Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkup Ginekologi
1. Pengertian Ginekologi
Ginekologi berasal dari kata Gynaecology yang secara harfiah berarti "ilmu
mengenai wanita" atau science of woman yaitu cabang ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari dan menangani penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim,
vagina dan ovarium).
Kata ginekologi sendiri berasal dari gyno/gynaikos = perempuan dan logos =
ilmu, ilmu tentang perempuan. Perdefenisi berarti ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang organ (reproduksi) wanita diluar kehamilan. Bidang ginekologi
termasuk didalamnya: kelainan bawaan, infeksi, tumor, kelainan haid, infertilitas dan
lain-lain sebagainya. Ginekologi adalah ilmu penyakit kandungan, ilmu kelamin
wanita.Ginekologi adalah dokumen bagian dari ilmu kedokteran yang berkenaan
dengn fungsi-fungsi dan penyakit yang khas pada wanita.Ginekologi adalah cabang
ilmu kedokteran yang mengobati penyakit saluran kelamin pada wanita.
a. Batasan Ginekologi
Ginekologi mempelajari mengenai gangguan haid, perdarahan uterus
abnormal,keputihan, endometriosis, penyakit radang panggul, bartolinitis, mioma
uteri, tumor ovarium neoplastik jinak, infertilitas, dan menopause.

Gangguan Haid

 Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :


Hipermenorea atau menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari
normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Hipomenorea
yaitu perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per
hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen &
progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom
Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi.
 Kelainan Siklus :
Polimenorea yaitu siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan

1
gangguan ovulasi, atau menjadi pendek masa lutea. Sebab lain ialah kongesti
ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya. Oligomenorea
yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus
oligomenorea kesehtan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
 Amenorea yaitu bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore,
diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di
hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina.
Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda
kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen
dan progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit
hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.
 Perdarahan diluar haid :
Metroragia yaitu perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan
siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu
spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma
endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan
estrogen eksogen.

1. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid :


a) Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
b) Mastodinia
c) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
d) Dismennorea
2. Perdarahan Uterus Abnormal
Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik
(tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat
reproduksi.
3. Keputihan
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering
menimbulkan keputihan ini antara lainbakteri, virus, jamur atau juga parasit.

2
Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing,
sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderitabuang air kecil.
4. Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma
endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma
endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri.
5. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas.
Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim),
saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga
panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit
Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit
radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-
25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1
wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas
(gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
6. Bartolinitis
Penyakit ini terjadi akibat radang pada glandula bartholini, sering kali timbul
pada gonorea, akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya
streptokokus atau basil koli.
7. Mioma uteri
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan
infertilitas. Risiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus,
khusunya pada mioma submukosum, menghalangi kemajuan persalinan
karena letaknya pada serviks uteri, menyebabkn atonia ataupun inersia uteri
sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena adanya gangguan
mekanik dlm fungsi miometrium, menyebabkan plasenta sukar lepas dari
dasarnya, dan menggangu proses involusi dalam nifas.
8. Tumor Ovarium Neoplastik
9. Tumor kista : Kista ovarium simplek, kistadenoma ovarii serosum,
kistadenoma ovarii musinosum, kista dermoid.
Tumor solid : Fibroma leiomioma, fibroadenoma, papiloma, limfangioma,
tumor brener, tumor sisa adrenal

3
b. Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Ginekologi
 Dismenorhea adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara
hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari (Junizar, 2001)
 Kista Suatu rongga tertutup yang abnormal, dilapisi epitel berisi cairan atau
bahan semi solid.
 Amenorea : keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan
berturut-turut.
 Adneksitis Adnexitis, yaitu peradangan pada tuba dan ovarium secara
bersamaan.
 Adenomyosis : suatu kelainan bentuk pada uterus, dimana terjadi invasi dari
jaringan endometrium ke lapisan miometrium.
 Adenoacanthoma dari uterus variasi adeno ca endometrium, dimana
ditemukan sel gepeng.
 Android bentuk panggul wanita yang menyerupai panggul seorang laki-laki.
 Atresia Hymenalis Kelainan congenital berupa tidak adanya atau
tertutupnya lubang pada hymen.
 Atresia Labium Minora Kelainan congenital yang disebabkan membrane
urogenital yang tidak menghilang di bagian depan vulva di belakang clitoris
ada lubang untuk pengeluaran air kencing dan darah haid.
 Atresia Parsial Hipoplasia tuba(tuba panjang dan sempit) bisa
menyebabkan kehamilan ektopik/mengurangi fertilitas.
 Atresia Vagina Kelainan congenital berupa tidak adanya atau tertutupnya
lubang pada vagina.
 Acquisita : perlekatan saluran serviks atau vagina karena radang GO ,
diphteri, partus dan senilitas.
 Bartolinitis Infeksi pada glandula bartholini.
 Cystadenocarcinoma serosum, yaitu kista ganas dari cystadenoma
serosumm. Terapi : dilakukan tindakan radiasi, dengan mengangkat kedua
adnexa dan uterus.
 Cancer Penyakit neoplastik yang perjalanan alaminya bersifat fatal atau
mematikan.

4
 Cancer Cerviks Penyakit neoplastik yang perjalanan alaminya bersifat fatal
atau mematikan yang menginfeksi serviks. Kanker ini biasanya tumbuh ke
arah luar menjadi masa seperti cendawan, kadang-kadang tumbuh ke arah
dalam sehingga menimbulkan pembesaran serviks.
 Cancer Endometrial Penyakit neoplastik yang perjalanan alaminya bersifat
fatal atau mematikan yang menginfeksi endometrium. Biasanya terjadi pada
wanita usia pertengahan dengan insiden puncak pada kelompok usia 55-65.
 Cancer Mammae Penyakit neoplastik yang perjalanan alaminya bersifat
fatal atau mematikan yang menginfeksi payudara, kanker ini berasal dari
jaringan payudara.
 Cancer Ovarium Penyakit neoplastik yang perjalanan alaminya bersifat
fatal atau mematikan yang menginfeksi ovarium.
 Cancer Vagina Penyakit neoplastik yang perjalanan alaminya bersifat fatal
atau mematikan yang menginfeksi vagina.
 Cancer Vulva Penyakit neoplastik yang perjalanan alaminya bersifat fatal
atau mematikan yang menginfeksi vulva.
 Candidosis Infeksi jamur Candida spp terhadap sel epitel pada vagina, vulva,
region anogenital, mulut dan traktus intestinal.
 Cervisitis Radang pada selaput lender serviks.
 Cystadenocarcinoma serosum, yaitu kista ganas dari cystadenoma serosum
. Terapi : dilakukan tindakan radiasi, dengan mengangkat kedua adnexa dan
uterus.
 Chlamydiosis Infeksi atau penyakit genitalia yang disebabkan oleh
chlamydiae.
 Choriocarcinoma keganasan epitelial dari sel-sel trofoblastik dibantu
dengan proliferasi abnormal sel-sel kuboidal dan sinsitial dari epitelium
plasental tanpa pembentukan vili korionik.
 Condiloma Acuminata Pertumbuhan seperti kutil pada kulit atau membran
mukosa genitalia eksterna.
 Chorio carcinoma, tampak sebagai benjolan berwarna merah kebiru-biruan,
batas jelas, bila disertai nekrose jadi rapuh dapat menyebabkan perdarahan
yang hebat. Terapi :- Ekstirpasi - Chemoterapi

5
 Dermatitis Alergika Sensitivitas terhadap sabun(biasanya yang
berpewangi), dan beberapa jenis detergen yang digunakan untuk mencuci
celana dalam, dan alergen kontak lainnya dapat menyebabkan rasa gatal pada
vulva.
 Displasia Cerviks Abnormalitas perkembangan deviasi selular pada
epithelium serviks uteri.
 Distrofi Atrofik Infeksi pada vulva yang menyebabkan kulit menjadi merah
pucat dan berkilat.
 Dispareunia hubungan seksual yang menimbulkan nyeri
 Dysgenesis Ovarium Gangguan perkembangan ovarium.
 Dysmenorea Nyeri di abdomenbagian bawah yang terasa sebelum, selama
dan sesudah haid, dapat bersifat kolik/terus menerus. Nyeri diduga karena
kontraksi.
 Endometriosis Jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri dan di
luar miometrium.
 Endometritis Radang pada endometrium yang disebabkan oleh infeksi GO,
infeksi abortus,infeksi partus dan IUD.
 Erosio portionis Terdapat daerah yang merah menyala pada portio yang
mudah berdarah
 fibroma tumor yang dapat berupa benjolan kecil pada permukaan atas
dalam jaringan ovarium sendiri, atau dapat pula mempunyai ukuran yang
besar sekali sehingga mengisi seluruh cavum abdominalis.
 Fluor albus bukan penyakit melainkan gejala dan merupakan gejala yang
paling sering kita jumpai dalam ginekologi , yaitu cairan yang keluar dari
vagina yang bersifat berlebihan dan bukan merukan darah.
 Fistula genetalis : hubungan luar biasa antara traktus genetalis dan trktus
urinalis atau traktus intestinalis
 Galactorrhea air susu yang berlebihan atau spontan ; sekresi air susu terus
menerus (persisten).
 Gestyltesto: kombinasi gestyl yang bersifat gobadotropin dan testosteron
 Gonorhea Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhorae.

6
 Granuloma Inguinale Penyakit granulomatik ulseratif yang menahun dan
biasanya terdapat pada vulva, perineum, dan daerah inguinal.penularannya
melalui hubungan seksual atau hygiene yang kurang baik.
 Gynogenesis : perkembangan telur yang dirangsang oleh sperma tanpa
adanya peran serta inti sperma.
 Hypertrofi mioetrium Keadaan dimana terjadi perbesaran uterus yang
disebabkan hipertrofi dari otot-otot.
 Hipoplasia uteri Penurunan jumlah sel pada rahim yang menyebabkan
rahim menjadi mengecil. Penatalaksanaan : uterotonika
 Hydradenonia, berasal dari kelenjar peluh vulva, tampak sebagai benjolan
kecil, bentuk dan konsistensi menyerupai fibroma.
 Terapi : eksisi
 Hermafrodistimus Terdapatnya jenis kelamin pria dan wanita pada satu
individu.
 Hermafrodistimus Verus Terdapatnya jaringan testis pada sisi yang satu
dan jaringan ovarium pada sisi yang lain, atau terdapat ovotestis.
 Herpes Genitalis Erupsi kulit genitalia yang menyebar dan meradang
membuat vesikel kecil yang mengelompok.
 Hidrosalping Hasil akhir dari salpingitis piogenik yang mereda, dengan
virulensi yang rendahnamun sangat iritatif. Lesi ini menghasilkan eksudat
jernih dalam jumlah banyak di dalam bagian tuba uterina yang tertutup.
 Hipertrofi Labium Minora Pembesaran atau pertumbuhan labium minora
secara berlebihan akibat peningkatan ukuran sel pembentuknya.
 Hipomenorea Perdarahan haid yang lebih pendek atau kurang dari biasa.
 Hipoplasia Vulva Perkembangan organ atau jaringan yang kurang atau tidak
sempurna pada vulva, derajat hipoplasia lebih ringan dibandingkan dengan
aplasia.
 Hymen Imperforatus Hymen yang tidak menunjukkan lubang (hiatus
hymenalis) sama sekali.
 Hypermenorea Pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya lebih dari
80ml kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi, terjadi pada
siklus yang teratur.

7
 Hypertrofi myometrium, suatau keadaan dimana pembesaran uterus
disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot.
 Infertilitas Suatu keadaan pasangan yang sudah menikah lebih dari satu
setengah tahun tanpa kontrasepsi, tidak punya anak.
 Intravenous leiomyomatosis, penyebaran tumor myoma secara intarvena.
 IVA adalah inspeksi visual dengan asam acetat, metode untuk mendeteksi
dini kanker leher rahim yang murah meriah menggunakan asam asetat 3-5%
dan tergolong sederhana serta memiliki keakuratan 90%
 Kankroid(ulkus molle) Penyakit kelamin dengan ulkus genital yang nyeri
sekali.
 Karsinoma Duktal Kanker payudara yang berasal dari duktus.
 Karsinoma Lobural Kanker payudara yang berasal dari lobulus.
 Kista Suatu rongga tertutup yang abnormal, dilapisi epitel, dan berisi cairan
atau bahan semisolid.
 Kista Bartolini Kista berisi musin akibat obstruksi duktus glandulae
vestibulae major.
 Kista dermoid, tumor yang merupakan bagian dari teratoma ovari.
 Kista Folikel Kista yang dibentuk oleh pembesaran folikel de Graaf yang
tidak pecah dan terus menerus mengeluarkan cairan.
 Kista Korpus Luteum Kista yang terjadi ketika korpus luteum bertahan
hidup dan tumbuh terus, dan tidak berdegenerasi ketika implantasi gagal
berlangsung.
 Kistadenoma Musinosa Kista yang dibentuk oleh sel-sel epitel ovarium
danmempunyai rongga-rongga yang terisi musin.
 Kista Paraurethra Saluran kelenjar uretra tertutup oleh infeksi. Kista ini
bisa menonjol pada dinding depan vagina, dan sering mengalami infeksi.
 Kista Sebasea Kista yang berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat
pada labium mayor, labium minor dan mons veneris.
 Kistadenoma Serosa Kista di ovarium yang mengandung cairan encer,
serosa, jernih, berwarna kuning serta berbagai jumlah jaringan padat, dengan
potensi keganasan beberapa kali lebih besar daripada kistadenoma musinosa.
 Kraurosis Vulva Atrofi dengan penipisan dan fibrosis kulit vulva
mengakibatkan mengkerutnya kulit dan stenosis introitus vagina.

8
 Lipoma tumor jinak yang biasanya terdiri atas sel lemak matur. Kadang-
kadang tumor, sebagian atau seluruhnya terdiri atas sel lemak janin
(hibernoma).
 Leiomyosarcoma, sarcoma yang mengandung sel gelendong otot polos
 Leiomyomatosis peritonealis disseminata, pertumbuhan myoma yang
jinak di peritonium.
 Leukoplakia Vulva Kelainan pada kulit vulva yang mengakibatkan kulit
vulva menjadi tebal, keras, putih,dan rapuh, sehingga dapat menimbulkan
luka-luka kecil di tempat yang bersangkutan.
 Leukorea Sekret berwarna putih dan kental dari vagina.
 Limfogranuloma Venerum Penyakit yang disebabkan oleh klamidia
trakhomatis, ditularkan melalui koitus sesudah inkubasi beberapa hari.
 Mastalgia Rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid.
 Menstruatio praecox perdarahan pada anak muda kurang dari 8-10 tahun
yang disertai dengan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder sebelum
waktunya.
 Metrorrhagi Perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
haid.
 Mioma Uteri Tumor jinak pada uterus yang terdiri atas serabut-serabut otot
polos yang diselingi dengan untaian jaringan ikat, dan dikelilingi kapsulyang
tipis.
 Miometritis Radang pada miometrium.
 Oligomenorea Siklus menstruai melebihi 35 hari, jumlah perdarahan
mungkin sama.
 Orchitis inflamasi salah satu atau kedua testis, di tandai oleh pembengkakan
dan nyeri, seringkali disebabkan oleh gondongan, sifilis, atau tuberkulosis
 Pap’s test, Pap’s test adalah pap’s smear, pemeriksaan sitologik epitel
porsio serviks uteri untuk deteksi dini adanya kelainan praganas pada porsio
serviks uteri pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-sel mulut
rahim (serviks) di bawah mikroskop
 Parametritis Radang pada parametrium.
 Perineoritis , radang pada perineum

9
 Peritonitis Radang peritoneum, dengan eksudasi serum, fibrin, sel dan pus,
biasanya disertai dengan gejala nyeri abdomen dan nyeri tekan pada
abdomen, konstipasi, muntah dan demam sedang.
 Peritonitis Pelvis Radang pada peritoneum pelvic, biasanya bersamaan
dengan radang salfingo ovoritis dan alat-alat sekitarnya sekitar pelvic.
 Phthirus pubis Kutu pada kemaluan yang menginfestasi rambut daerah
kemaluan.
 Piometra Pengumpulan nanah di kavum uteri.
 Piosalping Pus tuba kronik, terjadi akibat hambatan pada lumen tuba
uterine pada ujung fimriae dan pada satu tempat atau lebih di sepanjang tuba
falopii.
 Polimenorea Siklus haid lebih pendek dari normal(21 hari). Perdarahan
kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa.
 Polip Endometrium Masa jinak yang menonjol, kecil dan melekat pada
endometrium, tersusun dari stroma edematosa yang mengandung kelenjar-
kelenjar yang berdilatasi secara kistik.
 Platypelloid pelvis pelvis mayor dengan diameter anteposterior yang
memendek dan bentuk yang datar, oval, dan melintang.
 Pelvimetry pengukuran dimensi dan proporsional pelvis untuk menentukan
kapasitas dan kemampuan untuk memungkinkan pasase janin melalui jalan
lahir.
 Pruritus Vulva Rasa gatal pada vulva.
 Pelvicephalometry pengukuran diameter kepala janin dalam hubungennya
dengan diameter rongga panggul.
 Retrofleksi uteri Kalau uterus menekur kebelakang disebut retrofleksi uteri.
 Retrofleksio uteri mobilis,uterus yang dapat direposisi dengan toucher
 Retrofleksio uteri fixate, uterus yang tidak dapat direposisi karena ada
perlekatan antara uerusdan alat-alat sekitarnya.
 Salfingitis Subakut Radang subakut pada tuba uterina.
 Salfingo-oophorectomy, eksisi tuba uterin dan ovarium
 Salfingo-oophorocele, hernia tuba uterin dan ovarium

10
 Spermicide substansi kimia yang membunuh sperma dengan mengurangi
tegangan permukaannya, menyebabkan dinding sel pecah oleh pembuatan
lingkungan yang sangat asam. Juga disebut spermatosidas.
 Singleton kehamilan dengan janin tunggal
 Salpingo-oopphorectomy pengangkatan tuba fallopi dan ovarium
 Secretory phase of menstrual cycle fase pasca ovulasi, luteal, progestasi,
pramenstruasi pada siklus menstruasi ; lama 14 hari
 sarcoma , tumor yang berasal dari vagina, bentuknya menyerupai anggur
berwarna merah jambu, polip yang oademateus dan menonjol dari vagina.
 Sel dyakaryotik, sel yang menunjukan kelainan pada inti selnya, sedankan
sitoplasm sel relatif masih normal.
 Septum Vagina Sekat vagina dapat ditemukan di bagian atas vagina.
Kelainan ini ditemukan pada kelainan uterus, organ kelamin ada gangguan
dalam fusi atau kanalisasi ke 2 duktus Muller.
 Sterilitas , istilah yang dipergunakan bagi seseorang yang mutlak tidak
mungkin mendapatkan keturunan misalnya wanita dengan aplasia genetalis
atau pria tanpa testis.
 Squamous metaplasia , suatu keadaaan yang benigna, dimana sel epitel
berubah menjadi sel epitel gepeng. Kadang-kadang seluruh endometrium
berubah menjadi sel epitel gepeng berlapis banyak.
 Teratoma Benigna Kista dermoid, berasal dari sel germinal. Mengandung
elemen epithelial, mesodermal dan endothelial. Karena itu dermoid ini dapat
berisikan rambut, gigi dan materi seperti bubur dari kelenjar sebasea.
 Trikomoniasis Infeksi oleh protozoa genus Trichomonas, biasanya pada
vagina.
 Tumor Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang
tidak terkontrol dan progresif.
 Tumor Ovarium Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-
sel yang tidak terkontrol dan progresif pada ovarium.
 Tumor Serviks Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel
yang tidak terkontrol dan progresif pada serviks.
 Tumor Tuba Fallopii Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi
sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif pada Tuba Fallopii.

11
 Tumor Vagina Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel
yang tidak terkontrol dan progresif pada vagina.
 Tumor Vulva Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel
yang tidak terkontrol dan progresif pada vulva.
 Ulkus Vulva Sifilis Penyakit sifilis disebabkan oleh invasi jaringan oleh
Treponema pallidum dan ditularkan secara seksual.
 Uterus Arcuatus Uterus dengan fundus mencekung.
 Uterus Bicornis Uterus yang mempunyai dua kornu.
 Uterus Bicornis Bicollis Uterus dengan dua kornu dan dua serviks
 Uterus Bicornis Unicolis Uterus dengan dua kornu dan satu serviks.
 Uterus Biforis Uterus yang os eksternumnya terpisah oleh septum.
 Uterus Bilocularis Uterus yang rongganya terbagi menjadi dua bagian oleh
septum.
 Uterus Parvicollis Uterus yang bagian serviksnya sangat kecil tetapi
korpusnya berukuran normal.
 Uteroplacental insuficiency penurunan fungsi plasenta-pertukaran gas,
nutrien, dan produk sampah-menyebabkan hipoksiadan asidosis; dibuktikan
oleh deselerasi frekuensi jantung janin yang terlambat sebagai respon
terhadap kontraksi uterin
 Vaginismus , spasma vagina yang nyeri akibat hiperestesia lokal.
 Vaginektomi , reseksi tumika vaginalis testis. Atau eksisi vagina.
 Vagini perineotomy , insisi pada vagina.
 Vagino cutaneous, berhubungan dengan vagina dan kulit. Taua yang
berhubungan dengan vagina dan pormukaan tubuh seperti vistula
vaginakutaneus.
 Vaginitis Radang/infeksi pada vagina
 Vaginitis Atrophic Vaginitis yang terjadi pada wanita pasca
menopause,disebabkan oleh defisiensi estrogen.
 Vaginoperineal, perbungan antara vagina dengan perineum.
 Vaginoperitoneal perhubungan antara vagina dan peritoneal
 Visceral pain rasa tidak nyaman akibat perubahan servik dan iskemia uterin
yang terletak di atas bagian bawah abdomen dan beradiasi ke area lumbal
pada bagian belakang dan bagian bawah paha

12
 Vaginitis Desquamative Inflammatory Vaginitis yang tak diketahui
sebabnya, secara klinis dan mikroskopis mirip dengan vaginitis atrofi, tetapi
terjadi tanpa adanya defisiensi estrogen dan ditandai dengan ulserasi
superficial berulang berwarna kemerahan.
 Vaginitis Emphysematosa Radang vagina dan serviks di dekatnya, ditandai
dengan banyak lesi mirip kista berisi gas yang asimtomatik yang
mengandung karbon diaksida.
 Vaginitis Trikomonas Vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis, penyakit ini biasanya ditularkan melalui koitus.
 Vulvovaginitis Peradangan vulva dan vagina atau peradangan kelenjar-
kelenjar vulvovaginalis

B. Kelainan Pada Sistem Reproduksi dan Penanggulangannya


Kelainan congenital berupa gangguan dalam arganogenesis dan system reproduksi
dan system reproduksi pada janin yang genetic normal.

Vulva adalah nama yang diberikan untuk genetalia eksterna wanita. Terdiri dari:

1. Labia Mayora: dua lipatan besar berambut yang membentang dari mins pubis
(batalan lemak di bagian simfiasis pubis) sampai perineum di garis tengah bagian
belaakng.
2. Labia Minora: dua bibir tipis dari kulit lunak yang berpigmen terletak di dalam
labia mayora, membelah di bagian depan membungkus klitoris dan bertemu di
bagian belakang pada fourchette, lipatan transversal pendek.
3. Klitoris: organ erektil kecil pada garis tengah di bagian depan; equivalen dengan
penis pada pria.
4. Vestibulum: Daerah yang dibungkus oleh labia minora dan mengandung muara
uretra (tepat di belakang klitoris) dan muara vagina.
5. Kelenjar bartholini: sepasang kelenjar oval penyekresi mucus yang terletak di
dalam bagian posterior labia mayora dan bermuara pada saluran di bagian samping
labia minora.

13
1. Hymen inferforata

Hymen Imperforata adalah hymen (selaput dara) yang menutupi


seluruh bagian introitus vagina sehingga tidak terdapat lubang vagina sama
sekali. Biasanya pada wanita dengan hymen imperforata akan memiliki
keluhan tidak keluar darah haid dan timbul nyeri di perut bagian bawah. Nyeri
yang timbul pada perut bagian bawah ini biasanya datang secara periodic
(setiap waktu haid). Darah haid yang tidak keluar pada hymen imperforata
disebabkan karena lubang vagina nya tertutup oleh selaput hymen, sehingga
darah bertumpuk didalam vagina dan menyebabkan nyeri setiap waktu haid.
Penanganan pasien hymen imperforata adalah dengan merobek hymen
tersebut, dan biasanya setelah dirobek akan keluar darah yang sangat banyak.
- Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin,
dan urinalisa.
- Pemeriksaan Imaging

14
 Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan
pelvis dapat memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal
anomaly.
 Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos,Selain itu, transrectal ultrasonography dalam
membantu delineating complex anatomy. Apabila dengan USG tidak
jelas, diperlukan pemeriksaan MRI.
 USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
apakah ada kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai.
- Pemeriksaan Tambahan Lain
Pemeriksaan Invasif tidak perlu dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis sampai terapi definitif dilakukan, meningat pasien
akan merasa cemas (kebanyakan pasien usia muda/usia pubertas).
Laparoskopi direkomendasikan pada beberapa kasus tertentu untuk
mengevakuasi menstruasi retrograde yang memasuki rongga pelvik dan
intra-abdominal. Prosedur ini diharapkan dapat meminimalisir potensi
terjadinya endometriosis sekunder pada usia dewasa.
- Tindakan Pembedahan
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran
hymen dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan
melakukan insisi silang atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah
jarum jam disebut insisi stellate.
Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak
kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai
anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat
diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina.
2. Atresis labia minora
Atresia kedua labium minus kelainan ini disebabkan membrane urogenatalis
yang tidak menghilang dibagian vulva dibelakang klitorisada lubang untuk
pengeluaran air kencing dan darah haid. Koitus walaupun sukar masih dapat
dilaksanakan. Malahan dapat terjadi kehamilan. Pada partus hanya diperlukan
sayatan digaris tengah cukup panjang untuk melahirkan janin.Kelainan tersebut
(atresia lobio minora) dapat terjadi pula sesudah partus. Dalam hal ini radang

15
menyebabkan kedua labium minus melekat, dengan masih ada kemungkinan
penderita dapat berkeing.

Penatalaksanaan : Insisi perlekatan dan menjahit luka-luka yang timbul.

3. Hypertropi labia minora


Hipertrofi labia minora pada alat kelamin wanita merupakan kondisi dimana
terjadi disproporsi dari ukuranlabia minora relatif dari ukuran labia mayora. Bagian
lainnya bergabung dengan klitoris membentuk frenulum. Labia minora bergabung
dengan labiamayora di bagian posterior dan dihubungkan dengan lipatan transversal
dikenal denganfrenulum labia atau fourchette: Kulit dan mukosa labia minora kaya
akan kelenjar sebasea. Ini dapat terjadi pada satu atau kedua labium
minus.Pemberian pengertian bahwa keadaan tersebut bukan suatu hal yang
mengkhawatirkan biasanya cukup.
Penatalaksanaan :Bila penderita tetap merasa terganggu karenanya, maka
pengangkatan jaringan yang berlebihan dapat dikerjakan.

4. Duplikasi vulva
Duplikasi Vulva berarti memiliki dua vulva.Ini jarang sekali ditemukan.Bila
ada, biasanya ditemukan pula kelainan-kelainan lain yang lebih berat, sehingga bayi
itu tidak dapat hidup.

Etiologi

Kelainan-kelainan kongenital dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti


keadaan endometrium yang mempengaruhi nutriasi mudigah, penyakit metabolisme,
penyakit virus, akibat obat-obatan teratogenik, dan lain-lain yang terdapat dalam masa
kehamilan. Sebagian besar kelainan ini tidak mengikutsertakan ovarium atau genetalia
eksterna, sehingga diantaranya tidak menampakkan diri sebelum menarche atau
sebelum perkawinan.

Disamping itu, terdapat kelainan-kelainan yang berasal dari kelainan


kromosom khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal. Kelainan ini sering
sekali menimbulkan masalah interseks. Pada seorang interseks bisa terdapat bahwa
jenis gonadnya tidak sesuai dengan kromosom seksnya atau dengan morfologi
genetalia interna, dan morfologi genetalia eksterna, khususnya bentuk genetalia

16
eksterna sedemikian rupa, sehingga jenis kelainan bayi yang bersangkutan tidak dapat
ditentukan dengan segera.

Penatalaksanaan :Insisi Perlengketan dan menjahit luka – luka yang timbul.

5. Hipoplasia vulva
Hipoplasia ovaria (indung telur mengecil) dan Agenesis ovaria (indung telur
tidak terbentuk).
Hipoplasia ovaria, merupakan suatu keadaan indung telur tidak berkembang
karena keturunan.Hal ini dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Apabila
terjadi pada salah satu indung telur maka sapi akan menunjukan gejala anestrus
(tidak pernah birahi) dan apabila terjadi pada kedua indung telur maka sapi akan
steril (majir). Secara perrektal indung telur akan teraba kecil, pipih dengan
permukaan berkerut. Agenesis ovaria merupakan suatu keadaan sapi tidak
mempunyai indung telur karena keturunan.Dapat terjadi secara unilateral (salah satu
indung telur) ataupun bilateral (kedua indung telur).
Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang juga kurang berkembang
pada keadaan hipoestrogenisme, infatilisme, dan lain-lain.Biasanya ciri-ciri seks
sekunder juga tidak berkembang. Pepatah perancis mengatakan la vulve est le
mirroir de l’ovair (vulva mencerminkan keadaan ovarium).

Etiologi

Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan ini
antara lain :

a. Kelainan genetik dan kromosom


Kelainan genetik pada ayah ibu memungkinkan besar akan berpengaruh
atas kejadian kelainan ini pada anaknya. Tetapi dapat pula diwarisis oleh bayi
yang bersangkutan sebagai unsur dominan atau kadang sebagai unsur resesif.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran, maka telah
dapat diperiksa kemungkinan adanya kelainan kromosom selama kehidupan
fetal serta telah dapat dipertimbangkan tindakan-tindakan selanjutnya

17
b. Faktor mekanik
tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat
menyebabkan kelainan bentuk organ tersebut. Faktor predisposisi dalam
pertumbuhan organ itu sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu
organ.
c. Faktor obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester
pertama kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan
kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang dapat mengakibatkan
terjadinya fokomelia atau mikromelia. Beberapa jenis jamu-jamuan yang
diminum wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik diduga erat pula
hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital. Walaupun hal ini secara
laboratorik belum banyak diketahui secara pasti.
d. Faktor hormonal
faktor ini diuga mempunyai hubungan pula dengan kejadian hipoplasi vulva.
e. Faktor radiasi
Radiasi pada permulaan kehamilan memungkinkan akan dapat
menimbulkan kelainan pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar
pada orang tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gen yang
mungkin sekali dapat menyebabkan kelainan pada bayi yang dilahirkan.
f. Faktor gizi
Pada penyelidikan-penyelidikan menunjukkan bahwa frekuensi kelainan
pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan makanan lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu yang baik gizinya.

6. Kelainan prenium
Pada kloaka persisten karena septum urogenital tidak tumbuh, dimana bayi tidak
mempunyai lubang anus, atau anus bermuara dalam sinus urogenitalis, dan terdapat
satu lubang dari mana keluar air kencing dan feses.
 Atresia ani

Dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi
gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan.

18
Penyebab pasti belum diketahui, namun ada sumber yang mengatakan atresia ani/rekti
disebabkan :

a. Gangguan pertumbuhan, fusi, dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik.

b. Orang tua yang mempunyai gen carrier penyakit ini mempunyai peluang sekitar
25% untuk diturunkan pada anaknya pada saat kehamilan.

c. 30% anak yang mempunyai sindrom genetik, kelainan kromosom atau kelainan
kongenital lain juga beresiko untuk menderita atresia ani dan rekti.

 Fistula rektovestibularis kongenital


Fistula rektovestibularis kongenital adalah cacat yang sering ditemukan pada
perempuan. Rectum bermuara ke dalam vestibula kelamin perempuan sedikit
diluar selaput dara.
Kloaka
Kloaka persisten ini, rectum, vagina dan slauran kencing bertemu dalam satu
saluran bersama. Perineum mempunyai satu lubang yang terletak sedikit
dibelakang klitoris.

 Anus vestibularis

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

20
DAFTAR PUSTAKA

(sumber : http://www.drdidispog.com/2008/07/istilah-obstetri-dan-ginelogi.html)
(sumber : Achmad, Maulana, dkk. 2003. Kamus Ilmiah Populer. Cetakan Pertama.
Jakarta: Absolut.)
(sumber : Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN
Balai Pustaka.)
http://natalipinemlusia.blogspot.co.id/2013/04/makalah-ginekologi.html

http://materi-bidan.blogspot.co.id/2014/11/hymen-imperforata.html

http://anggitdevythasari.blogspot.co.id/2017/04/lingkup-ginekologi-kelainan-pada-
sistem.html

21

Anda mungkin juga menyukai