Anda di halaman 1dari 22
Pelaksana Tim Pelacakan, terdiri dari: « Puskesmas: Kepala Puskesmas dan Koordinator Imunisasi + Kabupaten/Kota: Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota * Provinsi: Seksi Imunisasi Dinkes KabupatervKota dan Komda PP-KIPI Provinsi + Pusat (bila diperlukan): Seksi imunisasi Kemkes RI dan Komnas PP-KIPI Peralatan * Formulir KIP! serius « Formulir investigasi / Otopsi Verbal Waktu + Pelacakan dilakukan segera setelah laporan KIPI diterima (baik melalui lisan, SMS, atau telepon) * Pelacakan dilakukan pada 1. KIPI serius, yaitu setiap KIPI yang menyebabkan kematian, rawat inap atau perpaniangan rawat inap, kecacatan yang menetap atau signifikan, atau yang mengancam kehidupan, dan 2. KIPI yang menimbulkan perhatian serius / rumor pada keluarga atau masyarakat * Pelacakan dapat diulangi beberapa kali sesuai kebutuhan. . Tahapan : a. Pastikan kebenaran informasi laporan KIPI b. — Laporkan informasi KIP! pada pimpinan setempat c. —_Lakukan penilaian untuk menentukan apakah pelacakan diperlukan atau tidak d, Bila diperlukan pelacakan, segera lakukan koordinasi dengan tim pelacakan Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan membawa formulr KIPI serius dan formulir Investigasi Kumpulkan data umum Kumpulkan data kejadian penyakit Kumpulkan data penunjang diagnosa penyakit Kumpulkan data tentang tersangka vaksin Kumpukan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari vial yang sama k. Kumpukan data orang lain yang tidak mendapatkan imunisasi dengan penyakit yang sama 2 verses nave Kumpulkan data masalah medikolegal ‘silah formulir KIP! serius dan formulir Investigasi dengan data yang telah terkumpul Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provinsi untuk menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan Klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut. Membuat kesimpuian hasil pelacakan. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke Komnas PP-KIP! untuk dilakukan kajian kausaiitas. |. Pelaksana * Puskesmas: Kepala Puskesmas dan Koordinator Imunisasi + KabupatenKota: Seksi Imunisasi Dinkes Kabupater/Kota * Provinsi: Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota ll, Peralatan * KIPL non serius: a. Puskesmas: Formulir KIPI non serius b. Kabupaten/Kota dan Provinsi: EPI Info ¢ KIPI serius: a. Formulir KIP! serius b. Formulir Investigasi / Otopsi Verbal lil, Waktu + KIPI non serius: setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan laporan rutin cakupan imunisasi + KIPI serius: laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera dapat dilakukan. Kurun waktu pelaporan mengacu pada tabel di bawah ini. Pada keadaan tertentu, laporan satu kasus KP! dapat dilaporkan beberapa kali ‘sampai didapatkan kesimpulan akhir. Dinas Kesehatan Kabupaten Kota 24 Jam dani saat penemuan kasus Dinas Kesehatan Provinsi /Komda PP-KIP| 24-72 am dari saat penemuan kasus Sub Direktoratimunisasi /Komnas PP-KIP|__| 24 jam~7 hari dan saat penemuan kasus V. Tahapan : + KIPINon Serius: * Puskesmas: a. Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat pelayanan imunisasi dengan menggunakan formulir KIPI Non Serius. b. Laporkan rekapitulasi tersebut ke Kabupaten/Kota setiap tanggal 5 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi + Kabupaten/Kota: a. Lakukan rekapituiasi laporan KIP! dari setiap Puskesmas b. Masukkan rekapitulasi tersebut ke dalam program EPI Info c. Laporkan ke Provinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi. = Provinsi: a. Lakukan rekapituasi laporan KIPI dalam EPI info dari setiap KabupatenKota b. Laporkan ke Pusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi . Bila diperlukan, lakukan analisa dari laporan KIPI yang diterima (misalnya apabila terdapat perubahan pola KIPI berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan hasil analisa tersebut ke Pusat. + KIPI Serius: a. zane Lakukan laporan sementara via telepon secara berjenjang dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai dari penerima laporan >Kepala Puskesmas/Koordinator Imunisasi Puskesmas > Seksi imunisasi Dinkes KabupaterKota > Seksi imunisasi Dinkes Provinsi > Subdit munisasi Kemkes Ri) Lakukan pelacakan oleh Tim Pelacakan Lengkapi formuiir KIPI serius dan formulir Investigasi Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provinsi untuk menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan Klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut. Membuat kesimpulan hasil pelacakan. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan oleh Komnas PP-KIPI Pelaksana: ‘Subdit Imunisasi Kemkes RI I. Waktu: Setiap enam bulan sekali Tahapan : paes Lakukan rekapituasi hasil analisa laporan KIPI Non Serius oleh Provinsi dan hasil audit KIPI Serius oleh KOMNAS Buat analisa kasus berdasarkan klasifikasi lapangan dan kausalitas Buat analisa kelengkapan laporan Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan_prosedur Buat surat umpan balik berdasarkan hasil analisa tersebut di atas ditujukan ke Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang ditanda tangani oleh Direktur Simkar Kesma Buat laporan ke Menteri Kesehatan RI berdasarkan hasil analisa tersebut di atas yang ditanda tangani oleh Direktur Jenderal PP dan PL Pelaksana a. Tenaga medis dan paramedis b. Kepala Puskesmas Peralatan a. Peralatan medis sesuai kondisi b. Surat keterangan rawat dan formulir KIPI untuk Jaminan Perawatan Waktu Segera pada saat kasus KIPI terjadi Tahapan : a. Siapkan antisipasi penanggulangan sesuai permasalahan b. Lakukan penanggulangan sesuai permasalahan ©. Bila kasus tidak dapat ditangani di Puskesmas, siapkan rujukan ke RS Pemerintah atau RS terdekat. d. Lakukan rujukan setelah kondisi pasien stabil dan formulir KIP! telah ditengkapi e. Bila kasus dapat ditangani, lengkapi formulir KIPI f. Pulangkan pasien bila kondisi telah stabil g. Koordinasikan kasus dengan KOMDA PP-KIPI setempat Jaminan Pembiayaan : a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pembiayaan kesehatan. b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut. c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelola program Imunisasi dan Yankes di Dinkes KabupatenKota atau Dinkes Provinsi, agar membuat surat permohonan jaminan pembiayaan KIPI, yang ditujukan kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kemkes Ri, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU Publik dan Ka Subdit imunisasi. Tujuan : Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila terjadi bencana (gunung meletus, banjir, gempa bumi dsb) Penanggung jawab : Pengelola vaksin program imunisasi Tahapan : a. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam © Periksa suhu pada termometer di lemari es, pastikan masih berada pada +2°C sid +8°C © Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam Lemari es yang/diisi cool pack pada saat listrik padam maka akan berfungsi menahan dingin © Hidupkan generator bila ada. b. Menggunakan lemari es absorpsi dengan listrik 24 jam © Periksa suhu pada termometer di lemari es, pastikan masih berada pada +2°C sid +8°C © Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam © Bila menggunakan Lemari es type RCW 42 EK atau RCW 50 EK pada saat listrik padam maka akan berfungsi sebagai cool box © Lemari es yangidiisi cool pack pada saat listrik padam maka akan berfungsi menahan dingin © Siapkan pengoperasian dengan menggunakan nyala api minyak tanah atau Gas, pastikan tangki minyak tanah atau volume gas pada lemari es dalam keadaan cukup © Cabut steker lemari es yang menempel pada stop kontak listrik © kkuti petunjuk tata cara mengoparasikan lemari es dengan menggunakan minyak tanah atau Gas. Tahapan dari sebuah rencana tindakan untuk kejadian tak terduga/contingency plan © _Vaksin-vaksin Peka Beku. Simpan vaksin pada suhu +2°C sampai +8°C. ‘* Vaksin beku kering yang dikemas bersama pelanst. Simpan vaksin dan pelarut pada suhu +2°C sampai +8°C. * Vaksin beku kering yang dikemas tanpa pelarut. Simpan vaksin pada suhu +2°C sampai +8°C. Simpan pelarut pada suhu ruar ‘= Pindahkan vaksin ke tempat penyimpanan dingin jasa pelayanan umum lain ‘© _Pinjam atau sewa mesin pendingin ‘+ _Pindahkan vaksin ke tempat penyimpanan dingin swasta ‘+ Dapatkan es dari pembuat es Komersial dan simpan dalam cold room atau freezer room, dalam wadah plastik atau besi, Monitor dengan ketat suhu ruangan dan jaga agar es tetap terisi sampai diperbaiki. Jangan pemah gunakan dry ice/es kering, Es kering dapat menurunkan suhu muangan dingin hingga di bawah 0°C. Sebagai tambahan ketika enguapan terjadi akan mengeluarkan gas karbondioksida. Ini akan timbul dalam cold room dan dapat mengakibatkan siapapun yang masuk ke dalamnya mati lemas. ‘© Rencana apapun yang anda pilih, pastikan rencana tersebut telah didiskusikan dan disetujui selurun staf anda, dan dengan seluruh bagian yang terlibat ‘+ Pastikan bahwa rencana tersebut telah tertulis. Simpan salinan/copy rencana tersebut di tempat penyimpanan vaksin. Pastikan seluruh staf anda mengetahui tempat penyimpanan salinar/copy rencana tersebut, ‘* Periksa tempat penyimpanan altematif untuk meyakinkan tempat tersebut dalam kondisi baik, mempunyai luas yang memadai dan dapat menjaga vaksin pada suhu yang tepat. Tidak ada alasan memindahkan stok vaksin ke ruangan dingin/cold room lain hanya untuk mengetahui bahwa seluruh vaksin peka beku akan terpapar suhu beku dan rusak * Jangan menunggu sampai timbul keadaan darurat. Lakukan uji coba_rencana-rencana tersebut sebelum mereka dipertukan, + Siapkan daftar nama, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi saat keadaan darurat_ dan tempelkan salinan/copy daftar tersebut di tempat penyimpanan vaksin. Selalu perbaharui daftar tersebut, © Yakinkan bahwa daftar nama yang dapat dihubungi saat darurat dapat dipanggil pada saat alaupun seteiah jam kena. akan sebaiknya dak dpndakanselaman;t col namin sehundprosedekunc sasha disimdaskon Data yang dibutuhkan 1. Jumlah sasaran bayi, anak Klas 1 SD, anak klas 2-3 SD, WUS 2. Indek Pemakaian vaksin tahun sebelumnya 3. Target cakupan Cara perhitungan indek Pemakaian Vaksin Indek pemakaian vaksin adalah pemakaian riel setiap jenis vaksin ‘Cara menghitung IP adalah dengan cara membagi cakupan dengan jumiah vaksin yang digunakan. Contoh. Cakupan polio 1 = 50, polio 2 = 45, polio 3 = 45, polio 4 = 40, vaksin yang digunakan = 30 vial. Maka IP vaksin adalah (50+45+45+40)/30 = 6 Rumus_perhitungan kebutuhan vaksin: 1 Jmih. infant_x target Hep. B Vaksin Hep B = P vaksin Hep. B 2 Jmih. infant_x target BCG Vaksin BCG = IP vaksin BCG 3 (Jmih.infant x target polio 1)+ (Surv. infant x (target (polio2+3+4) Vaksin polio = IP, Vaksin Polio 4. Jmih. sury. infant_x target (DPT-HB 1+2+3) Vaksin DPT-HB = IP. Vaksin DPT-H8- 5: Jmih. surv. infant x target campak Vaksin campak = IP _vaksin Campak 6. ‘Jmih. anak kiag 1 SD x target campak SD Vaksin campak SD = IP Vaksin campak SD 7 ‘Umih. anak Klas 1 SD x target DT SD Vaksin DT IP. Vaksin DT SD Jmih. anak Klas 2-3 SD x target Td SD Vaksin Td = = IP. Vaksin Td SD Keterangan Infant adalah keseluruhan bayi yang lahir Survifing infant adalah jumlah keseluruhan bayi yang lahir dikurangi dengan kematian neonatal. Rumus : Surv. Infant = Infant — (Infant x infant Mortalitty Rate) Pelaksana : Koordinator Imunisasi Penanggung Jawab Kepala Puskesmas ‘Nat -alat yang dibutuhkan 1. Coldbox atau vaksin carrier 2. Cool pack / kotak dingin cair 3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag") 4. Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor, VCCM ") Langkah-langkah 1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin 2. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa stok 3, Hubungi petugas kabupaten / kota tentang rencana pengambilan vaksin 4. Siapkan coldbox atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan coolpack (kotak dingin cair) agar suhu terjaga antara 2-8°C a. Bila yang digunakan coldbox maka dibutuhkan 12 buah coolpack. b. Bila yang digunakan vaksin carrier maka dibutuhkan 4 buah coolpack Siapkan_alat transportasi yang memadai. 6. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas Kabupaten / kota dan kemudian cocokkan vaksin yang diserahkan dengan permintaan, 7. Periksa _kondisi VM dan masa kadaluarsa vaksin, 8. Tukarkan coolpack yang dibawa dari puskesmas dengan coolpack yang telah dikondisikan di kabupaten / kota. 9. Susun coolpack kedalam coldbox atau vaksin carrier. 10. Masukkan vaksin ke dalam coldbox atau vaksin carrier yang telah terisi coopack 11. Vaksin yang sensitif beku diletakkan pada bagian tengah coldbox dan vaksin yang sensitif panas menempel pada dinding coldbox. 12. Letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah diantara kotak vaksin dan VCCM didekat kotak vaksin BCG 13. Tutup rapat bagian alas coldbox atau vaksin carrier. 14. Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi vaksin dari paparan sinar matahari langsung 15. Sesampainya di puskesmas, buka coldbox atau vaksin carrier dan periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau suhu beku. 16. \si formulir Vaccine Arrival Report (VAR). 17. Masukkan vaksin kedalam lemari es. 18. Catat vaksin tersebut (jumlah, jenis, no batch, masa kadaluarsa, kondisi VM ) dalam buku stok vaksin sebagai penerimaan. Keterangan Cara menyusun coolpack - Dalam coldbox : 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada bagian atas susunan vaksin ~ Dalam vaksin carrier : 1 buah pada setiap sisi a Pelaksana : Koordinator Imunisasi Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas ‘at -alat yang dibutuhkan 1. Lemaries 2. Cool pack | kotak dingin cair 3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag’) 4, Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor, VCCM ") 5. Thermometer 6. Grafik catatan suhu 7. Petunjuk pembacaan VVM (poster, leaflet) Langkah-langkah 1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan sebagai berikut Lemari es pada posisi datar Terlindung dari sinar matahari langsung Terdapat stabilisator pada setiap lemari es Satu stop kontak untuk setiap lemari es Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm Jarak antar lemari es yang satu dengan yang lain 15-20 cm Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator Letakkan graf catatan suhu pada bagian atas lemari es Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin Letakkan vaksin sesuai dengan sensitiitasnya a. Sensitif panas (BCG, Campak dan Polio) dekat evaporator b. Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan Td) jauh evaporator 6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari langsung 7. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VM B diletakkan dibagian atas. 8. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara. 9 10. e@spaegp ge aoN Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara vaksin Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang sensitif beku 11. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG 12. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore (termasuk hari libur) kemudian catat pada grafik suhu Pelaksana : Koordinator Imunisasi Penanggung jawab : Kepala Puskesmas Alat yang dibutuhkan 1. Vaksin carrier 2. Coolpack (kotak dingin cair) 3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag“) 4. Catatan stok vaksin Langkah-tangkah 1. Pelarut yang akan digunakan_disimpan dalam lemari es sehari sebelumnya 2. Siapkan vaksin dan pelarutnya sesual kebutuhan berdasarkan sasaran_ dan jadwal pelayanan Pastikan kondisi VVM vaksin A atau B, dan belum melewati masa kadaluarsa. Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam buku stok vaksin sebagai pengeluaran. Letakkan coojpack pada setiap sisi vaksin carrier Masukkan vaksin dan pelarut ke dalam vaksin carrier Letakkan vaksin sesuai dengan sensititasnya: a. Vaksin sensitif panas (BCG, Polio dan Campak) ditempatkan pada bagian pinggir menempel pada coolpack b. Vaksin sensi beku (Hepatitis 8, DPT-HB, TT,DT dan Td) serta pelarut ditempatkan pada bagian tengah vaksin carrier. 8. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin sensitif beku 9. Letakkan spon pada bagian atas vaksin carrier 10. Tutup rapat vaksin carrier 11. Hindari vaksin carrier dari paparan sinar matahari langsung selama perjalanan ketempat pelayanan 12. Periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau paparan suhu beku setelah sampai ditempat petayanan NOwae Toe ta angie tase Porn) | ie |r ar ar (a poecnn nena) nen meta) | a es) sete | (On ‘ata sn 7 ea ta Ta} Fae Ta ve en ae ee Tea ae Ee cael | aap 208 seis ‘Sat hy co o Seto on ow 7 Pelaksana \Vaksinator (bidan desa dan perawat) Penanggung jawab Kepala Puskesmas, lat dan bahan At transportasi dan kelengkapannya Buku kuning/buku kohort bayi dan kohort ibu At tulis Vaccine carrier dan cool pack ADS 0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml dan safety box Vaksin dan pelarut, anafilaktik kit ‘Sabun, kapas, kantong plastik dan air bersih Langkah-langkahnya: 1. Sehari sebelum pelayanan, pastikan kepada kader bahwa semua sasaran sudah mendapatkan informasi dan kesiapan pelaksanaan posyandu. 2. 30 menit sebelum ke posyandu, pastikan semua vaksin dan logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM AB dan tidak kadaluarsa, jumlah sesuai sasaran serta siap untuk dibawa. Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil imunisasi (buku kuning). Pastikan kesiapan kendaraan_ yang akan digunakan ke posyandu. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan. Setiba di posyandu, letakkan semiua logistik ditempat yang aman Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit, Letakkan safety box dan plastk sampah dibawah meja. 8. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi Lakukan skrinning setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan kesehatan saat 10. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis. dan manfaat imunisasi yang akan diberikan saat ini 11. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM AVB, tidak beku dan tidak kadaluarsa. Noone 12. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dari plastik kemasan, buang kemasan kedalam plastik sampah 13. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari plastik kemasan, buang kemasan kedalam plastik sampah.

Anda mungkin juga menyukai