2086-9681
Oleh:
Abstract
This study aims to examine the relationship of short-term and cointegration (long-term balance)
between the stock price index (JCI), the money supply (JUB), and the index of wholesale prices (WPI).
This study uses secondary data in the form of monthly time series data obtained from BPS and Bank
Indonesia from 2007: 1 to 2013: 11. Methods of data analysis using the Granger Causality Test,
Johansen Cointegration Test with Vector Error Correction Model (VECM). Data processing using
software Eviews 7. Based on the analysis of data in the short term found a one-way relationship
between JUB and JCI, and WPI and JCI; and in the long term is found cointegration between JCI,
JUB, and IPHB in Indonesia.
16
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
17
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
terciptanya uang beredar adalah otorita ( 2005) diperoleh tingkat inflasi (IHPB), APBN
moneter (pemerintah dan bank sentral) dan (pengeluaran pemerintah (G)), cadangan devisa
lembaga keuangan. Otorita moneter sebagai (CDS) mempengaruhi JUB secara positif dalam
sumber penawaran uang inti dan lembaga jangka pendek. Dalam jangka pendek Produk
keuangan sebagai sumber penawaran uang Domestik Bruto rill (PDB riil) berpengaruh
sekunder. JUB merupakan proses pasar, positif terhadap JUB tetapi tidak signifikan
artinya hasil interaksi anatara permintaan dan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa
penawaran, dan bukan ahanya pencetakan PDB riil tidak terlalu efektif dalam
uang atau merupakan keputusan pemerintah mempengaruhi JUB.
saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti Selanjutnya Pangidoan, E.S (2009),
tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka menemukan bahwa terdapat hubungan negatif
para pelaku dalam pasar uang masing-masing antara Interest Rate (IR), indeks harga (IHSG),
akan melakukan “penyesuaian” berupa dummy (DUM) terhadap permintaan uang.
tindakan-tindakan (mengubah Sedangkan pendapatan domestik bruto (PDB)
struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar memiliki hubungan yang positif terhadap
uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan uang. Model diatas juga
permintaan dan penawaran. Demikian juga jika menghasilkan bahwa hanya pendapatan
terjadi ketidakseimbangan di pasar uang domestik bruto (PDB) memiliki pengaruh
sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai signifikan terhadap permintaan uang, sedangkan
keseimbangan secara bersama-sama. variabel-variabel bebas lainnya tidak memiliki
Pembangunan ekonomi suatu negara pengaruh signifikan.
memiliki tujuan meningkatkan kapasitas
3. Hipotesis Penelitian
produksi baik dalam jangka pendek maupun
yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:
yang berkelanjutan dalam jangka panjang. “Terdapat kointegrasi (hubungan keseimbangan
Dalam melaksanakan berbagai pembangunan, jangka panjang) antara variabel IHSG, JUB, dan
kondisi stabilitas ekonomi merupakan hal yang IHPB di Indonesia pada peride tahun 2007 -
mutlak harus diwujudkan. Pemerintah harus 2013.”
berupaya membuat formulasi kebijakan yang
tepat untuk mempertahankan stabilitas III. Metodologi Penelitian
perekonomian dan menghindari fluktuasi dan
inflasi. Unsur yang sangat penting dalam 1. Data dan Spesifikasi Model.
menjaga kestabilan ekonomi adalah Penelitian ini menggunakan data time
pengendalian inflasi dalam tingkat yang series bulanan dalam kurun waktu 2007:1
rendah, kondisi seperti inilah yang menjadi sampai dengan 2013:11. Data IHSG, JUB, dan
tujuan implementasi kebijakan moneter. IHPB dipilih dari publikasi dan database Bank
Dalam penelitian ini sebagai proksi dari Indonesia dan Badan Pusat Statistik serta
inflasi digunakan Indeks Harga Perdagangan instansi-instansi lain yang berhubungan
Besar (IHPB). dengan penelitian.
Persamaan (1) menggambarkan IHSG
2. Penelitian yang Relevan sebagai fungsi dari JUB dan IHPB yang akan
Menurut hasil penelitian Samsul (2006) digunakan dalam penelitian ini.
bahwa inflasi (IHPB) berpengaruh signifikan
terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek IHSG𝑡𝑡 = 𝛽𝛽0 + 𝛽𝛽1 JUB𝑡𝑡 + 𝛽𝛽2 IHPB𝑡𝑡 + ∈𝑡𝑡 .......(1)
Indonesia, temuan ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa inflasi yang tinggi dapat dimana 𝛽𝛽0 adalah konstanta dan
menjatuhkan harga saham perusahaan, dan 𝛽𝛽1 … … . … 𝛽𝛽2 adalah koefisien dari model,
inflasi yang rendah mengakibatkan pertumbuhan serta ∈𝑡𝑡 adalah error term
ekonomi menjadi sangat lamban, yang
selanjutnya harga saham juga akan bergerak 2. Prosedur Penelitian
dengan lamban. Untuk menganalisis masalah penelitian di
Menurut hasil penelitian Hardanti, Y.R, dkk, atas digunakan model Vector Error Correction
18
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
Model (VECM). Model ini digunakan untuk optimal untuk model VECM bagi data ini.
mengetahui tingkah laku jangka pendek dari Langkah selanjutnya adalah melakukan uji
suatu variabel terhadap jangka panjangnya, diagnostik dengan VEC Residual Portmanteau
akibat adanya shock yang permanen (Kostov Tests for Autocorrelation. Langkah terakhir
dan Lingard dalam Shohrul R.Ajija, dkk. adalah melihat karakteristik model VECM
2011). Asumsi yang harus dipenuhi dalam yang telah diperoleh pada analisis terdahulu,
analisis VECM adalah semua variabel yaitu melalui Analisis Variance
independen harus bersifat stasioner. Hal ini Decomposition.
ditandai dengan semua sisaan bersifat white
noise, yaitu rataan nol, ragam konstan, dan di IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
antara variabel tak bebas tidak ada korelasi.
1. Hasil Uji Stasioneritas Data
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji kestasioneran data. Hal ini Hasil uji akar unit pada tingkat first
dimaksudkan untuk menghindari kesalahan difference terhadap data variabel IHSG
estimasi. Menurut Walter Enders (1995), menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test
terdapat sejumlah pengujian yang dapat statistic (7.536112) > nilai mutlak t-statistical
dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data Test Critical Value 5% (2.897678), dan nilai
stasioner atau tidak. Pengolahan data dalam probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat
penelitian ini menggunakan Software EViews disimpulkan bahwa data IHSG telah stasioner
Versi 7. Sebagai proses awal pengujian pada first difference.
kestasioneran data digunakan Augment Dickey Hasil uji akar unit pada tingkat second
Fuller Unit Root Test (ADF test) terhadap difference terhadap data variabel JUB
variabel IHSG. Seterusnya dilakukan proses menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test
yang sama terhadap variable JUB dan variabel statistic (6.758058) > nilai mutlak t-statistical
IHPB. Jika nilai probabilitasnya pada level Test Critical Value 5% (2.903566), dan nilai
dasar < α = 5% maka tidak terjadi unit root. probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat
Sebaliknya jika nilai probabilitasnya > α = 5% disimpulkan bahwa data JUB telah stasioner
maka terjadi unit root. Jika terjadi unit root pada second difference.
maka dilakukan tes kedua yaitu tes derajat Hasil uji akar unit pada tingkat first
integrasi. difference terhadap data variabel IHPB
Langkah kedua adalah menentukan lag menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test
length yang bertujuan untuk melihat sejauh statistic (5.128493) > nilai mutlak t-statistical
mana model tersebut fit terhadap aktual Test Critical Value 5% (2.897678), dan nilai
datanya. Penentuan lag length ini dilakukan probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat
dalam analisis Vector Auto Reggression disimpulkan bahwa data IHPB telah stasioner
(VAR) yaitu metode analisis yang biasa pada first difference.
digunakan untuk memproyeksikan system Berdasarkan hasil uji stasioneritas data
variabel-variabel runtun waktu dan untuk dengan ADF Test diperoleh bahwa data
menganalisis dampak dinamis dari faktor variabel IHSG dan IHPB sudah stasioner pada
gangguan yang terdapat dalam system variabel tingkat first difference, sedangkan data JUB
tersebut (Hadi, 2003). Kemudian lag length sudah stasioner pada tingkat second difference.
tersebut digunakan dalam uji kausalitas Dengan demikian ketiga variabel tersebut telah
Granger Uji ini bermaksud untuk mengetahui dapat digunakan dalam analisis data statistika
apakah terjadi hubungan satu arah atau dua lebih lanjut.
arah di antara variabel dalam model VECM.
Langkah ketiga adalah melakukan uji 2. Hasil Uji Kausalitas Granger
kointegrasi yang bertujuan untuk melihat Untuk Variabel Dependen IHSG
adanya kemungkinan keseimbangan jangka Ho : IHSG tidak mempengaruhi JUB dan
panjang antara variabel terkait. Pendekatan IHPB ⟹ Nilai Prob. > α = 0.05
yang dilakukan adalah metode Johansen H1 : IHSG mempengaruhi JUB dan IHPB
Cointegration Test, kemudian dilakukan ⟹ Nilai Prob. < α = 0.05
estimasi VECM dengan order lag p=1, p=2, Dari hasil uji kausalitas terhadap variabel
dan p=3 yang bertujuan memperoleh order independen JUB diperoleh Nilai
19
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
20
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
21
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
22