Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


HIPERTENSI HEART DIEASE
DI RUANG ALMANDA (JANTUNG)
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 20- 25 Desember 2016

Oleh :
Akbarian Noor , S.Kep
NIM I630913310002

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT 2016
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


HIPERTENSI HEART DIEASE
DI RUANG ALMANDA (JANTUNG)
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 20- 25 Desember 2016

Oleh :
Akbarian Noor , S.Kep
NIM I630913310002

Banjarmasin, Desember 2016


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Devi Rahmayanti, S.Kep, Ns, M.Imun M. Sandi Suwardi S.Kep, Ns


NIP. 19780101 2008 12 2002 NIP. 19750214 199402 1 001
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD)

A. KONSEP DASAR

Klasifikasi :
Tingkat I : Besarnya jantung masih normal, belum terlihat kelainan jantung

Definisi : pada pemeriksaan EKG maupun radiology.


Tingkat II : Tampak kelainan atrium kiri pada pemeriksaan EKG dan adanya
Hipertensi heart disease adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
suara jantung ke-4 (atrial gallop) sebagai tanda adanya
hipertensi. Hipertensi yang tak terkontrol dalam waktu yang lama menimbulkan
hypertrophy ventrikel kiri.
hypertrophy pada ventrikel kiri (LVH) .
Tingkat III: Tampak adanya hypertrophy ventrikel kiri pada pemeriksaan EKG
Etiologi : dan radiology.
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak
Tingkat IV : Adanya kegagalan jantung kiri.
diketahui penyebabnya. Faktor tersebut adalah sebagai berikut : Faktor
Manifestasi Klinis :
. Tid k ada g jala yang s esifik yang dapat dihubungkan den an
keturunan dan kebiasaan hidup seperti konsumsi garam yang tinggi
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan a teri oleh d ter
(melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok,
yang memeriksa.
minum alcohol serta minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

b. Gejala yang lazim Sering dikatak bahwa gejala terlazim yang


b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

1) Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor.


menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.

2) Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli


kolestrol, Vaskulitis.
3) Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme.
4) Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB.
5) Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.

Pemeriksaan Penunjang :
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung.
c. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
d. Foto dada dan CT scan.

Penatalaksanaan :
a. Pengaturan Diet
Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
1) Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.Dengan pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi
sebagai anti hipertensi.
2) Diet kaya buah dan sayur.
3) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
4) Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu
sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan
kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE
inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine.
PATHWAY

Genetik Respon neurologi


terhadap stress
Kurang terpajang
Stress lingkungan informasi

Insulin
Obesitas meningkat Kurang pengetahuan

Merokok, alkohol, Hipertensi primer


konsumsi garam ANSIETAS
ber leb ihan

Elastisitas dinding aorta Hipertrofi ventrikel kiri


menurun, katub jantung
menebal dan kaku,
Usia lanjut kemampuan memompa Terbatasnya aliran darah
darah menurun, koroner
hilangnya elastisitas
pembuluh darah,
meningkatnya resistensi Iskemia miokard
pembuluh darah perifer.

PENURUNAN CURAH
Saraf stroke, JANTUNG
Hipertensi
ensephalitis, SGB
sekunder
Ginjal: glomurulonefritis, Kurangnya suplai oksigen
piolenefritis, nekrosis Peningkatan ke jaringan
tubular akut, tumor vaskuler serebral

Kelemahan umum
Vaskular: arteroklerosis, NYERI
hiperplasia, trombosis,
aneurisma, emboli
INTOLERANSI
kolesterol, vaskulitis Suplai darah ke
AKTIVITAS
otak menurun
Kelainan, DM,
hipertiroidisme,
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
hipotiroidisme
PERFUSI JARINGAN OTAK
ASUHAN KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung b.d Nyeri Akut b.d agen cedera bilogis Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan Ansietas b.d perubahan dalam status Resiko ketidakefektifan perfusi
perubahan kontraktilitas NOC : Pain level, Pain Control, Comfort antara suplai dan kebutuhan oksigen kesehatan jaringan otak b.d hipertensi.
NOC : Cardiac Pump effecteness Level NOC : Activity Tolerance NOC : Anxiety self control NOC: Tissue Perfusion: Peripheral
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X24 jam selama 1 x 8 jam masalah pasien teratasi, selama 2x24 jam masalah pasien teratasi keperawatan 1x24 jam diharapkan keperawatan selama 1x8 jam masalah
menunjukan curah jantung dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil: mamapu mengontrol cemas, dengan pasien teratasi dengam kriteria hasil:
adekuat. Dengan kriteria : 1. TD = 120/80mmHg, N = 60- 1. Berpartisipasi aktif dalam aktivitas kriteria: 1. CRT <2 detik
1. TD = 120/80mmHg, N = 60- 80x/menit, RR = 16-20x/menit, T = fisik 1. TD = 120/80mmHg, N = 60- 2. Suhu ekstremitas hangat
80x/menit, RR = 16- 36,5-37,5oC 2. TD=120/40 mmHg, N=60- 80x/menit, RR = 16-20x/menit, T 3. TD=120/40 mmHg, N=60-
20x/menit, T = 36,5-37,5oC 2. Mampu mengontrol nyeri (tahu 100x/menit, RR=12-20x/menit, = 36,5-37,5oC 100x/menit, RR=12-20x/menit,
2. Toleransi terhadap aktifitas penyebab nyeri, mampu T=36,5-37,5oC 2. Klien mampu mengidentifikasi T=36,5-37,5oC
3. Tidak ada distensi vena menggunakan tehnik nonfarmakologi dan mengungkapkan gejala
jugulris untuk mengurangi nyeri, mencari NIC : Activity and exercise management cemas NIC: Circulatory Precautions
4. Tidak ada hipertrofi ventrikel bantuan) 1. Observasi adanya pembatasan klien 3. Mengidentifikasi 1. Monitor tanda-tanda vital
kiri 3. Melaporkan skala nyeri 5 dalam melakukan aktivitas mengungkapkan dan menunjukan 2. Lakukan penilaian
5. Suara jantung normal 4. Menyatakan rasa nyaman setelah 2. Kaji adanya faktor yang tekhnik komprehensif terhadap sirkulasi
nyeri berkurang menyebabkan kelelahan NIC : Ansietas reduction perifer (misalnya memeriksa
NIC : Manajemen Energi 5. Tidak mengalami gangguan tidur 3. Monitor nutrisi dan sumber energi 1. Gunakan ketenangan dalam denyut perifer, edema, CRT,
1. Tentukan keterbatasan klien yang adekuat pendekatan untuk menenagkan suhu dan warna)
terhadap aktivitas NIC : Pain Management 4. Monitor pasien akan adanya klien 3. Monitor ekstremitas pada area
2. Tentukan penyebab lain klien 1. Lakukan pengkajian nyeri secara kelelahan fisik dan emosi secara 2. Jelaskan seluruh prosedir yang panas, kemerahan, nyeri
kelelahan kompherensif berlebihan tindakan kepada klien dengan atau pembengkakan
3. Motivasi klien untuk 2. Berikan informasi tentang nyeri 5. Monitor respon kardivaskuler perasan yang mungkin muncul 4. Mempetahankan hidrasi yang
mengungkapkan perasaan seperti penyebab nyeri terhadap aktivitas (takikardi, pada saat melakukan tindakan adekuat untuk mencegah
tentang keterbatasan 3. Observasi reaksi nonverbal dari disritmia, sesak nafas, diaporesis, 3. Berikan informasi tentang peningkatan kekentalan darah
4. Observasasupan nutrisi ketidaknyamanan pucat, perubahan hemodinamik) diagnose,prognosis,dan 5. Pantau perbedaan ketajaman
sebagai sumber energy yang 4. Kontrol lingkungan yang dapat 6. Monitor pola tidur dan lamanya tindakan atau ketumpulan, panas atau
adekuat mempengaruhi nyeri seperti suhu tidur/istirahat pasien 4. Anjurkan kepada keluarga dingin
5. Anjurkan untuk melakukan ruangan, pencahayaan dan kebisingan 7. Kolaborasikan dengan Tenaga selalu menemani klien 6. Pantau parestesia, kebas,
periodeistirahat dan aktivitas 5. Kaji tipe dan sumber nyeri Rehabilitasi Medik dalam 5. Motivasi klien utnuk kesemutan, hiperestesia dan
6. Bantu klien untuk bangun 6. Ajarkan tentang teknik non merencanakan progran terapi yang mengungkapkan perasaan, hipoestesia
dari tempat tidur aau duduk farmakologi: napas dala, relaksasi, tepat tanpa disertai peningkatan pengharap dan ketakutan 7. Kolaborasi pemerian O2 jika
disamping tempat tidu atau distraksi tekanan darah, nadi dan RR 6. Ajarkan klien tekhnik relaksasi diperlukan
berjalan 7. Kolaborasikan dengan dokter aktivitas harian
pemberian analgetik
8. Monitor vital sign
DAFTAR PUSTAKA

1. Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses


: definitions & classification 2015-2017. Jakarta: EGC
2. Nursing Outcomes Classification (NOC). 2008. USA: Mosby Elsevier
3. Nursing Interventions Classification (NIC). 2008. USA: Mosby Elsevier

4. Aspiani Reni Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien


Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi NIC dan NOC. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai