Anda di halaman 1dari 10

 PENGERTIAN BUDAYA DEMOKRASI

Dalam hal ini sudah dibahas di atas tentang pengertian budaya, yaitu merupakan pola sikap dan
tingkah laku manusia dalam upaya beradaptasi dengan lingkungannya guna mempertahankan
eksistensinya sebagai manusia. Sedangkan demokrasi berasal dari bahasa yunani, demos yang
berarti rakyat dan cratein yang berarti memerintah. Demokrasi berarti pemerintahan yang
diselenggarakan oleh rakyat, maksudnya sistem pemerintahan yang rakyat memegang peranan
yang menetukan, karena pemerintahan itu merupakan pemerintahan rakyat. menurut Abraham
Lincoln,menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu pemerintahan yang berasal darri rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. dalam negara demokrasi, rakyat memiliki hak dan kewajiban yang
sederajat dalam ikut serta mengelola negara. Agar demokrasi bisa berjalan sebagaimana
mestinya, setiap warga negara harus mau dan mampu bekerjasama, saling menghargai, saling
mempercayai, toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui keanekaragaman
dan bersedia mengadakan kompromi. Tanpa adanya sikap tersebut demokrasi tidak ada artinya.

Sejalan dengan pengertian tersebut budaya demokrasi dapat dipahami sebagai pola sikap dan
tingkah laku serta orientasi politik yang bersumber pada nilai-nilai kerjasama saling menghargai,
saling mempercayai, toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui
keanekaragaman dan bersedia mengadakan kompromi dalam mengelola pemerintahan negara
guna mencapai tujuan negara yang sudah ditetapkan bersama dalam Undang-Undang Dasar.

 MACAM-MACAM DEMOKRASI
o Demokrasi Berdasarkan Cara Penyaluran Pendapat Rakyat dibedakan : a).
Demokrasi langsung yaitu sistem demokrasi yang mengikutsertakan rakyat secara
langsung dalam pemerintahan. Demokrasi langsung dalam penyelenggaraan
pemerintahan dapat dilaksanakan jika jumlah penduduk relatif sedikit,wilayahnya
btidak luas, dan masalah yang dibicarakan masih sederhana. b). Demokrasi tak
langsung ( demokrasi perwakilan) yaitu sistem demokrasi yang tidak
mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan secara langsung, melainkan melalui
beberapa orang yang dianggap dapat mewakili seluruh rakyat. c). Demokrasi
perwakilan dengan sistem referendum, yaitu gabungan antara demokrasi langsung
dan demokrasi tak langsung (demokrasi perwakilan). Rakyat memilih wakilnya
untuk duduk di DPR, tetapi kerjanya DPR dikontrol oleh rakyat dengan sistem
referendum. Referendum adalah pemungutan suara rakyat untuk mengetahui
kehendaknya secara langsung.
o Demokrasi Berdasarkan Titik Berat Masalah Yang Diatur dibedakan : a).
Demokrasi formal yaitu demokrasi yang menitikberatkan persamaan bidang
politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan
dalam bidang ekonomi. b). Demokrasi material yaitu demokrasi yang
menitikberatkan persamaan dibidang ekonomi, sedangkan persamaan kedudukan
di bidang politik diabaikan. c). Demokrasi gabungan yaitu demokrasi yang
mengambil sisi baik dari demokrasi formal dan demokrasi material untuk
digabungkan.
o Demokrasi Berdasarkan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara dibedakan :
a). Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer. b). Demokrasi perwakilan
dengan sistem pemisahan kekuasaan.
o Demokrasi Berdasarkan Paham atau Prinsip dibedakan: a). Demokrasi liberal,
yaitu demokrasi yang didasari dan dijiwai oleh paham yang menekankan pada
kebebasan individu dengan mengabaikan kepentingan umum. Demokrasi leberal
disebut juga demokrasi kapitalis, karena dalam pelaksanaan demokrasi kaum
kapital selalu menang karena pengaruh uang untuk mempengaruhi dan menguasai
opini politik. b). Demokrasi sosialis yaitu demokrasi yang didasari da dijiwai oleh
paham sosialis/komunis. c).Demokrasi pancasila yaitu demokrasi khas indonesia
yang bersumberkan pada tata nilai sosial budaya bangsa indonesia. Demokrasi
pancasila didasari dan dijiwai paham pancasila yang berasaskan musyawarah
untuk mufakat.
o CIRI-CIRI NEGARA YANG MENGANUT ASAS DEMOKRASI

Sistem pemerintahan negara yang menganut asas demokrasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
:

1) Memiliki lembaga perwakilan atau dewan perwakilan rakyat sebagai badan atau majelis
yang mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat.

2) Untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis dilaksanakan pemilu untuk jangka
waktu tertentu.

3) Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan atau majelis yang bertugas
mengawasi pemerintah.

4) Susunan kekuasaan badan atau majelis ditetapkan alam undang-undang dasar negara.

5) Adanya partisipasi efektif rakyat dalam pembuatan keputusan publik yang menyangkup
nasib dan kepentingan mereka.

6) Adanya persamaan kedudukan dihadapan hukum.

7) Adanya penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak minoritas.

8) Adanya pembagian pendapatan yang adil.

9) Adanya ketersediaan dan keterbukaan informasi.

10) Adanya kontrol sosial untuk mengawasi pemerintah.

 DEMOKRATISASI MENUJU MASYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY)


Demokratisasi adalah suatu proses menuju terbentuknya sebuah demokrasi. Demokrasi yang
dimaksud adalah terbentuknya negara yang demokratis dan sekaligus masyarakat yang
demokratis. Pembicaraan mengenai masyarakat madani atau civil society tidak bisa lepas dari
demokrasi dan demokratisasi.

Civil society pada mulanya berkembang di dunia barat. Istilah civil society berasal dari bahasa
latin, yaitu civitas dei atau kota ilahi. Asal kata civil adalah civilization artinya beradab.
Sedangkan society diartikan masyarakat. Jadi secara sederhana Civil society dapat diartikan
masyarakat yang beradab. Ada yang mengartikan masyarakat madani merujuk pada kata
“madinah” kota tempat hijrah Nabi Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata madaniyah
yang berarti peradaban. Masyarakat madani berarti masyarakat yang beradab. Terdapat prinsip-
prinsip mengenai masyarakat demokrasi di madinah pada masa Nabi Muhammad SAW yang
diatur dalam Piagam Madinah. Menurut Sukardi terdapat sepuluh prinsip dasar dalam Piagam
Madinah, yaitu :

1. Kebebasan beragama.
2. Persatuan seagama.
3. Persatuan politik dalam meraih cita-cita bersama.
4. Saling membantu yaitu setiap orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai anggota
masyarakat.
5. Persamaan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara.
6. Persamaan hukum setiap warga negara.
7. Pemberlakuan hukum adat yang tetap berpedoman pada keadilan dan kebenaran.
8. Penegakkan hukum demi tegaknya keadilan dan kebenaran tanpa pandang bulu.
9. Perdamaian dan kedamaian artinya pelaksanaan prinsip-prinsip masyarakat Madinah
tersebut tidak kaku mengorbankan keadilan dan kebenaran.
10. Pengakuan hak atas setiap orang atau individu.

Dari berbagai paparan di atas dapat dipahami bahwa masyarakat madani (civil society) adalah
wujud masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam suasana perikemanusiaan yang
mandiri, berkeadilan sosial dan sejahtera. Masyarakat madani mencerninkan tingkat kemampuan
dan kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi
berbagai persoalan sosial. Gambaran masyarakat madani dapat dilukiskan seperti dalam bagan
sebagai berikut :

Masyarakat madani
Kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri.
Secara umum memiliki kemampuan ekonomi, sistem politik, sosial budaya dan hankam yang
dinamis, tangguh dan berwawasan global.
Mantap mengendalikan sumber pembiayaan dalam negeri.
Kualitas sumber daya manusia tinggi dari tenaga-tenaga profesional untuk memenuhi kebutuhan
IPTEK dan IMTAQ.
Civil society terbentuk dari kelompok-kelompok kecil di luar lembaga negara dan lembaga lain
yang berorientasi kekuasaan. Bentuk masyarakat madani sepeerti organisasi kepemudaan,
organisasi perempuan atau organisasi profesi termasuk organisasi masyarakat (ormas). Dengan
ciri-ciri secara umum antara lain :

1. Mandiri dalam pendanaan


2. Swadaya dalam kegiatan (mamanfaatkan berbagai sumber daya lingkungan).
3. Bersifat memberdayakan masyarakat dan bergerak di bidang sosial.
4. Tidak terlibat persaingan politik untuk merebut kekuasaan.
5. Bersifat inklusif (melindungi beragan kelompok dan menghargai keragaman).
6. Berwawasan luas (global).

Bentuk nyata masyarakat madani secara sederhana sebenarnya telah ada dan berkembang dalam
masyarakat kita. Hal ini dapat kita lihat,misalnya pada berkembangnya budaya gotong royong di
berbagai kalangan masyarakat. Budaya tersebut mendorong anggota masyarakat untuk terlibat
kegiatan bersama secara partisipasif. Hasil dari kegiatan bersama juga diarahkan untuk
pemberdayaan masyarakat. Secara tradisional, masyarakat juga memiliki mekanisme pengaturan
sosial yang mereka kembangkan secara turun menurun. Misalnya dalam menentukan nilai
bersama, norma atau sanksi sosial yang diberlakukan dalam masyarakat.

Tentu hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu mengembangkan mekanisme sosial secara
mandiri, tidak dengan campur tangan struktur negara. Kita juga dapat melihat bagaimana
masyarakat dapat mengembangkan musyawarah atau toleransi berdasarkan nilai-nilai tradisional.
Di dalam forum-forum semacam itu mereka mengembangkan budaya kebebasan berpendapat
dan menghormati perbedaan.

Masing-masing masyarakat indonesia dengan perbedaan etnik dan adat memilki mekanisme
sosial yang berbeda-beda, tetapi seluruh aktifitas tersebut dilakukan secara mandiri dan
mendorong partisipasi dalam kebersamaan. Bentuk-bentuk masyarakat partisipasif yang
demikian inilah yang harus kita kembangkan agar kehidupan yang demokratis dapat menompang
terbentuknya masyarakat madani, dan sebaliknya terbentuknya masyarakat madani akan
memperkuat sendi-sendi demokrasi di segala bidang kehidupan.

 KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI

Masyarakat madani tidak muncul dengan sendirinya. Ia membutuhkan unsur-unsur sosial yang
menjadi persyaratan terwujudnya tatanan masyarakat madani. Faktor-faktor tersebut merupakan
satu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi karakter khas masyarakat madani. Beberapa
unsur pokok yang harus dimiliki masyarakat madani antara lain :

a). Wilayah publik yang bebas

FREE public sphere addalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk mengemukakan
pendapat warga masyarakat. Di wilayah publik ini semua warga negara memiliki posisi dan hak
yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politk tanpa rasa takut dan terancam oleh
kekuatan-kekuatan di luar civil society.

b). Demokrasi

Demokrasi adalah persyaratan mutlak lainya bagi keberadaan civil society yang murni. Tanpa
demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Secara umum demokrasi adalah suatu
tatanan sosial politik yang bersumber dan dilakukan oleh,dari dan untuk rakyat.

c). Toleransi

Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Lebih dari
sikap menghargai pandangan berbeda orang lain,toleransi mengacu pandangan Nurcholish
Majdid, adalah persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi
menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang menyenangkan antara berbagai kelompok yang
berbeda-beda, maka hasil itu harus dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari pelaksanaan
ajaran yang benar. Dalam perspektif ini, toleransi bukan sekedar tuntutan sosial masyarakat
majemuk belaka, tetapi sudah menjadi bagian penting dari pelaksanaan ajaran moral agama.

d). Pluralisme

Pluralisme atau kemajemukan merupakan persyaratan lain bagi civil society. Pluralisme tidak
hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima kenyataan sosial yang beragam,
tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai
sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.

e). Keadilan Sosial

Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proposional atas hak dan
kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan: ekonomi, politik,
pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan sosial adalah hilangnya
monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau
golongan tertentu.

 KENDALA YANG DIHADAPI BANGSA INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN


MASYARAKAT MADANI

Dalam mewujudkan masyarakat madani di indonesia, kita sebenarnya sudah memiliki modal
budaya yang cukup mendukung, diantaranya budaya gotong royong, budaya religius, sifat
kekeluargaan, budaya musyawarah untuk mufakat, namun dalam kenyataannya sekarang ini
budaya itu tidak berkembang dengan sempurna disamping itu terdapat budaya kita yang potensi
menjadi kendala. Budaya kita yang menjadi kendala dalam pengembangan budaya demokrasi
untuk mewujudkan masyarakat madani antara lain :

1. Sikap mental feodalisme dan paternalisme

Sikap mental feodal masih hidup subur di sebagian besar masyarakat indonesia. sikap mental ini
dapat memperlemah budaya demokrasi. Dalam masyarakat feodal dan masyarakat yang
mengalami transisi sering menganggap dirinya mempunyai kedudukan dan sebagai pelopor
dalam proses transisi. Mereka selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan jasa-
jasanya. Oleh karena itu mereka akan sulit untuk melepaskan kedudukan sosialnya dalam
masyarakatnya, sehingga dalam masyarakat tidak terdapat persamaan kesempatan dalam
mengembangkan potensinya.

1. Masih rendahnya tingkat dan mutu pendidikan

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikiran untuk
menerima hal-hal baru dan juga bagaimana berpikir secara rasional. Dengan masih rendahnya
tingkat dan mutu pendidikan berakibat pada lemahnya daya nalar dan keterbukaan terhadap
perubahan.
1. Sebagian masyarakat kita masih hidup di pedalamn dan terisolir

Kehidupan masyarakat yang terisolir menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui


perkembangan yang terjadi di luar lingkungannya, sehingga warga masyarakat ikut terkungkung
oleh pola-pola pemikiran yang sangat tradisional. Dampaknya akan terjadi kesenjangan
perkembangan tatanan kehidupan dalam masyarakat indonesia.

1. Kendala-kendala yang bersifat ideologis

Setiap perubahan yang berkaitan dengan usaha kebudayaan spritual bahkan ideologi, dianggap
akan berlawanan dengan ideologi yang telah dipegang dan diyakini kebenarannya oleh
masyarakat, sehinga cenderung akan menolaknya. Demikian juga dengan sebagian masyarakat
indonesia yang sudah meyakini ideologi pancasila. Munculnya fasisme, komunisme dan
liberalisme misalnya dianggap sebagai ancaman terhadap keunggulan demokrasi pancasila.
Ketakutan dan kekuatan-kekuatan tersebut membuat demokrasi cenderung dijalankan secara
defensif. Dan ini bisa mendorong kita untuk menyelamatkan demokrasi dengan cara-cara yang
tidak demokratis. Misalnya pemerintah cenderung mendominasi pengambilan keputusan dan
memperketat keamanan dengan alasan untuk menjaga demokrasi.

Terdapat nilai-nilai budaya yang dapat menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat yang
demokratis menuju masyarakat madani. Nilai-nilai baru itu antara lain :

1. Sifat Konsumersime yaitu sifat seseorang yang suka membelanjakan uangnya untuk
barang-barang yangb tidak menghasilkan atau habis pakai. Sifat ini mengakibatkan
ketergantungan pada pihak produsen asing, sehingga sangat merugikan. Sifat seperti ini
bertentangan dengan prinsip masyarakat madani yang seharusnya bersifat produktif dan
mandiri.
2. Sifat Materialisme yaitu pandangan yang mengutamakan meteri dan harta. Atau dengan
kata suatu sikap yang menganggap materi merupaan segalanya. Ini merupakan budaya
kapitalis yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita yang mengutamakan
keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara material dan spritual. Sifat ini dapat
mendorong mental seseorang untuk menjadi serakah, sewenang-wenang terhadap sesama
dan lingkungan alam. Gejala ini mulai menjangkiti sebagian besar anggota masyarakat
kita. Hal ini dapat dilihat betapa sulitnya pemberantasan korupsi, hancurnya hutan,
rusaknya lingkungan alam di sekitar kita.
3. Sifat Elitisme dan Eklusifisme yaitu pikiran dan pandangan seseorang yang merasa
dirinya merupakan seorang atau sekelompok orang yang terpandang, terhormat, memiliki
derajat yang lebih tinggi, sehingga orang lain dianggap lebih rendah.
4. Sifat Egois yaitu sifat yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Sifat ini sangat tidak
cocok untuk membangun masyarakat madani yang bercirikan , egalitarianisme,
menghargai prestasi, keterbukaan, penegakkan hukum keadilan, toleransi dan pluralisme
serta musyawarah.
5. Sifat Sekulerisme dalam beragama yaitu suatu paham yang mengajarkan pemisahan
urusan negara (dunia) dan urusan agama (akhirat). Sifat ini muncul akibat
berkembangnya paham materialisme, di mana yang diagung-agungkan hanyalah bersifat
kebendaan dan keduniawian saja, sementara urusan spritual hanya bersifat pribadi yang
tidak perlu diurus bersama.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka harus segera dituntaskan program wajib belajar dan
peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi kalau tidak ingin
dilindas oleh perubahan dunia yang semakin cepat dewasa ini. Kita harus segara mengubah
kebijakan pembangunan yang selama ini berkutat di daerah perkotaan untuk diseimbangkan
dengan pembangunan di daerah pedesaan dan daerah yang masih terisolir. Gerakan ekonomi
kerakyatan yaitu melalui gerakan koperasi harus diberdayakan dengan optimal agar benar-benar
dapat menjadi salah satu soko guru perekonomian nasional untuk mengimbangi sistem ekonomi
kapitalis yang terus mendesak kita saat ini. Kita harus bersikap moderat, dalam arti dalam
melaksanakan pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan budaya demokrasi kita
harus berdasar-pijak pada unsur-unsur budaya tradisional, tetapi juga merangkul unsur-unsur
budaya asing modernyang sesuai dengan kepribadian kita demi terjaminnya upaya memajukan
dan memakmurkan bangsa. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pembinaan iman dan taqwa
kepada anak-anak bangsa.

 MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA: PARADIGMA DAN PRAKTIK

Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani).bahkan jauh sebelum negara
berdiri, masyarakat sipil berkembang pesat yang diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial
keagamaan dan pergerakan nasional dalam perjuangan penegakan HAM dan perlawanan
terhadap kekuasaan kolonial, organisasi berbasis islam, seperti SI, NU, dan muhammadiyah,
telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil society yang penting dalam sejarah
perkembangan masyarakat sipil di indonesia. Sifat kemandirian dan kesukarelaan para pengurus
dan anggota organisasi tersebut merupakan karakter khas dari sejarah masyarakat madani di
indonesia.

Terdapat beberapa strategi untuk membangun masyarakat madani bisa terwujud di indonesia,
antara lain :

ü Pertama, pandangan integrasi nasional dan politik. pandangan ini menyatakan bahwa sistem
demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat
yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat. Bagi pengikut pandangan
ini praktik berdemokrasi ala barat (demokrasi liberal) hanya akan berakibat konflik anrata
sesama warga bangsa baik sosial maupun politik. Demokrasi tanpa kesadaran berbangsa dan
bernegara yang kuat dikalangan warga negara, demokrasi hanya akan dipahami sebagai
kebebasan tanpa batas yang diwujudkan dengan tindakan-tindakan anarkis yang berpotensi pada
lahirnya kekacauan sosial, ekonomi dan politik.

ü Kedua, pandangan reformasi sistem politik demokrasi, yakni pandangan yang menekankan
bahwa untuk membangun demokrasi tidak perlu bergantung pada pembangunan ekonomi. Dalam
tataran ini, pembangunan institusi-institusi politik yang demokratis lebih diutamakan oleh negara
dibanding pembangunan ekonomi. Model pengembangan demokrasi ini pada kenyataannya
tidaklah menjamin demokrasi berjalan sebagaimana layaknya. Kegagalan demokrasi di sejumlah
negara dalam banyak hal berhubungan dengan tingkat kemiskinan warga negaranya.

ü Ketiga, paradigma membangun masyarakat madani sebagai basis utama pembangunan


demokrasi. Pandangan ini merupakan paradigma alternatif di antara dua pandangan yang
pertama yang dianggap gagal dalam pengembangan demokrasi. Berbeda dengan dua pandangan
pertama, pandangan ini lebih menekankan proses pendidikan dan penyadaran politik warga
negara, khususnya kalangan kelas menengah. Hal ini mengingat bahwa demokrasi membutuhkan
topangan kultur, selain dukungan struktural. Usaha-usaha pendidikan dan penyadaran politik
warga negara merupakan upaya membangun budaya demokrasi di kalangan warga negara.
Secara teoritis, upaya pendidikan dan penyadaran politik kelas menengah dapat dianggap sebagai
bagian dari proses penyadaran ideologis warga negara.

Melalui proses pendidikan politik, diharapkan lahir tatanan masyarakat yang secara ekonomi dan
politik mandiri. Kemandirian mereka pada akhirnya akan melahirkan kelompok masyarakat
madani yang mampu melakukan kontrol terhadap hegemoni negara.

Bersandar pada tiga paradigma di atas, pengembangan demokrasi dan masyarakat madani
selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu pandangan tersebut. Sebaliknya, untuk
mewujudkan masyarakat madani yang seimbang dengan kekuatan negara dibutuhkan gabungan
strategi dan paradigma. Setidaknya tiga paradigma ini dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan demokrasi di masa transisi melalui cara :

a) Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi kelas menengah


untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani yang mandiri secara politik dan
ekonomi. dalam pandangan ini, negara harus menempatkan diri sebagai regulator dan fasilitator
bagi pengembangan ekonomi nasional. Tantangan pasar bebas dan demokrasi global
mengharuskan negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan dalam proses pembangunan
masyarakat madani yang tangguh.

b) Mereformasi sistem politik demokratis melalui pemberdayaan lembaga-lembaga demokrasi


yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi. Sikap pemerintah untuk tidak mencampuri
atau mempengaruhi putusan hukum yang dilakukan oleh lembaga yudikatif merupakan salah
satu komponen penting dari pembangunan kemandirian lembaga demokrasi.

c) Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga negara secara


keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud adalah pendidikan demokrasi yang dilakukan
secara terus-menerus melalui keterlibatan semua unsur masyarakat melalui prinsip pendidikan
demokratis,yakni pendidikan dari,oleh dan untuk warga negara.

Tentang masyarakat madani di indonesia, menurut Rahardjo, masih merupakan lembaga-


lembaga yang dihasilkan oleh sistem politik represif. Ciri kritisnya lebih menonjol daripada ciri
konstruktifnya. Mereka, menurutnya lebih banyak melakukan protes daripada mengajukan
solusi, lebih banyak menuntut daripada memberikan sumbangan terhadap pemecahan masalah.
Senada dengan Rahardjo, menurut AS.Hikam, karakter masyarakat madani di indonesia masih
sangat bergantung terhadap negara sehingga selalu berada pada posisi subordinat, khususnya
bagi mereka yang berada pada strata sosial bawah. Karena itu, menurut Hikam dalam konteks
pengembangan demokrasi kenyataan ini merupakan tantangan mendesak untuk memperlancar
proses demokratisasi.

Mahasiswa merupakan salah satu komponen strategis bangsa indonesia dalam pengembangan
demokrasi dan masyarakat madani. Peran strategis mahasiswa dalam proses perjuangan
reformasi menumbangkan rezim otoriter seharusnya ditindaklanjuti dengan ketertiban mahasiswa
dalam proses demokratisasi bangsa dan pengembangan masyarakat madani di indonesia. Sebagai
bagian dari kelas menengah, mahasiswa mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap nasib
masa depan demokrasi dan masyarakat madani di indonesia. Sikap dan tanggung jawab itu
diwujudkan dengan pengembangan sikap-sikap demokratis, toleran, dan kritis dalam perilaku
sehari-hari.

Sikap demokratis salah satunya bisa diekspresikan melalui peran aktif mahasiswa dalam proses
pendemokrasian semua lapisan masyarakat melalui cara-cara dialogis, santun dan bermartabat.
Sikap toleran bisa ditunjukan, diantaranya dengan sikap menghargai perbedaan paandangan,
keyakinan dan tradisi orang lain dengan kesadaran tinggi bahwa perbedaan adalah rahmat Tuhan
yang harus disyukuri,dipelihara dan dirayakan dalam kehidupan sehari-hari.sedangkan sikap
kritis dapat dilakukan dengan mengamati, mengkritisi dan mengontrol pelaksaan kebijakan
pemerintah atau lembaga publik terkait, khususnya kebijakan yang berhubungan langsung
dengan hajat orang banyak dan masa depan bangsa. Sejalan dengan sikap ini, keterlibatan
mahasiswa dalam menyuarakan isu-isu strategis bangsa, seperti mutu pendidikan, pendidikan
murah, disiplin nasional, pemberantasan korupsi, KKN, isu-isu lingkungan hidup terkait dengan
perubahan iklim global dan sebagainya. Sejak demokrasi menghajatkan partisipasi warga negara
menyuarakan aspirasi masyarakat secara santun dan tertib merupakan salah satu sumbangan
penting bagi pembangunan demokrasi berkeadaban (civilitized democracy) di indonesia.
Demokrasi berkeadaban tidak mungkin tercapai tanpa praktik-praktik demokrasi yang santun di
kalangan warga negara. Dalam konteks ini, demokrasi tidak lain merupakan sarana untuk
mewujudkan masyarakat madani.

Anda mungkin juga menyukai