Anda di halaman 1dari 34

Fisiologi Janin

Oleh
Dwi Diana Oktari
NEUROLOGI JANIN
Perkembangan otak

otak janin akan berkembang dalam bentuk dan fungsi.


Dari bentuk girus dapat diperkirakan usia janin (Dolman,
1977). Kepala janin merupakan bentuk yang unik dimana
muka hanya sebagian kecil sementara tempurung kepala
lebih dominan dibanding dengan bentuk pada dewasa; ini
berarti sebagian besar ditempati oleh otak
Your Picture Here

Perkembangan fungsi syaraf

Fungsi sinaptik telah bekerja pada usia


gestasi 8 minggu, terbukti dari fleksi
leher dan tubuh. Janin agaknya sudah
dapat mendengar pada 16 minggu.
Sedangkan ujung syaraf perasa pada
lidah dapat ditemukan pada usia 3
bulan; barulah pada 28 minggu
diperkirakan janin dapat mengecap
rasa.
NEFROLOGI JANIN

Sejak jaman Hippocrates, telah diketahui bahwa


janin memproduksi urin. Secara umum diketahui
bahwa, paling tidak pada akhir kehamilan,
sebagian besar cairan ketuban diatur oleh produksi
urin ginjal janin. Walaupun plasenta merupakan
organ utama pengatur janin, ginjal janin juga
berperan dalam pengaturan tekanan arteri,
homeostasis cairan dan elektrolit, keseimbangan
asam basa dan sintesa hormonal janin.
NEFROLOGI JANIN

Maturasi ginjal Sistem ekskresi ginjal pada


manusia melewati 3 tahap perkembangan
morfogenik. Tahap pertama ditandai dengan
munculnya sepasang tubulus yang membentuk
pronefros. Tahap kedua adalah perkembangan
mesonefros, Mesonefros mengalami degenerasi
pada minggu ke 11 hingga minggu ke 12
kehamilan yang diikuti pembentukan tunas
ureterik. Tahap ketiga dan fase terakhir
perkembangan ginjal adalah timbulnya
metanefros, atau ginjal metanefrik yang matang.
Aliran darah ginjal

 Ginjal pada bayi baru lahir mendapat darah sekitar 15 sampai


18 % dari cardiac output, sedangkan ginjal janin hanya
mendapat 2 sampai 4 % dari output darah ventrikel selama
trimester terakhir kehamilan. Ginjal menempati persentase
berat badan lebih besar pada janin dibanding dengan masa
kehidupan selanjutnya.
Sistem persarafan simpatis ginjal

 Sistem saraf simpatis mungkin ikut berperan dalam mengatur


hemodinamik ginjal janin. Zimmerman mendapatkan bahwa
tubulus kontortus janin manusia yang berumur 13 sampai 16
minggu mengandung ujung-ujung persarafan.
Sistem kallikrein kinin

 Ekskresi kallikrein urin meningkat secara bermakna selama


maturasi janin hingga lahir, bahkan jika diadakan koreksi
terhadap berat ginjal maupun GFR. Terdapat hubungan yang
erat antara peningkatan ekskresi kallikrein ini dengan
peningkatan RBF.Selanjutnya, penghambatan kininase I
berhubungan dengan penurunan resistensi vascular ginjal
janin.
Fungsi tubulus

 pada manusia secara normal mengalami degenerasi pada


awal kehamilan sehingga urin janin yang mengalir kedalam
kavum amnion adalah sekitar 230 hingga 660ml/hari
Kapasitas konsentrasi ginjal janin

 penurunan perpindahan cairan transplasental pada janin


menyebabkan penurunan produksi urin janin dan pada
pengamatan diketahui bahwa peningkatan osmolalitas urin
dan penurunan aliran urin dalam uterus menunjukkan adanya
'stres' pada janin. Keadaan ini didukung dengan adanya
temuan bahwa restriksi cairan maternal ebih dari 10 hari
dapat menyebabkan anuria dan kematian janin. Kemampuan
ginjal untuk memekatkan urin hingga pada kadar orang
dewasa belum tercapai pada saat setelah kelahiran.
Pada kehamilan 11 minggu usus halus
janin menunjukkan peristaltik dan mampu
menyerap glukosa (Kolldovsky dkk 1965).
Fungsi gastrointestinal lebih berkembang
SISTEM DIGESTIF JANIN pada kehamilan 16 minggu, sehingga janin
dapat menelan cairan amnion,
menyerapnya dan mengeluarkan yang tak
dipakai melalui colon.
Pankreas dan Hati Fungsi
hati janin berbeda dengan hati dewasa;
hanya ada beberapa enzim. Hati hanya
mempunyai kemampuan terbatas
SISTEM DIGESTIF JANIN
mengubah bilirubin bebas menjadi bilirubin
diglukuronoside. Semakin muda semakin
imatur sistem konjugasi tersebut. Karena
usia eritrosit janin lebih pandek dari orang
dewasa, produksi bilirubin relatif lebih
banyak.
 Bashore dkk (1964) melaporkan bilirubin indirek yang diberi label
radioaktif dapat segera disalurkan dari sirkulasi ke plasenta, lalu
ke hati ibu di mana dikonjugasi dan diekskresi melalui empedi ibu
 Kebanyakan kolesterol diproduksi oleh hati janin jadi kebutuhan
LDL bagi adrenal janin dipenuhi oleh sintesis hati.
 Glikogen ada dalam konsentrasi kecil di hati janin pada trimeser
kedua, namun pada trimeser ketiga akan meningkat menjadi 2-3
kali kadar orang dewasa. Setelah lahir kadar glikogen akan turun
segera
 Granul yang mengandung insulin dapat ditemukan pada 9-10
minggu, dan insulin dapat ditemukan plasma pada 12 minggu
(Adam dkk, 1969). Insulin pada bayi ibu dengan diabetes
ternyata tinggi, demikian juga pada bayi besar, sebaliknya
sedikit pada bayi kecil masa kehamilan (Brismead dan liggins,
1979).
RESPON ANTIBODI JANIN

Kapasitas janin dalam memproduksi antibodi berbeda


secara kuantitatif dan kualitatif dibandingkan orang
dewasa. Sampai janin/bayi baru lahir sebenarnya telah
dipahami bahwa sebagian besar perangkat/instrumen
imunologis (misalnya sel B sel T, sel makrofag dan sel NK)
telah tersedia dan cukup matang baik fenotip dan
fungsinya (Hayward dan Ezer, 1974; Asantila dan Vahala,
1974; Miyawaki dan Moriya, 1981).
 Kapasitas janin dalam memproduksi antibodi berbeda secara
kuantitatif dan kualitatif dibandingkan orang dewasa.
 Secara kuantitatif kapasitas janin dalam memproduksi antibodi
telah tampak yang diawali pada usia kehamilan 10-14 minggu,
tetapi kadar imunoglobulinnya rendah khususnya dalam keadaan
tidak adanya infeksi intra uterin
 IgG mengalami katabolisasi dengan paruh waktu selama 30 hari
serta terjadi penurunan konsentrasi IgG setelah 3 bulan pertama
terutama yang disebabkan oleh peningkatan volume darah di
dalam tubuh bayi yang berkembang
 Sintesis IgM janin telah ditemukan sejak umur kehamilan 8-10
minggu, menyusul IgG sedikit lebih lambat sedangkan sintesis
IgA dimulai menjelang kehamilan aterm
Your Picture Here
Persiapan perangkat sel B dan IgM
membran janin

Ontogeni sel B diawali dengan masuknya


stem cell dari limfoid ke hati janin pada umur
kehamilan 8 – 9 minggu. Di antara himpunan
sel hematopoetik yang berfungsi sebagai
progenitor sel B nampak sel-sel B prekursor.
Diferensiasi sel B berlangsung

Simultan diantaranya Sel B prekursor melakukan perubahan morfologis,


menjalani proses maturasi dan melakukan proliferasi secara ekstensif dengan
membentuk klon-klon yang beraneka ragam (clonal diversity). Dan kemudian sel B
menjadi matur/dewasa. Aktivasi sel B menjadi oto tolerans telah diperoleh
semenjak sel ini masih muda (imatur). Dengan demikian sel B dalam keadaan
anergi. Stimulasi oleh sel T dibutuhkan dalam proses ini guna mempertahankan sel
B tolerans. Pengembangan spesifisitas atas klon-klon sel B melalui mekanisme
penataan ulang (rearrangement) gen Ig secara berjenjang guna menghasilkan
molekul IgM membran. Proses diferensiasi diatas berlangsung dalam organ limfoid
primer (hati janin). Spesifikasi sel B janin berbeda dengan sel B orang
dewasa/konvensional. Diantaranya, sel ini memiliki petanda CD5 (Cluster of
Differentiation), kaya dengan produksi IgM dan memproduksi pula otoantibodi
IgM.
Persiapan perangkat sel T janin

Stem cell dari limfoid dalam sumsum tulang janin yang menjadi
progenitor sel T disebut sel prothymosit. Sel-sel ini berpindah
memasuki kelenjar timus karena pengaruh faktor khemotaksis pada
umur kehamilan 7 minggu. Dalam kelenjar timus terjadi
perkembangan antara lain diferensiasi dan proliferasi sel T menjadi
subpopulasi sel T imunokompeten disertai pula perubahan perubahan
fenotipe permukaan, penataan ulang gen reseptor sel T di lapisan
kortek serta menghasilkan ekspresi reseptor sel T pada sel timosit,
proses selektif oleh sel epitel timus terhadap sel timosit dengan
afinitas haplotype MHC (Major Histocompatibility
Complex)sehingga reseptor sel T hanya mengenal antigen yang
berhubungan dengan molekul MHC, sel T mengalami induksi tolerans
imunologis karena masih kekurangan molekul MHC
ENDOKRINOLOGI JANIN

Pengertian tentang endokrinologi janin meningkat sangat cepat selama dekade


lalu. Sebelum ditemukan metode pengambilan sampel darah janin, dahulu
pengetahuan tentang endokrinologi janin sangat tergantung pada informasi
yang didapat dari jaringan abortus, janin anensefal, dan sampel dari ibu saat
persalinan preterm atau aterm. Secara garis besar sistim endokrin janin terdiri
dari sistim hipotalamus- hipofisis dan target organnya, sistim hormon
paratiroid-kalsitonin, dan sistim endokrin pankreas.
Sistim hipotalamus-hipofisis

Hipotalamus menghasilkan hormon pelepas (releasing hormone) seperti:


gonadotropin releasing hormone (GnRH); thyrotropin (TRH); corticotropin
relesing hormone (CRH); dan growth hormone releasing hormone (GHRH), dan
hormon penghambat (inhibitory hormone) seperti prolactin inhibiting factor (PIF)
untuk mengontrol pelepasan hormon hipofisis.
Hormon hipofisis anterior

Sel-sel hipofisis anterior telah berdiferensiasi


mulai minggu ke 7-16 kehamilan membentuk sel
gonadotrof yang mengsekresi gonadotropin yang
terdiri dari luitenising hormone (LH) dan folicle-
stimulating hormone (FSH); sel tirotrof
mengsekresi thyroidstimulating hormone (TSH);
sel laktotrof mengsekresi prolaktin; sel somatotrof
mengsekresi growth hormone (GH); dan sel
kortikotrof mengsekresi adrenocorticotrophine
(ACTH).
Gonadotropin

Gonadotropin (FSH dan LH) telah ditemukan pada hipofisis


sejak kehamilan minggu ke sembilan. Pada janin perempuan
gonadotropin hipofisis meningkat sampai pertengahan
kehamilan, kemudian terjadi penurunan setelah itu. Sedangkan
pada janin laki laki, gonadotropin hipofisis meningkat sepanjang
kehamilan. Hormon testosteron diproduksi oleh sel Leydig yang
dimulai pada trimester pertama kehamilan, dan mencapai
maksimal pada minggu ke 17-21 kehamilan. Namun demikian
produksi hormon estrogen dan progesteron dari plasenta ibu pada
trimester ke tiga kehamilan lebih lanjut akan menekan
pematangan aksis hipotalamus-hipofisis ovarium pada janin.
TSH (tirotropin)

TSH (tirotropin) plasma janin meningkat sesuai umur kehamilan dimana


kadarnya rendah pada umur kehamilan 16-18 minggu dan maksimal pada
umur kehamilan 35-40 minggu. Kadar TSH janin didapatkan lebih tinggi
dibandingkan kadar TSH orang dewasa. Sebaliknya kadar tiroxin (T4) total
janin didapatkan lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini
diduga disebabkan oleh nilai ambang untuk terjadinya umpan balik negatif
lebih tinggi pada fase prenatal dibandingkan periode postnatal.
Hormon Prolaktin dan Hormon pertumbuhan

Hormon prolaktin dan hormon pertumbuhan


(growth hormone) merupakan hormon
polipeptida. Prolaktin sudah bisa terdeteksi di
hipofisis janin pada minggu ke 810 kehamilan.
Kadar prolaktin tetap rendah sampai umur
kehamilan 25-30 minggu kemudian meningkat
sesuai peningkatan umur kehamilan dan
mencapai puncak sekitar 11 nmol/L saat janin
aterm
Adrenocotricotropin (ACTH)

ACTH terdeteksi dengan tehnik imunohistokimia pada hipofisis


janin pada minggu ke 10 kehamilan3. Penelitian menunjukkan
bahwa hipofisis janin manusia respon terhadap CRH dari
hipotalamus yaitu pada minggu ke 14 kehamilan, respon ini
cenderung tidak mengalami peningkatan sesuia peningkatan
umur kehamilan. Kadar CRH pada plasma janin aterm berkisar
0,03 nmol/L, sedangkan kadar ACTH plasma janin pada
pertengahan kehamilan berkisar 55 pmol/L yang merupakan
kadar maksimal untuk menstimulasi pembentukan steroid
adrenal.
Hormon hipofisis posterior

Hipofisis posterior disebut juga neurohipofis telah tebentuk sempurna


pada janin minggu ke 10-12 kehamilan. Ada 3 hormon peptida dari
hipofisis posterior janin yang diidentifikasi selama kehidupan janin.
Ketiga hormon tersebut adalah arginine vasopressin (AVP), oksitosin,
dan arginine vasotocin (AVT), namun yang paling penting adalah AVP
dan oksitosin.
Arginine vasopressin

Arginine vasopressin disebut juga hormon


antidiuretik (ADH) telah ditemukan sejak minggu
ke 12 kehamilan. Kadar vasopressin pada janin
manusiasebelum persalinan belum diketahui
dengan jelas, namun pada janin hewan aterm
didapatkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hewan dewasa. Fungsi vasopressin antara
lain untuk memelihara kondisi kardiovaskular
janin saat terjadi stres.
Oksitosin

Oksitosin ditemukan di hipofisis janin pada trimester kedua


kehamilan. Kadar oksitosin meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur kehamilan. Persalinan secara bermakna
menstimulasi peningkatan kadar oksitosin janin, sedangkan
pada saat yang sama kadar oksitosin ibu tetap atau hanya
meningkat sedikit.
Sistim hormon paratiroid-kalsitonin

Kelenjar paratiroid janin berkembang antara minggu ke 5-12 kehamilan, dan


diameternya bertambah mulai 0,1 mm pada minggu ke 14 kehamilan menjadi
1-2 mm saat kelahiran. Kelenkar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid
sedangkan sel-sel C parafolikuler tiroid menghasilkan kalsitonin.
Sistim endokrin pankreas

Pankreas janin sudah dapat teridentifikasi pada


minggu ke 4 kehamilan, dan sel alfa dan beta sudah
berdiferensiasi pada minggu ke 8-9 kehamilan. Pankreas
menghasilkan antara lain insulin dan glukagon. Sel sel
beta pankreas telah berfungsi dari minggu ke 14 - 20
kehamilan, namun pankreas belum sensistif untuk
melepaskan insulin sebelum minggu ke 28 kehamilan.
Kadar insulin pankreas meningkat dari < 0,5 U/g pada
minggu ke 7-10 menjadi 4 U/g pada minggu ke 16-25
kehamilan, dan pada umur kehamilan mendekati aterm
meningkat menjadi 13 U/g. Kadar ini lebih tinggi
dibandingkan kadar insulin pankreas orang dewasa yang
berkisar 2 U/g1.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai