Tugas Metode Astm PDF
Tugas Metode Astm PDF
1, Oktober 2006
Safrin Zuraidah
Jurusan Teknik Sipil Universitas DR Soetomo
ABSTRACT
The aim of this experiment is to find out substitute alternative of coarse aggregate beside
crushed stone for concrete with calsium crushed stone of showed from the concrete of
compression strength, about mix it with calsium crushed stone at 0%, 50% , 75% dan 100% .
The result of this experiment showed that used calsium crushed stone as coarse aggregate there
is not significantly different even more the compression strength of concrete that use crushed
stone as coarse aggregate
Key words : coarse aggregate, calsium crushed, compression strength
ABSTRAK
Peneitian ini dilakukan untuk mencari alternatif pengganti agregat kasar (batu pecah)
dalam beton dengan pecahan batu kapur ditinjau terhadap kuat tekan beton, dengan campuran
menggunakan agregat kasar pecahan batu kapur 0%, 50% , 75% dan 100% Hasil pengujian
menunjukkan bahwa penggunaan pecahan batu kapur dalam pembuatan beton menghasilkan
kuat tekan rata – rata menurun sampai 5,46 % tidak berbeda jauh dibandingkan dengan beton
yang menggunakan batu pecah sebagai agregat kasar.
Kata kunci : Agregat kasar, pecahan batu kapur, kuat tekan.
1
PENDAHULUAN pertambangan batu kapur dengan luas
wilayah sekitar 150 ha dan terdapat
Dalam meningkatkan kemajuan
cadangan batu kapur sebanyak 3 juta m3
teknologi, pemakaian beton sebagai bahan
itu setiap hari diproduksi tidak kurang dari
bangunan sangat popular di Indonesia.
1.800 Ton. Dimana pihak CV. Kartika
Disamping harganya murah dan mudah
Chandra yang beroperasi sejak tahun 1984
untuk didapat. Karena biasa memanfaatkan
dan bergerak di bidang pertambangan dan
bahan lokal yang mudah diperoleh seperti
proses produksi menguasai kurang lebih 64
batu pecah, batu kerikil, pasir, semen dan
ha dari area pertambangan tersebut dengan
air dengan harga yang relatif murah dan
jumlah deposit dari batu kapur yang
mudah dibentuk sesuai kebutuhan. Di
terkandung lebih dari 206 juta ton. Pada
Indonesia hampir semua material yang
umumnya batu kapur banyak kegunaannya,
dibutuhkan untuk pembuatan beton tersedia
seperti yang biasa digunakan oleh
di alam.
masyarakat pada kecamatatan Mantup,
Agregat merupakan komponen utama
Sambeng, Ngimbang, Bluluk, dan Modo –
beton (± 70 % dari vol beton ), Umumnya
Lamongan, dimana mereka biasanya
agregat kasar yang digunakan batu pecah
menggunakan pecahan batu kapur yang
atau kerikil dan sebagai agregat halus
diambil dari daerah tersebut digunakan
digunakan pasir alam . Akan tetapi semakin
sebagai pondasi dan pengganti batu pecah
hari keterrsediaan material tersebut
pada pekerjaan perkerasan jalan.
semakin terbatas. Berbagai usaha telah
Berdasarkan kondisi fisik dari batu kapur
dilakukan oleh para peneliti untuk mencoba
yang terdapat pada daerah Lamongan
mengkaji material lain sebagai alternatif
tersebut amat lemah bila dibandingkan
untuk pengganti agregat untuk campuran
dengan kondisi fisik dari batu kapur yang
beton. Disamping untuk mendapatkan beton
terdapat pada daerah Puger yang begitu
mutu tinggi yang workable, yaitu beton
keras.
yang dapat memenuhi kekuatan yang
Pertambangan batu kapur gunung
diinginkan, semen seminim mungkin ,
Sadeng (Puger) terletak kurang lebih sekitar
pengerjaannya mudah dicampur, tidak
203 km dari Surabaya. Pertambangan batu
terjadi penguraian dan pemadatan
kapur gunung Sadeng (Puger) dapat
membutuhkan tenaga yang minim.
dicapai dengan kendaraan roda empat
Pecahan batu kapur Puger yang
dengan rute Surabaya – Probolinggo –
terdapat di gunung Sadeng desa Grenden
Lumajang – Jember – Grenden (Puger).
kecamatan Puger – Jember, merupakan area
1
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol 3. No. 1. Oktober 2006
3
PEMERIKSAAN MUTU MATERIAL
Start Pengujian – pengujian ini
dilakukan untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang sifat fisik atau
Studi Literatur mekanik pecahan batu kapur maupun
material beton.
Persiapan Material : 1. Semen Portland
1. Batu pecah, batu kapur, pasir, Semen dan air. Analisa berat jenis semen (ASTM C
2. Pemeriksaan mutu material 188 – 89)
a. Semen 2. Agregat Halus
- berat jenis semen Analisa Air Resapan Pasir ( ASTM C
- konsistensi semen 128 - 93 )
- analisa pengikatan dan pengerasan semen Analisa Saringan Pasir ( ASTM C 1366
b. Agregat Halus (Pasir)
- berat jenis - berat volume - kadar organik
– 95a )
- air resapan - kelembapan pasir - kadar lumpur Analisa berat volume Pasir ( ASTM
- analisa saringan C29/C29M - 91 )
c. Agregat Kasar (Batu Kerikil dan Batu Kapur) Analisa Kelembapan (Kadar Air) Pasir
- berat jenis - berat volume ( ASTM C 556 - 89 )
- air resapan - kelembapan agregat 3. Agregat Kasar ( Batu Kerikil Dan
- analisa saringan - keausan ( gradasi ) Batu Kapur )
Analisa Berat Jenis Agregat Kasar (
Pembuatan Benda Uji : ASTM C 127 – 88 Reapp. 93 )
1. Mix desain : 0%, 25%, 50%, 75%, 100% Analisa Air Resapan Agregat Kasar (
2. Mutu beton ± 30 Mpa . FAS 0,4; 0,5; 0,55 ASTM C 127 – 88 Reapp.93 )
Analisa Saringan Agregat Kasar (
Uji Tekan ASTM C 556 – 89 )
Silinder 10 × 20 cm ( 135 buah ) Analisa Berat Volume Agregat Kasar (
ASTM C 29/C29M – 91a )
Analisa Hasil : Analisa Kelembapan (Kadar Air)
Kuat Tekan Agregat Kasar ( ASTM C 556 - 89 )
Test Keausan Agregat Kasar( Batu
End Kerikil dan Batu Kapur) ASTM C131 –
89
1
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol 3. No. 1. Oktober 2006
325
125
0,4 0,45 0,5 0,55 0,6
Faktor Air Sem en (FAS)
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol 3. No. 1. Oktober 2006
Gambar 2. Grafik hasil kuat tekan rata-rata untuk 0%, 50%, 75% dan 100% pecahan batu
kapur Puger, ditinjau dari nilai faktor air semen 0.4 , 0.5 dan 0.57.
kuat tekan rata-rata(kg/cm2)
350
300
100
0 25 50 75 100
% Batu Kapur
Gambar 3. Grafik hasil kuat tekan rata-rata untuk penambahan 0%, 50%, 75%, dan 100%
pecahan batu kapur, ditinjau dari nilai faktor air semen 0.4, 0.5 dan 0.57
Dibawah ini ditampilkan hasil data kuat tekan rata – rata beton dengan penggunaan
faktor air semen yang berbeda (FAS 0.4, 0.5 dan 0.57) .
Tabel 1 . Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
3
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol 3. No. 1. Oktober 2006
DAFTAR PUSTAKA
Agung Wahyono, 2003, Studi
analisa sifat beton normal