Anda di halaman 1dari 30

PERKEMBANGAN

FISIOLOGIS JANIN
Sistem Digestiva
Pada kehamilan 11 minggu usus halus janin menunjukkan
peristaltik dan mampu menyerap glukosa
Fungsi gastrointestinal lebih berkembang pada kehamilan 16
minggu, sehingga janin dapat menelan cairan amnion,
menyerapnya dan mengeluarkan yang tak dipakai melalui colon
Janin aterm menelan banyak cairan amnion, jumlahnya
mencapai 450 ml dalam 24 jam
Pada kehamilan tua, mekanisme minum berguna pula untuk
membersihkan kotoran yang tak larut. Hal ini dapat ditemukan
pada pada mekonium yang diperiksa setelah kelahiran.
Mekonium tidak hanya mengandung debris dari cairan amnion, juga terdapat
sisa sekresi, eksresi dan deskuamasi traktus gastrointestinal. Warna hijau pekat
disebabkan pigmen, umumnya biliverdin.
Pada hipoksia akan mengakibatkan defekasi dimana mekonium keluar, hal ini
dirangsang oleh arginine vasopresin (AVP) yang keluar dari kelenjar hipofisis.
Zat ini merangsang otot polos kolon untuk berkontraksi sehingga timbul
defekasi. Pada obstruksi, dapat terjadi janin muntah in utero
Pankreas dan Hati
Hati hanya mempunyai kemampuan terbatas mengubah
bilirubin bebas menjadi bilirubin diglukuronoside
Semakin muda semakin imatur sistem konjugasi tersebut.
Karena usia eritrosit janin lebih pandek dari orang dewasa,
produksi bilirubin relatif lebih banyak. Hanya sebagian kecil
di konjugasi oleh hati janin dan di ekskresi melalui traktus
bilier ke usus dan teroksidasi menjadi biliverdin
n bilirubin indirek yang diberi label radioaktif dapat segera
disalurkan dari sirkulasi ke plasenta, lalu ke hati ibu di
mana dikonjugasi dan diekskresi melalui empedi ibu.
Kebanyakan kolesterol diproduksi oleh hati janin jadi kebutuhan LDL bagi
adrenal janin dipenuhi oleh sintesis hati.
Glikogen ada dalam konsentrasi kecil di hati janin pada trimeser kedua, namun
pada trimeser ketiga akan meningkat menjadi 2-3 kali kadar orang dewasa.
Setelah lahir kadar glikogen akan turun segera.
Glukagon dapat di identifikasi pada pankreas janin usia 8 minggu kehamilan.
Fungsi eksokrin pankreas janin dapat dibuktikan namun terbatas, buktinya
percobaan penyuntikan albumin berlabel radio-iodine pada cairan amnion
ditelan janin dan dapat ditemukan segera pada urin ibu
RESPON ANTIBODY JANIN
Respon imun adalah suatu reaksi hasil suatu sistim yang komplek. Membangkitkan
respon imun membutuhkan antara lain :
1. Serial interaksi di antara sel-sel makrofag, limfosit T dan B yang terorganisasi dengan
rapih.
2. Proses maturasi mekanisme sel-sel efektor seperti sel netrofil, sel eosinofil, sel basofil
dan sel mast .
3. Membutuhkan protein serum yaitu komplemen dan faktor-faktor koagulasi.
Berdasarkan hal tersebut diatas respon imun yang terjadi di dalam tubuh janin dan
neonatus (bayi baru lahir ) dapat dikatakan sebagai hal yang unik. Bahkan karakteristik
respon imun janin dan neonatus ini lebih disebut sebagai interaksi seluler yang bersifat
prematur (Lawton, 1992).
Sampai janin/bayi baru lahir sebenarnya telah dipahami bahwa sebagian besar
perangkat/instrumen imunologis (misalnya sel B sel T, sel makrofag dan sel NK)
telah tersedia dan cukup matang baik fenotip dan fungsinya
Secara kuantitatif kapasitas janin dalam memproduksi antibodi telah tampak
yang diawali pada usia kehamilan 10-14 minggu, tetapi kadar imunoglobulinnya
rendah khususnya dalam keadaan tidak adanya infeksi intra uterin
Perkecualian untuk IgG, IgG diperoleh dari ibu melalui transfer plasenta. IgG mengalami
katabolisasi dengan paruh waktu selama 30 hari serta terjadi penurunan konsentrasi IgG setelah
3 bulan pertama terutama yang disebabkan oleh peningkatan volume darah di dalam tubuh bayi
yang berkembang. Kemudian kecepatan sintesis IgG bayi akan mengambil alih serta melampaui
jumlah IgG maternal yang rusak karena katabolisme. Selanjutnya secara keseluruhan konsentrasi
IgG meningkat terus dengan stabil, sampai mencapai kadar orang dewasa pada umur 4-6 tahun
Sintesis IgM janin telah ditemukan sejak umur kehamilan 8-10 minggu, menyusul IgG sedikit
lebih lambat sedangkan sintesis IgA dimulai menjelang kehamilan aterm
Kandungan antibodi serum janin aterm meliputi IgM sebesar 10% kadar orang
dewasa, IgG dengan kadar seperti orang dewasa (karena diperoleh melalui
transport plasental) serta sedikit bahkan hampir tidak ada IgA
Kelenjar limfe dan limfe secara relatif kurang berkembang sampai janin/bayi
lahir, kecuali ada eksposur antigen intrauterin karena infeksi kongenital oleh
mikroorganisme seperti rubella, cytomegalovirus, herpes dan toxoplasma
Janin yang memperoleh infeksi intrauterin kongenital sering memiliki IgM
setinggi kadar orang dewasa serta peningkatan kadar IgG & IgA yang mencolok.
Kemampuan janin memproduksi antibodi adalah suatu proses ontogeni dari
sintesis imunoglobulin. Proses tersebut dikenal dengan mekanisme
imunofisiologis janin yang telah dimulai sejak umur kehamilan dini.
Persiapan perangkat sel B dan IgM
membran janin
Ontogeni sel B diawali dengan masuknya stem cell dari limfoid ke hati janin pada
umur kehamilan 8 – 9 minggu. Di antara himpunan sel hematopoetik yang
berfungsi sebagai progenitor sel B nampak sel-sel B prekursor. Sel-sel ini
mengekspresikan rantai μ IgM dalam sitoplasmanya. Ketika produksi sel B
menurun fungsi tersebut diambil alih oleh sumsum tulang sejak umur kehamilan
12 minggu untuk selamanya.
Diferensiasi sel B berlangsung simultan
diantaranya
Sel B prekursor melakukan perubahan morfologis, menjalani proses maturasi
dan melakukan proliferasi secara ekstensif dengan membentuk klon-klon yang
beraneka ragam (clonal diversity)
Aktivasi sel B menjadi oto tolerans telah diperoleh semenjak sel ini masih muda
(imatur). Dengan demikian sel B dalam keadaan anergi. Stimulasi oleh sel T
dibutuhkan dalam proses ini guna mempertahankan sel B tolerans
Pengembangan spesifisitas atas klon-klon sel B melalui mekanisme penataan
ulang (rearrangement) gen Ig secara berjenjang guna menghasilkan molekul IgM
membrane
Sel B yang telah dilengkapi dengan IgM membran telah nampak di hati janin
sejak umur kehamilan 8-9 minggu
Sel B yang telah dewasa (matur) masuk kedalam sirkulasi darah sebagai sel
imunokompeten dan kemudian migrasi kedalam jaringan limfoid
sekunder/perifer termasuk kelenjar getah bening, limfe dam folikel limfoid
lapisan mukosa saluran pencernaan dan pernafasan
Dalam organ tersebut sel B akan memasuki fase maturasi yang memerlukan
stimulasi/rangsangan antigen (antigen-dependent phase) untuk menjadi sel
efektor. Sel B sebagai sel efektor akan membentuk antibodi dan kemudian
mensekresinya. Jumlah sel B dewasa seterusnya meningkat dengan cepat. Dan
proporsi sel B sebagai sel imunokompeten sampai pada umur kehamilan 14-16
minggu dalam sumsum tulang, darah dan limfe menyamai proporsi sel B di
jaringan orang dewasa
Sel plasma dengan jumlah kecil telah ditemukan dalam kehidupan intra uterin.
Sel plasma terbentuk pada tahap akhir dari proliferasi dan diferensiasi sel B
karena rangsangan antigen (external antigen).
Spesifikasi sel B janin berbeda dengan sel B orang dewasa/konvensional.
Diantaranya, sel ini memiliki petanda CD5 (Cluster of Differentiation), kaya
dengan produksi IgM dan memproduksi pula otoantibodi IgM.
Persiapan perangkat sel T janin
Stem cell dari limfoid dalam sumsum tulang janin yang menjadi progenitor sel T disebut sel
prothymosit.
Dalam kelenjar timus terjadi perkembangan antara lain (Abbas et al, 1991; Roitt, 1994; Tizard,
1995): diferensiasi dan proliferasi sel T menjadi subpopulasi sel T imunokompeten disertai
pula perubahan- perubahan fenotipe permukaan, penataan ulang gen reseptor sel T di lapisan
kortek serta menghasilkan ekspresi reseptor sel T pada sel timosit, proses selektif oleh sel
epitel timus terhadap sel timosit dengan afinitas haplotype MHC (Major Histocompatibility
Complex)sehingga reseptor sel T hanya mengenal antigen yang berhubungan dengan molekul
MHC, sel T mengalami induksi tolerans imunologis karena masih kekurangan molekul MHC.
Emigrasi sel T dari kelenjar timus ke jaringan limfoid perifer melalui sirkulasi darah sebagian
besar adalah sel T matur baik fenotipe dan fungsinya. Ini terjadi pada umur kehamilan 10-12
minggu
ENDOKRINOLOGI
JANIN
Sistim hipotalamus-hipofisis
Aksis neuroendokrin janin terdiri dari hipotalamus, eminensia
mediana, pembuluh darah portal hipotalamus-hipofisis, dan
hipofisis
Perkembangan emenensia mediana terjadi pada umur
kehamilan 9 minggu, sedangkan perkembangan pembuluh
darah portal hipofisis-hipotalamus terjadi pada umur
kehamilan 12 minggu
Pada kehamilan minggu ke 8 sampai 13, hipotalamus dan
hipofisis janin secara in vitro mulai merespon rangsangan
stimulus maupun inhibisi.
Pada pertengahan umur kehamilan, aksis hipotalamus-
hipofisis janin sudah merupakan suatu unit fungsional dan
autonom untuk mengadakan mekanisme kontrol umpan balik
Hormon hipofisis anterior
Sel-sel hipofisis anterior telah
berdiferensiasi mulai minggu ke 7-16
kehamilan membentuk sel gonadotrof
yang mengsekresi gonadotropin yang
terdiri dari luitenising hormone (LH) dan
folicle-stimulating hormone (FSH); sel
tirotrof mengsekresi thyroidstimulating
hormone (TSH); sel laktotrof mengsekresi
prolaktin; sel somatotrof mengsekresi
growth hormone (GH); dan sel kortikotrof
mengsekresi adrenocorticotrophine
(ACTH)
Gonadotropin
Gonadotropin (FSH dan LH) telah ditemukan pada hipofisis sejak kehamilan
minggu ke sembilan. Terdapat perbedaan profil gonadotropin antara janin
perempuan dan laki laki. Pada janin perempuan gonadotropin hipofisis
meningkat sampai pertengahan kehamilan, kemudian terjadi penurunan setelah
itu. Sedangkan pada janin laki laki, gonadotropin hipofisis meningkat sepanjang
kehamilan
Hormon testosteron diproduksi oleh sel Leydig yang dimulai pada trimester
pertama kehamilan, dan mencapai maksimal pada minggu ke 17-21 kehamilan
Pada ovarium janin perempuan, bakal sel primordial berdiferensiasi menjadi ova
sepanjang trimester pertama dan kedua kehamilan. Janin bulan ke empat
kehamilan telah menghasilkan folikel, bahkan pada bulan ke enam kehamilan
banyak folikel preantral telah berkembang
TSH (tirotropin)
TSH (tirotropin) plasma janin meningkat sesuai umur kehamilan dimana kadarnya rendah pada
umur kehamilan 16-18 minggu dan maksimal pada umur kehamilan 35-40 minggu
Kadar TSH janin didapatkan lebih tinggi dibandingkan kadar TSH orang dewasa. Sebaliknya kadar
tiroxin (T4) total janin didapatkan lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa
Respon TSH hipofisis terhadap TRH hipotalamus terjadi pada awal trimester tiga kehamilan.
Demikian juga injeksi T4 kedalam cairan amnion 24 jam sebelum seksio sesar elektif akan
meningkatkan kadar T4 janin dan sebaliknya terjadi penurunan kadar TSH janin. Hal ini
menunjukkan bahwa pada janin tejadi mekanisme umpan balik negatif dari TSH
Hormon Prolaktin dan Hormon
pertumbuhan
Prolaktin sudah bisa terdeteksi di hipofisis janin pada minggu ke 8- 10 kehamilan
Kadar prolaktin tetap rendah sampai umur kehamilan 25-30 minggu kemudian meningkat sesuai
peningkatan umur kehamilan dan mencapai puncak sekitar 11 nmol/L saat janin aterm
Fungsi hormon prolaktin pada janin diduga berperan pada pematangan paru, osmoregulasi, dan
pertumbuhan kelenjar adrenal
Hormon pertumbuhan mulai disintesis dan disekresi oleh hipofisis janin pada minggu ke 8-10
kehamilan, dan terdeteksi pada plasma janin mulai minggu ke 12 kehamilan
Kadar hormon pertumbuhan pada plasma janin yang dideteksi di tali pusat adalah 1-4 nmol
selama trimester pertama kehamilan, dan meningkat mencapai puncak sekitar 6 nmol pada
pertengahan kehamilan
Kadarnya kemudian menurun progresif pada paruh kedua kehamilan sampai mencapai kadar
sekitar 1,5 nmol pada kehamilan aterm
Sel somatotrof dihipofisis respon terhadap somatostatin pada minggu ke 12 kehamilan,
sedangkan terhadap GHRH pada minggu ke 18-22 kehamilan
Adrenocotricotropin (ACTH)
ACTH terdeteksi dengan tehnik imunohistokimia pada hipofisis janin pada minggu ke 10 kehamilan
Penelitian menunjukkan bahwa hipofisis janin manusia respon terhadap CRH dari hipotalamus
yaitu pada minggu ke 14 kehamilan, respon ini cenderung tidak mengalami peningkatan sesuia
peningkatan umur kehamilan
Kadar CRH pada plasma janin aterm berkisar 0,03 nmol/L, sedangkan kadar ACTH plasma janin
pada pertengahan kehamilan berkisar 55 pmol/L yang merupakan kadar maksimal untuk
menstimulasi pembentukan steroid adrenal
Pada umur kehamilan lanjut, kelenjar adrenal janin menghasilkan 100-200 mg steroid termasuk
dehydroepiandrosterone (DHEA) dan pregnenolone
kelenjar adrenal janin juga menghasilkan kortisol dan aldosteron. Kortisol adrenal merupakan 2/3
dari seluruh kortisol janin, sedangkan 1/3 lainnya berasal dari transfer kortisol plasenta
Hormon hipofisis posterior
Hipofisis posterior disebut juga neurohipofis telah tebentuk sempurna pada janin minggu ke 10-
12 kehamilan
Ada 3 hormon peptida dari hipofisis posterior janin yang diidentifikasi selama kehidupan janin.
Ketiga hormon tersebut adalah arginine vasopressin (AVP), oksitosin, dan arginine vasotocin
(AVT), namun yang paling penting adalah AVP dan oksitosin
Arginine vasopressin
Arginine vasopressin disebut juga hormon antidiuretik (ADH) telah ditemukan sejak minggu ke
12 kehamilan
Fungsi vasopressin antara lain untuk memelihara kondisi kardiovaskular janin saat terjadi stres.
Hal ini dibuktikan dengan kadar yang meningkat saat terjadi hipoksia janin dan perdarahan
Pada kasus resus isoimunisasi, kadar vasopressin janin bisa digunakan sebagai petunjuk adanya
distres janin
Oksitosin
Oksitosin ditemukan di hipofisis janin pada trimester kedua kehamilan
Kadar oksitosin meningkat sesuai dengan meningkatnya umur kehamilan. Persalinan secara
bermakna menstimulasi peningkatan kadar oksitosin janin, sedangkan pada saat yang sama
kadar oksitosin ibu tetap atau hanya meningkat sedikit
Sistim hormon paratiroid-kalsitonin
Kelenjar paratiroid janin berkembang antara minggu ke 5-12 kehamilan, dan diameternya
bertambah mulai 0,1 mm pada minggu ke 14 kehamilan menjadi 1-2 mm saat kelahiran
kadar hormon paratiroid janin tetap lebih rendah dibandingkan kadar pada ibu, hal ini untuk
mengadaptasi kebutuhan kalsium janin yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang
kadar kalsitonin janin lebih tinggi dibandingkan kadar pada ibu, hal ini mungkin disebabkan oleh
stimulasi hiperkalsemia kronik pada janin
Sistim endokrin pankreas
Pankreas janin sudah dapat teridentifikasi pada minggu ke 4 kehamilan, dan sel alfa dan beta
sudah berdiferensiasi pada minggu ke 8-9 kehamilan
Pankreas menghasilkan antara lain insulin dan glukagon. Sel sel beta pankreas telah berfungsi
dari minggu ke 14-20 kehamilan, namun pankreas belum sensistif untuk melepaskan insulin
sebelum minggu ke 28 kehamilan
Kadar insulin pankreas meningkat dari < 0,5 U/g pada minggu ke 7-10 menjadi 4 U/g pada
minggu ke 16-25 kehamilan, dan pada umur kehamilan mendekati aterm meningkat menjadi 13
U/g. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan kadar insulin pankreas orang dewasa yang berkisar 2
U/g
Hal yang sama untuk kadar glukagon pankreas yang juga meningkat sesuai peningkatan umur
kehamilan, dimana kadarnya berkisar 6 ug/g pada pertengahan umur kehamilan. Kadar ini lebih
tinggi dibandingkan pada orang dewasa yang berkisar 2 ug/g
Click icon to add picture

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai