|
1.|1,3 ± 0,1|
3.|1,3 ± 0,1|
9
1.|1,1 ± 0,1|
3.|1,0 ± 0,1|
ANALISIS DATA
0,90+0,80+0,70 2,4
𝑓s = = = 0,80
3 3
𝜕2 = |0,80 – 0,80| = 0
fs = | 𝑓 s ± ∆𝑓s|
∆𝑓𝑠 0,10
KR = × 100% = 0,80 × 100% = 1,25% . 101 3 AB
𝑓𝑠
0,40+0,30+0,30 1
𝑓k = = 3 = 0,33
3
fk = | 𝑓k ± ∆𝑓k|
10
∆𝑓𝑘 0,07
KR = × 100% = 0,33 × 100% = 2,1% . 101 3 AB
𝑓𝑘
1,20+1,20+1,10 3,5
𝑓s = = = 1,16
3 3
fs = | 𝑓 s ± ∆𝑓s|
∆𝑓𝑠 0,06
KR = × 100% = 1,16 × 100% = 5,1% 2 AB
𝑓𝑠
0,50+0,50+0,45 1,45
𝑓k = = = 0,48
3 3
fk = | 𝑓k ± ∆𝑓k|
∆𝑓𝑘 0,03
KR = × 100% = 0,48 × 100% = 6,25% 2 AB
𝑓𝑘
11
Untuk gaya normal : |2221 ± 0,1| 10-3 N
1,50+1,50+1,40 4,4
𝑓s = = = 1,46
3 3
fs = || 𝑓 s ± ∆𝑓s|
∆𝑓𝑠 0,06
KR = × 100% = 1,46 × 100% = 4,1% 2 AB
𝑓𝑠
0,70+0,60+0,70 2
𝑓k = = 3 = 0,66
3
fk = || 𝑓 k ± ∆𝑓k|
∆𝑓𝑘 0,06
KR = × 100% = 0,66 × 100% = 9,09% 2 AB
𝑓𝑘
1. Tabel hasil analisis yang menghubungkan antara gaya normal dengan gaya
gesekan.
a. Tabel hubungan antara gaya normal dan gaya gesek statis (fs)
Gaya normal (N) Gaya gesek statis (fs)
12
|0,80 ± 0,1|
|1161 ± 0,1| 10-3
|1,16 ± 0,1|
|1669 ± 0,1| 10-3
|1,46 ± 0,1|
|2221 ± 0,1| 10-3
b. Tabel hubungan antara gaya normal dan gaya gesek kinetis (fk)
Gaya normal (N) Gaya gesek kinetis (fk)
|0,33 ± 0,05|
|1161 ± 0,1| 10-3
|0,48 ± 0,05|
|1669 ± 0,1| 10-3
|0,66 ± 0,05|
|2221 ± 0,1| 10-3
2. Membuat grafik hubungan antara gaya normal sebagai sumbu X dan gaya
gesek statik sebagai sumbu Y. Dari grafik tentukan besar koefisien gesekan
statiknya.
13
fs = 𝜇 sN + C
𝜕𝑓𝑠 𝜕𝑚𝑁 𝜕
= + 𝜕𝑁 . C
𝜕𝑁 𝜕𝑁
𝜇s = m
𝜇 s = 0,621
DK = R2 × 100%
∆𝜇𝑠
KR = × 100%
𝜇𝑠
3. Membuat grafik hubungan antara gaya normal sebagai sumbu X dan gaya
gesek kinetik sebagai sumbu Y. Dari grafik tentukan besar koefisien gesekan
kinetiknya.
14
fk = 𝜇 kN + C
𝜕𝑓𝑘 𝜕𝑚𝑁 𝜕
= + 𝜕𝑁 . C
𝜕𝑁 𝜕𝑁
𝜇k = m
𝜇 k = 0,311
DK = R2 × 100%
∆𝜇𝑘
KR = × 100%
𝜇𝑘
15
Jenis Permukaan Keadaan Benda Gaya Tarik (N)
16
|0.60±0.05|
𝜇𝑠1 = 𝑓𝑠
𝑁
𝜇𝑠1 = 0,6
0,6
=1
𝜇𝑠2 = 𝑓𝑠
𝑁
𝜇𝑠2 = 0,46
0,6
17
= 0,76
𝜇𝑠3 = 𝑓𝑠
𝑁
𝜇𝑠3 = 0,43
0,6
= 0,71
𝜇𝑘1 = 𝑓𝑘
𝑁
𝜇𝑘1 = 0,36
0,6
= 0,6
𝜇 𝑓
𝑘2 = 𝑘
𝑁
𝜇𝑘2 = 0,30
0,6
= 0,5
𝜇 𝑓
𝑘3 = 𝑘
𝑁
𝜇𝑘3 = 0,20
0,6
= 0,33
18
III 0,71 0,33 0,43 0,20
Menurut hasil percobaan , gaya gesek statis terbesar berturut-turut adalah jenis
permukaan I, jenis permukaan II, dan jenis permukaan III.
Menurut hasil percobaan, gaya gesek kinetik terbesar berturut-turut adalah jenis
permukaan I, jenis permukaan II, dan jenis permukaan III.
𝝁s = tan𝜽c
𝜇 s1 = tan𝜃c1
= tan 210
= 0,38
𝜇 s2 = tan𝜃c2
= tan 190
= 0,34
𝜇 s3 = tan𝜃c3
= tan 170
= 0,30
𝜇 s4 = tan𝜃c4
19
= tan 160
= 0,28
𝜕𝜇𝑠
∆𝜇𝑠 = 𝑑𝜃
𝜕𝜃
𝜕𝑡𝑎𝑛𝜃
∆𝜇𝑠 = 𝑑𝜃
𝜕𝜃
cos 𝜃𝑐 cos 𝜃𝑐 − sin 𝜃𝑐 (− sin 𝜃𝑐 )
= . 𝑑𝜃
Cos𝜃𝑐 2
𝑐𝑜𝑠2 𝜃+𝑠𝑖𝑛2 𝜃 1
= 𝑑𝜃 = ∆𝜃 = ∆𝜇𝑠 = 𝑠𝑒𝑐 2 𝜃 ∆𝜃
cos2θ cos2 θ
𝜋 = 180°
3,14 = 180°
3,14
1° =
180
1° = 0,017 𝑟𝑎𝑑
∆𝜃 = 0,5 × 0,017
= 0,0085
1. Untuk N = 0,6 N
𝜇 s1 = tan𝜃c1
= tan 210
= 0,38
1
∆𝜇𝑠1 = ∆𝜃
𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
1
= 0,0085
𝑐𝑜𝑠 2 21
1
= 0,0085
0,86
20
= 0,009
0,009
𝐾𝑅 = × 100%
0,380
= 2,36%
𝜇𝑠 = | 𝜇𝑠 ± ∆𝜇𝑠 |
= | 0,380 ± 0,009 |
2. Untuk N = 1,16 N
𝜇 s2 = tan𝜃c2
= tan 190
= 0,34
1
∆𝜇𝑠2 = ∆𝜃
𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
1
= 0,0085
𝑐𝑜𝑠 2 24
1
= 0,0085
0,88
= 0,009
0,009
𝐾𝑅 = × 100%
0,340
= 2,64%
𝜇𝑠 = | 𝜇𝑠 ± ∆𝜇𝑠 |
= | 0,340 ± 0,009 |
3. Untuk N = 1,66 N
𝜇 s3 = tan𝜃c3
= tan 170
= 0,300
1
∆𝜇𝑠3 = ∆𝜃
𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
21
1
= 0,0085
𝑐𝑜𝑠 2 17
1
= 0,0085
0,90
= 0,009
0,009
𝐾𝑅 = × 100%
0,300
= 3,00%
𝜇𝑠 = | 𝜇𝑠 ± ∆𝜇𝑠 |
= | 0,300 ± 0,009 |
4. Untuk N = 2,22
𝜇 s4 = tan𝜃c4
= tan 160
= 0,28
1
∆𝜇𝑠4 = ∆𝜃
𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
1
= 0,0085
𝑐𝑜𝑠 2 16
1
= 0,0085
0,92
= 0,009
0,009
𝐾𝑅 = × 100%
0,280
= 3,21%
𝜇𝑠 = | 𝜇𝑠 ± ∆𝜇𝑠 |
= | 0,280 ± 0,009 |
22
Massa 𝜇𝑠
0,62 0,38
1,16 0,34
1,66 0,30
2,22 0,28
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak tempuh (s) dengan jarak tempuh
kuadrat (t2). Dari grafik tentukan besar percepatan a.
a. Untuk s = |100,00 ± 0,05|cm
Diketahui : t1 = |1,6 ± 0,1| s
t2 = |1,5 ± 0,1| s
t3 = |1,5 ± 0,1| s
Penyelesaian :
1,6+1,5+1,5
𝑡̅ = = 1,53 mm
3
23
𝛿 1 = |𝑡̅ − 𝑡1| = |1,3 – 1,3| = 0
𝛿 2 = |𝑡̅ − 𝑡2| = |1,3 – 1,3| = 0
𝛿 3 = |𝑡̅ − 𝑡3| = |1,3 – 1,3| = 0
Karena deviasi maksimum = 0, maka ∆𝑡 yang digunakan adalah ∆𝑡
alat ukur, sehingga
∆𝑡 0,1
KR = 𝑡 ×100% = 1,3×100% = 7, 69 % 2 AB
24
Hubungan antara jarak (cm) dan jarak tempuh (s)
120
y = 41.941x - 1.5792
100
R² = 0.9996
s (cm) 80
60
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
t2 (s2)
y = 41.94x - 1.579
y = mx + c
𝑠 = 𝑚𝑡 2 + 𝑐
𝑑𝑠 𝑑 𝑑
2
= 2 𝑚𝑡 2 + 2 𝑐
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝛼=𝑚
𝛼 = 41,94 cm/s2
𝐷𝐾 = 𝑅 2 × 100%
= 0,999 × 100%
= 99,9 %
𝐾𝑅 = 100% − 𝐷𝑘
= 100% − 99,9 %
=0,1 % (4 AB)
Δ𝑎
𝐾𝑅 = × 100%
𝑎
Δ𝑎 = 𝐾𝑅 × 𝑎
=0,1 % × 41,94
= 0,04194
𝑎 = |𝑎 ± Δα| cm/s2
𝑎 = |41,94 ± 0,04| cm/s 2
25
2. Hitunglah besar koefisien gesekan kinetik dengan menggunakan persamaan
4.4, sertakan analisis ketidakpastiannya.
Persamaan 4.4
𝑎𝑥 = 𝑔 (sin 𝜃 − 𝜇𝑘 𝑐𝑜𝑠 𝜃)
𝑎
𝜇𝑘 cos 𝜃 = sin 𝜃 −
𝑔
𝑎
sin 𝜃 − 𝑔
𝜇𝑘 =
cos 𝜃
𝛿 𝜇𝑘 𝛿 𝜇𝑘
∆ 𝜇𝑘 = | ∆𝑎| + | ∆𝜃|
𝛿𝑎 𝛿𝜃
1 cos 𝜃 . cos 𝜃 − (sin 𝜃 − 𝑎/𝑔)(− sin 𝜃)
= |− ∆𝑎| + | ∆𝜃|
𝑔 cos 𝜃 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
𝑎
1 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − (− 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 + sin 𝜃)
𝑔
= |− ∆𝑎| + | ∆𝜃|
𝑔 cos 𝜃 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
𝑎
1 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 + 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 − 𝑔 sin 𝜃
= |− ∆𝑎| + | ∆𝜃|
𝑔 cos 𝜃 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
𝑎
1 1 − 𝑔 sin 𝜃
= |− ∆𝑎| + | ∆𝜃|
𝑔 cos 𝜃 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
𝑎
1 − sin 𝜃
𝑔
|− cos 𝜃 ∆𝑎| + | |
∆ 𝜇𝑘 𝑔 𝑐𝑜𝑠2 𝜃
= sin 𝜃−𝑎/𝑔
𝜇𝑘
cos 𝜃
𝑎
1 1 − 𝑔 sin 𝜃
∆ 𝜇𝑘 = {|− ∆𝑎| + | ∆𝜃|} 𝜇𝑘
𝑔 (sin 𝜃 − 𝑎/𝑔) 𝑐𝑜𝑠 𝜃 (sin 𝜃 − 𝑎/𝑔)
𝑎
∆𝑎 1 − 𝑔 sin 𝜃
∆ 𝜇𝑘 = {| |+ | ∆𝜃|} 𝜇𝑘
𝑔 (sin 𝜃 − 𝑎/𝑔) 𝑐𝑜𝑠 𝜃 (sin 𝜃 − 𝑎/𝑔)
𝑎
sin 𝜃 − 𝑔
𝜇𝑘 =
cos 𝜃
26
41,94 𝑐𝑚/𝑠 2
sin 23° −
1000 𝑐𝑚/𝑠 2
=
𝑐𝑜𝑠 23°
0,39 − 0,04194
=
0,92
0,34806
=
0,92
= 0,3783
𝜋 = 180°
3,14 = 180°
3,14
1° =
180
1° = 0,017 𝑟𝑎𝑑
∆𝜃 = 0, 3783 × 0,017
= 0,0064
𝑎
∆𝑎 1 − 𝑔 sin 𝜃
∆ 𝜇𝑘 = {| |+ | ∆𝜃|} 𝜇𝑘
𝑔 (sin 𝜃 − 𝑎/𝑔) 𝑐𝑜𝑠 𝜃 (sin 𝜃 − 𝑎/𝑔)
0,04
= {| |
1000 (sin 23 − 41,94/1000)
41,94
1 − 1000 sin 23
+ | 0,0064|} 0,3783
𝑐𝑜𝑠 23 (sin 23 − 41,94/1000)
0,04 1 − 0,04194(0,39)
= {| |+ | 0,0064|} 0,3783
1000 (0,39 − 0,04194) 0,92 (0,39 −0,04194)
0,04 1 − 0,01635
= {| |+ | 0,0064|} 0,3783
1000 (0,34806) 0,92 (0,34806)
0,04 0,984
= {| |+ | 0,0064|} 0,3783
348,06 348,06
= {0,0001 + 0,0000018} 0,3783
= 0,00004
∆ 𝜇𝑘
𝐾𝑅 = . 100%
𝜇𝑘
27
0,00004
= 0,3783
.100%
= 0,01 % 4 AB
𝑃𝐹 = |𝜇𝑘 ± ∆ 𝜇𝑘 |
= |0,3783 ± 0,00004|
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis hasil eksperimen di atas, kita dapat melihat bahwa pada
kegiatan pertama, kita bisa melihat pada grafik jika nilai gaya normal objek besar, maka
semakin besar pula gaya gesekan yang dialami oleh benda, baik gaya gesekan kinetik dan
gaya gesekan statis. Dan berdasarkan perhitungan koefisien gaya gesekan, ternyata
koefisien gesek statis lebih besar dari koefisien gesekan kinetik. Kemudian pada kegiatan
kedua, kita dapat melihat bahwa semakin kasar permukaan suatu objek, semakin besar
gaya gesekan sehingga nilai koefisien statis dan kinetik gesekan semakin berkurang.
Dalam kegiatan ketiga, kita dapat melihat bahwa sudut kritis sangat mempengaruhi nilai
koefisien gaya gesekan statis. Semakin besar gaya normal, semakin kecil sudut kritisnya
sehingga koefisien gesek statisnya semakin kecil pula. Dan terakhir, pada kegiatan
keempat, kita dapat melihat bahwa percepatan tidak mempengaruhi gaya gesek yang
terjadi, tetapi hanya mempengaruhi koefisien gaya gesekan.
28
bergerak dan gaya gesek statis hanya berlaku jika penyebab gaya (F) sama dengan gaya
geseknya (fs). Sedangkan gaya gesekan kinetik adalah gaya yang bekerja antara dua
permukaan bergerak relatif terhadap satu sama lain. Dengan kata lain, gaya gesekan yang
bekerja saat itu dalam keadaan benda bergerak.
DAFTAR RUJUKAN
Tim Dosen Fisika Dasar I, 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar: Jurusan
Fisika FMIPA UNM.
29