PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
darah sebelum waktunya (110- 120 hari). Hemolis dapat terjadi secara
tulang yang normal, hemolisis pada darah tepi akan diproses oleh
B. KLASIFIKASI
Herediter Didapat
Membran Imun
Sferositosis herediter, Autoimun, tipe antibodi hangat ,
eliptositosis herediter tipe antibodi dingin
Metabolisme Aloimun
Defesiensi G6PD, defisiensi Reaksi transfusi hemolitik,
piruvat kinase penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir, Alograf,khususnya
Hemoglobin transplatasi sel punca.
Kelainan genetik (Hb S,Hb C), Terkait obat
thalasemia
Sindrom fragmentasi eritrosit
Hemoglobinuria
Infeksi : malaria, klostridium
Agen kimia dan fisik
Sekunder : penyakit hati dan
ginjal
Hipersplenism
Hemolisis mikroangiopati
C. PATOFISIOLOGI
a. Hemolisis Ekstravaskuler
fragmentasi.
Hem
Haem Globin
Besi olyti
Protoporfirin Pool protein
Makrofag (RES)
CO c
Bilirubin indirect Reutilisasi
Reutilisasi
Expired air Ane HEPAR
mia
Bilirubin direct
EmpeduGURPREET
DHALIWAL,
M.D.,
Urobilinogen
PATRICIA A. Sterkobilinogen
CORNETT,
M.D., and
Urin Feses
LAWRENCE
M. TIERNEY,
Gambar 1. Skema pemecahan eritrosit ekstravaskular.1
JR., M.D.
San Francisco
b. Hemolisis intravaskuler. Veterans
Affairs
Pemecahan eritrosit intravaskular menyebabkan
Medical
lepasnya hemoglobin bebas ke dalam plasma. Hemoglobin
Center/Unive
bebas ini akan diikat oleh
rsityhaptoglobin,
of sehingga kadar
haptoglobin plasma California–menurun.
akan Kompleks
San Francisco
haemoglobin-haptoglobin akan
Schooldibersihkan
of oleh hati dan
RES dalam beberapa menit.Medicine,
Apabila kapasitas haptoglobin
dilampaui maka akan terjadilah
San haemoglobin bebas dalam
Francisco,
plasma yang disebut haemoglobinemia. Hemoglobin bebas
California
akan dioksidasi menjadi methemoglobin sehingga terjadi
methemoglobinemia. Hemen juga diikat olrh hemopeksin
kemudian ditangkap oleh sel hepatosit. Hemoglobin bebas
akan keluar melalui urine sehingga terjadi hemoglobinuria.
Sebagian hemoglobin dalam tubulus ginjal akan diserap
oleh sel epitel kemudian besi disimpan dalam bentuk
hemosiderin, jika epitel mengalami deskuamasi maka
hemosiderin dibuang melalui urine (hemosiderinuria) yang
merupakan tanda hemolisis intravaskular kronik. 1,8
Hemoglobin
kondisi pada pasien di mana terdapat autoantibodi yang melekat pada eritrosit dan
menyebabkan lisis dan umur eritrosit memendek. Penyakit ini jarang namun
keparahannya dari ringan symptomatik dan cepat menjadi sindrom yang fatal. 12,13
B. EPIDEMIOLOGI
Dilaporkan insiden anemia hemolitik imun sebesar 0.8/100.000/tahun dan
prevalensinya sebesar 17/100.00010. Insiden AIHA diperkirakan antara 0,6 dan 3
kasus per 100.000 orang. AIHA diperantarai dengan antibodi, dan dalam
kebanyakan kasus diperantarai oleh antibodi IgG. Jenis AIHA disebut AIHA
“hangat” karena pada suhu tubuh tersebut antibodi IgG mengikat dengan baik.
AIHA “COLD” diperantarai oleh antibodi IgM, yang akan berikatan dengan
sangat baik pada suhu dibawah 37°C13.
C. PATOGENESIS
Dalam kebanyak kasus, etiologi AIHA tidak diketahui. Pada AIHA
hangat, epitop target dalam kebanyakan kasus adalah protein Rh. Apa yang
menyebabkan sistem imun tubuh untuk menyerang protein ini adalah tidak
diketauhui, tetapi sebuah teori mengemukakan bahwa respon imun awal tubuh
terhadap antigen asing mulai bereaksi silang dengan protein Rh dan sistem imun
gagal untuk menekan respon autoreaktif ini, sehingga terjadi hemolisis. Dalam
hemolisis yang diperantarai IgG (hangat), sehingga sel darah merah dilapisi oleh
IgG, sel akan ditandai dan akan dihancurkan oleh makrofag limpa. Pada AIHA
“dingin”, molekul IgM mengikat komplemen pada permukaan sel darah merah.
Jarang, hal ini dapat mengaktifkan aktivasi kaskade komplement, sehingga sel
darah merah lisis, apabila terjadi kerusakan membran yang hebat akan terjadi
hemolisis intravaskular, tetapi lebih sering terhenti pada stase C3 sehingga
kerusakan minimal dan akan terjadi fagositosis oleh makrofag hati13.
Anemia normositik/makrositik
Retikulositosis
Anemia Hemolitik
DAT
Positif Negatif
AIHA
G. PROGNOSIS
AIHA tipe hangat ; hanya sebagian kecil pasien mengalami
penyembuhan komplit dan sebagian bear memiliki perjalanan
penyakit yang berlangsung kronik. Prognosis AIHA sekunder
tergantung penyakit yang mendasarinya. Pada AIHA tipe dingin
prognosisnya, pasien dengan sindrom kronik akan memiliki
kesintasan yang baik dan cukup stabil.12
A. DEFINISI
Ini adalah bentuk anemia yang jarang dijumpai, hemolisis
terjadi secara masif dan berulang setelah terpapar suhu dingin.
Dahulu penyakit inin sering ditemukan , karena berkaitan dengan
penyakit sifilis. Pada kondisi ekstrim autoantibodi Donath-
Landsteiner dan protein komplemen berikatan pada sel darah
merah. Pada saat suhu kembali 37 C, terjadilah lisis karena
propagasi pada protein-protein komplemen yang lain12.
B. GAMBARAN KLINIS
Menggigil, panas, mialgia, sakit kepala, hemoglobinuri
berlangsung beberapa jam. Sering disertai urtikaria.
C. LABORATORIUM ; hemoglobinuria,sferositosis,
eritrofagositosis. Coombs positif, antibosi Donath-landstriner
terdisosiasi dari sel darah merah.
D. PROGNOSIS ; pengobatan penyakit yang mendasari akan
memperbaiki prognosis.
E. Terapi
Menghindari faktor pencetus, glukokortikoid dan splenektomi
tidak ada manfaatnya.12
A. PENDAHULUAN
Hemolisis terjadi tanpa tanpa keterlibatan imunoglobulin
tetapi karena faktor defek molekular, abnormalitas struktur
membran, faktor lingkungan yang bukan autoantibodi seperti
hipersplenisme, kerusakan mekanik eritrosit karen amikroangiopati
atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan eritrosit tanpa
mengikutsertakan mekanisme imunologi seperti malaria,
klostridium.12
B. PATOFISIOLOGI
Hemolisis dapat terjadi intravaskular dan ekstravaskular.
C. GEJALA KLINIS
Penegakan diagnosis anemia hemolisis memerlukan
anamnesis dan pemeriksaan fisis yang teliti. Pasien mungkin
mengeluh lemah, pusing,, cepat capek, dan sesak. Pasien mungkin
juga mengeluh kuning dan urinnya kecoklatan, meski jarang terjadi.
Riwayat pemakaian obat-obatan dan terpajan toksin serta riwayat
keluarga merupakan informasi penting yang harus ditanyakan. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan kulit dan mukosa kuning.
Splenomegali didapati pada anemia hemolitik.12
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Retikulositosis merupakan indikator terjadinya hemolisis.
Diagnosis banding retikulositosis adalah perdarahan aktif, mielotisis
dan perbaikan supresi eritropoiesis. Anemia pada hemolisis
biasanya normositik, meskipun retikulositosis meningkatkan
MCV.12
E. TERAPI
Type Pengobatan
Kelainan hemoglobin - Untuk anemia sel sabit; suplemen asam
folat, antibiotik untuk mencegah infeksi,
(anemia sel sabit dan
obat-obatan yang mengurangi kerusakan
thalasemia) sel darah merah dalam darah dan obat
yang disebut hidroxyurea. Hidroksiurea
dapat membantu tubuh membuat
hemoglobin lebih sehat dan mengurangi
jumlah hemoglobin rusak yang dapat
mengarah ke anemia sel sabit.
- Thalasemia ; transfusi darah untuk
mengganti eritrosit yang hancur dan darah
dan transplantasi stem sel sumsum
tulang11
-
Kelainan membran - Suplemen asam folat
sel darah merah - Transfusi darah
(spherocytosis
- Splenektomi (jarang)
herediter dan
elliptocytosis
herediter)
Defisiensi enzim - Def. Glukosa 6 phospat
dehidrogenase (G6PD); menghindari
faktor pencetus, seperti kacang fava,
naftalena (zat di kapur barus) dan obat-
obta tertentu
- Def. Piruvat kinase ; suplemen asam
folat dan transfusi darah10
DAFTAR PUSTAKA
ANEMIA HEMOLITIK
Disusun Oleh :
10542 0436 12
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016