Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No.

2086-9681

ANALISIS KOINTEGRASI ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN


(IHSG), JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), DAN INDEKS HARGA PEDAGANG
BESAR (IHPB) DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2007 - 2013

Oleh:

Drs. Bonaraja Purba, M.Si*)


*) Dosen Universitas Negeri Medan

Abstract

This study aims to examine the relationship of short-term and cointegration (long-term balance)
between the stock price index (JCI), the money supply (JUB), and the index of wholesale prices (WPI).
This study uses secondary data in the form of monthly time series data obtained from BPS and Bank
Indonesia from 2007: 1 to 2013: 11. Methods of data analysis using the Granger Causality Test,
Johansen Cointegration Test with Vector Error Correction Model (VECM). Data processing using
software Eviews 7. Based on the analysis of data in the short term found a one-way relationship
between JUB and JCI, and WPI and JCI; and in the long term is found cointegration between JCI,
JUB, and IPHB in Indonesia.

Keywords: JCI, JUB, WPI, VECM

I. Pendahuluan melihat ukuran keberhasilannya pada


pencapaian laju inflasi, (2) dapat menciptakan
Berdasarkan laporan tahunan Bank ekspektasi yang rendah terhadap inflasi
Indonesia (2013) dalam kurun waktu tahun sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan
2007-2012 diperoleh bahwa, rata-rata tingkat tingkat inflasi aktual sesuai dengan yang
inflasi sebesar 9,26%, rata-rata jumlah uang diinginkan, (3) dapat menghindari
beredar sebesar Rp 651177.56 M, dan rata- kemungkinan munculnya kebijakan-kebijakan
rata PDB Riil sebesar Rp 2125521.15 M (BI, yang dapat menimbulkan deviasi terhadap
2013). Pertumbuhan jumlah uang beredar pencapaian target inflasi.
cenderung mengalami peningkatan dari tahun Jumlah uang beredar merupakan salah satu
ke tahun. Pada tahun 2009, terjadi peningkatan indikator makroekonomi yang dapat
yang sangat signifikan hingga mencapai nilai mempengaruhi harga saham. Ketika jumlah
Rp. 1.033.523 milyar. Sementara itu pada uang beredar di masyarakat mengalami
tahun 2010 jumlah uang beredar mengalami peningkatan maka orang akan cenderung
penurunan hingga mencapai Rp. 267.712,08 berinvestasi pada saham, karena
milyar. Peningkatan jumlah uang beredar yang menguntungkan sesuai harapan mereka. Jika
melambat pada tahun 2010-2012 sejalan mereka menginvestasikan uangnya di Bank,
dengan upaya otoritas moneter untuk maka keuntungan yang diperoleh tidak sesuai
memelihara kestabilan nilai mata uang rupiah. dengan harapan mereka sebab suku bunga bank
Hal ini terkait dengan jumlah uang beredar di akan mengalami penurunan yang signifikan.
masyarakat yang cukup besar pada tahun 2009. Perkembangan pasar modal di Indonesia
Menurut Edi Susianto (2002) bahwa sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi global
kebijakan moneter memberikan manfaat, yang dialami oleh USA, yang menyebabkan
antara lain: (1) mudah dipahami oleh terjadinya perubahan nilai tukar rupiah dan
masyarakat, karena masyarakat hanya akan indeks harga saham gabungan (IHSG)

16
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681

berfluktuasi. Pergerakan IHSG dipengaruhi hubungan jangka pendek dan hubungan


oleh berbagai faktor internal dan eksternal. keseimbangan jangka panjang antara
Pengaruh eksternal diantaranya adalah tingkat variabel ketiga variabel yakni IHSG, JUB,
suku bunga luar negeri dan indeks harga saham dan IHPB di Indonesia penting dilakukan.
luar negeri, yang dipercaya sebagai faktor Masalah pokok dalam penelitian ini
penentu dalam mempengaruhi IHSG. Faktor dirumuskan sebagai berikut : “Apakah
internal diantaranya adalah peristiwa-peristiwa terdapat kointegrasi (hubungan
dalam negeri seperti perubahan nilai tukar keseimbangan jangka panjang) antara
rupiah terhadap USD, tingkat inflasi, suku variabel IHSG, JUB, dan IHPB di Indonesia
bunga deposito, suku bunga SBI, dan jumlah pada periode tahun 2007 – 2013 ?”
uang beredar.
Memelihara kestabilan harga disamping II. Kajian Teori dan Penelitian yang
untuk menunjang proses pertumbuhan Relevan
ekonomi merupakan salah satu tugas penting
kebijakan moneter. Untuk itu diperlukan 1. Kajian Teori
Menurut Samsul (2006), IHSG merupakan
pertumbuhan uang beredar yang jumlahnya
indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang
sesuai dengan laju pertumbuhan sektor riil
tercatat di Bursa Efek, dan diterbitkan oleh
dimana hal-hal lainnya dianggap tetap (cateris
Bursa Efek. Pihak di luar bursa efek tidak
paribus). Terjadinya perubahan jumlah uang
tertarik menerbitkan IHSG karena masih kalah
beredar sebagai akibat meningkatnya
manfaatnya dengan indeks harga parsial,
penawaran uang yang dilakukan dalam rangka
seperti untuk keperluan hedging. Menurut
kebijakan moneter akan menyebabkan
publikasi Bursa Efek Indonesia (2010), ada
turunnya tingkat bunga.
lima fungsi indeks harga saham di pasar modal
Dalam teori ekspektasi rasional
yaitu: (1) sebagai indikator trend pasar, (2)
disebutkan bahwa masyarakat melakukan
sebagai indikator tingkat bunga, (3) sebagai
kesalahan dalam mengekspektasi jumlah uang
tolak ukur kinerja portofolio, (4) memfasilitasi
beredar sehingga menciptakan keterkaitan
pembentukan portofolio dengan strategi pasif,
antara perubahan tingkat inflasi dan
dan (5) memfasilitasi berkembangnya produk
perubahan tingkat pendapatan riil. Studi
derivatif.
empiris yang telah dilakukan Barro (1977,
Jumlah uang beredar adalah uang yang
1978) memberikan dukungan yang kuat pada
berada di tangan masyarakat. Namun definisi
hipotesa ekspektasi rasional tersebut, bahwa
ini terus berkembang, seiring dengan
hanya pertumbuhan jumlah uang beredar yang
perkembangan perekonomian suatu negara.
mempunyai pengaruh pada variabel riil
Cakupan definisi jumlah uang beredar di
(pendapatan riil dan pengangguran) atau
negara maju umumnya lebih luas dan
dengan kata lain, adanya pertumbuhan jumlah
kompleks dibandingkan negara sedang
uang beredar akan menyebabkan tingkat
berkembang (NSB). Pengertian paling sempit
pendapatan riil dan pengangguran akan
atau biasa dikenal dengan istilah narrow
berfluktuasi dari tingkat alamiahnya sedangkan
money adalah daya beli yang langsung bisa
untuk tingkat harga (IHSG) dipengaruhi
digunakan untuk pembayaran atau dapat
pertumbuhan jumlah uang beredar.
diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang
Sepanjang tahun 2007 kondisi dan
mendekati “uang” (deposito berjangka dan
kinerja pasar saham relatif baik, tetapi
tabungan). Narrow money yang biasanya
menjelang akhir tahun 2008 terjadi krisis
disimbolkan dengan M1 terdiri dari uang
ekonomi global, yang berdampak terhadap
tunai/kartal (currency) dan uang giral (Demand
perekonomian Indonesia yang menimbulkan
Deposit). Uang kartal merupakan uang kertas
gejolak di pasar modal dan pasar uang. Pada
dan uang logam yang ada di tangan masyarakat
bulan Desember 2008, IHSG ditutup pada
umum, sedangkan uang giral mencakup saldo
level Rp. 1.355,41 dan bila dibandingkan
rekening koran/giro milik masyarakat yang
dengan IHSG Desember 2007 sebesar Rp.
disimpan di bank.
2.745,83 mengalami penurunan sangat
Dalam perekonomian modern digunakan
drastis. Berdasarkan uraian yang telah
sistem standart kertas dan sebagai sumber
dikemukakan sebelumnya, penelitian tentang

17
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681

terciptanya uang beredar adalah otorita ( 2005) diperoleh tingkat inflasi (IHPB), APBN
moneter (pemerintah dan bank sentral) dan (pengeluaran pemerintah (G)), cadangan devisa
lembaga keuangan. Otorita moneter sebagai (CDS) mempengaruhi JUB secara positif dalam
sumber penawaran uang inti dan lembaga jangka pendek. Dalam jangka pendek Produk
keuangan sebagai sumber penawaran uang Domestik Bruto rill (PDB riil) berpengaruh
sekunder. JUB merupakan proses pasar, positif terhadap JUB tetapi tidak signifikan
artinya hasil interaksi anatara permintaan dan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa
penawaran, dan bukan ahanya pencetakan PDB riil tidak terlalu efektif dalam
uang atau merupakan keputusan pemerintah mempengaruhi JUB.
saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti Selanjutnya Pangidoan, E.S (2009),
tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka menemukan bahwa terdapat hubungan negatif
para pelaku dalam pasar uang masing-masing antara Interest Rate (IR), indeks harga (IHSG),
akan melakukan “penyesuaian” berupa dummy (DUM) terhadap permintaan uang.
tindakan-tindakan (mengubah Sedangkan pendapatan domestik bruto (PDB)
struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar memiliki hubungan yang positif terhadap
uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan uang. Model diatas juga
permintaan dan penawaran. Demikian juga jika menghasilkan bahwa hanya pendapatan
terjadi ketidakseimbangan di pasar uang domestik bruto (PDB) memiliki pengaruh
sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai signifikan terhadap permintaan uang, sedangkan
keseimbangan secara bersama-sama. variabel-variabel bebas lainnya tidak memiliki
Pembangunan ekonomi suatu negara pengaruh signifikan.
memiliki tujuan meningkatkan kapasitas
3. Hipotesis Penelitian
produksi baik dalam jangka pendek maupun
yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:
yang berkelanjutan dalam jangka panjang. “Terdapat kointegrasi (hubungan keseimbangan
Dalam melaksanakan berbagai pembangunan, jangka panjang) antara variabel IHSG, JUB, dan
kondisi stabilitas ekonomi merupakan hal yang IHPB di Indonesia pada peride tahun 2007 -
mutlak harus diwujudkan. Pemerintah harus 2013.”
berupaya membuat formulasi kebijakan yang
tepat untuk mempertahankan stabilitas III. Metodologi Penelitian
perekonomian dan menghindari fluktuasi dan
inflasi. Unsur yang sangat penting dalam 1. Data dan Spesifikasi Model.
menjaga kestabilan ekonomi adalah Penelitian ini menggunakan data time
pengendalian inflasi dalam tingkat yang series bulanan dalam kurun waktu 2007:1
rendah, kondisi seperti inilah yang menjadi sampai dengan 2013:11. Data IHSG, JUB, dan
tujuan implementasi kebijakan moneter. IHPB dipilih dari publikasi dan database Bank
Dalam penelitian ini sebagai proksi dari Indonesia dan Badan Pusat Statistik serta
inflasi digunakan Indeks Harga Perdagangan instansi-instansi lain yang berhubungan
Besar (IHPB). dengan penelitian.
Persamaan (1) menggambarkan IHSG
2. Penelitian yang Relevan sebagai fungsi dari JUB dan IHPB yang akan
Menurut hasil penelitian Samsul (2006) digunakan dalam penelitian ini.
bahwa inflasi (IHPB) berpengaruh signifikan
terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek IHSG𝑡𝑡 = 𝛽𝛽0 + 𝛽𝛽1 JUB𝑡𝑡 + 𝛽𝛽2 IHPB𝑡𝑡 + ∈𝑡𝑡 .......(1)
Indonesia, temuan ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa inflasi yang tinggi dapat dimana 𝛽𝛽0 adalah konstanta dan
menjatuhkan harga saham perusahaan, dan 𝛽𝛽1 … … . … 𝛽𝛽2 adalah koefisien dari model,
inflasi yang rendah mengakibatkan pertumbuhan serta ∈𝑡𝑡 adalah error term
ekonomi menjadi sangat lamban, yang
selanjutnya harga saham juga akan bergerak 2. Prosedur Penelitian
dengan lamban. Untuk menganalisis masalah penelitian di
Menurut hasil penelitian Hardanti, Y.R, dkk, atas digunakan model Vector Error Correction

18
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681

Model (VECM). Model ini digunakan untuk optimal untuk model VECM bagi data ini.
mengetahui tingkah laku jangka pendek dari Langkah selanjutnya adalah melakukan uji
suatu variabel terhadap jangka panjangnya, diagnostik dengan VEC Residual Portmanteau
akibat adanya shock yang permanen (Kostov Tests for Autocorrelation. Langkah terakhir
dan Lingard dalam Shohrul R.Ajija, dkk. adalah melihat karakteristik model VECM
2011). Asumsi yang harus dipenuhi dalam yang telah diperoleh pada analisis terdahulu,
analisis VECM adalah semua variabel yaitu melalui Analisis Variance
independen harus bersifat stasioner. Hal ini Decomposition.
ditandai dengan semua sisaan bersifat white
noise, yaitu rataan nol, ragam konstan, dan di IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
antara variabel tak bebas tidak ada korelasi.
1. Hasil Uji Stasioneritas Data
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji kestasioneran data. Hal ini Hasil uji akar unit pada tingkat first
dimaksudkan untuk menghindari kesalahan difference terhadap data variabel IHSG
estimasi. Menurut Walter Enders (1995), menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test
terdapat sejumlah pengujian yang dapat statistic (7.536112) > nilai mutlak t-statistical
dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data Test Critical Value 5% (2.897678), dan nilai
stasioner atau tidak. Pengolahan data dalam probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat
penelitian ini menggunakan Software EViews disimpulkan bahwa data IHSG telah stasioner
Versi 7. Sebagai proses awal pengujian pada first difference.
kestasioneran data digunakan Augment Dickey Hasil uji akar unit pada tingkat second
Fuller Unit Root Test (ADF test) terhadap difference terhadap data variabel JUB
variabel IHSG. Seterusnya dilakukan proses menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test
yang sama terhadap variable JUB dan variabel statistic (6.758058) > nilai mutlak t-statistical
IHPB. Jika nilai probabilitasnya pada level Test Critical Value 5% (2.903566), dan nilai
dasar < α = 5% maka tidak terjadi unit root. probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat
Sebaliknya jika nilai probabilitasnya > α = 5% disimpulkan bahwa data JUB telah stasioner
maka terjadi unit root. Jika terjadi unit root pada second difference.
maka dilakukan tes kedua yaitu tes derajat Hasil uji akar unit pada tingkat first
integrasi. difference terhadap data variabel IHPB
Langkah kedua adalah menentukan lag menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test
length yang bertujuan untuk melihat sejauh statistic (5.128493) > nilai mutlak t-statistical
mana model tersebut fit terhadap aktual Test Critical Value 5% (2.897678), dan nilai
datanya. Penentuan lag length ini dilakukan probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat
dalam analisis Vector Auto Reggression disimpulkan bahwa data IHPB telah stasioner
(VAR) yaitu metode analisis yang biasa pada first difference.
digunakan untuk memproyeksikan system Berdasarkan hasil uji stasioneritas data
variabel-variabel runtun waktu dan untuk dengan ADF Test diperoleh bahwa data
menganalisis dampak dinamis dari faktor variabel IHSG dan IHPB sudah stasioner pada
gangguan yang terdapat dalam system variabel tingkat first difference, sedangkan data JUB
tersebut (Hadi, 2003). Kemudian lag length sudah stasioner pada tingkat second difference.
tersebut digunakan dalam uji kausalitas Dengan demikian ketiga variabel tersebut telah
Granger Uji ini bermaksud untuk mengetahui dapat digunakan dalam analisis data statistika
apakah terjadi hubungan satu arah atau dua lebih lanjut.
arah di antara variabel dalam model VECM.
Langkah ketiga adalah melakukan uji 2. Hasil Uji Kausalitas Granger
kointegrasi yang bertujuan untuk melihat  Untuk Variabel Dependen IHSG
adanya kemungkinan keseimbangan jangka Ho : IHSG tidak mempengaruhi JUB dan
panjang antara variabel terkait. Pendekatan IHPB ⟹ Nilai Prob. > α = 0.05
yang dilakukan adalah metode Johansen H1 : IHSG mempengaruhi JUB dan IHPB
Cointegration Test, kemudian dilakukan ⟹ Nilai Prob. < α = 0.05
estimasi VECM dengan order lag p=1, p=2, Dari hasil uji kausalitas terhadap variabel
dan p=3 yang bertujuan memperoleh order independen JUB diperoleh Nilai

19
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681

Probabilitas F-statistic (0.3846)> α = 0.05 (29.79707), maka hal ini mengindikasikan


maka terima Ho, artinya IHSG tidak adanya kointegrasi (hubungan keseimbangan
mempengaruhi JUB. Selanjutnya dari hasil antar variabel dalam jangka panjang), (2) Dari
uji kausalitas terhadap variabel independen Uji Trace Statistic terindikasi ketiga variabel
IHPB diperoleh Nilai Probabilitas F- IHSG, JUB, dan IHPB terkointegrasi. (3) Nilai
statistic (0.7368) > α = 0.05 maka terima Max-Eigenvalue Statistic (26.8506) > Nilai
Ho, artinya IHSG tidak mempengaruhi Critical Value (21.13162), maka hal ini
IHPB. merupakan indikasi adanya kointegrasi, dan
 Untuk Variabel Dependen JUB (4) Juga dari Uji Max-Eigenvalue Statistic
Ho : JUB tidak mempengaruhi IHSG dan mengindikasikan ketiga variabel yakni IHSG,
IHPB ⟹ Nilai Prob. > α = 0.05 JUB, dan IHPB terkointegrasi. Karena terdapat
H1 : JUB mempengaruhi IHSG dan IHPB kointegrasi antar ketiga variabel penelitian
⟹ Nilai Prob. < α = 0.05 yakni IHSG, JUB, dan IHPB, maka data ini
Dari hasil uji kausalitas terhadap variabel lebih akurat diolah dengan menggunakan
independen IHSG diperoleh Nilai VECM.
Probabilitas F-statistic (0.0238) < α = 0.05 Bentuk vektor residual dari kedua
maka tolak Ho, artinya JUB persamaan kointegrasi adalah :
mempengaruhi IHSG. Selanjutnya dari ε1t = IHSGt + 113.0434 IHPBt dan ε2t =
hasil uji kausalitas terhadap variabel JUBt + 74776.63 IHPBt
independen IHPB diperoleh Nilai
Probabilitas F-statistic (0.9551) > α = 0.05 4. Hasil Uji Vector Error Correction Estimates
maka terima Ho, artinya JUB tidak
Selanjutnya untuk mengestimasi bentuk
mempengaruhi IHPB.
persamaan VECM di antara variabel IHSG,
 Untuk Variabel Dependen IHPB
JUB, dan IHPB, dilakukan dengan analisis uji
Ho : IHPB tidak mempengaruhi IHSG dan
Vector Error Estimates yang menghasilkan dua
JUB ⟹ Nilai Prob. > α = 0.05
persamaan kointegrasi seperti di atas. Kedua
H1 : IHPB mempengaruhi IHSG dan JUB
bentuk persamaan kointegrasi dinyatakan
⟹ Nilai Prob. < α = 0.05
dengan vektor residual hasil relasi kointegrasi,
Dari hasil uji kausalitas terhadap variabel
diberikan pada kolom CointEq1 dan CointEq2
independen IHPB diperoleh Nilai
di kanan Cointegration Eq. Sedangkan vektor
Probabilitas F-statistic (0.0013) < α = 0.05
konstanta hasil estimasi model VECM yang
maka tolak Ho, artinya IHPB
terbentuk diberikan pada tiga kolom di kanan
mempengaruhi IHSG. Selanjutnya dari
Error Correction. Selanjutnya diperoleh
hasil uji kausalitas terhadap variabel
persamaan VECM(1) untuk IHSG berbentuk :
independen JUB diperoleh Nilai
Probabilitas F-statistic (0.6291)> α = 0.05
∆IHSGt = φ1 + λ1 . e1,t−1 + λ2 . e2,t−1 +
maka terima Ho, artinya IHPB tidak
mempengaruhi IHPB. γ11 .∆IHSGt−1 + ω1 .∆JUBt−1 + ω2 .∆IHPBt−1
Dari hasil analisis uji kausalitas Granger
ditemukan hubungan satu arah antara variabel ∆IHSGt = 38.64870 – 0.101438. e1,t−1 +
JBU dan IHSG yakni JUB mempengaruhi 0.000108. e2,t−1 +
IHSG. Juga ditemukan hubungan satu arah 0.068449.∆IHSGt−1 – 0.000433.
antara variabel IHPB dan IHSG, yakni IHPB ∆JUBt−1 + 4.660782.∆IHPBt−1
mempengaruhi IHSG. Selanjutnya adalah
melakukan uji kointegrasi untuk melihat Pada langkah pertama di atas digunakan
hubungan keseimbangan jangka panjang antara lag p=1 untuk maksimal order diferensi dari
ketiga variabel tersebut. variabel endogen dalam model. Untuk memilih
3. Hasil Uji Kointegrasi nilai optimal dari p dapat dibandingkan nilai-
nilai AIC / SIC dari model-model VECM(1),
Berdasarkan hasil analisis uji kointegrasi VECM(2), dan VECM(3). Output hasil
dengan menggunakan Johansen Cointegration estimasi dirangkum dalam tabel di bawah ini
Test ditemukan bahwa: (1) Nilai Trace yang menunjukkan order p=1 memberikan
Statistic (52.18014) > Nilai Critical Value nilai AIC dan SIC yang minimal, sehingga

20
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681

merupakan order optimal untuk model VECM bagi data ini.

Tabel Rangkuman Nilai AIC dan SIC untuk VECM(p)


p=1 p=2 p=3
Akaike Information Criteria (AIC) 45.11066 45.17846 45.33443
Schwarz Information Criteria SIC) 45.82012 46.16105 46.41418

5. Hasil Uji Diagnostik Portmanteau jangka panjang, JUB secara dominan


berubah oleh JUB itu sendiri.
Tahap akhir dalam analisis ini adalah
• Variance Decomposition of IHPB
melakukan uji diagnostik terhadap model
Dalam periode jangka pendek, perkiraan
VECM(1) yakni menggunakan uji
error variance dijelaskan oleh IHSG
Portmanteau (output analisis terlampir).
sebesar 6.16 persen, JUB sebesar 1.75
Berdasarkan output uji diagnostik Portmanteau
persen, dan IHPB sebesar 92.09 persen.
diperoleh nilai Probability-value untuk Q-
Dalam periode jangka panjang, perkiraan
statistic lebih besar dari 5%, sehingga dapat
error variance dijelaskan oleh IHSG
disimpulkan bahwa model VECM(1)
sebesar 64.54 persen, JUB sebesar 10.87
merupakan model yang baik untuk data (IHSG,
persen, dan IHPB sebesar 24.58 persen.
JUB, dan IHPB) hasil analisis di atas.
Ternyata pada periode jangka pendek dan
6. Hasil Analisis Variance Decomposition jangka panjang, variabel IHPB secara
dominan berubah oleh IHSG. Hal ini
Analisis variance decomposition bertujuan
berarti bahwa kejutan dari variabel IHSG
mendekomposisi variasi kesalahan prediksi
memiliki kemampuan yang besar terhadap
atau menyatakan suatu proporsi dari rangkaian
pertumbuhan IHPB.
perubahan disebabkan adanya kejutan atas
variabel satu terhadap kejutan variabel yang
V. Kesimpulan
lain. Analisis variance decomposition ini
dibagi menjadi dua periode yaitu periode Berdasakan hasil penelitian dapat diambil
jangka pendek pada tahun ke 5, dan periode kesimpulan sebagai berikut :
jangka panjang pada tahun ke 15. 1. Dengan uji kausalitas Granger ditemukan
• Variance Decomposition of IHSG adanya hubungan satu arah antara variabel
Dalam periode jangka pendek, perkiraan JUB dengan IHSG yakni JUB
error variance dijelaskan oleh IHSG mempengaruhi IHSG, juga ditemukan
sebesar 94.73 persen, JUB sebesar 3.08 hubungan satu arah antara variabel IHPB
persen, dan IHPB sebesar 2.19 persen. dengan IHSG, yakni IHPB mempengaruhi
Dalam periode jangka panjang, perkiraan IHSG.
error variance dijelaskan oleh IHSG 2. Dengan uji Johansen Cointegration Test
sebesar 91.11 persen, JUB sebesar 3.71 ditemukan adanya kointegrasi antar ketiga
persen, dan IHPB sebesar 5.18 persen. variabel IHSG, JUB, dan IHPB.
Ternyata pada periode jangka pendek dan 3. Dengan analisis variance decomposition
jangka panjang, IHSG secara dominan ditemukan bahwa pada periode jangka
berubah oleh IHSG itu sendiri. pendek dan jangka panjang variabel IHSG
• Variance Decomposition of JUB secara dominan berubah oleh IHSG itu
Dalam periode jangka pendek, perkiraan sendiri, dan JUB secara dominan berubah
error variance dijelaskan oleh IHSG oleh JUB itu sendiri, serta IPHB secara
sebesar 3.51 persen, JUB sebesar 95.81 dominan berubah oleh IHSG.
persen, dan IHPB sebesar 0.67 persen.
Dalam periode jangka panjang, perkiraan
error variance dijelaskan oleh IHSG Daftar Pustaka
sebesar 3.16 persen, JUB sebesar 95.83
persen, dan IHPB sebesar 1.00 persen. Bank Indonesia. Statistik Ekonomi dan
Ternyata pada periode jangka pendek dan Keuangan Indonesia. Berbagai
Terbitan.

21
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681

________. Laporan Tahunan Bank Indonesia.


Berbagai Terbitan
________. Laporan Bulanan Bank Indonesia.
Berbagai Terbitan
Barro, Robert J, 1977. " Unanticipated
Money Growth and Unemployment in
the United States", The American
Economic Review, V o l 67, No. 2.
Barro, Robert J, 1978, " Unanticipated
Money, Output, and the Price Level
in the United States", Journal of
Political Economy. V o l 86. No. 41
Boediono, 1982. Pengantar Ilmu Ekonomi
Makro. Yogyakarta: BPFE
Edi Susianto, 2002. "Menyikapi Inflation
Targeting dalam Proses Pemulihan
Ekonomi: Suatu Tinjauan Teori",
Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan. Vol 5, No. 2.
Gujarati, Damodar, 1995. Ekonometrika.
Jakarta : Erlangga
Hadi, S. Yonathan. 2003. Analisis Vector Auto
Reggression (VAR) Terhadap
Korelasi Antara Pendapatan Nasional
dan Investasi Pemerintah di Indonesia
1983/1984 – 1999/2000. Jurnal
Keuangan dan Moneter, Volume 6
Nomor 2, 2003.
Rosadi, Dedi, 2012. Ekonometrika dan
Analisis Runtun Waktu Terapan
dengan Eviews. Yogyakarta : Andi
Samsul, Muhammad, 2006. Pasar Modal dan
Manajemen Portofolio. Jakarta :
Erlangga
Shochrul R.Ajija, dkk, 2011. Cara Cerdas
Menguasai Eviews. Jakarta : Salemba
Empat
Winarno, Wing Wahyu, 2009. Analisis
Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Yogyakarta : UPP STIM
YKPN

22

Anda mungkin juga menyukai