Anda di halaman 1dari 16

MODUL

PRAKTIKUM MATA KULIAH


GEOLOGI STRUKTUR INDONESIA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Oleh

Dr.Sc. Yayu Indriati Arifin, M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2017
ANALISIS SESAR DAN KEKAR
1. SESAR
1.1 Definisi Sesar
Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami perkembangan pergeseran
maupun pergerakan blok batuan yang tersesarkan. Sederhananya, sesar merupakan
patahan pada blok batuan yang memiliki sifat pergeseran blok batuan yang terpatahkan,
sifat pergeserannya dapat bermacam-macam, mendatar, miring (oblique), naik dan
turun. Di dalam mempelajari struktur sesar, disamping geometrinya yaitu, bentuk,
ukuran, arah dan polanya, yang penting juga untuk diketahui adalah mekanisme
pergerakannya.

1.2 Anatomi Sesar


Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengamatan sesar di lapangan.
Data yang baik akan diperoleh dengan memahami betul bagaimana data ini akan diolah.
Beberapa anatomi atau unsur-unsur yang dapat diamati pada sesar adalah sebagai
berikut:

Gambar 1. Anatomi Sesar


1. Bidang sesar (fault plane) adalah suatu bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang
tergeserkan.
2. Jurus sesar (strike) adalah arah dari suatu garis horizontal yang merupakan
perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horizontal.
3. Kemiringan sesar (dip) adalah sudut antara bidang sesar dengan bidang horizontal dan
diukur tegak lurus jurus sesar.
4. Atap sesar (hanging wall) adalah blok yang terletak diatas bidang sesar apabila bidang
sesamya tidak vertikal.
5. Foot wall adalah blok yang terletak dibawah bidang sesar.
6. Hade adalah sudut antara garis vertikal dengan bidang sesar dan merupakan penyiku
dari dip sesar.
7. Heave adalah komponen horizontal dari slip separation, diukur pada bidang vertikal
yang tegak lurus jurus sesar.
8. Throw adalah komponen vertikal dari slip separation,diukur pada bidang vertikal
yang tegak turus jurus sesar.
9. Slickensides yaitu kenampakan pada permukaan sesar yang memperlihatkan
pertumbuhan mineral-mineral fibrous yang sejajar terhadap arah pergerakan.
Ken McClay menjelaskan beberapa unsur -unsur sesar yang diukur dilapangan
dalam tabel berikut :
Tabel 1. Tabel pengamtan dan pengukuran unsur-unsur lipatan di lapangan
1.3 Klasifikasi Sesar
1.3.1 Klasifikasi Sesar Dinamis Anderson (1951)
Anderson mengklasifikasikan sesar berdasarkan fakta bahwa tidak ada
tegasan shear (Shearing Stress) yang dapat terbentuk pada permukaan bumi, salah
satu dari tegasan utama (1, 2, atau 3) harus tegak lurus dengan permukaan
bumi, sementara dua yang lain tegak lurus.

Gambar 1. Klasifikasi sesar menurut Anderson (1951)


Secara sederhana Anderson menjelaskan pembagian klasifikasinya sebagai
berikut: (i) Sesar normal, 1 berarah vertikal, sementara 2 dan 3 berarah
horisontal, dengan arah jurus kemiringan bidang sesar (dip) mendekati 60o. (ii)
Sesar geser, memiliki 2 sangat vertikal, sementara 1 dan 2 horisontal, dalam
hal ini Anderson menggambarkan bidang sesar vertikal dengan arah pergerakan
sesar horisontal.(iii) Sesar BerbalikINaik, memiliki 3 vertikal sementara 1 dan
2 horisontal, bidang sesar diperkirakan memiliki arah jurus kemiringan sebesar
30o mendekati horisontal.

1.3.2 Klasifikasi Sesar Geometri


Klasifikasi sesar geometri berdasarkan pergeseran dan arah pergerakan slip
yang memotong atau searah dengan bidang sesar. Pembagiannya antara lain: (i)
Etensional fault contohnya sesar normal, (ii) Contraction fault contohnya sesar
berbalik dan sesar naik, (iii) Strike-slip contohnya sesar geser dan sesar transform.
1.3.3 Klasifikiasi Sesar Kinematik Rickard (1972)
Dalam studi struktur geologi ditemui istilah Obliqe fault, klasifikasi menurut
Rickard (1972) secera sederhana menjelaskan sesar berdasarkan faktor besaran
pergeseran dan pergrakan dari bidang sesar, besaran nilai ini dinotasikan sebagai
Net slip, yang dapat diperoleh dilapangan dari perpotongan struktur garis gores
garis atau cermin sesar dengan bidang sesar.

Gambar 2. diagram klasifikasi sesar menurut Rickard (1972)


Klasifikasi sesar menurut Rickard (1972) mengacu pada nilai pitch/rake dari
Net-slip dan nilai dip dari bidang sesar, yang dituangkan dalam suatu diagram
untuk menentukan jenis sesar dengan nilai pitch dan dip tertentu. Contoh
pembacaan diagram klasifikasi sesar menurut Rickard (1972), sebagai berikut:
suatu sesar dengan nilai dip 60o dan nilai pitch 50o dengan separasi bidang
bergeser menganan dari slickend side pada bidang sesar, nilai pitch dan dip
dilpotkan ke dalam diagram kemudian dilakukan pembacaan sehingga hasil dari
nilai dip dan pitch dari contoh tersebut di dapatkan jenis sesar Normal right slip
fault.

1.4 Analisis Sesar Metode Stereografis


Dalam analisis sesar digunakan data daru unsur-unsur sesar yang diamati
dilapangan, termasuk struktur penyertanya. Berikut adalah beberapa contoh analisis sesar
beserta dengan struktur penyerta berupa gash fracture, lipatan mikro (drag fold), striasi
atau gores garis.
Contoh kasus analisis sesar dengan struktur penyerta.
1. Diketahui sesar dengan bidang sesar N 135oEI60, dengan struktur penyerta gash
fracture N90oE I25o. Analisisnya sebagai berikut :

Gambar 3. Langkah analisis stereografi sesar dengan gash fracture .


a. Plot data strike dip bidang sesar pada Wulf Net, strike dip pada Wulf Net menggunakan
kaidah tangah kiri, dimana dip tegak lurus dan berada di sisi kanan strike.
b. Plot data strike dip bidang gash fracture pada Wulf Net. Jika dijumpai gash fracture
dalam jumlah yang banyak, data strike dip gash fracture dapat diplot ke Polar Net
sebagai pole terlebih dahulu untuk mendapatkan puncak kontur dari data gash fracture,
dari puncak tersebut menghasilkan satu bidang gash fracture.
c. Tarik garis sebesar 90o dari titik perpotongan antara bidang sesar dengan bidang gash
fracture untuk menghasilkan bidang bantu 13 (girdle plane).
d. Perpotongan dari bidang sesar dengan bidang gash fracture merupakan 2 sedangkan
perpotongan antara bidang gash fracture dengan bidang bantu 13 (girdle plane)
merupakan 1. Penentuan ini di dasarkan pada anatomi sesar (pada gambar) bahwa
kecenderungan gash fracture searah dengan 1.
e. Penentuan 3 dengan jarak 90o sepanjang bidang bantu 13 (girdle plane) dari 1.
f. Gerak relatif bidang mengacu pada. 1 sebagai tegasan utama (gaya terbesar).Untuk
pembacaan nilai 1, 2 dan 3 menggunakan prinsip struktur garis (plunge,trend).
Nilai pitch diukur pada girdle plane dengan nilai jarak terpendek dari bidang sesar,
nilai plunge merupakan kemiringan dari Net Slip sesar.
2. Diketahui sesar dengan bidang sesar N 218oEI67o dengan struktur penyerta berupa
striasi dengan arah N 240oE. Analisisnya sebagai berikut:

Gambar 4. Langkah analisisstereografi sesar dengan striasi.


a. Plot data strike dip bidang sesar pada Wulf Net, strike dip pada Wulf Net menggunakan
kaidah tangah kiri, dimana dip tegak lurus dan berada di sisi kanan strike.
b. Plot data striasi pada Wulf Net sebagai struktur garis, yaitu dengan menarik garis lurus
dari pusat ke arah derajat orientasi arah striasi. Arah orientasi striasi merupakan trend,
semntara plunge adalah jarak dari lingkaran primitif ke perpotongan antara bidang sesar
dengan striasi.
c. Dari perpotongan garis striasi dengan bidang sesar, tarik garis sebesar 90 o untuk
menentukan posisi 2.
d. Dari titik 2 buat bidang dengan menarik garis tegak lurus 900 ke arah lingkaran besar
(great circle), bidang tersebut merupakan bidang bantu l3 (girdle plane).
e. Penentuan l dengan menarik jarak 30o ke arah dalam (menuju pole dari bidang
sesar), 30o didasarkan pada keadaan umum sudut gesek dalam antara tegasan utama
dengan bidang sesar.
f. Penentuan 3 dengan cara menarik jarak 90o l. Gerak relatif bidang mengacu
pada l sebagai tegasan utama (gaya terbesar).Untuk pembacaan nilai l, 2 da 3
menggunakan prinsip struktur garis (plunge,trend). Nilai pitch diukur pada girdle plane
dengan nilai jarak terpendek dari bidang sesar.
3. Diketahui sesar N 190oEI60o dengan struktur penyerta berupa lipatan mikro (drag fold)
yang memiliki bidang sumbu simetri (axial plane) N 36oEI80o. Ananlisisnya sebagai
berikut:

Gambar 5. Langkah analisis stereografi sesar dengan microfold atau dragfold.


a. Plot data strike dip bidang sesar pada Wulf Net, strike dip pada Wulf Net menggunakan
kaidah tangah kiri, dimana dip tegak lurus dan berada di sisi kanan strike.
b. Plot data strike dip bidang sumbu lipatan (axial plane) pada Wulf Net. Jika bidang
sumbu tidak dapat diidentifikasi di lapangan dan hanya dapat mengukur lapisan batuan
(sayap mikro lipatan), maka bidang sumbu lipatan diperoleh dengan analisis
sebagaimana analisis lipatan.
c. Perpotongan antara bidang sesar dengan bidang sumbu mikro lipatan merupakan titik
2.
d. Proyeksikan 2 sebagai bidang dengan menarik jarak 90 o dar 2. Bidang tersebut
merupakan bidang bantu 13 (girdle plane).
e. Perpotongan antara bidang sumbu mikro lipatan dengan bidang bantu 13 (girdle
plane) merupakan 3', sementara 90o dari 3' sepanjang bidang bantu merupakan 1'.
Notasi 1'dan 3' merupakan notasi untuk tegasan pembentuk mikro lipatan.
f. Untuk tegasan utama (1) sesar diperoleh dengan menarik jarak 30o sepanjang bidang
bantu 13 (girdle plane) ke arah 1'. Sementara 3 sesar diperoleh dengan menarik
jarak 90o sepanjang bidang bantu. Jika 1' dan 1 terletak tepat berhimpitan,
diindikasikan sesar dan lipatan mikro terbentuk bersamaan dalam satu tegasan yang
sama. Gerak relatif bidang mengacu pada 1 sebagai tegasan utama (gaya
terbesar).Untuk pembacaan nilai 1, 2 dan 3 menggunakan prinsip struktur garis
(plunge,trend). Nilai pitch diukur pada girdle plane dengan nilai jarak terpendek dari
bidang sesar, nilai plunge merupakan kemiringan dari Net Slip sesar.
2. KEKAR
2.1 Definisi Kekar
Kekar adalah gejala yang umum terdapat pada batuan. Kekar dapat terbentuk
karena tektonik (deformasi) dan dapat terbentuk juga secara non tektonik (pada saat
diagenesa, proses pendinginan dsb). Dalam hal ini kita membatasi pada jenis kekar yang
terbentuk secara tektonik. Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit untuk diamati,
sebab kekar dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum
terjadinya suatu lipatan, atau terbentuknya semua struktur tersebut. Hal ini yang juga
merupakan kesulitan adalah tidak adanya atau relatif kecil pergeseran dari kekar,
sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum atau
sesudahnya.

2.2 Jenis-jenis Kekar


Pada pejelasan definisi kekar telah disebutkan kekar merupakan struktur yang sulit
untuk diamati, dalam hal ini kekar juga menjadi umumnya menjadi penyerta pada
pembentukan struktur geologi lain seperti sesar maupun lipatan. Secara kejadiannya
(genetik), kekar dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Kekar gerus (shear joint) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena
adanya kecenderungan untuk saling bergeser (shearing). Beberapa referensi menyebut
tipe kekar gerus dengan sudut antar bidang lebih kurang 600 sebagai shear joint, dan
kekar gerus dengan sudut antar bidang lebih kurang 30o hybrid joint. Namun dalam
McClay (1987) menyatakan bahwa hybrid joint secara genetik adalah perpaduan
antara extension dan shear joint yang menampakan pergerakan dari kedua kekar
tersebut, yaitu merenggang dan bergeser.
b. Kekar tarik (extention joint) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena
adanya kecenderungan untuk saling menarik (meregang). Extension joint sendiri dapat
dibedakan sebagai tension joint yang bidang rekahnya searah dengan arah tegasan
utama, dan release joint yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan
dan tegak lurus terhadap gaya utama. Pembedaan kedua jenis kekar ini terutama
didasarkan pada sifatnya.
(a)

(b)
Gambar 6. a. Anatomi kekar (Fosen, 2010) b. Jenis kekar dalam McClay (1987)

Banyak kriteria untuk menentukan jenis-jenis kekar ini, misalnya sifat permukaan,
orientasi pada pola regional (daerah yang lebih luas), dan hubungan dengan struktur lain,
tetapi seringkali tidak mungkin membedakannya di lapangan. Dihubungkan dengan
prinsip tegasan utama, pola kekar-kekar ini akan mengikuti prinsip tegasan ( σ1, σ2, σ3).
Didalam analisa, kekar dapat dipakai untuk membantu menentukan pola tegasan, dengan
anggapan bahwa kekar-kekar tersebut pada keseluruhan daerah terbentuk sebelum atau
pada saat pembentukan sesar. Cara ini sangat lemah dan umumnya dipakai pada daerah
yang lebih luas (regional) dan data yang dipakai tidak hanya kekar, tetapi juga sesar yang
dapat diamati dari peta topografi, foto udara dan citra landsat. Ken McClay (1987)
menjelaskan beberapa unsur pengambilan data kekar di lapangan untuk analisis kekar
dalam tabel berikut :
Tabel 2. Tabel pengamtan dan pengukuran unsur-unsur lipatan di lapangan

2.3 Analisis Kekar Metode Stereonet


Contoh analisis kekar : Diketahui pengukuran struktur geologi berupa kekar dilapangan
sebagai berikut

Shear Joint Shear Joint


Strike Strike Strike Strike
( N...oE) dipO ( N...oE) dipO ( N...oE) dipO ( N...oE) dipO

60 70 255 64 94 36 204 66

60 68 256 55 100 77 215 84

65 64 257 35 100 77 230 72

65 81 260 68 101 56 231 55

67 81 266 64 101 69 232 59

67 78 267 39 104 63 232 68

75 73 270 44 105 74 234 50

86 68 271 44 106 57 234 66

89 78 274 59 107 77 234 44

90 64 275 78 110 70 235 61

93 77 280 56 114 73 242 63

93 78 284 71 124 65 243 72

94 43 243 72 161 74 252 75


Analisis kekar dengan stereonet sebagai berikut:

Gambar 7. Langkah analisis kekar metode stereografis


a. Plot kan data strike dip pada Polar Net, perlu diingat data strike dip bidang kekar
pada Polar Net di plot sebagai pole bidang lapisan, sehingga nilai nol (Oo) terletak
pada sisi West (W).
b. Melakukan konturing dengan bantuan Kalsbeg Net, tujuannya untuk mengetahui
dominasi arah. Pada contoh ananlisis menunujukkan dua puncak kontur yang
merupakan puncak maximum 1 dan maximum 2.
c. Dari maximum 1 dan maximum 2 proyeksikan masing-masing sebagai bidang dengan
memproyeksikan secara tegak lurus 90o. Dari bidang yang terbentuk terdapat
perpotongan bidang yang merupakan 2, proyeksikan pula 2 sebagai
bidang dengan menarik garis 90o sehingga terbentuk bidang bidang bantu
13 (girdle plane).
d. Tentukan jarak antara bidang maximum 1 dan maximum 2 sepanjang
bidang bantu untuk menentukan posisi 13. Penentuan 1 titik tengah
antara maximum 1 dan maximum 2 yang memiliki jarak antar bidang
kurang dari 90o (sudut lancip), sementara 3 berada di titik tengah
antara maximum 1 dan maximum 2 yang memiliki jarak antar bidang
lebih dari 90o (sudut tumpul). Untuk pembacaan nilai 1, 2 dan 3
menggunakan prinsip struktur garis (plunge,trend). Nilai pitch diukur
pada girdle plane dengan nilai jarak terpendek dari bidang kekar.

Referensi

Davis, G.H,.Reynolds, S.J,.1996.Structural Geology of Rocks And Regions. John


Wiley & Sons, INC. USA.
Fossen, H,.2010.Structural Geology.Cambridge University Pers.New York UK
McClay, K.R,.1987.The Mapping of Geological Structures. Departement
of Geology Royal Bedford New College University of London.

Van der Pluijm, Ben A.,.2004.Earth structure : an introduction to structural


geology and tectonics.W. W. Norton & Company Ltd. London.

Anda mungkin juga menyukai