Anda di halaman 1dari 79
at 2 a 5, ty PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA. BABI. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -2- BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah Sampah Rumah Tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Sumber Sampah adalah asal timbulan sampah. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah ‘Tangga yang selanjutnya disebut Jakstranas adalah arah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tingkat nasional yang terpadu dan berkelanjutan. Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah ‘Tangga yang selanjutnya disebut Jakstrada adalah arah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tingkat daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota yang terpadu dan berkelanjutan. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan_pengelolaan lingkungan hidup. BABII... PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA oe BAB II ARAH JAKSTRANAS Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Jakstranas memuat: a. arah kebijakan pengurangan dan _penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan b. strategi, program, dan target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (2) Jakstranas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam periode waktu tahun 2017 sampai dengan tahun 2025. Bagian Kedua Arah Kebijakan Pengurangan dan Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Pasal 3 (1) Arah kebijakan pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah ‘Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a meliputi peningkatan kinerja di bidang: a. pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan b. penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (2) Pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan melalui: a. pembatasan timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; b. pendauran ulang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan/atau c. pemanfaatan kembali Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (3) Penanganan (3) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4- Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui: pemilahan; pengumpulan; pengangkutan; pengolahan; dan pemrosesan akhir. Bagian Ketiga epoge Strategi, Target, dan Program Pengurangan dan Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis a) Sampah Rumah Tangga Pasal 4 Strategi pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi: a. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; b. penguatan koordinasi dan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; ¢. penguatan komitmen lembaga eksekutif dan legislatif| di pusat dan daerah dalam penyediaan anggaran pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; d. peningkatan kapasitas kepemimpinan, kelembagaan, dan sumber daya manusia dalam upaya pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; e. pembentukan sistem informasi; f. penguatan keterlibatan masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi; 8 penerapan dan pengembangan sistem insentif dan disinsentif dalam pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan h. penguatan komitmen dunia usaha melalui penerapan kewajiban produsen dalam pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah ‘Tanga. (2) Strategi . (2) Q) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -5- Strategi penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) hurufb meliputi: a. b. c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria; penguatan koordinasi dan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; penguatan komitmen lembaga eksekutif dan legislatif di pusat dan daerah dalam penyediaan anggaran penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; peningkatan kapasitas kepemimpinan, kelembagaan, dan sumber daya manusia dalam penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; pembentukan sistem informasi; penguatan _keterlibatan masyarakat —_ melalui komunikasi, informasi, dan edukasi; penerapan dan pengembangan skema_investasi, operasional, dan pemeliharaan; penguatan penegakan hukum; penguatan keterlibatan dunia usaha melalui kemitraan dengan Pemerintah Pusat; penerapan teknologi penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang ramah lingkungan dan tepat guna; dan penerapan dan pengembangan sistem insentif dan disinsentif dalam penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Pasal 5 Target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi: a. pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 30% (tiga puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebelum adanya kebijakan dan strategi nasional pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di tahun 2025; dan b. penanganan . . . (2) gf 5 tty ol PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA b. penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah ‘Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebelum adanya kebijakan dan strategi nasional penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di tahun 2025. Target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Pasal 6 Jakstranas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 dilaksanakan melalui program sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini, (1) (2) BAB III PENYELENGGARAAN JAKSTRANAS Bagian Kesatu Umum Pasal 7 Jakstranas sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang nasional dan rencana pembangunan jangka menengah nasional. Jakstranas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman bagi: a. menteri dan/atau kepala lembaga pemerintah nonkementerian dalam menetapkan — kebijakan sektoral yang terkait dengan pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; b. gubernur dalam menyusun dan menetapkan Jakstrada provinsi; dan c. bupati.. (3) (4) (5) (6) (7) MD PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA c. bupati/wali kota dalam menyusun dan menetapkan Jakstrada kabupaten/kota. Jakstrada provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan dengan peraturan gubernur. Penyusunan Jakstrada provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dilakukan dengan pendampingan oleh Menteri dan/atau menteri/kepala_ lembaga pemerintah © nonkementerian = sesuai._ — dengan kewenangannya. Jakstrada kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c ditetapkan dengan peraturan bupati/wali kota. Penyusunan Jakstrada kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (5) selain berpedoman kepada Jakstranas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, juga berpedoman kepada Jakstrada provinsi. Penyusunan Jakstrada kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (6) harus dilakukan dengan pendampingan oleh Menteri, menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, dan/atau gubernur sesuai dengan kewenangannya. Bagian Kedua Jakstranas Pasal 8 Dalam penyelenggaraan Jakstranas, menteri dan/atau kepala lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya bertugas untuk: a. b. ce. melaksanakan Jakstranas; melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Jakstranas; menyampaikan hasil pelaksanaan Jakstranas kepada Menteri paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; dan memberikan pendampingan kepada gubernur dalam penyusunan Jakstrada provinsi dan kepada bupati/ wali kota dalam penyusunan Jakstrada kabupaten/kota. Pasal 9 eer xy = ey lana PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Pasal 9 Dalam penyelenggaraan Jakstranas, Menteri bertugas untuk: a, melaksanakan Jakstranas; b. melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan Jakstranas; c. mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Jakstranas oleh menteri dan/atau kepala lembaga pemerintah nonkementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b; d. menyusun dan melaporkan pelaksanaan Jakstranas yang terintegrasi kepada Presiden paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; dan e. memberikan pendampingan kepada gubernur dalam penyusunan Jakstrada provinsi dan kepada bupati/ wali kota dalam penyusunan Jakstrada kabupaten/kota. Pasal 10 (1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dan Pasal 9 huruf b dan huruf c dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai capaian pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga secara nasional. (2) Capaian pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran penurunan jumlah timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga per kapita; b. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terdaur ulang di Sumber Sampah; dan c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang termanfaatkan kembali di Sumber Sampah. (3) Capaian penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terpilah di Sumber Sampah; b. besaran, (4) (5) (6) (ly) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA == b. besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke tempat pemrosesan akhir; c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke pusat pengolahan Sampah Rumah ‘Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga untuk menjadi bahan baku dan/atau sumber energi; d. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terolah menjadi bahan baku; e. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang termanfaatkan menjadi sumber energi; dan f. besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terproses di tempat pemrosesan akhir. Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disusun dalam bentuk laporan Jakstranas. Terhadap laporan Jakstranas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan evaluasi yang dikoordinasikan oleh Menteri melalui: a. pembandingan antara capaian dengan target perencanaan; dan b. hambatan pelaksanaan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar perbaikan Jakstranas, Bagian Ketiga Jakstrada Provinsi Pasal 11 Dalam penyelenggaraan Jakstrada provinsi, gubernur bertugas: a. menyusun, melaksanakan, dan mengoordinasikan penyelenggaraan Jakstrada provinsi; b. melaksanakan pemantauan dan _evaluasi penyelenggaraan Jakstrada provinsi; c, mengoordinasikan pemantauan dan __ evaluasi Jakstrada provinsi; d, menyusun .. . (2) () (2) 3) (4) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -10- d. menyusun dan melaporkan pelaksanaan Jakstrada provinsi kepada Menteri paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan ditembuskan kepada menteri yang = menyelenggarakan —_urusan pemerintahan dalam negeri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional; dan e. memberikan pendampingan kepada bupati/wali kota dalam menyusun Jakstrada kabupaten/kota. Gubernur bertanggung jawab dalam pengadaan tanah, sarana, dan prasarana pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di tingkat provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 12 Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b dan huruf c dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai capaian pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di daerah provinsi. Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri. Capaian pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran penurunan jumlah timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga per kapita; b. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terdaur ulang di Sumber Sampah; dan cc. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang termanfaatkan kembali di Sumber Sampah. Capaian penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran... (5) (6) (7) (8) (1) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA meine a. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terpilah di Sumber Sampah; b. besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke tempat pemrosesan akhir; c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke pusat pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga untuk menjadi bahan baku dan/atau sumber energi; d. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terolah menjadi bahan baku; e. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang termanfaatkan menjadi sumber energi; dan f, besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terproses di tempat pemrosesan akhir. Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) disusun dalam bentuk laporan Jakstrada provinsi Terhadap laporan Jakstrada provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan evaluasi oleh gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b dan huruf c. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dikoordinasikan oleh Menteri melalui: a. pembandingan antara capaian dengan target perencanaan; dan b. identifikasi dan penyelesaian hambatan pelaksanaan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar perbaikan Jakstrada provinsi. Bagian Keempat Jakstrada Kabupaten /Kota Pasal 13 Dalam penyelenggaraan Jakstrada kabupaten kota, bupati/wali kota bertugas: a. menyusun .. . (2) QQ (2) (3) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -12- a. menyusun dan —melaksanakan —_Jakstrada kabupaten/kota; b. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Jakstrada kabupaten/kota; dan c. menyampaikan hasil pelaksanaan _Jakstrada kabupaten/kota kepada gubernur paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Bupati/wali kota bertanggung jawab dalam pengadaan tanah, sarana, dan prasarana pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 14 Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai capaian pengurangan dan _penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di daerah kabupaten/kota. Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh gubernur. Capaian pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran penurunan jumlah timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga per kapita; b. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga terdaur ulang di Sumber Sampah; dan c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga termanfaatkan kembali di Sumber Sampah. (4) Capaian ... (4) (5) (6) (7) (8) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -13- Capaian penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terpilah di Sumber Sampah; b. besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke tempat pemrosesan akhir; c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke pusat pengolahan Sampah Rumah ‘Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga untuk menjadi bahan baku dan/atau sumber energi; d. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terolah menjadi bahan baku; e. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang termanfaatkan menjadi sumber energi; dan f. besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terproses di tempat pemrosesan akhir. Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) disusun dalam bentuk laporan Jakstrada kabupaten/kota. Terhadap -laporan Jakstrada__kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan evaluasi oleh bupati/wali kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dikoordinasikan oleh gubernur melalui: a. pembandingan antara capaian dengan _ target perencanaan; dan b. identifikasi dan penyelesaian hambatan pelaksanaan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar perbaikan Jakstrada kabupaten/kota. BAB IV eS f PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA se BAB IV PENDANAAN Pasal 15 Pendanaan penyelenggaraan Jakstranas, Jakstrada provinsi, dan Jakstrada kabupaten/kota dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber dana lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BABV KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini: a. gubernur wajib menyusun dan menetapkan Jakstrada provinsi paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Presiden ini berlaku; dan b. bupati/wali kota wajib menyusun dan menetapkan Jakstrada kabupaten/kota paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Presiden ini berlaku. Pasal 17 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar ol ix PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Agar setiap orang —_mengetahuinya, + memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Oktober 2017 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Oktober 2017 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 223 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Bidang Perekonomian, i Bidang Hukum dan Perundang-undangan, odoaim oxor pH ‘renmouoyasog Suepig Hndaq TY VAVOGN LVRIVLAINGS NVRIALNAW ‘VISANOGNI MITENda NACISaad ‘eAUTSe WeSUap Tenses tempeg (eo) | (te) | (eee) | ee) | (obs) | (ose) | (os) | ex) | (zz) (uo ein) essuey yeuma oor | Tos | eos | esos | sos | sos | z'es | sigp | e'zh | yedurmg sufog yedureg uep eS8uey, youmy yedureg uvUDuENIg IaiIOL, (coe) | (82) | (%2z) | (69%) | (ere) | (eee) | (602) | (vst) | (cn) (uci vin) vasuEL youMy soe | Lol | o's | oo'ZT | +9T er ver a 68'6 | Yedures squsfag yedures wep vBsuEL, YeuMY yedureg uesuEMBuIg Jo8Ie], (uo; ein) eaZuey, yeu Sou | moe | ces | zi69 | s'99 | s'z9 | 129 | s'99 | 8'S9 | vedas sruafos yedureg wep wiSuey, YouMal yWdeS Scoraeon yaaa scoz | vzo% | coe | zoe | 120% | ozoz | 6toz | stoz | st0z AOLVMIGNI NAHI $02 - L10% NOHVL VOONV.L HVA HVdVS SINGS HVdNVS NVC VOONWL HVINNY HVdWVS NVNVONVNGd NVC NVONVENONGd LADYVL VOONVL HVWNY HVdINVS SINSPAS HVdWVS NVC VOONVL HVA HVdVS NVVIOTIONGd TWNOISWN IDGLVALS NVC NVYVPIESH ONVINGL L107 NOHVL £6 NOWON VISANOGNI MITANdgA NIGISHd NVUNLVAGd INVaIdWVT VISANOGNI_wNandae NaqISaed) ++ updesouag rusted wp Peete | weteog ‘osduued) | PPP, om ssuisoid | “fyana) youn uodareg qeloep | zeGey te stuafog redureg syeiujomed | -qptasod ‘wep woe, “tuse) | wep wanna | youre yoda — Teuorsey | ueetroxog sedhafod eur Isesiprepumg, we | werep (ABojouyoa, yedureg uepeg | -yajuowsy arqvonomd stuafog “tuBepuoaey) | "bur ssoq) wun jeden edareg He8oN urereq | ueuenyoy Suef uesunysur, uep easuel, creuanuswy, oP ees ome ‘(pur | dnp ue ojo, exon Tetras Te ~roduewey) | -Sunxysury neqe repr peta uetnsnpunag ue Buvin sfex frou, uepaamy | -tojuoWay, wep uvunsnauiog (1 ueeyuusg | “1 onasinanaa | viva ; MOLYaS wOLNaS Wvao0dd NVXVPIGSH | ‘ON SZ0@ - L10@ NOHVL VOONVIL HVWY HYdNVS SINGPES HVdWVS NVC VOONVL HVWAY HVdAVS NVVIOTSONGd TWNOISWN IOGLVALS NVC NVMVPIEA WVADONd HVdHIVS SINGPAS HVdWVS NVC VOONVL HVA HvdNVS NV¥VIOTAONGd TVNOISWN IDGLVALS NVC NVXVCIEEH 410% NOHVL £6 NOWON VISANOGNI MITANdad NACISHad NVANLWAad VIS3NOGNI_ yendae +++ wemepuod (@ Boy /qeyuiod uep ‘soidwod | | ‘NSH ‘Idd | eaBuey yeuny “(epusway) | | ‘yedureg ueBuesepiog | | | stuafes, UeLRUOOY, | | __yedures uep ‘ufiepusmay, aiuey, yeumny ‘puuoduamay, ‘yedureg “dnd umnuor/ uenqum wero USTOY, mem} rf ot for | ot | ot | ot fot | t | 1 | uammyoq | ueseyequiag (e | sandqou ‘ese your yedures stuafog yedureg ep emauey youmy qedures ‘uediresrBuiod vuereseid wep vueres sepueis Buen fe uep uunsnitiod (Z (roy /quxuied) aaa) BOY | BojouFaL, Jusyedngej | uedesouod onnxinanaa | vain | $202 | #202 | ezoz | zzoe | 1202 | ozoz | etoz | stoz | 2102 F Moms | WOES Nowe NVOLs WvsoOud ipauvais — | NVSVIEaH -Z- VIS3NOQNI senday N3QISSud @ “+ mpsepequiag (e "undyour ‘ea@uey, yeuma yedureg stuafog yedureg ep vasuey young yedures, uefuemsuad Teuorsesodo ampasoid repueis Buyyn fey ep weunsntuad ( eaaTeL GeuNY, yedues w0y/quxurod ‘oruahog uep ‘aordurod yedureg wep “ava eaBuey yeumy, ‘dna umues/ ‘yedureg wopsaqusUay wat] top ot | ot | tft fot | ot fo [| woumyog| _ueyeeuewag (0 wioH/qequied wep ‘sordued ‘(avepiga) yea Perea eesuey, yeuny uepeg, yedureg NSA ‘ida stuafog oevaaeaey uedureg uep ‘punaduaway vaiuey yeumy “adn unqe/ | yedureg Suen wousayusoy sam} tr | ot | ot | tte | ot | ot | ot | | ueumyoq| © wemepusa (q onananaa | vin | $202 | 202 | ezoz | zeoe | 1202 | ozoz | 6t0z | eroz | 2102 : | Nowas | wouxas aaa NVALYS wWvaDOud waives | Nvavriaan | “oN a VIS3NOGNI yMendsy N3GIS3ad @ ++ ueqweyreuteg (0 @ 104 /quoqusod uuep ‘sosdwiod “vega sa ‘laaa, wRBuey youny "uepuswoy, yedureg states ‘BopUsUTy, yedures wep ‘puyadusmoy ware) euNe “wand unye/ | yedures Srey wea UII, mame} tf or for for | tr | ot [ot fot |r | wma emepued (4 io /qerquiod uep ‘so1dwod ‘nea ‘aaa “uiepusmay ‘aepuowoy, ‘puoduamoy *(noquomoy) ‘uesuenoy, wepouamey ‘wand uepouaE9y ‘(seuoddeg) reuoseN ue rundurequiag | vituey woeueatios9q | mes oped /(Ndd) Stuafog qedareg peuowen te ‘wep wu], ‘undurequiod youmy yedureg ueeueoUeied unae/ ‘wornqusn ueHRUSHSN, mam} or | or | or | ot joe | ot fot | i | | mommy | meseequieg (© onnnanaa | vain | $202 | #202 | ezoz | zoe | 1202 | ozoz | er0z | etoz | zt0z : obs | xoLas a NVALYS wvuDowd roaivais | Nvuveiaay | “ON oe vISSNOaNI sMendae NagISaud + wemepuad (@ ‘essuRl yeuny ox /qexrured ‘yedureg ‘uep ‘sordurod ‘stualog “uaepuouay yedures wep “epuiaw>y, | vatuey yeu ‘puuoduamay, | yedureg ‘aang enye/ ueinqun ‘UeLa}UsISy MHTA T T T T T T T T T uaumnyoq ueswyequiag (2 mndyjow ‘eauey, uwumna yudues stusfos qedures ueyeyoy senfeas uep ueneyueusd wsjsis uedejouag (y ion /qequiod ep kooidnred eiBUB], yeu, ‘NSE = ‘Idda yedureg “uBepuamay, ‘uafog “Sepususy, yedureg uep ‘puyoduswey eaRuRy eum ‘and unuei/ edureg WE BUIUIH HT T T T T T wt v T T uaumyoq ueyequeutad (2 ONNMNAGNad VIVIAN StOZ | bzOZ | EZOZ | ZEOT | 1O% | OZOT | G10z | BTOZ | L10e 7 NVA.LYS Wvad0ud WaLvals NVNVPIGaH aOLNaS aOLNas NOHVL -g- vIS3NOGNi wendaa NAGISSYd @ ++ uusvyequieg (@ wesea ‘yeyunsautad ueiuap surerep vues el19% yesng ‘eye "wuresi9q, yeutrouteg uemend | erejue eures ‘euresi9q ‘whroy ep vesrandox sseurps00% ueunsniueg (T | uewnduag « Box /quxuiod eae], YUN wep ‘sorduiod yedures ‘uRepuswoy, stusfos, Bepusmay yedureg wep puuodusmoy waduey youmy ‘wdnd unues/ yedures wepoyusHIOY, wav} oc | ot jot | or fo | tr for fot | rt | weumyog | cewepreuiog (0 ej03/ queued vasuey youn wep ‘sordurod ‘yedureg ‘uSepuswoy ssrufog ‘Fepusuiay | edureg wep «puuodusway | easuey you “wand unyey/ | yedureg Suen uppayusUON, watt} tr | ot | or | ot | it | tf it | ot | t | weumyoq| vemepusg (@ onnxnanaa | viwwsn | $202 | +202 | ezoz | zeoz | 1202 | ozoz | 6toz | stoz | zt0z ; Nous | aoDgs ara NVOLVS WYAOOYd Toaivals | NvNveiaan | ‘ON -9- vISSNOQNI INend3y NBGISaad @ + epauauey, ‘ong soysuuatay) eau uerprpuad wep ‘BojouHaI, “708TL, umpayuam3y, “twiny) yeBusUIW wep way eyes ‘uep iserodoy, eaRuey yeumy ‘ueHaUIOS, yedures | ‘Bepusuey ‘stuofag ‘pur yedures wep ~soduouioy, wie, yeu ‘wand yedures Bepoqusmisy equisy, “wBepuowey, wereerueuiod ‘seuod pays -degi/Ndd weimepuad uepaqUsway unyea/ ‘wemqum, ‘noyuawoy, waTY | 1 i 1 1 1 1 t 1 1 |usumyoq | ueserequieg (e SNNYNGNAd VWVLN SWOT | vTOZ | ETO | ZZOT | 12OZ | OZOZ | GTOZ | BIO | ATOZ . aOLNGS ~OLNaS NOHVL NVALYS Wvaooud aLvaLs NVNVPIEaH ae VISSNOGNI umandae NBalsadd oO + puma Teds Mequiay uvyeesuemod ‘upp ‘Buzin BIH wemepuod /aexued ‘wemmqun, up ‘soudurod ueseyequiod "wana | randyou Bes wep uaUIDy, | eaiuey qeumy ‘RoxuSO | yedues ‘iSepuswDy, stuotg “ei0% edures top Jusedngey 0% vaiiuey qeuma aaa | /aexued updures ‘sutaord uep ueSuemBuod add "Yaa | aordug | ——_yesoep uesiuenoy wendureuay wep weeueouosed ueBuop UexTensesiC weretauy (q aaa wep ‘treduowoy) | wresuatred | ueajuswoy ‘nwna) wreHON TW wuesn, wepeg | UeHajuaMay | ‘wasa) | Tera | ‘seq soqums, wep Broug, | uepajuawayy szoe | veoe | ezoz | ezoz | te0e | ozoz | 6toz | stoz | zt0z aad NAHE Nvavs wvaooud aus | NvuvrEaH | * -g- VIS3NOQNT wtandae N3GIS3Yd oe @ REPUBLIK JNDONESIA . | KEBWAKAN | STRATEGI PROGRAM SATUAN TAHUN SEKTOR | SEKTOR 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 | UTAMA | PENDUKUNG Rumah Tanga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga ¢. Penguatan | Penguatan Peremu-] 2] 2 | 2 | 2] 2] 2] 2 [2 | 2 |KLHK DPR, _DPRD komitmen | komunikasi an/tahun provinsi, Iembaga eksekutif dan DPRD eksekutif dan | legislatif dalam kabupaten/ legislatif di | pengelolaan sampah kota, pusatdan | di pusat dan daerah Kemendagri, daerah dan pelaksanaan Kemenkeu, dalam forum komunikasi di Kementerian penyediaan | tingkat pusat dan PUPR, anggaran | daerah pemprov, pengurangan dan Sampah pemkab/ Rumah kota ‘Tangga dan Sampah | Sejenis ‘Sampah Rumah Tanga d. Peningkatan . .. 6 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SO = ‘TAHUN . | KBBWAKAN | STRATEGI PROGRAM SATUAN SEKTOR | SEKTOR 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 | UTAMA PENDUKUNG @. Peningkatan | 1) Advokasi kapasitas pengurangan kepemimpin- | Sampah Rumah an, Tangga dan Kelembagaan, | Sampah Sejenis dan sumber Sampah Rumah daya manusia| —Tangga kepada’ dalam upaya pengurangan | 4) Pemerintah K/L 4] 4)4]3]3 |) 3 | 3 | 3 | 3 | KLHK Kemendagri, Sampah Pusat Kemenperind, Rumah Kemendag, Tanga dan Kementerian Sampah PUPR, Sejenis Kementerian ‘Sampah KUKM, dan Rumah Kementerian ‘Tanga Desa Pembangunan Daerah ‘Tertinggal dan ‘Transmigrasi (Kemendes PDTT) b) Pemprov... @ PRESIDEN REPUBLIK, INDONESIA AUN SEKTOR | _SEKTOR KEBWJAKAN | STRATEGI PROGRAM SATUAN 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 UTAMA | PENDUKUNG ) Pemprovdan | Daerah [25 |25 [25 |25 [20 |20 [20 /20 |20 | KLHK Kemendagri, pemkab/kota Kemenperind, ©) DPRD provinsi | Daerah [25 [25 [25 |25 [20 [20 [20 [20 | 20 | KLHK Kemendagri, dan DPRD Kemenperind, kabupaten/ Kemendag, kota 2) Pelaksanaan .. . PRESIDEN REPUBLIK, INDONESIA KEBLJAKAN ‘TAHUN seKTOR | _SEKTOR a STRATEGI PROGRAM SATUAN 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 | UTAMA | PENDUKUNG 2) Felaksanaan | a) kota... @ PRESIDEN REPUBLIK, INDONESIA TAHUN SEKTOR SEKTOR . | KEBLJAKAN | STRATEGI PROGRAM SATUAN UTAMA | PENDUKUNG 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 a) kota Koa | 3) 4) 5/5 {5 [3 | 3 | 3 | 3 | KLHK Kemendagri, metropolitan Kemenper- b) Kota besar Kota | 3 | 4] 5/5] 5] 3] 3 | 3 | 3 | KLHK Kemendagri, oi PRESIDEN REPUBLIK, INDONESIA TAHUN SEKTOR SEKTOR . | KEBWJAKAN | STRATEGI PROGRAM SATUAN 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 | TAMA | PENDUKUNG ©) kota sedang Kota 1 1 | 9 | 9 | 9 [io [10 |10 | 10 | KLHK Kemendagri, Kemenper- ind, Kemendag, Kementerian PUPR, Kementerian KUKM, Kemendes PDTT, pemprov, dan pemkab/ kota d) kota keeil Kota |i5 |15 [16 |16 |16 [20 |20 |20 |20 | KLHK Kemendagri, Kemenper- ind, Kemendag, ‘Kementerian PUPR, Kementerian KUKM, Kemendes PDTT, pemprov, dan pemkab/ kota 3) Pembentukan . . . w® PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SEKTOR | _SEKTOR . | KEBWJAKAN | STRATEGI PRO‘ TUAN oRaM & 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 | UTAMA | PENDUKUNG 3) Pembentukan |[Kabupa | 8 | 8 | 8 | 8 | 8 | 8 | 8 | 7 | 7 | KLHK Pemprov bank sampah —_| ten/kota dan induk di pemkab kabupaten/kota /kota e. Pembentuk- | Pengembangan an sistem | jejaring nasional informasi | data operasional bank sampah dan ‘TPS3R yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi Lingkungan Hidup (SILH) di: 1) provinsi provinsi}] 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 | KLHK Kemenkeu, Kementerian PPN/Bap- penas, Kemenperind, Kementerian PUPR, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pemprov, dan pemkab/kota © PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ‘TAHUN ). | KEBLJAKAN STRATEGI PROGRAM ‘SATUAN SEKTOR) SESTOR 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 | UTAMA | PENDUKUNG 2) Kotametropolitan | Kota | 3 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | Kink Kemenkeu, 3) kota besar Kota | 4 | 4 | 4 3 | 3 | 3 | 3 |] 3 | 3 | KLHK Kemenkeu, 4) kota...

Anda mungkin juga menyukai