PPO
mandiri
PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL KELUARGA
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk
TENTANG
PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON TUNAI
PROGRAM KELUARGA HARAPAN
Nomor : 126/LJS.JSK.TU/01/2018
Nomor : KLB.GVP/GP1.054/2018
Pada hari ini, Jum’at tanggal Sembilan Belas bulan Januari tahun Dua
Ribu Delapan Belas (19-01-2018), bertempat di Jakarta, yang bertanda
tangan dibawah ini:
1, Nur Pujianto, dalam jabatannya sclaku Direktur Jaminan Sosial Keluarga
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian
Sosial Republik Indonesia dan sclaku Kuasa Pengguna Anggaran
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Jenderal Perlindungan
dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia,
berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor: 152/HUK/2017 Tentang
Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Kantor Pusat
Kementerian Sosial tanggal 29 Nopember 2017 dan karenanya berwenang
bertindak dan atas atas nama Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
Direktorat Jenderal Perlindungan dan dan Jaminan Sosial Kementerian
Sosial Republik Indonesia yang berkedudukan di Jakarta Pusat dengan
alamat Jalan Salemba Raya No 28, Jakarta 10430, yang selanjutnya
disebut “PIHAK KESATU”
2. Nila Mayta Dwi Rihandjani, Senior Vice President, bertindak untuk dan
atas nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdasarkan Surat Kuasa No
SK.DIR/84/2017 tanggal 1 April 2017, suatu Perseroan Terbatas yang
didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan
dan berkantor pusat di Jakarta, Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38, yang
anggaran dasarnya telah diubah secara keseluruhan dalam rangka
penyesuaian dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun
2007, sebagaimana termuat dalam Akta Nomor 48 tanggal 25 Juni 2008
yang dibuat dihadapan Amrul Patomuan Pohan, S.H., Notaris di Jakarta
1
TEIyang laporannya telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana suratnya Nomor
AHU-39432.AH.01.02.Tahun 2008 dan perubahan Anggaran Dasar terakhir
sebagaimana dinyatakan dalam Akta Nomor 15 tanggal 12 April 2017 yang
dibuat dihadapan Ashoya Ratam, S.H., Notaris di Jakarta yang telah
diterima dan dicatat oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
AHU-0010609.AH.01.02.Tahun 2017 Tanggal 12 Mei 2017 selanjutnya
disebut “PIHAK KEDUA”
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama
disebut sebagai PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut:
1, Bahwa PIHAK KESATU adalah Kementerian Sosial Republik Indonesia
melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagai pihak yang menyalurkan
bantuan sosial non tunai PKH yang dalam tugas dan wewenangnya
berhak mengadakan kerja sama dengan PIHAK KEDUA.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah bank umum milik negara yang didirikan dan
beroperasi berdasarkan Undang-Undang Perbankan Indonesia.
3. Bahwa pelaksanaan perjanjian ini didasarkan pada Peraturan Presiden
Nomor 63/2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai dan
Peraturan Menteri_ Keuangan Republik Indonesia Nomor:
254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga juncto Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 228/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial
pada Kementerian Negara/Lembaga.
4. Bahwa Para Pihak sepakat untuk mengakhiri Perjanjian Kerja Sama
Nomor: 172/LJS.JSK/01/2017, Nomor: DIR.PKS/030/2017 tanggal 30
Januari 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Program
Keluarga Harapan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini PARA PIHAK sepakat untuk
saling mengikatkan diri satu dengan yang lainnya dengan membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
Program Keluarga Harapan (PKH) yang selanjutnya disebut "Perjanjian",
scbagaimana yang tertuang dalam bab-bab dan pasal-pasal berikut ini
2
jaePasal 1
KETENTUAN UMUM
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan
1. Program Keluarga Harapan yang sclanjutnya disingkat PKH adalah
program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin dan
rentan yang terdaftar dalam data terpadu penanganan fakir miskin, diolah
oleh Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial dan ditetapkan sebagai
keluarga penerima manfaat PKH.
2, Keluarga Penerima Manfaat yang selanjutnya disebut KPM adalah keluarga
yang menerima bantuan sosial PKH yang telah memenuhi syarat dan
ditetapkan dalam keputusan
3. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH adalah penyaluran dana
bantuan PKH yang disalurkan dari Rekening Pemberi Bantuan Sosial yang
ada pada PIHAK KEDUA ke Rekening Penerima Bantuan Sosial
4, Daftar Penerima Bantuan Sosial adalah daftar yang berisi nama KPM,
alamat KPM, nomor peserta KPM, nomor unique id, nomor rekening serta
besar jumlah dana yang akan diterima oleh masing-masing KPM yang
dibuat oleh PIHAK KESATU
5, Bank Penyalur adalah bank sebagai mitra kerja tempat dibukanya rekening
atas nama Pemberi Bantuan Sosial untuk menampung dana Bantuan Sosial
PKH yang akan disalurkan kepada Penerima Bantuan Sosial.
6. Hari Kalender adalah setiap hari dalam 1 (satu) tahun tanpa terkecuali
termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan
sewaktu-waktu oleh pemerintah dan hari kerja.
7. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan Jumat diluar hari libur
nasional dan/atau fakultatif yang ditetapkan oleh pemerintah atau hari libur
lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dimana PIHAK KEDUA
menjalankan kegiatan usahanya dan Bank Indonesia beroperasi untuk
melaksanakan transaksi kliring antar bank.
8. Unit Kerja PIHAK KEDUA adalah unit kerja operasional PIHAK KEDUA
yang ditunjuk untuk melayani masyarakat KPM yang memerlukan jasa
perbankan
9. Rekening Pemberi Bantuan Sosial adalah rekening atas nama PIHAK
KESATU yang digunakan untuk menyalurkan dana bantuan PKH yang
dibuka pada PIHAK KEDUA berdasarkan surat persetujuan pembukaan
rekening pemerintah lainnya dari Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.10. Rekening Penerima Bantuan Sosial adalah rekening atas nama KPM yang
dibukakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
PIHAK KEDUA.
11. Surat Perintah Pemindahbukuan adalah surat perintah yang dibuat dan
ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh PIHAK KESATU yang
ditujukan kepada PIHAK KEDUA, yang berisi perintah pelaksanaan
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH.
12, Dokumen Pendukung adalah dokumen KPM, yang bentuk dan jenisnya
akan disepakati kemudian sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK yang
akan dituangkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) atau Standard Operational
Procedure (SOP) tersendiri yang merupakan satu kesatuan dengan
Perjanjian ini,
13. Berita Acara Serah Terima Data adalah dokumen tertuli fang memuat
mengenai penyerahan Daftar Penerima Bantuan Sosial yang digunakan
sebagai dasar pembukaan Rekening Penerima Bantuan Sosial, Pencetakan
Kartu Keluarga Sejahtera, Buku Tabungan dan/atau Penyaluran Bantuan
Sosial Non Tunai PKH.
14. Berita Acara Penyaluran adalah berita acara untuk menyatakan PIHAK
KESATU memberikan data kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH sesuai dengan Berita Acara
Serah Terima Data.
15, Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang Negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung
seluruh penerimaan Negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara
16, Uang Elektronik adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai
uang dan disimpan secara elektronik dalam suatu media serta bukan
merupakan simpanan.
17. Transaksi adalah aktivitas perbankan secara finansial dan non finansial
yaitu aktivitas yang menimbulkan perubahan terhadap suatu posisi saldo
keuangan dan/atau pencatatan lainnya termasuk dan tidak terbatas pada
aktivitas cek saldo dan aktivasi kartu kombo.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Perjanjian ini dimaksudkan sebagai sebagai dasar dalam penyaluran
Bantuan Sosial Non Tunai PKH oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
melalui Bank Penyalur,(2) Tujuan Perjanjian ini adalah untuk menyalurkan Bantuan Sosial Secara
Non Tunai Program Keluarga Harapan agar :
a. Tepat waktu;
b. Tepat jumlah;
c. Tepat sasaran; dan
d. Tepat administrasi.
Pasal 3
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi kegiatan Penyaluran Bantuan Sosial
Non Tunai PKH dari PIHAK KESATU kepada penerima bantuan sosial melalui
PIHAK KEDUA.
Pasal 4
KEWAJIBAN DAN HAK
(1) Kewajiban PIHAK KESATU adalah =
a. Menetapkan dan atau mengalihkan wilayah Penyaluran Bantuan Sosial
dengan mempertimbangkan kekuatan sebaran jaringan kerja dan/atau
unit kerja PIHAK KEDUA dan masukan dari PIHAK KEDUA;
b, Menetapkan wilayah penyaluran sesuai dengan lembaga bayar dan
jumlah KPM dalam suatu surat keputusan yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang;
c. Menyediakan dana bantuan sosial non tunai PKH yang berasal dari dana
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga Kementerian Sosial Republik Indonesia;
d. Melakukan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH secara bertahap
atau sekaligus melalui PIHAK KEDUA;
. Mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta VII untuk melakukan transfer
dana bantuan sosial non tunai PKH ke Rekening Pemberi Bantuan Sosial
yang ada pada PIHAK KEDUA;
f, Menyerahkan data penerima bantuan sosial PKH, kepada PIHAK KEDUA
berdasarkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Sosial;
g. Menjamin dan bertanggung jawab sepenuhnya atas validitas setiap
dokumen, informasi dan data yang diserahkan kepada PIHAK KEDUA;
h. Memberikan instruksi kepada PIHAK KEDUA untuk membuka Rekening
Penerima Bantuan Sosial melalui dokumen Berita Acara Serah Terima
Data dan Berita Acara Penyaluran;
5
TPEi.
Memberikan instruksi kepada PIHAK KEDUA melalui Surat Perintah
Pemindahbukuan kepada PIHAK KEDUA untuk menyalurkan bantuan
sosial non tunai PKH kepada KPM;
Memberitahukan perubahan Daftar Penerima Bantuan Sosial dan atau
jumlah dana secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bilamana dikemudian
hari terdapat perubahan jumlah Dana Bantuan Sosial Non Tunai PKH
yang telah ditetapkan;
Melakukan penelusuran dan penelitian terhadap laporan pelaksanaan
Penyaluran Bantuan Sosial dari PIHAK KEDUA selama 30 (tiga puluh) hari
Kalender sejak laporan diterima;
Memerintahkan kepada PIHAK KEDUA untuk menyetorkan dana
bantuan sosial non tunai PKH kembali ke Kas Negara paling lama 15
(lima belas) hari Kalender sejak tanggal surat perintah penyetoran
diterima oleh PIHAK KEDUA;
Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA mengenai adanya
perubahan pejabat yang berwenang mewakili PIHAK KESATU;
(2) Hak PIHAK KESATU adalah
a.
Menerima laporan pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
PKH yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam bentuk rekening koran
atas Rekening Pemberi Bantuan Sosial;
Menerima surat keputusan tentang wilayah penyaluran sesuai lembaga
bayar dan KPM penerima bantuan;
Apabila diperlukan, PIHAK KESATU dapat meminta informasi saldo KPM
dari PIHAK KEDUA atas Rekening Penerima Bantuan Sosial sepanjang
PARA PIHAK telah mendapatkan persetujuan dan/atau kuasa dari KPM
dimaksud.
Menerima data penerima bantuan sosial PKH dari PIHAK KEDUA berupa
daftar pembukaan Nomor Rekening Penerima Bantuan Sosial melalui
dokumen Berita Acara Serah Terima Data Pembukaan Nomor Rekening;
Menerima data penerima bantuan sosial PKH dari PIHAK KEDUA berupa
daftar pembukaan Nomor Uang Elektronik Penerima Bantuan Sosial
melalui dokumen Berita Acara Serah Terima Data Pembukaan Nomor
Uang Elektronik;
aaSf. Menerima laporan mengenai hasil penyaluran Bantuan Sosial non tunai
dari rekening pemberi bantuan sosial ke rekening penerima bantuan
sosial non tunai sebagaimana diatur pada ayat (3) huruf (a) Pasal ini
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak masa penyaluran sclesai;
g. Menerima laporan mengenai Rekening Penerima Bantuan Sosial yang
selama 30 hari kalender sejak dana hasil penyaluran bantuan sosial non
tunai diterima pada Rekening Penerima Bantuan Sosial, tidak terdapat
transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima bantuan sosial paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah masa penelitian Bank
selesai;
h, Menerima laporan dari PIHAK KEDUA hasil penyetoran kembali ke kas
Negara dana bantuan sosial berikut jasa gironya paling lambat 7(tujuh)
hari kalender sejak penyetoran dilakukan;
Menerima hak akses sistem informasi penyaluran dana bantuan sosial
yang disediakan PIHAK KEDUA;
(3) Kewajiban PIHAK KEDUA adalah:
a. Melakukan pemindahbukuan dana Bantuan Sosial Non Tunai PKH dari
rekening PIHAK KESATU kepada Rekening Penerima Bantuan Sosial
secara bertahap atau sekaligus paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
dana tersedia pada rekening PIHAK KESATU;
b. Memberikan laporan mengenai hasil penyaluran Bantuan Sosial non
tunai dari rekening pemberi bantuan sosial ke rekening penerima
bantuan sosial non tunai sebagaimana diatur pada ayat (3) huruf (a) Pasal
ini, paling lambat 30 (tiga pulub) hari kalender sejak berakhirnya masa
penyaluran dana bantuan;
c. Memberikan laporan mengenai Rekening Penerima Bantuan Sosial yang
selama 30 hari kalender sejak dana hasil penyaluran bantuan sosial non
tunai diterima pada Rekening Pencrima Bantuan Sosial, tidak terdapat
transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima bantuan sosial. Paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak berakhirnya masa penelitian
rekening oleh Bank berakhir.
d. Dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima) hari kalender sejak surat
perintah penyetoran dari PIHAK KESATU maka PIHAK KEDUA
! berkewajiban melakukan penyetoran kembali ke Kas Negara atas dana
! bantuan sosial non tunai PKH yang terdapat pada Rekening Penerima
Bantuan Sosial yang selama 30 hari kalender sejak dana hasil penyaluran
bantuan sosial non tunai diterima dari PIHAK KEDUA tidak terdapat
transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima bantuan sosial.Membuat laporan kepada PIHAK KESATU hasil penyetoran kembali ke
kas negara dana bantuan sosial berikut jasa gironya
Membuat laporan kepada PIHAK KESATU tentang pelaksanaan
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH dalam bentuk rekening koran
atas Rekening Pemberi Bantuan Sosial;
PIHAK KEDUA dapat memberikan informasi saldo KPM kepada PIHAK
KESATU atas Rekening Penerima Bantuan Sosial sepanjang PARA PIHAK
telah mendapatkan persetujuan dan/atau kuasa dari KPM dimaksud.
Mengirimkan kepada PIHAK KESATU data penerima bantuan sosial PKH
daftar pembukaan nomor rekening penerima bantuan sosial melalui
dokumen Berita Acara Serah Terima Data Pembukaan Nomor Rekening;
Memberikan hak akses sistem inform:
kepada PIHAK KESATU;
si penyaluran dana bantuan sosial
Membuat laporan hasil perubahan data yang terjadi setelah pelaksanaan
verifikasi penerima bantuan sosial kepada PIHAK KESATU;
Memastikan penerima bantuan baik KPM lama maupun KPM baru,
memberikan pernyataan berupa persetujuan/kuasa kepada Bank untuk
memberikan informasi berupa nomor rekening dan data pribadi pemilik
rekening melalui bank kepada pemberi bantuan sosial PKH apabila
terdapat permintaan dari pemberi bantuan.
(4) Hak PIHAK KEDUA adalah
a.
Memberikan masukan wilayah penyaluran Bantuan Sosial kepada PIHAK
KESATU;
Menerima dana bantuan sosial non tunai PKH yang berasal dari dana
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga Kementerian Sosial Republik Indonesia
Menerima data penerima bantuan sosial PKH dari PIHAK KESATU;
Menerima perintah dari PIHAK KESATU untuk membuka Rekening
Penerima Bantuan Sosial secara kolektif;
Menangguhkan pembayaran untuk penerima bantuan sosial yang tidak
memenuhi komitmen kepesertaan berdasarkan perintah dari PIHAK
KESATU;
caryf, Menerima perubahan Daftar Penerima Bantuan Sosial dan atau jumlah
dana secara tertulis dari PIHAK KESATU bilamana dikemudian hari
terdapat perubahan jumlah Dana Bantuan Sosial Non Tunai PKH yang
telah ditetapkan;
g. Menerima secara tertulis dari PIHAK KESATU tentang perubahan pejabat
yang berwenang mewakili PIHAK KESATU.
Pasal 5
‘TATA CARA PELAKSANAAN
Tata cara Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH dilakukan sesuai dengan
kesepakatan bersama PARA PIHAK dan dituangkan dalam lampiran Petunjuk
Teknis Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Program Keluarga Harapan yang
merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini.
qQ
(2)
(3)
Pasal 6
REKENING
Pembukaan Rekening Penerima Bantuan Sosial olen PIHAK KEDUA akan
dilakukan secara terpusat setelah menerima Berita Acara Serah Terima
Data dan Berita Acara Penyaluran dari PIHAK KESATU, sebagaimana
diatur dalam ketentuan PIHAK KEDUA.
Setelah proses pembukaan Rekening Penerima Bantuan Sosial dilakukan
oleh PIHAK KEDUA selesai, selanjutnya PIHAK KEDUA menyerahkan daftar
nama pemilik rekening, nomor peserta PKH dan nomor rekening KPM
kepada PIHAK KESATU untuk dijadikan dasar bagi PIHAK KESATU untuk
melakukan pelimpahan dana bantuan sosial non tunai PKH
PIHAK KESATU melalui pendamping akan menyerahkan dokumen
pendukung kepada kantor cabang PIHAK KEDUA pada saat KPM
melakukan registrasi dan pengambilan KKS.
Pasal 7
EVALUASI DAN REKONSILIASI
(1) Selama jangka waktu Perjanjian ini berlaku, PARA PIHAK dapat
melakukan evaluasi dan rekonsiliasi atas hasil pelaksanaan Perjanjian ini
setiap tahapan penyaluran atau dilakukan sewaktu-waktu apabila
diperlukan atas dasar kesepakatan PARA PIHAK sesuai dengan petunjuk
teknis penyaluran bantuan sosial.
(2) Kesalahan transfer (pengiriman) yang disebabkan oleh kesengajaan
dan/atau kesalahan PIHAK KEDUA akan menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA, sepanjang hal tersebut dapat dibuktikan.
CarerPasal 8
PEMBATASAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
(1) PIHAK KESATU membebaskan PIHAK KEDUA dari setiap kerugian yang
timbul akibat kesalahan atau kelalaian apabila terbukti_merupakan
kesalahan atau kelalaian PIHAK KESATU.
(2) PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK KESATU dari setiap kerugian yang
timbul akibat kesalahan atau kelalaian apabila terbukti_merupakan
kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KESATU membebaskan PIHAK KEDUA atas tanggung jawab untuk
melakukan verifikasi atas keabsahan dan kebenaran data yang diserahkan
oleh PIHAK KESATU
(4) Kerugian yang timbul akibat kesengajaan dan/atau kelalaian masing-
masing PIHAK akan menjadi tanggung jawab PIHAK yang melakukan
kesengajaan dan/atau kelalaian dimaksud, dimana hal tersebut didahului
dengan pembuktian
Pasal 9
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku terhitung sejak ditandatanganinya Perjanjian ini oleh
PARA PIHAK sampai dengan tanggal 31 Desember 2018.
(2) Perpanjangan Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
akan dituangkan dalam suatu Addendum Perjanjian ini yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari Perjanjian ini
Pasal 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
(1) PARA PIHAK tidak dapat mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak termasuk
dalam hal tidak terlaksananya kewajiban dari masing-masing pihak dan
ketentuan-ketentuan lain sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini sebelum
dilakukan tahap pemberitahuan, negosiasi dan klarifikasi dari pihak yang
dianggap lalai melakukan kewajibannya
(2) Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab apapun maka tidak
menghapuskan kewajiban dan hak masing-masing pihak untuk
menyelesaikan segala kewajibannya yang sudah ada dan timbul sebelum
berakhirnya Perjanjian ini(3) Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk
mengesampingkan Pasal 1266 KUH Perdata mengenai perlunya putusan
atau penetapan hakim untuk mengakhiri Perjanjian, schingga pengakhiran
Perjanjian tidak memerlukan pembatalan kepada hakim.
Pasal 11
KORESPONDENSI
(1) Setiap pemberitahuan dan/atau korespondensi yang wajib dan perlu
dilakukan oleh PARA PIHAK dalam pelaksanaan Perjanjian ini harus dibuat
secara tertulis dan diserahkan langsung atau dikirimkan melalui pos tercatat
atau ekspedisi atau kurir internal atau melalui faksimili dan dialamatkan
kepada sebagai berikut:
a. PIHAK KESATU Kementerian Sosial RI
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat
Telepon dan Faks 021-31144322
b. PIHAK KEDUA
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Government Project 1
Plaza Mandiri
Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38
Jakarta Pusat 12190
Telepon (021) 57265045, 5265095
Fax (021)5274477, 5275577
Up. Head of Government Project 1
Surat/Pemberitahuan dianggap telah diterima:
a, Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah surat/pemberitahuan tersebut
dikirim melalui pos tercatat;
b. Pada saat surat/pemberitahuan itu dikirimkan, apabila melalui
perusahaan ekspedisi atau melalui kurir internal masing-masing pihak
dengan catatan surat pemberitahuan dimaksud dianggap sudah diterima
yang ditandatangani PARA PIHAK atau wakilnya yang sah, termasuk
tanda tangan dari personil masing-masing pihak dibagian penerimaan
surat.
c. Pada hari
baik.
ang sama, apabila dikirim melalui faksimili dengan hasil yang
u
Cate(2)Jika PARA PIHAK bermaksud mengubah alamat, PARA PIHAK harus
memberitahukan perubahan tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya
dan perubahan dimaksud berlaku sejak diterimanya pemberitahuan oleh
pihak lainnya dan segala akibat keterlambatan pemberitahuan menjadi
tanggung jawab yang melakukan perubahan tersebut.
Pasal 12
KERAHASIAAN
(1) PARA PIHAK wajib menjaga dan menyimpan segala informasi yang diberikan
oleh Pihak yang mengungkapkan dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini
(untuk sclanjutnya disebut "Informasi’) sebagai rahasia dan PARA PIHAK
tidak boleh mengungkapkannya kepada Pihak manapun dengan cara
apapun tanpa persetujuan tertulis dari Pihak yang mengungkapkan kecuali
hal-hal yang merupakan milik umum (public domain) atau untuk keperluan
pelaporan atau sebagaimana diminta oleh pejabat pemerintah yang
berwenang atau berdasarkan hukum sebagaimana yang diatur pada ayat (2).
(2)PARA PIHAK tidak diperkenankan memberitahukan, membuka atau
memberikan informasi, keterangan dan/atau sejenisnya menyangkut isi
Perjanjian, baik yang berupa badan hukum manapun perseorangan tanpa
ijin tertulis dari Pihak yang mengungkapkan, terkecuali:
a. Diminta oleh Instansi Pemerintah yang berwenang mengatur atau
mengeluarkan ijin tentang hal-hal yang diperjanjikan dalam Perjanjian;
b. Diperintah oleh badan peradilan atau instansi Pemerintah lain yang
berhubungan dengan penegakan hukum secara tertulis, resmi, dan
merupakan putusan final;
c. Konsultan hukum PARA PIHAK;
d. Lembaga keuangan yang tugasnya memerlukan informasi rahasia
tersebut;
e. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
informasi dimaksud harus diberikan kepada Pihak Lain yang disebut
secara jelas dalam peraturan perundang-undangan tersebut.
Dengan ketentuan bahwa konsultan hukum dan lembaga keuangan
tersebut telah menyetujui untuk tidak akan mempublikasikannya kepada
Pihak Ketiga dengan alasan apapun dan telah membuat kesepakatan tertulis
untuk tidak mengungkapkan Informasi tersebut kepada Pihak Lain untuk
maksud apapun.
12(3) PARA PIHAK dalam Perjanjian wajib selalu menjaga kerahasiaan seluruh
data dan informasi mengenai seluruh KPM termasuk dan tidak terbatas
informasi yang tergolong rahasia Bank, serta tidak diperkenankan untuk
menyebarluaskan, memberitahukan ataupun memungkinkan/memberi
peluang kepada Pihak Lain mengetahui serta menyalahgunakan setiap data
atau informasi yang diperoleh untuk kepentingan Pihak dimaksud atau
untuk tujuan lain di luar yang dimaksud dalam Perjanjian
(4) PARA PIHAK menjamin untuk menyimpan asli maupun fotokopi dari
dokumen dan/atau surat-surat yang berkaitan dengan Produk dan
Perjanjian ini serta menjaga kerahasiaannya selama jangka waktu Perjanjian
ini.
(5) PARA PIHAK wajib memastikan seluruh Pimpinan dan Staf untuk mematuhi
kewajiban menjaga kerahasiaan baik selama berlangsung maupun setelah
Perjanji
(6) Pembatasan dimaksud pada Perjanjian ini akan tetap berlaku sekalipun
Perjanjian ini berakhir. Apabila terbukti bahwa salah satu Pihak
membocorkan kerahasiaan kepada Pihak Lain dan mengakibatkan kerugian
bagi salah satu Pihak, maka Pihak yang membocorkan hal tersebut akan
dikenakan upaya hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 13
SANKSI
(1) Dalam hal terjadi keterlambatan penyaluran bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada pasal 4 ayat 3 hurufa dan setelah melalui rekonsiliasi antara
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA disepakati bahwa keterlambatan tersebut
merupakan kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib
mengeluarkan jasa giro atas pengendapan dana yang ada pada rekening
pemberi bantuan sosial untuk setiap hari kalender keterlambatan.
(2) Dalam hal terjadi kebocoran rahasia data rekening penerima bantuan sosial
yang disebabkan oleh kesalahan PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan membebaskan PIHAK KEDUA dari
segala resiko hukum termasuk namun tidak terbatas pada tuntutan,
gugatan dan ganti rugi yang muncul atas kebocoran rahasia data tersebut.
13Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Perjanjian ini dan segala akibatnya tunduk pada Hukum Negara Republik
Indonesia.
(2) PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini secara musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender,
(3) Apabila dengan cara musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) Pasal ini tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat
(4) Untuk Perjanjian ini dan segala akibatnya PARA PIHAK memilih tempat
kedudukan hukum (domisili) yang tetap dan umum di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat.
Pasal 15
FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)
(1) Yang dimaksud Force Majeure adalah segala keadaan atau peristiwa yang
terjadi di luar kekuasaan PARA PIHAK, seperti bencana alam, sabotase,
pemogokan, huru-hura, epidemik, kebakaran, banjir, gempa bumi, perang,
Keputusan Pemerintah atau instansi yang berwenang, kerusakan atau
tidak berfungsinya jaringan/sistem daya listrik, software/hardware
komputer, serangan virus, cracker dan/atau __sistem/jaringan
telekomunikasi yang jasanya dimanfaatkan oleh satu pihak, yang
menghalangi secara langsung atau tidak langsung untuk terlaksananya
Perjanjian ini.
(2)
Force Majeure hanya menunda pelaksanaan Perjanjian dan tidak
mengakhiri perjanjian, setelah berakhirnya Force Majeure, pihak yang
terkena Force Majeure harus melaksanakan kembali Perjanjian ini, kecuali
ditetapkan lain oleh PARA PIHAK sebagai hasil musyawarah untuk mufakat
dan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam notulen rapat
tertulis.
(3) PIHAK yang mengalami Force Majeure yang mempengaruhi sebagian atau
seluruh kewajiban sebagaimana diatur_ dalam_—Perjanjian ini
memberitahukan secara tertulis, dengan melampirkan bukti dari pihak
instansi yang berwenang, selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak terjadinya kejadian kepada pihak lainnya.
14
Cart(4)Dalam hal setelah 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya
pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat 3 belum atau tidak ada
tanggapan dari pihak yang menerima pemberitahuan, maka adanya
peristiwa dimaksud dianggap telah disetujui oleh pihak yang menerima
pemberitahuan,
(5) Hal-hal yang diambil untuk mengatasi atau menanggulangi permasalahan
yang terjadi sebagai akibat Force Majeure ditetapkan melalui musyawarah
untuk mufakat dan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan secara
tertulis
Pasal 16
ADDENDUM
(1)Hal-hal yang belum diatur dan atau belum cukup diatur dan atau
diperlukan perubahan syarat-syarat dalam Perjanjian ini, PARA PIHAK
sepakat untuk menuangkan dalam suatu addendum yang merupakan satu
kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(2) Dalam hal salah satu pihak bermaksud untuk membuat Addendum, maka
maksud tersebut harus diberitahukan kepada pihak lainnya selambat-
Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum addendum berlaku secara
cfektif.
Pasal 17
INTEGRITAS
Dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini, maka PARA PIHAK
(1) Berjanji untuk melaksanakan Perjanjian ini secara profesional dan tidak
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.
(2) Tidak akan memberikan atau berjanji memberikan kepada atau menerima
dari pihak manapun sesuatu apapun yang dapat dikategorikan sebagai
gratifikasi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.
(3) Berjanji memastikan setiap orang atau pihak yang bertindak mewakili atau
yang berada dalam kontrol masing-masing Pihak, antara lain direksi,
karyawan, atau pihak terkait Jainnya untuk mematuhi dan menjalankan
ketentuan Pasal iniPasal 18
LAIN-LAIN
(1) Hal-hal yang bersifat teknis akan diatur dalam ketentuan tersendiri, yang
perumusannya dapat dilakukan secara bersama-sama maupun sendiri-
sendiri oleh _masing-masing pihak, namun teknis pelaksanaannya akan
dilaksanakan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan
dalam dokumen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
(2)Dalam hal salah satu persyaratan atau ketentuan dalam perjanjian ini
dinyatakan batal berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan,
maka pernyataan batal tersebut tidak mengurangi keabsahan atau
menyebabkan batalnya persyaratan atau ketentuan lain dalam Perjanjian
ini, dan oleh karenanya dalam hal demikian, persyaratan dan ketentuan
lain dalam Perjanjian ini tetap sah dan mempunyai kekuatan yang
mengikat bagi PARA PIHAK.
(3) Suatu ketentuan dalam Perjanjian ini yang karena suatu ketetapan
Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan dan/atau keputusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dilarang atau tidak dapat
dilaksanakan akan menjadi tidak berlaku selama adanya larangan
tersebut, tidak akan mengakibatkan tidak berlakunya atau batalnya
ketentuan lain dalam Perjanjian ini, baik sebagian maupun secara
keseluruhan, maka PARA PIHAK akan segera (apabila dipandang perlu
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK), dengan itikad baik membuat dan
menandatangani addendum perjanjian atau dokumen lain sebagai
pengganti dari ketentuan dalam Perjanjian ini yang dilarang atau tidak
dapat dilaksanakan tersebut.
(4) Lampiran-lampiran yang terdapat dalam Perjanjian ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini
(5) PARA PIHAK bersedia untuk dilakukan pemeriksaan dan memberikan
informasi berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini apabila diminta oleh
Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan dan/atau_Institusi
lainnya berdasarkan kewenangannyaPasal 19
PENUTUP
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai cukup
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat setelah
ditandatangani oleh PARA PIHAK, I(satu) rangkap untuk PIHAK KESATU dan
1 (satu) rangkap untuk PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA,
Kementerian Sosial Republik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Indonesia
Isa Pengguna Anggaran Senior Vice President,
ktorat Jaminan Sosial Keluarga PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
7