Disusun oleh :
Nurul Hidayatunnisa
( P1337420215049 )
Kelas : IIB
A. Latar belakang
Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan sosiologis yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa memiliki banyak
komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor (Johnson, 1997).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart dan Sudeen, 1998).
Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tenang dirinya
sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan martabat diri atau gambaran
diri. Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya
memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi juga sebagai seseorang yang baik.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Harga
diri merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri (herdman,2012).
Harga diri rendah berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami harga diri rendah adalah
kehilangan kontrol dirinya. Pasien akan mengalami panik dan perilakunya. Pada situasi ini
pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide),bahkan
merusak lingkungan Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan harga diri rendah,
dibutuhkan penanganan yang tepat.
Pada studi terbaru WHO di 14 negara menunjukaan bahwa pada negara-negara
berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa tergolong parah dan tidak dapat
pengobatan apapun. Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data
Depertemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental
emosional. Sedangkan 4% dari jumlah tersebut terlambat berobat. Sedangkan kunjungan
Pukesmas tahun 2012 sebanyak 1.434.894 kunjungan, terdiri dari 313.480 kunjungan baru
dan 1.121.414 kunjungan lama, sementara yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 8.914
kunjungan, artinya 0.006% dari total kunjungan adalah dengan gangguan kejiwaan.
Kunjungan pasien jiwa tahun 2014 sebanyak 726, jumlah pasien jiwa sebanyak 77
orang terdiri dari : skizofenia, depresi, GAB, neuro, retradasimental, kesehatan anak,
epilepsi.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama
dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena
itu,keluarga memiliki peran penting didalam upaya merawat anggota keluarga dengan
harga diri rendah. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman
mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa khususnya
harga diri rendah ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan
penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.
Oleh karena itu dalam praktek Keperawatan Jiwa I, kami akan melakukan penyuluhan
mengenai peran keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah di
Balai Desa Kelurahan Mersi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara merawat
anggota kelurga dengan harga diri rendah
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat/keluarga mampu:
a. Menyebutkan pengertian harga diri rendah
b. Menyebutkan penyebab harga diri rendah
c. Menyebutkan tanda dan gejala harga diri rendah
d. Menyebutkan akibat lanjut dari harga diri rendah
e. Menyebutkan cara merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Peran keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah.
2. Sasaran dan Target
Sasaran : orang tua dan keluarga
Target : Masyarakat/keluarga pengunjung Puskesmas Kelurahan Mersi yang
mempunyai anggota keluarga dengan harga diri rendah
Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
3. Media dan alat
a. LCD
b. Laptop
c. Power Point
d. Leaflet
4. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : Rabu, 23 Mei 2017
b.Waktu : 08.00 WIB s.d 08.30 WIB
c. Tempat : Balai Desa kelurahan Mersi
7. Tugas Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Menjelaskan kontrak waktu, bahasa, tata tertib penyuluhan
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya diskusi
8) Menutup acara
c. Presenter
1) Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
2) Membuat Materi penyuluhan
d. Fasilitator
1) Memotivasi pasien untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari pasien.
3) Membuat absensi
e. Observer
1) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
2) Menyampaikan laporan hasil penyuluhan baik secara verbal dan non verbal.
D. Kegiatan Penyuluhan
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
1. 3 menit Pembukaan
Memberi salam Peserta menjawab
Salam
Memperkenalkan Mendengarkan dan
anggota penyuluhan dan memperhatikan
pembimbing
Menjelaskan kontrak, Mendengarkan dan
waktu, bahasa, topik dan mengemukakakn
tujuan penyuluhan pendapat
2. 20 Pelaksanaan
menit Menggali Mengemukakan
pengetahuan peserta pendapat
tentang pengertian
HDR
Memberi Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
(+)
Menjelaskan Mendengarkan dan
pengertian HDR memperhatikan
Menggali Mengemukakan
pengetahuan audience pendapat
tentang penyebab
HDR
Memberi Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
(+)
Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
penyebab HDR memperhatikan
Menggali Mengemukakan
pengetahuan audience pendapat
tentang tanda dan
gejala HDR
Memberi Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
(+)
Menjelaskan tanda Mendengarkan dan
dan gejala HDR memperhatikan
Menggali Mengemukakan
pengetahuan audience pendapat
tentang akibat lanjut
HDR
E. Evaluasi
1. Menyebutkan pengertian HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.
2. Menyebutkan bagaimana proses terjadinya HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.
3. Menyebutkan tanda dan gejala HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.
4. Menjelaskan cara merawat anggota keluarga HDR dengan bahasanya sendiri dengan
benar.
F. Penutup
1. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga
diri berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
2. Saran
Diharapkan setelah melakukan penyulahan keluarga mampu membina pasien
harga diri rendah
Lampiran Materi
1. Pengertian HDR
Harga diri rendah adalah perasaan tidah berharga, tidak berarti, dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Harga diri
kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjanga/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri (herdman,2012)
Harga diri rendah muncul akibat dari penilaian internal individu maupun penilaian
eksternal yang negatif. Penilaian internal adalah penilaian yang berasal dari diri individu itu
sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar dir individu (misal:
lingkungan) yang mempengaruhi penilaian individu tersebut.
2. Penyebab HDR
Harga diri dan konsep diri tidak bisa dipisahkan dari memandang diri sendiri. Harga diri
merupakan penilaian seseorang terhadap diri sendiri, baik bersidat positif maupun negatif.
Sementara konsep diri merupakan penilaian yang berasal dari dalam diri sendiri.
Seseorang yang memilki harga diri rendah maka akan membatasi pergaulannya, kurang
percaya diri, kurang aktif, dan tidak bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Faktor yang menyebabkan seseorang mengalami harga diri rendah, yakni:
a. Pola Asuh Keluarga
Pola asuh yang diterapkan di keluarga sangat berpengaruh terhadap bagaimana
seseorang memandang dirinya sendiri. Pola asuh yang permisif cenderung kurang
terkontrol sehingga seseorang menjadi tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak bisa diterima masyarakat. Sebaliknya, pola asuh otoriter kadang menyebabkan
masalah maladaptif dalam menilai diri.
b. Tekanan/Trauma
Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya trauma, misalnya kekerasan
fisik, seksual, dan peristiwa lain yang bisa mengancam seseorang hingga tidak bisa lepas
dari bayang-bayang kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
c. Keadaan Fisik
Harga diri seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi fisik. Kondisi fisik yang
mempunyai kekurangan atau cacat akan membuat seseorang merasa minder. Akibatnya
mereka cenderung menarik diri untuk menyembunyikan kekurangannya.
d. Ketidakberfungsian Secara Sosial
Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah tidak mampunya seorang individu
menempatkan dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya seorang kepala rumah tangga yang
menganggur, akan merasa rendah diri dalam kehidupan sosialnya