Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN


HARGA DIRI RENDAH
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu : Mukhadiono, S.S.T.,M.H

Disusun oleh :

Nurul Hidayatunnisa
( P1337420215049 )

Kelas : IIB

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN
HARGA DIRI RENDAH

Topik : Peran Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Harga


Diri Rendah
Sasaran : Orang tua dan keluarga
Hari/tanggal Pelaksanaan : Rabu, 23 Mei 2017
Waktu Pertemuan : 08.00 s.d 08.30 (30 menit)
Tempat Pertemuan : Balai Desa Kelurahan Mersi
Pelaksana : Nurul Hidayatunnisa

A. Latar belakang
Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan sosiologis yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa memiliki banyak
komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor (Johnson, 1997).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart dan Sudeen, 1998).
Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tenang dirinya
sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan martabat diri atau gambaran
diri. Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya
memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi juga sebagai seseorang yang baik.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Harga
diri merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri (herdman,2012).
Harga diri rendah berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami harga diri rendah adalah
kehilangan kontrol dirinya. Pasien akan mengalami panik dan perilakunya. Pada situasi ini
pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide),bahkan
merusak lingkungan Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan harga diri rendah,
dibutuhkan penanganan yang tepat.
Pada studi terbaru WHO di 14 negara menunjukaan bahwa pada negara-negara
berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa tergolong parah dan tidak dapat
pengobatan apapun. Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data
Depertemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental
emosional. Sedangkan 4% dari jumlah tersebut terlambat berobat. Sedangkan kunjungan
Pukesmas tahun 2012 sebanyak 1.434.894 kunjungan, terdiri dari 313.480 kunjungan baru
dan 1.121.414 kunjungan lama, sementara yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 8.914
kunjungan, artinya 0.006% dari total kunjungan adalah dengan gangguan kejiwaan.
Kunjungan pasien jiwa tahun 2014 sebanyak 726, jumlah pasien jiwa sebanyak 77
orang terdiri dari : skizofenia, depresi, GAB, neuro, retradasimental, kesehatan anak,
epilepsi.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama
dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena
itu,keluarga memiliki peran penting didalam upaya merawat anggota keluarga dengan
harga diri rendah. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman
mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa khususnya
harga diri rendah ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan
penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.
Oleh karena itu dalam praktek Keperawatan Jiwa I, kami akan melakukan penyuluhan
mengenai peran keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah di
Balai Desa Kelurahan Mersi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara merawat
anggota kelurga dengan harga diri rendah
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat/keluarga mampu:
a. Menyebutkan pengertian harga diri rendah
b. Menyebutkan penyebab harga diri rendah
c. Menyebutkan tanda dan gejala harga diri rendah
d. Menyebutkan akibat lanjut dari harga diri rendah
e. Menyebutkan cara merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Peran keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah.
2. Sasaran dan Target
Sasaran : orang tua dan keluarga
Target : Masyarakat/keluarga pengunjung Puskesmas Kelurahan Mersi yang
mempunyai anggota keluarga dengan harga diri rendah
Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
3. Media dan alat
a. LCD
b. Laptop
c. Power Point
d. Leaflet
4. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : Rabu, 23 Mei 2017
b.Waktu : 08.00 WIB s.d 08.30 WIB
c. Tempat : Balai Desa kelurahan Mersi

7. Tugas Pengorganisasian

a. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.

b. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Menjelaskan kontrak waktu, bahasa, tata tertib penyuluhan
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya diskusi
8) Menutup acara
c. Presenter
1) Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
2) Membuat Materi penyuluhan

d. Fasilitator
1) Memotivasi pasien untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari pasien.
3) Membuat absensi

e. Observer
1) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
2) Menyampaikan laporan hasil penyuluhan baik secara verbal dan non verbal.

D. Kegiatan Penyuluhan
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
1. 3 menit Pembukaan
 Memberi salam  Peserta menjawab
Salam
 Memperkenalkan  Mendengarkan dan
anggota penyuluhan dan memperhatikan
pembimbing
 Menjelaskan kontrak,  Mendengarkan dan
waktu, bahasa, topik dan mengemukakakn
tujuan penyuluhan pendapat
2. 20 Pelaksanaan
menit  Menggali  Mengemukakan
pengetahuan peserta pendapat
tentang pengertian
HDR
 Memberi  Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
(+)
 Menjelaskan  Mendengarkan dan
pengertian HDR memperhatikan
 Menggali  Mengemukakan
pengetahuan audience pendapat
tentang penyebab
HDR
 Memberi  Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
(+)
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
penyebab HDR memperhatikan
 Menggali  Mengemukakan
pengetahuan audience pendapat
tentang tanda dan
gejala HDR
 Memberi  Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
(+)
 Menjelaskan tanda  Mendengarkan dan
dan gejala HDR memperhatikan
 Menggali  Mengemukakan
pengetahuan audience pendapat
tentang akibat lanjut
HDR

 Memberi  Mendengarkan dan


reinforcement posistif memperhatikan
(+)
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
akibat lanjut HDR memperhatikan
 Menggali  Mengemukakan
pengetahuan audience pendapat
tentang cara merawat
anggota keluarga
dengan HDR
 Memberi  Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
(+)
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
cara merawat memperhatikan
keluarga HDR
3. 5 menit Sesi Tanya Jawab
 Mempersilahkan  Mengajukan
audience untuk pertanyaan
bertanya/menanggapi
pertanyaan
 Menjawab pertanyaan  Mendengarkan dan
memperhatikan
4. 2 menit Penutup
 Melakukan evaluasi  Menjawab
Bersama Peserta pertanyaan
menyimpulkan materi  Bersama moderator
penyuluhan menyimpulkan
 Menutup penyuluhan dan materi penyuluhan
memberikan salam  Menjawab salam

E. Evaluasi
1. Menyebutkan pengertian HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.
2. Menyebutkan bagaimana proses terjadinya HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.
3. Menyebutkan tanda dan gejala HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.
4. Menjelaskan cara merawat anggota keluarga HDR dengan bahasanya sendiri dengan
benar.
F. Penutup
1. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga
diri berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
2. Saran
Diharapkan setelah melakukan penyulahan keluarga mampu membina pasien
harga diri rendah
Lampiran Materi

1. Pengertian HDR
Harga diri rendah adalah perasaan tidah berharga, tidak berarti, dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Harga diri
kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjanga/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri (herdman,2012)
Harga diri rendah muncul akibat dari penilaian internal individu maupun penilaian
eksternal yang negatif. Penilaian internal adalah penilaian yang berasal dari diri individu itu
sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar dir individu (misal:
lingkungan) yang mempengaruhi penilaian individu tersebut.

2. Penyebab HDR
Harga diri dan konsep diri tidak bisa dipisahkan dari memandang diri sendiri. Harga diri
merupakan penilaian seseorang terhadap diri sendiri, baik bersidat positif maupun negatif.
Sementara konsep diri merupakan penilaian yang berasal dari dalam diri sendiri.
Seseorang yang memilki harga diri rendah maka akan membatasi pergaulannya, kurang
percaya diri, kurang aktif, dan tidak bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Faktor yang menyebabkan seseorang mengalami harga diri rendah, yakni:
a. Pola Asuh Keluarga
Pola asuh yang diterapkan di keluarga sangat berpengaruh terhadap bagaimana
seseorang memandang dirinya sendiri. Pola asuh yang permisif cenderung kurang
terkontrol sehingga seseorang menjadi tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak bisa diterima masyarakat. Sebaliknya, pola asuh otoriter kadang menyebabkan
masalah maladaptif dalam menilai diri.
b. Tekanan/Trauma
Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya trauma, misalnya kekerasan
fisik, seksual, dan peristiwa lain yang bisa mengancam seseorang hingga tidak bisa lepas
dari bayang-bayang kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
c. Keadaan Fisik
Harga diri seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi fisik. Kondisi fisik yang
mempunyai kekurangan atau cacat akan membuat seseorang merasa minder. Akibatnya
mereka cenderung menarik diri untuk menyembunyikan kekurangannya.
d. Ketidakberfungsian Secara Sosial
Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah tidak mampunya seorang individu
menempatkan dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya seorang kepala rumah tangga yang
menganggur, akan merasa rendah diri dalam kehidupan sosialnya

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala HDR dapat di lihat dari ungkapan pasien yang menunjukan penilaian
negatif tentang dirinya dan di dukung dengan data hasil wawancara dan observasi.
a. Data subjektif
Pasien mengungkapan tentang :
1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penolakan terhadap kemampuan diri
b. Data objektif
1) Penurunan produktifitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Libik banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara lemah

4. Akibat Lanjut HDR


Klien yang mengalami harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan interaksi sosial:
menarik diri, memicu munculnya perilaku kekerasan yang berisiko mencederai diri, orang
lain dan lingkungan. Isolasi social merupakan keadaan dimana individu dan kelompok
mengalami kebutuhan meningkat keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk
melakukan kontak.

5. Cara Merawat Keluarga Dengan HDR


Tindakan keperawatan harga diri rendah dilakukan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat) saat melakukan pelayanan di puskesmas atau kunjungan rumah, perawat menemui
keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga perawat
mengidentifikasi masalah yang di alami pasien dan keluarga. Tindakan keperawatan untuk
pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan, minimal 4x pertemuan dan dilanjutkan
hingga pasien mampu mengatasi harga diri rendah dan keluarga mampu merawat harga diri
rendah.
Tindakan keperawatan untuk pasien HDR
a. Membina hubungan saling percaya, dengan cara:
Tindakan keperawatan:
1) Ucapkan salam setiap kali berintekrasi dengan pasien
2) Perkenalakan diri denan pasienTanyakan peraaan dan keluhan pasien saat ini
3) Buat kontrak asuhan: apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan, dan tempatnya di mana.
4) Jelaskan bahwa informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi.
5) Tunjukan sikap empati tehadap pasien.
6) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Tindakan keperawatan keperawatan yang dilakukan adalah:
1) Identifikasi kemempuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap
kali bertemu dengan pasien.
3) Membantu pasien dan menilai kemampuan yang dapat digunaan
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan):buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
d. Membantu pasien dapat memilih atau menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan
yang dapat dilakukan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih.
2) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.

e. Melatih kegiatan yang akan dipilih pasien sesuai kemampuan:


Tindakan keperawatan yang akan dilakukan adalah:
1) Latih kegiatan yang akan dilatih (alat dan cara melakukannya)
2) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali perhari.
3) Berikn dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.
4) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan
menyusun rencana kegiatan.

f. Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya


Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
1) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih.
2) Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
3) Tindakan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas
4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
5) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan persaannya setelah pelaksanaan
kegiatan
6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Penerbi Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
Keliat budi, ana. 2005. Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa. EGC.
Modul keperawatan jiwa
Stuart, G. W. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai