Anda di halaman 1dari 14

TM 2209

PETROFISIKA
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL II

NAMA : Praptekto
NIM : 12216042
DOSEN : Prof. Ir. Pudji Permadi M.Sc. , Ph.D.
KELOMPOK : Senin 4
ASISTEN : 1. Ainun Naviz Afzan (12214034)
2. Agatha Firsta (12214095)

TANGGAL PENYERAHAN : 25 Februari 2018

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018

1
DAFTAR ISI

BAB 1 : TUJUAN .................................................................................................................04


BAB 2 : ALAT DAN BAHAN................................................................................................05
BAB 3 : DATA PERCOBAAN...............................................................................................06
BAB 4 : PENGOLAHAN DATA...........................................................................................08
BAB 5 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN..........................................................................11
BAB 6 : SIMPULAN DAN SARAN......................................................................................13
BAB 7 : DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

2
DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Data Picnometer...............................................................................................06


TABEL 2 : Hg Picnometer ..................................................................................................06
TABEL 3 : Data Core sample...............................................................................................06
TABEL 4 : Data Simpangan Bola Besi.................................................................................08

3
BAB I
TUJUAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :

1. Memahami prinsip kerja metode liquid saturation


2. Menentukan porositas suatu batuan sampel dengan metode liquid saturation
3. Mengetahui metode-metode pengukuran porositas

4
BAB 2
ALAT DAN BAHAN

Alat :
 Tabung erlenmeyer yang dilengkapi dengan sumbat karet dan funel diatasnya
 Tabung erlenmeyer yang berisi kapur yang dihubungkan dengan pompa
vakum
 Pompa vakum dan manometer Hg
 Electric Hg picnometer dan bola penjepit
 Jangka sorong dan penjepit
 Picnometer dan neraca analistis
Bahan :

 Beberapa sampel core


 Vaseline
 Air

5
BAB 3
DATA PERCOBAAN

Picnometer
Tabel 1 : data picnometer
Berat kering Picnometer 18,61 gram
Berat Picnometer + air 44,62 gram
Volume Picnometer 25 ml

Hg picnometer

Simpangan air = 0,32 satuan


Tabel 2 : data Hg Picnometer
Bola besi Diameter Simpangan ∆Y
Ke- (D) (Y) (simpangan bola besi – simpangan air)
4 2,305 8,0
3 2,04 6,51
2 1,29 4,49
1 0,95 0,77

Simpangan core 2 = 14,73- 0,32 = 14,41


Simpangan core 5 = 15,96-0,32 = 15,64

Core sample
Tabel 3 : data core sampel
Kode Core sample Berat Berat Jenuh diameter tinggi
Kering
Core 2 42,96 43,23 gram 2,55 cm 3,96 cm
Core 5 41,51 41,79 gram 2,53 cm 3,94 cm

6
Manometer Hg
Patas = 71,5 cmHg
Pbawah = 7,5 cmHg

7
BAB 4
PENGOLAHAN DATA

4.1 Penentuan Volume Bulk Batuan Dengan Jangka Sorong ( Metode Volumetrik)

Volume total batuan dirumuskan dengan 𝑉 = 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡


𝜋 × 𝑑2 × 𝑡
=
4
𝜋×𝑑2 ×𝑡 𝜋×2,552 𝑐𝑚 × 3,96
Volume bulk core sample 2 = 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡 = = = 20,224 𝑐𝑚3
4 4

𝜋×𝑑2 ×𝑡 𝜋×2,532 𝑐𝑚 × 3,94


Volume bulk core sampel 5 = 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡 = = = 19,80 𝑐𝑚3
4 4

4.2 Penentuan bulk volume dengan Hg Picnometer

Simpangan air (Y air) = 0,32 satuan


Tabel 4 : data simpangan bolabesi
Bola besi Diameter Simpangan ∆Y Volume
Ke- (D) (Y) (Y - Yair) Bola besi
4 2,305 8,0 7,68 6,4123
3 2,04 6,51 6,19 4,4452
2 1,29 4,49 4,17 1,124
1 0,95 0,77 0,45 0,4489

Dengan menggunakan regresi,


Y = AX + B
Dengan data kita diatas kita mendapatkan bahwa,
A = 1,4522
B = 1,02
Keterangan : Y : selisih simpangan batu + air dengan simpangan air
X : Volume bulk
Jadi persamaan yang kita dapat adalah Y = 1,4522 × X + 1,02

8
𝑌−1,02
X= 1,4522

Dari sini kita dapat menentukan volume bulk core sample :


𝑌−1,02 14,41−1,02
Volume bulk core sampel 2 = = = 9,201 𝑐𝑚3
1,4522 1,4522
𝑌−1,02 15,64−1,02
Volume bulk core sampel 5 = 1,4522 = = 10,046 𝑐𝑚3
1,4522

4.3 Porositas core sampel

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ 𝑐𝑜𝑟𝑒−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑟𝑒


Kita mendapatkan volume pori core sampel adalah = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎

Massa jenis fluida


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 44,62−18,61 𝑔𝑟
= = = 1,0404
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 25 𝑐𝑚3

43,23−42,96
Volume Pori ( Vp ) core sampel 2 = = 0,259
1,0404
41,79−41,51
Volume Pori ( Vp ) core sampel 2 = = 0,269
1,0404

Pv= 76 – ( Patas – Pbawah ) =( 71,5 – 7,5 ) cmHg = 64 cmHg


𝑃𝑣 64
Nilai efektif alat (eff) = 1 − = 1− = 0,158
76 76

4.3.1 Nilai porositas dengan penentuan volume bulk batuan


menggunakan metode Volumetrik

Core sampel 2
𝑉𝑝 0,259
∅𝑒𝑓𝑓 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑉𝑏 × 100% = × 100% = 1,2 %
20,224

1
∅𝑒𝑓𝑓 = × ∅𝑒𝑓𝑓 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑒𝑓𝑓
1
∅𝑒𝑓𝑓 = × 1,2 %
0,158
∅𝑒𝑓𝑓 = 7,59 %

9
Core sampel 5
𝑉𝑝 0,269
Porositas eff = = 𝑉𝑏 × 100% = × 100% = 1,356 %
19,80

1
∅𝑒𝑓𝑓 = × ∅𝑒𝑓𝑓 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑒𝑓𝑓
1
∅𝑒𝑓𝑓 = × 1,356 %
0,158
∅𝑒𝑓𝑓 = 8,58 %

4.3.1 Nilai porositas dengan penentuan volume bulk batuan menggunakan


metode Hg Picnometer

Core sampel 2
𝑉𝑝 0,259
Porositas eff = = 𝑉𝑏 × 100% = × 100% = 2,8 %
9,201

1
∅𝑒𝑓𝑓 = × ∅𝑒𝑓𝑓 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑒𝑓𝑓
1
∅𝑒𝑓𝑓 = × 2,8 %
0,158
∅𝑒𝑓𝑓 = 17,72 %

Core sampel 5
𝑉𝑝 0,269
Porositas eff = = 𝑉𝑏 × 100% = × 100% = 2,677 %
10,046

1
∅𝑒𝑓𝑓 = × ∅𝑒𝑓𝑓 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑒𝑓𝑓
1
∅𝑒𝑓𝑓 = × 2,677 %
0,158
∅𝑒𝑓𝑓 = 16,95 %

10
BAB 5
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Prinsip Alat


 Tabung Erlenmeyer yang Dilengkapi dengan Sumbat Karet dan Funnel di atasnya
Alat ini berfungsi sebagai tempat core sample yang dijenuhkan dengan air.
 Tabung Erlenmeyer yang Berisi Kapur yang Dihubungkan dengan Pompa Vakum ,
Alat ini berfungsi sebagai tempat kapur yang berfungsi untuk menyerap uap air
pada saat proses penjenuhan core sample.
 Pompa Vakum dan Manometer Hg, Alat ini berfungsi untuk membuat Tabung
Erlenmeyer vakum udara pada saat proses penjenuhan core sample. Alat ini
berfungsi untuk mengukur tekanan di perbedaan tekanan antara Tabung Erlenmeyer
dengan udara.
 Electric Hg Picnometer dan Bola-Bola Pengkalibrasi, Alat ini berfungsi untuk
mengukur simpangan pada bola-bola besi pengkalibrasi sehingga kita dapat
memperoleh sebuah persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan Vbulk core
sample. Alat ini berfungsi untuk mengkalibrasi alat Electric Hg Picnometer
sehingga diperoleh persamaan yang berfungsi untuk menentukan volume bulk core
sample.
 Jangka Sorong dan Penjepit , Alat ini berfungsi untuk mengukur dimensi core
sample dan bola-bola Alat ini berfungsi untuk mengambil atau meletakkan core
sample atau bola pengkalibrasi dari tempat yang sulit untuk dijangkau dengan
tangan
 Picnometer dan Neraca Analisis , Alat ini berfungsi untuk menentukan massa jenis
fluida penjenuh core sample. Alat ini berfungsi untuk mengukur berat alat maupun
bahan yang digunakan pada praktikum ini.

5.2 Asumsi
Dalam praktikum kali ini asumsi yang digunakan adalah
 Core sampel pada awalnya bersih dan kering
 Core sampel terjenuhkan 100 persen dengan air
 Bola besi berbentuk bulat sempurna, tidak memiliki pori

11
 Tidak ada kebocoran pada tabung erlenmeyer
 Tidak ada reaksi antara core sampel yang dijenuhkan dengan fluida penjenuh
 Volume picnometer sesuai dengan yang tertulis di alat, yaitu 25 ml

5.3 Keberjalanan Praktikum


Praktikum kali ini berjalan dengan kurang lancar, meskipun begitu praktikum
tetap selesai dengan baik dan tidak ada kerugian ataupun kerusakan pada alat.
Hal-hal yang menghambat pada praktikum kali ini adalah kebocoran air pada
Hg Picnometer, yang menyebabkan alat kurang berfungsi dengan baik sehingga data
yang terambil pun tidak sesuai keinginan.

5.4 Analisis Hasil


Dalam praktikum kali ini diperoleh hasil sebagai berikut :

Core Penentuan Volume Bulk dengan Penentuan Volume Bulk dengan


sampel metode Volumetrik metode electric Hg Picnometer
2 ∅𝑒𝑓𝑓 = 7,59 % ∅𝑒𝑓𝑓 = 17,72 %

5 ∅𝑒𝑓𝑓 = 8,58 % ∅𝑒𝑓𝑓 = 16,95 %

Bisa kita lihat bahwa hasil yang kita peroleh pada penentuan volume bulk dengan metode
electric Hg Picnometer dan juga Penentuan volume bulk dengan metode volumetrik memiliki
hasil yang berbeda cukup jauh. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan kondisi
sesungguhnya.berati ada sesuatu yang salah pada pengamatan kali ini.
Menurut pengamatan saya, sesuatu yang salah itu terjadi pada saat pengukuran
simpangan pada saat penggunaan alat electric Hg Picnometer, pada pengukuran ini alat
mengalami kebocoran sehingga air mengenai lampu, lalu setelah itu indikasi lampu menyala
atau tidak sulit teramati. Faktor lain adalah putusnya kabel lampu, masalah ini membuat
lampu tidak menyala secara konsisten karena kabelnya putus.
Disamping hal tadi, kedua metode ini sejatinya memang memiliki perbedaan dalam
hasil. Dikarenakan prinsip pengukuran volume bulk yang berbeda.

12
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
Dari percobaan yang sudah dilakukan , metode liquid saturation pada intinya adalah
melihat seberapa besar volume batuan yang dapat ditempati oleh fluida, dalam hal ini air.
Kita memperoleh porositas batuan yaitu :
Core Penentuan Volume Bulk dengan Penentuan Volume Bulk dengan
sampel metode Volumetrik metode electric Hg Picnometer
2 ∅𝑒𝑓𝑓 = 7,59 % ∅𝑒𝑓𝑓 = 17,72 %

5 ∅𝑒𝑓𝑓 = 8,58 % ∅𝑒𝑓𝑓 = 16,95 %

Selain metode liquid saturation , metode pengukuran porositas yang lain adalah
Russel Volumeter dan juga melapisi core sampel dengan parafin.
Russel Volumeter prinsip kerjanya adalah mengukur volume fluida yang
terdisplacement oleh volume core sehingg diketahui volume bulk dari core sample.
Sedangkan melapisi core sampel dengan parafin prinsip kerjanya adalah menghitung
selisih berat kering , berat core yang dilapisi oleh parafin dan berat core yang dilapisi parafin
yang direndam dalam air.

6.2 SARAN
Dalam melakukan praktikum penentuan porosita core sample dengan metode ini
lakukanlah pengambilan data pada kondisi yang memadai. Karena faktor sekecil apapun akan
berdampak besar terhadap hasil, seperti pengukuran simpangan dan lain sebagainya.

13
BAB 7
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Petunjuk Praktikum , Laboratorium Petrofisika, Teknik Perminyakan ITB.
2. Latifa, ZilvaRifanti. Catatan kuliah Petrofisika. Bandung: ITB

14

Anda mungkin juga menyukai