KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini dapat penulis selesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam Pembuatan KTI ini, penulis membahas
mengenai“PERTAMBANGAN DIPANDANG DARI SEGI LINGKUNGAN”,
suatu kegiatan yang sangat baik untuk di laksanakan oleh kita khususnya para remaja
indonesia di generasi dini maupun di generasi masa depan nanti karena bertujuan untuk
mengelolah sumber daya kekayaan alam kita indonesia yang terbaik.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang akan disertakan dalam
perlombaan penulis dalam bidang Studi Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
diselenggarakan oleh Fmipa Universitas Jember, Kegiatan Event dalam acara BBM
(Bulan Berkunjung MIPA), yang berbentuk serangkaian acara berupa LKTI &
Olimpiade Mipa tingkat SMA Se-derajat se-Indonesia secara berkelompok/tim, setiap
tim terdiri dari 2 siswa dalam sekolah yang sama, LKTI tersebut bertemakan
pertambangan. Dengan sub tema dari segi pendidikan, lingkungan, ekonomi, teknologi,
setiap tim dari sekolah yang sama wajib memilih salah satu dari sub tema dari segi
tersebut.
Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini, tentunya penulis mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam penulis
sampaikan kepada yang terhormat :
1. Drs. Rinoto, M.M. Selaku Kepala di SMK Negeri 5 Jember.
2. Drs. Sumarto Selaku Wakasek Kesiswaan di SMK Negeri 5 Jember.
3. Andri Irawan, S.ST Selaku Guru Pembimbing di SMK Negeri 5 Jember.
4. Desi Fatimatus Zahro Selaku Panitia LKTI & Olimpiade Mipa tingkat Sma Se-derajat
di Fmipa Universitas Jember.
5. Teman-teman yang telah memberi doronggan untuk semanggat dan telah mendoakan
kami dalam mengerjakan penulisan ini.
Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa penulis memohon doa sehingga bantuan dari
berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat
penulis berikan. Penulis juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan
karya tulis ilmiah selanjutnya.
Demikian karya tulis ilmiah ini yang kami buat, semoga bermanfaat dan
berguna bagi kita semua di hari dini maupun di hari masa depan nanti. Amiin.
Jember, 16
November 2013
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi) yang
berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi
yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan
perubahan harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
perubahan pajak dan harga domestik. Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan
besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha yaitu produksi, harga, biaya
dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi menuntut pengembalian
keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.
Apabila risikonya tidak besar serta teknologinya dikuasai dan permasalahannya
hanya modal, maka dana dapat dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu: Sebagian
pendapatan pemerintah dari sektor pertambangan umum yang sudah memberikan
keuntungan banyak (misal: batu bara). Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk
eksplorasi dan investasi pada sektor-sektor pertambangan lainnya.Dan membentuk
Badan Usaha Milik Negara yang bertugas mengelola kekayaan mineral di daerah
tersebut seoptimal mungkin dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan.
5.2 SARAN
Saran yang kami sarankan mengenai Dasar kebijakan publik di bidang
pertambangan adalah UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang menyatakan bahwa: bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam era desentralisasi
saat ini maka kegiatan pertambangan tidak terpisahkan lagi dengan pengambilan
kebijakan di tingkat daerah sehingga Pemerintah pusat hendaknya memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengelola kegiatan pertambangan
yang melibatkan sebanyak mungkin peran serta masyarakat local.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertambangan
http://apitswar.wordpress.com/pertambangan/
http://www.tekmira.esdm.go.id/HasilLitbang/?cat=12
http://www.amanahgroup.co.id/index.php/menu-profile/jenistambang
MAKALAH TENTANG TATA KELOLA PERTAMBANGAN
TUGAS MAKALAH
TENTANG
TATA KELOLA PERTAMBANGAN
Disusun Oleh :
Kelompok : 5
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata pelajaran, yang mana dengan tugas ini
kami sebagai siswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan guru mata
pelajaran tersebut.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyelesaian Makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka
kami terima untuk meningkatkan kualitas Makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan manusia semakin beragam salah satunya
adalah kebutuhan papan/tempat tinggal. Meningkatnya jumlah penduduk menjadi faktor
utama meningkatnya kebutuhan pemukiman. Guna memenuhi kebutuhan lahan yang
semakin lama makin sempit maka manusia dengan berbagai cara melakukan perluasan
lahan yaitu dengan menambang/mengepras gunung dan perbukitan. Kehidupan di era
modern tidak luput dengan industri untuk memproduksi barang/jasa. Semakin pesatnya
pertumbuhan kota maka lahan makin terbatas dan kebutuhan lahan untuk industri di kota-
kota besar dipenuhi dengan reklamasi dan penambangan mineral bukan logam. (Almaida,
2008).
Kegiatan penambangan emas dalam hal ini akan menjadikan rusaknya lingkungan
sehingga berpotensi menimbulkan bencana bagi daerah yang berada disekitarnya.
Kegiatan penambangan emas dengan laju erosi dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) tinggi
membahayakan menyebabkan sebagian tanah yang berada di sekitarnya, terutama yang
berada di bagian atas akan mengalami longsor. Hal seperti ini jelas sangat berbahaya dan
menimbulkan ketakutan pada pemilik tanah sekitar yang tanahnya belum digali. Hal ini
terjadi karena penambang tidak menerapkan sistem teras pada tanah sekitarnya sehingga
terbentuk tebing yang tinggi. Keuntungan ekonomi yang diperoleh secara sepintas tampak
menguntungkan namun apabila dikaji lebih dalam dan dibandingkan dengan kerugian
lingkungan dalam rupiah maka tampak jelas bahwa tidak ada keuntungan yang diperoleh.
(Dyahwanti, 2007).
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
PEMBAHASAN
A. Definisi Pertambangan
B. Usaha pertambangan
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik
dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk
batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Pertambangan mineral adalah pertambangan
kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas
bumi, serta air tanah.Pertambangan mineral digolongkan atas:
d. Pertambangan batuan.
b. Pertambangan batubara.
b. Kerusakan lingkungan
c. Ketimpangan sosial
3. Aspek perizinan,
4. Teknis penambangan,
6. Lingkungan,
10. Standardisasi.
1. Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanah serta udara
berdasarkan standar baku mutu atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
3. Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam tailing,
lahan bekas tambang, dan struktur buatan lainnya;
1. Pendekatan Teknologi
c) Mengurangi terjadinya pencemaran pantai laut, apabila lokasi kegiatan terletak ditepi
pantai
d) Membangun kolam pengendapan disekitar daerah kegiatan untuk menahan lumpur oleh
aliran permukaan
g) Penataan lahan
Pada bagian ini dirinci semua bantuan dan kerjasama aparatur pemerintah terkait
yang diperlukan oleh pemprakarsa untuk menanggulangi dampak-dampak lingkungan
kegiatan Pertambangan ditinjau dari segi biaya, kemudahan, sosial ekonomi, misalnya :
c) Pendidikan dan pelatihan bagi penduduk yang mengalami perubahan pola kehidupan
dan sumber penghidupan
d) Penggunaan tenaga kerja setempat yang bila perlu didahului dengan latihan
keterampilan
3. Pendekatan Institusi
Pada bagian ini dirinci kegiatan setiap instansi/badan/lembaga lain yang terlibat/
perlu dilibatkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan kegiatan penanggulangan
dampak rencana kegiatan pertambangan umum ditinjau dari segi kewenangan, tanggung
jawab dan keterkaitan antar instansi/badan/lembaga, misalnya :
b) Pengawasan baik intern maupun ekstern yang meliputi pengawasan oleh aparat
pemerintah dan masyarakat
F. Rehabilitasi Lahan
Berdasarkan data dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral pada Tahun
2005 terdapat 186 perusahaan tambang yang masih aktif dengan total luas areal sekitar
57.703 ha dan hanya 20.086 ha yang telah direklamasi oleh para perusahaan yang
memperoleh kontrak pada lahan tersebut. Sebagian lahan tersebut dikembalikan kepada
petani untuk diusahakan kembali menjadi lahan pertanian. Sebagian pengusaha tidak
mereklamasi lahan dan meninggalkan begitu saja.
Almaida (2008), Kewajiban pasca tambang yang bersifat fisik mempunyai dimensi
ekonomi dan sosial yang sangat tinggi dan berpotensi menimbulkan konflik pada
masyarakat dengan pemerintah dan juga usaha pertambangan. Oleh karena itu
pengelolaan pasca tambang bukan merupakan masalah fisik, tetapi merupakanpolitical
will pemerintah untuk meregulasi secara benar dengan memperhatikan kaidah
lingkungan. Kemudian mengimplementasikannya dengan mengedepankan kepentingan
masyarakat lokal dan mengacu kepada falfasah ekonomi dan sosial serta akuntabilitas
yang dapat dipercaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami sangat membutuhkan saran serta kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun agar penulisan makalah – makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan
Oleh: rusniar
NIM:14010101139
Makalah ini dilatar belakangi oleh kegiatan pertambangan yang banyak merusak
lingkungan,yang berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia. Melalui makalah ini kita
dapat mengetahui berbagai masalah atau kerusakan yang di akibatkan oleh kegiatan
pertambangan yang tidak dikelola dengan baik, dan benar sehingga mengakibatkan
berbagai kerusakan lingkungan seperti keruskan tanah,air,udara,laut,serta hutan. Oleh
karena itu sebaiknya kita dapat mengelola kegiatan pertambangan dengan baik,agar tidak
memberikan dampak yang buruk.hal ini menarik perhatian saya untuk mengetahui sejauh
mana kerusakan atau dampak buruk yang di timbulkan akibat aktivitas pertambangan yang
tidak dikelola dengan baik. Adapun rumusan masalah: A). apa pengertian pertambangan, B).
apa pengertian pencemaran lingkungan C) .bagaimana salah satu teknik pertambangan D)
bagaimana Dampak negatif dari aktivitas penambangan emas. E. Bagaimana Rekomendasi
Upaya Pengelolaan LingkunganAlternatif Solusi. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah 1) untuk mengetahui pengertian dari pertambangan, 2)
untuk mengetahui pengertian dari pencemaran lingkungan, 3) untuk
mendiskripsikan bagaimana salah satu teknik penambangan khusunya
penambangan emas, 4) untuk mengetahui bagaimana dampak yang
ditimbulkan oleh aktivitas penambangan emas, 5) mendiskripsikan bagaimana
rekomendasi upaya pengelolaan lingkungan alternatif solusi. kesimpulan yang
dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah: kerusakan lingkungan akibat
aktivitas pertambangan khususnya penambangan emas: 1)kerusakan tanah 2)
kerusakan air 3) kerusakan udara 4)kerusakan hutan.
PENDAHULUAN
A. Pengertian pertambangan
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk terbesar. Angka
pertumbuhan penduduk negara indonesia pun cukup besar, hal tersebutlah yang
mneyebabkan kenaikan yang begitu besar akan ketergantungan hasil tambang,baik
minyak,batubara,emas,ataupun gas. Semakin besar skala kegiatan pertambangan,makin
besar pula areaa dampak yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiaaatan
pertambangan dapat bersifat permanen,atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan
semula.[2]
C. Teknik Penambangan emas
1) Penambang menggali tanah di perbukitan menggunakan linggis, sekop serta pacul. Tanah
yang telah digali kemudian diencerkan dengan air. Air ini berasal dari sebuah kali kecil dekat
tempat penggalian tanah. Karena tempat penggalian lebih tinggi dari sumber air, maka air
disedot keatastempat penggalian menggunakan pompa.
2) Di dekat tempat penambang menggali tanah dibuat saluran yang menuju kali kecil tempat
dimana mereka menggambil air untuk mengencerkan tanah. Tanah yang sudah diberi air
dan sedikit basah kemudian disekop kearah saluran. Tanah diaduk-aduk menggunakan
sekop agar sedikit encer, lalu dialirkan bersama air menuju saluran yang lebarnya sekitar 1
meter. Didalam saluran di susun-susun batu-batu kecil secara berjenjang guna
memperlambat aliran, agar tanah mudah terendapkan di dalam karpet.
Gambar Proses penambatan tanah masuk kedalam karpet (Dok Penulis 2012)
3) Tanah yang turun kemudian diendapkan di dalam karpet yang kedua sisinya disanggah
menggunakan beberapa kayu balok. Tanah yang terperangkap di dalam karpet kemudian
diangkat dan dimasukan kedalam kuali. Tanah yang masuk kedalam kuali kemudian
digoyang-goyang bersama air, untuk mengeluarkan butiran-butiran tanah kasar. Setelah
digoyang-goyang akan tampak pasir hitam yang menurut penambang disebut "pasir
penghantar emas". Setelah digoyang-goyang lama-kelamaan akan nampak serbuk-serbuk
halus berwarna agak kekuning-kuningan.
5) Kemudian serbuk emas hasil pembakaran ini dikemas dalam kertas rokok. Kalau hasil
dulang penambang sudah banyak atau bernilai ekonomis, langsung dijual ke toko emas atau
perhiasan. Serbuk emas ini jika dikumpulkan mencapai 1 kaca, maka harganya ditaksir
mencapai sekitar Rp. 40.000 dan kalau hasil dulangan penambang bisa mencapai 1 gram,
maka harganya ditaksir mencapai sekitar Rp 400.000. Karena penambangan ini dilakukan
secara berkelompok, maka uangnya akan dibagi bersama.[3]
Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya aktivitas penambangan
emas :
Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali
yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air
kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam
jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat
berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah,
akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati. [4]
Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan upaya
reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja areal penggalian
dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan bahwa penambang membiarkan lokasi
penggalian begitu saja dan terlihat gersang. Bahkan penggalian yang terlalu dalam
membetuk kolam-kolam pada permukaan tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter.
Gambar 2.8. Areal bekas penggalian tanah dibiarkan begitu saja tanpa adanya upaya
reklamasi berupa penghijauan (Dok Penulis 2012)
Erosi tanah
Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi
dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada di dekat
lokasi penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi kanan dan kirinya. Selain
itu telah terjadi pelebaran pada dinding tebing sungai, akibat diperlebar dan diperdalam
guna melakukan aktivitas pendulangan dengan memanfaatkan aliran kali untuk mencuci
tanah.[5]
Air
Penambangan secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah tersebut
dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air
sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan
sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah
diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya
dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn),
mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat
yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. [6]
Aktivitas penambangan emas secara tradisional yang memanfatkan aliran kali membuat
air menjadi keruh dan kekeruhan ini nampak terlihat di saluran primer yakni kali Anafre.
Pembuangan tanah sisa hasil pendulangan turut meningkatkan jumlah transport sedimen.
Gambar 2.9. Menurunnya kualitas air sungai akibat pembuangan tanah sisa penambangan
kedalam aliran air (Dok Penulis 2012)
Hutan
Penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan
pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini
disebabkan adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat,
akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu
yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh
buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa. .
Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan
tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan
hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.[7]
1. Limbah pencucian zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya
dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. Kaarena
Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan
(Mn), Asam sulfat (H2sO4), di samping itu debu menyebabkan polusi udara di sepanjang
jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit
infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-
paru, darah atau lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.
2. Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang
ditimbulkan oleh proses penambangan dan penggunaannya.produk buangannya, berupa
abu ringan, abu berat, dan kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai logam berat
: seperti arsenik, timbal, merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium,
tembaga, molibdenum, seng, selenium, dan radium, yang sangat berbahaya jika dibuang di
lingkungan.
3. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan emas juga telah
menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah,
Udara, dan hutan, Air Penambangan Batubara secaralangsung menyebabkan pencemaran
air, yaitu dari limbah penducian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan
sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi
keruh, Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian emas
tersebut. Limbah pencucian emas setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung
belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb.
Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia
seperti kanker kulit.[8]
Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam menyusun
kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sebelum dilaksanakannya,
kegiatan penambangan sudah dapat diperkirakan dahulu dampaknya terhadap lingkungan.
Kajian ini harus dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik dan terus-menerus
implementasinya, bukan sekedar formalitas kebutuhan administrasi.
A. Kesimpulan
Aktivitas pertambangan yang tidak dikelolo dengan baik
administrasi.
B. Saran
http://vodca-stinger.blogspot.com/2012/11/dampak-pertambangan-dan-solusi.html
http://marluganababan-electrical.blogspot.com/2012/11/dampak-negatif-kegiatan-
pertambangan.html
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-batubara-dampak-dan-
solusi.html#ixzz3MuKGFTU9