baik dari estetika, bentuk, fungsi, makna, produksi, proses, maupun penontonnya. Jadi seluk beluk
Memasuki dunia perfilman berarti memasuki dunia pemahaman estetik melalui paduan seni acting,
fotografi, teknologi optic, komunikasi visual, industri perfilman ide, cita-cita dan imajinasi yamg sangat
kompleks. Pemahaman estetik dalam seni (secara luas), bentuk pelaksanaannya merupakan apresiasi.
Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayatan dalam menghadapi karya seni
(termasuk film). Apresiasi tidak identik dengan penikmatan, karena mengapresiasi adalah proses untuk
menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam sebuah karya seni. Seorang penghayat film,
terkebih dahulu ia harus mengenal struktur dasar film, mengenal bahasa visual film yang dihadirkan,
mengenal konteks audio-visual dan semiotika (system pelambangan) bahasa gambar, mengenal dimensi
ruang dan waktu, serta mengetahui azas desain penggarapan film dan karakter setiap unsure
pendukungnya.
Pemahaman atau apresiasi film memiliki dimensi logis, sedangkan penikmatan sebagai proses
psikologis. Apresiasi film menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang
mendapatkan pengalaman estetik dalam mengamati karya film. Pengalaman estetik dapat tumbuh pada
setiap orang apabila terdapat proses penghayatan yang sungguh-sungguh, terpusat dan pelibatan
intuition”, bahwa pengalaman estetik merupakan hasil interaksi antara karya film dengan
penghayatannya.
Anatomi film pada dasarnya dapat dibagi secara subjek dan objek. Subjek film terdiri dari kemampuan
sensoris-visual. Dalam gambar film tersimpan visual auditif idiil yang saling berkaitan. Film merupakan
sebuah proses kreatif, mimesis dan peristiwa, ada espresi/ide, ada simulasi peristiwa dan menimbulkan
apresiasi. Sedangkan objek dalam film terdapat aspek material yang harus dipahami seperti medium
celluloid, serta optik dalam compact disk, dll. Aspek formal berbentuk gambar, gambaran ruang dan
waktu secara virtual, dan film dibuah berdasarkan pentusunan skenario yang didasarkan atas ide
Estética film terdiri atas estética ILUSI DAN IMAJI. Ilusi timbal dari kumpulan gambar. Imaji sebagai
sifat utama reproduksi. PROYEKSI DAN FOTOJENI: Proyeksi : penonton masuk kedalam kejadian filmis.
Gambar dan imaji diproyeksi oleh proyektor. Proyeksi dari kehidupan batiniah penonton. Hubungan
timbal balik antara imaji filmis dengan penonton disebut FOTOJENI. Dalam film terdapata Dunia Virtual
dan waktu filmis. Selain itu ada proses identifikasi. Identifikasi adalah proses penonton menyerap
kejadian di layar ke dalam dirinya. Sementara itu Penghayatan Filmis merupakan proyeksi dan
identifikasi optik, proyeksi dan identifikasi emosional dan proyeksi dan identifikasi imajiner.
Mengacu pada profesi yang pada keseluruhan proses produksi, berikut beberapa penjelasan tentang
Pra produksi adalah sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan syuting dimulai. Proses ini sangat
menentukan kelancaran kegiatan syuting nantinya. Oleh karena itu proses ini harus dijalankan dengan
sebaik-baiknya. Ada beberapa pekerjaan pada pra produksi ini, diantaranya yaitu:
a. Pemilihan Style
Pemilihan style film yang akan dibuat harus sesuai dengan kemampuan skill yang kita miliki. Juga harus
disesuaikan dengan budget yang tersedia. Apabila tidak, maka hasil dari film yang kita buat tidak akan
maksimal, bahkan mungkin gagal total. Adapun beberapa style yang sering kita lihat yaitu :
Tema merupakan garis besar visual yang akan kita buat. Pemilihan tema dilakukan secara brain
storming. Misalnya temanya adalah alam, ghotic, humor, dan lain-lain. Setelah mendapatkan tema,
kemudian kita buat detail dalam bentuk synopsis. Banyak melihat pada referensi adalah hal yang sangat
baik. Bagi sebagian kita, referensi kadang membuat kita ingin membuat sesuatu diluar jangkauan
ketrampilan kita. Hal ini kadang membuat kualitasnya tanggung atau jelek sama sekali. Pemilihan ide
dan referensi ini sesuai dengan keterampilan kita agar tantangannya tetap ada. Jangan terlalu terjebak
dengan aturan-aturan dalam pembuatan cerita film. Menurut pengalaman, hal ini dapat membuat
sebuah film cerita tidak sama dengan aturan sebuah video lainnya.
Dalam pencarian sebuah ide untuk synopsis, harus memperhitungkan hal penting ini :
1. Penyesuaian budget
2. Feel
3. Skill
4. Lihat referensi
5. dan peralatan yang ada
Setelah synopsis jadi, selanjutnya dibuatlah script, story board, director script. Menurut pengalaman
story board, meskipun cukup sulit dibuat namun cukup berguna, hanya saja jangan sampai terjebak
dalam proses ini, karena kadang pembuatannya terlalu memakan waktu dan kurang akurat dengan
Director script cukup penting dibuat untuk kemudahan bagi sutradara pada pelaksanaan syuting.
Director script juga sangat membantu dalam efesiensi waktu dan juga akurasi dalam memvisualisasikan
script. Adapun format lain dalam penyususnan desain pra produksi ini yaitu :
b. Sinopsis
c. Outline
d. Skenario
e. Analisa scenario :
1. Analisa pesan
2. Analisa karakter
3. Analisa setting
4. Analisa property
5. Analisa wardrobe
g. Hunting Plan
h. Hunting
j. Direcror shot
k. Floor plan
l. Storyboard
n. Desain budget
r. Crew list
c. Persiapan Produksi
Setelah proses diatas berjalan dan selesai, proses selanjutnya adalah sebagai berikut :
Pembentukan tim kerja
Proses-proses tersebut diatas sangat penting demi kelancaran syuting. Apabila salah satu proses
terabaikan, maka kegiatan syuting akan terganggu. Meskipun kita bekerja dengan budget yang rendah
namun proses diatas harus tetap dijalankan. Penghematan biaya biasa dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan meminimalkan jumlah kru ( tetap ada batasan maksimal ). Atau dengan
2. Produksi
Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang sutradara, produser atau line
produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru dalam tiap tahap ini. Beberapa faktor
a. Manajemen Lapangan
Attitude dalm bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran, pengertian dan kerjasama
merupakan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses. Berdoa sebelum bekerja dan briefing
sebelum memulai merupakan hal yang baik untuk menyatukan semangat, visi dan attitude yang
diinginkan. Jangan pernah kehilangan control emosi pada saat syuting. Apalagi semua bekerja dengan
keterbatasan waktu.
b. Kegiatan Shooting
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan kru sangat menentukan. Kualitas
gambar adalah selalu ingin kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera dan ligthing sangatlah
penting. Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa hal yang harus
kita ketahui.
1. Shooting outdoor
Shooting outdoor biasa menekan budget, namun harus berhati-hati melakukannya karena sangat
bergantung dari keadaan cuaca saat syuting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting
outdoor adalah :
hujan buatan
2. Shooting indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan peralatan yang
penggunaan filter
make up
monitor
3. Visual efek
Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan lebih menarik antara lain dengan
reserve motion
Beberapa hal lain pada saat produksi yang juga perlu untuk diperhatikan yaitu :
• makan/ logistik
• sewa peralatan
• film
• transportasi
• akomodasi
• telekomunikasi
• dokumentasi
• medis
3. Pasca Produksi
Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang sudah dilaksanakan
sebelumnya. Kesalahan pada waktu shooting sebagian mungkin diselesaikan pada tahap ini.
a) Editing
Kerjasama sutradara dan editor adalah diperlukan. Editing sebuah film membutuhkan rasa, oleh karena
itu diperlukan pemahaman emosi yang akan diedit. Pemahaman tentang software yang digunakan juga
sangat membantu maksimalnya hasil editing. Beberapa yang dilakukan antara lain :
o capturing ( optimalisasi )
o format file
o feel
o colouring
Format akhir dari film harus sesuai dengan yang telah disepakati bersama saat pra produksi.
Beberapa yang menjadi acuan kerja, serta masuk dalam anggaran kerja pasca produksi adalah :
2. Editor
3. Mixer
5. Telecine
6. Konsumsi
7. Transportasi
8. Telekomunikasi
9. Mastering
10. poster
PELAKU SINEMATOGRAFI
Berikut beberapa penjelasan tentang profesi sinematografi yang ada pada proses pembuatan film :
Produser
Adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kelahiran sebuah film. Seorang sosok produser
adalah sosok sentral yang menjalankan sebuah produksi film. Tidak dengan uang tapi dengan visi.
Sebab dengan modal visilah dia bisa memutuskan apakah cerita itu bisa dikembangkan menjadi film
layer lebar, kemampuan yang harus dimiliki yaitu : mengelola keuangan, mencari dana, berbicara
dengan calon investor, menyatukan sejumlah orang untuk terjadinya sejumlah film. Para produser
adalah orang yang bekerja lebih awal hingga paling akhir dari produksi film. Artinya seorang produser
harus memiliki kemampuan yang sangat kompleks dari semua bagian yang ada di bawahnya untuk
Manajer Produksi
Kerja manajer produksi bak coordinator harian yang mengatur kerja dan memaksimalkan potensi yang
ada di seluruh departemen yang ada. Dalam produksi sebuah film. Ialah yang bertanggung jawab dalam
operasi produksi mulai tahap pra produksi sampai produksi usai. Tiap hari ia membuat ceklist mendaftar
apa yang sudah dan yang belum dikerjakan, sambil mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan
Sutradara
Profesi inipun kerap kali menjadi cita-cita banyak orang. Ketajaman visi sangat diperlukan supaya dapat
menghidupkan cerita untuk bisa dinikmati di layar lebar. Dia yang harus mengontrol aspek dramatis dan
artistik selama proses produksi berlangsung. Ia juga harus mengarahkan seluruh kru dan artis untuk
bisa mewujudkan film. Sutradara adalah story teller lewat medium film jauh lebih penting dari pada
kepahaman tentang film sendiri. Kemampuan memimpin, komunikasi, visi, sikap, dan pemahaman soal
Asisiten sutradara I
Ditahap pra produksi, diperlukan seorang untuk membantu sutradara untuk menterjemahkan hasil
direktor treatment kedalam script breakdown dan shooting schedule. Orang ini diberi predikat asissten
sutradara I, orang inilah yang mendiskusikan segala keperluan shooting dan manajer produksi.
Penulis skenario
Penilis skenario harus bisa mengatakan sesuatu dengan jelas. Memahami maksud dari cerita. Memahami
maksud cerita (berperan sama seperti arsirek untuk membangun cerita ), menulis skenario adalah
pekerjaan kolaboratif yang dilakukan si penulis dengan orang yang punya visi yang sama, dalam hal ini
Produser pelaksana
Kepemimpin, dan komunikasi. Tugasnya adalah memotivasi dan visi buat terjadinya film, bekerja
selama proses produksi berlangsung. Tugas utamanya adalah memaksimalkan hasil produksi dalam
bentuk film.
Menguasai cerita, paham alat, tahu bagaimana menceritakan sesuatu, bisa menentukan penggambaran
cerita itu. Menguasai teknik pencahayaan. Menguasai kemampuan manajerial maupun membuat
Kameramen
Adalah seorang yang menoprasikan kamera. Seorang kamera person wajib mengetahui seluk beluk
Desain produksi
Diperlukan sebagai asissten sutradara menentukan suasana dan warana yang tampil dalam film. Desain
produksi menterjemahkan keinginan kreatif sutradara dan merancangnya. Untuk itu diperlukan
pengetahuan yang luas, kreatif dan teknis agar seseorang desian produksi mampu menuangkan
keinginan sutradara menjadi rancangan yang mudah dimengerti tiap kepala departement.
Bisa ditekuni oleh pria atau wanita. Berhubungan dengan kamera, jadi harus mendiskusikan
kesemuanya dengan penata gambar. Memahami karakter dari tokoh. Bertugas membantu sutradara
menghidupkan karakter, bukan hanya mendadani pemain. Bekerja secara tim, punya sistem kerja,
Lighting
Sesorang yang bertugas menjadi lighting mempunyai peranan yang cukup besar, karena kualitas
gambar dari sebuah shot akan semakin baik jika cahaya yang digunakan tertata dengan baik.
Syarat menjadi editor adalah kesabaran. Mempunyai kemampuan bercerita, musik, rapi dan rajin
mencatat. Ini jauh lebih penting dari pada kemampuan menggunakan komputer. Mampu berkomunikasi
dengan sutradara. Keputusan pada ruang editing didasarkan pada kebutuhan cerita dan pertimbangan
kebutuhan penonton.
Di Indonesia unsur audio belum menjadi prioritas. Padahal film bukan hanya membutuhkan gambar,
itulah mengapa namanya film se3bagai media audio visual. Profesi inin adalah pekerjaan seni namun
membutuhkan kemampuan engineering. Profesi ini sesuai dengan orang yang gemar pada teknologi.
Dalam mengerjakan film sesuai dengan script. Dalam memasukkan atau menghilangkan noise bisa
menggunakan musik library, bisa juga dengan browsing, dengan syarat mencantumkan pada credit title.
Talent
Mereka adalah figure yang ada kebutuhan dengan skenario dan syuting. Kebituhan mereka pada
penyelenggara festival adalha mereka bisa melihat kualitas performa mereka saat di layar serta mampu
untuk membandingkan kualitas mereka dengan film lainnya. Selain itu juga sebagai sarana belajar
mereka untuk mengenal beragam karakter di film. Serta berkesempatan untuk bertemu dengan para
Publisis
Publikasi membutuhkan strategi komunikasi, sementara promosi lebih pada kegiatan pasang iklan di
media sebanyak-banyaknya. Publikasi memungkinkan calon penonton untuk terinformasi soal film yang
akan dia tonton. Dalam arti dia akan tahu lebih dari sekedar judul film itu apa. Dengan stratergi
publikasi yang baik bisa juga menjadi penyelamat film yang mungkin jelek.
Penyelenggara festival
Festival lahir karena penonton membutuhkan forum diskusi, apresiasi, tawaran sudut pandang yang
bebeda dan juga tontonan alternatif. Sebetulnya tawaran inilah yang membuat festival menjadi penting.
Menguasai strategi menguasai penontonnya. Banyak festival tak lain adalah untuk tempat berinteraksi
dan belajar. Banyaknya ajang ini juga sebagai tempat untuk memperluas jaringan akan pelaku film
lainnya.
Beberapa macam pelaku dalam film bukan berarti hanya beberapa itu saja yang ada. Melainkan bisa
sangat beragam dan banyak. Itu tergantung dari tingkat kebutuhan serta kesulitan pembuatan film
tersebut.
Sadarkah kita bahwa ketika menonton film, pada dasarnya kita terkena pengaruh ilusi? Ilusi yang
dimaksudkan di sini adalah ilusi terhadapsalah satu indera kita, yaitu mata. Film sebenarnya merupakan
rangkaian bingkai-bingkai gambar diam. Masing-masing bingkai merekam perubahan yang terjadi pada
subjek.
Setelah diputar dengan kecepatan di atas 20 bingkai per detik, kita tidak dapat mendetaksi perpindahan
Nah, di bidang perfilman dan video ada tiga standar kecepatan putar tiap detiknya (frame per second-
Secara prinsip, semakin besar resolusinya, maka semakin bagus pula kualitas gambarnya, namun
semakin besar ukuran file videonya. Semakin besar kecepatan putar, semakin mulus/halus gerakan
dalam film.
Lalu apa itu MPEG? MPEG hanyalah salah satu metode kompresi untuk memperkecil ukuran file video.
Metode MPEG ini menghilangkan informasi file yang mirip antara bingkai yang berdekatan, jadi hanya
memakai salah satunya. Dengan metode ini, file video jadi relatif kecil, tetapi kualitas gambar dapat
dipertahankan.
Contoh metode kompresi video yang lain adalah Intel Indeo, Quick Time, dan lainnya. Maka, kita kenal
dengan istilah codec ( compressor- decompressor). Hasil metode kompresi MPEG adalah file berekstensi
MPG. Sementara itu, Mov adalah format video hasil metode kompresi Quick Time. Ada pula format file
video tanpa kompresi yang sering kita dengar, yaitu AVI. Untuk keperluan streaming video via internet,
akhir-akhir ini kita mendengar format MPEG4 yang semakin populer. Mengapa kualitas film DVD lebih
bagus dari VCD? Ya, terang saja! Kepingan VCD memiliki daya tampung sebesar 700 Mega byte.
Sementara itu, keping cakram DVD berkapasitas 4.7Giga Byte. Baru-baru ini bahkan muncul DVD dual
layer yang berkapasitas 8 Giga Byte. Dengan ruang yang begitu lapang tersebut, kita tidak perlu
mengompresi file video yang akan kita simpan dalam media rekam.
Apa perbedaan antara film, video analog, dan video digital? Film menggunakan media rekam pita 8 mm
dan memerlukan pemrosesan laboratorium untuk mengubah image laten di pita seluloid tersebut
menjadi image yang sifatnya permanen. Sama dengan pemrosesan film di bidang fotografi analog.
Metode penyajian/presentasinya pun berbeda dengan video. Film memerlukan ruangan yang gelap total.
magnetik. Cahaya dan suara diubah oleh sensor (CCD- Charge Coupling Devices) menjadi gelombang
elektromagnetik analog menurut frekuensi dan amplitudonya. Format data analog ini memang lebih
”kaya nuansa” dibandingkan dengan data digital. Akan tetapi, karena setiap kali harus bergesekan
dengan head player, maka akan semakin banyak dinodai noise. Begitu pula, perekaman kembali ke
Format media rekam analog berupa kaset yang sering kita jumpai antara lain VHS, S-VHS, Beta, serta
Hi-8. Lain halnya dengan data video digital. Di sini hanya dikenal angka 0 dan 1. Mati atau hidup
sebagai komponen data digital. Nuansa data digital memang tidak sekaya format analog, tetapi tidak
akan mengalami penurunan kualitas jika dilakukan perekaman ulang. Namun, hati-hati.... ”rusak
sebagian” pada data digital berarti ”rusak keseluruh data”. Kerusakan informasi 0 dan1 pada satu
bagian data menyebabkan seluruh data tidak dapat diakses. Kaset umum yang digunakan untuk
merekam video digital saat ini antara lain Digital8 (Sony) dan MiniDV.
Penyuntingan video analog sering disebut sebagai linear video editing. Mengapa? Sebab perubahan yang
dilakukan pada satu bagian rekaman mengharuskan penyusunan ulang dan perekaman ulang secara
keseluruhan. Untuk menciptakan transisi antar-sambungan klip saja diperlukan minimal dua player
video (VTR). Kini dengan sebuah PC dan perangkat lunak komputer kita dapat menggeser-geser klip,
membatalkan langkah penyuntingan, mengulang perintah dengan leluasa. Asal masih memiliki file
project -nya, kita dapat menyusun ulang atau mengubah rekaman dengan leluasa, tanpa memulai dari
awal.
Kebutuhan Hardware PC
Ukuran file video yang begitu besar tentu memerlukan dukungan perangkat keras (hardware) yang
memadai agar proses penyuntingan dapat berjalan efektif dan efisien. Sebagai gambaran, spesifikasi PC
Prosesor sekelas Intel Pentium dengan frekuensi 1 Giga Hertz atau lebih.
RAM minimal 256 mega byte (disarankan 512 mega byte ataulebih).
Kartu grafis (VGA) yang memiliki akselerator grafis dan mendukung standar Direct X.
Satu hard disk berkapasitas sekitar 80 GB dan kecepatan putar 7200 rpm sebagaitempat menginstal
Satu hard disk berkapasitas besar (sekitar 200 GB) untuk menyimpan hasil-hasil penyuntingan video.
INGAT :
Capture
Saat memindahkan data dari kamera ke PC kita memerlukan beberapa perlengkapan. Jika kamera kita
sudah berformat digital, maka jenis koneksi adalah menggunakan standar firewire IEE1394 (slot dan
sinyal analog, kita masih menggunakan koneksi USB 2.0 dan tambahan kabel RCA audio serta kabel S-
Video. Hardware berupa video capture card sangat membantu proses pemindahan dan digitalisasi video
ini. Jika motherboard PC kita sudah memiliki slot firewire, maka kita tidak memerlukan tambahan
video capture card berjalan efektif dan efisien jika dibandingkan capture dengan software penyunting
video semata. Apalagi kebanyakan produsen video capture card saat ini telah mem- bundle software
pengolah video full-version bersama dengan video capture card. Hal yang patut diperhatikan adalah
penentuan parameter capture, antara lain standar video (PAL atau NTSC), kualitas audio (standar untuk
DVD adalah 44,1 Mhz), dan kualitas gambar (DV full quality , AVI good , AVI better).
Setiap software penyuntingan yang memiliki video pasti memiliki hasil penyuntingan dalam format
standar miliknya,
Misalnya project untuk Adobe Premiere Pro. Jenis file ini sering disebut file project . Nah, dari file project
inilah kita dapat mengonversi ke format-format yang lain, seperti AVI, MPG1, serta MPG2. File MPG1
setelah dibakar ke dalam VCD akan menjadi file DAT. File DAT inilah yang dapat dimainkan di player-
player rumahan. Saat hendak merekam ke media rekam inilah kita harus menyesuaikan ukuran file agar
sesuai daya tampung media rekam, misalnya VCD yang hanya 700 mb. Konsekuensinya, kalau file
terlalu besar dan ingin memasukkan dalam satu keping CD, file harus diturunkan kualitasnya
(dikomperesi). Alternatif kedua, pecah saja project menjadi beberapa bagian dan direkam dalam
beberapa keping CD. Tentu tidak ada kesulitan jika kita menggunakan DVD atau DVD double layer untuk
merekam output penyuntingan. Kita tidak perlu menurunkan kualitas gambar maupun suaranya.
Perlengkapan Lain
Selain beberapa peralatan tersebut di atas, masih ada beberapa alat tambahan yang diperlukan untuk
proses editing video, yaitu CD Writer(CD-RW Drive atau DVD-RW Drive), microphone, speaker, dan port
TV Out. CD Writer digunakan untuk pemrosesan video editing yang paling terakhir dalam bentuk
kepingan CD. Microphone biasanya diperlukan untuk memberikan kata-kata narasi pada beberapa
bagian video. Speaker perlu disiapkan karena jika menggunakan speaker standar komputer, maka
kerusakan atau kualitas suara tidak akan terdengar. Sedangkan port TV out diperlukan jika ingin