PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi semua mahluk
keperluan mulai dari air minum, mencuci, mandi, dan kegiatan-kegiatan vital
menentukan apakah sumber air yang telah diolah menjadi sumber air yang dapat
Kadar kesadahan yang dianjurkan untuk air yang layak diminum adalah
sebesar 10- 300 mg/L (Depkes, 1990). Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah dari
ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) terlarut dalam air. Kedua ion ini
merupakan unsur kesadahan yang paling besar, walaupun beberapa logam lainnya
juga temasuk unsur sadah, namun konsentrasinya dalam air alami sangat kecil. Pada
umumnya air dengan kesadahan total lebih dari 200 mg/L (sebagai CaCO3)
magnesium yang terlarut dalam air yang dinyatakan dalam (mg/L) kalsium karbonat
(Khopkar, 2002).
Kesadahan dalam air dapat mengakibatkan air menjadi keruh dan proses
penyabunan menjadi terganggu sebagai akibat dari mineral ion Ca dan Mg yang
2
bereaksi dengan anion sabun. Selain itu kesadahan dalam air dapat membuat alat-alat
masak seperti panci dan ketel menjadi berkerak. Kerak yang ditimbulkan tersebut
dapat menyebabkan transfer panas terhambat sehingga panas yang dibutuhkan harus
lebih besar serta waktu yang diperlukan lebih lama. Selain mineral ion Ca dan Mg,
kesadahan air juga dapat disebabkan oleh jenis mineral seperti Sr, Fe, dan Mn dalam
Tujuan percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar kesadahan total dan
Kegunaan praktikum kali ini sebagai wadah informasi dan penambah wawasan bagi
pratikan dan pembaca lainnya mengenai kadar kesadahan total dalam perairan.
3
Klasifikasi ikan nila menurut Nelson (1984) adalah sebagai berikut: filum
Chordata, Sub Filum: Vertebrata, Kelas: Osteichthyes, Ordo: Perciformes, Sub Ordo:
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang panjang totalnya dapat
mencapai 30 cm. Ciri khas pada ikan nila adalah adanya garis vertikal yang berwarna
gelap pada sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti itu juga terdapat pada sirip
2.2 Kesadahan
magnesium (Mg2+) terlarut dalam air. Kedua ion ini merupakan unsur kesadahan
yang paling besar, walaupun beberapa logam lainnya juga temasuk unsur sadah,
4
Namun, konsentrasi air alami sangat kecil. Pada umumnya air dengan kesadahan
total lebih dari 200 mg/L (sebagai CaCO3) dikatakan air sadah (Hauser, 2002).
kesehatan misalnya penyakit batu ginjal dan karang gigi karena air sadah banyak
menyebabkan sabun sukar berbusa dan timbul kerak pada panci atau pipa.
Kandungan maksium kalsium dan magnesium yang diperbolehkan dalam air minum
masing-masing adalah 75 - 200 mg/L dan 30 - 150 mg/L (Alaerts dan Santika, 1987).
memberikan pengaruh nyata pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan pada benih
2000).
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran kesadahan total di dalam
air dan kegunaannya
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam pengukuran kadar kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) dalam air dan kegunaannya
No Bahan Kegunaan
kemudian air sampel tadi dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer untuk dilakukan
titrasi. Sebelum dititrasi, air sampel 1 ditambahkan larutan buffer sebanyak 2 ml dan
aduk. Setelah itu ditambahkan 8 gram indikator EBT, aduk hingga berwarna merah
anggur. Apabila warna telah berubah, titrasi dengan menggunakan larutan penitar
(Na2EDTA), amati perubahan warna yang terjadi dari merah anggur menjadi biru
4.1 Hasil
Sampel 1
(P)(M)(100)(100)
Kesadahan total = mg/l CaCO3
V
(36)(0,01)(100)(100)
= mg/l CaCO3
100
= 36 mg/l CaCO3
Sampel 2
(P)(M)(100)(100)
Kesadahan total = mg/l CaCO3
V
(33)(0,01)(100)(100)
= mg/l CaCO3
100
= 33 mg/l CaCO3
Sampel 3
(P)(M)(100)(100)
Kesadahan total = mg/l CaCO3
V
(32)(0,01)(100)(100)
= mg/l CaCO3
100
= 32 mg/l CaCO3
4.2 Pembahasan
menggunakan tiga sampel air yang berbeda dalam tiga kali percobaan.
Pertamamenggunakan sampel air kolam polikultur sebanyak 100 ml, dengan volume
peniter 36 ml. Kedua menggunakan sempel air yang sama ditempat berbeda 100 ml,
dengan volume peniter 33 ml. Dan ketiga menggunakan sempel air kolamyang sama
dan tempat berbeda kembali sebanyak 100 ml, dengan volume peniter 32 ml. Maka
memperoleh hasil yang berbeda pada setiap percobaan, dalam tiga kali percobaan
dilakukan tiga kali titrasi dengan menggunakan EBT yang berlebihan, pada
percobaan pertama berhasil tapi membutuhkan waktu yang lama berubah warna
menjadi biru murni, namun di lakukan lagi percobaan kedua dengan di beri EBT
secukupnya, dan larutan peniter (Na2EDTA) dengan cara titrasi sampai terjadi
perubahan warna merah anggur menjadi biru murni. Selanjutnya, prcobaan ketiga di
lakukan kembali seperti langkah yang di lakukan pada percobaan kedua sampai
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Saran untuk praktikum berikut agar air yang menjadi sampel bukan hanya air
tawar tapi juga dengan menggunakan air payau dan laut. Agar praktikan lebih
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, C. E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier
Scientific Publishing Co., Yew York.
Departemen Kesehatan RI., 1990., Standar Kesehtan Air Minum, Depkes RI Jakarta.
Khopkar, S. M., 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Kusnaedi, 2002, Mengolah Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Nelson, J. S. 1984. Fishes of the world. John Wiley & Sons, New York
Park, J. S., Song, J. H., Yeon, K. H. And Moon, S. H., 2007, Removal of Hardness
Ions
Nirmala, K., Wulandari, R., Djokosetiyanto, D., 2005, Pengaruh Kesadahan Pada
Media Budidaya Bersalinitas 3 ppt Terhadap Pertumbuhan Dan
Kelansungan Hidup Ikan Barbir (Barbus cochonius Hamilton-Buchanan),
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1) : 17 – 24 (2005).