Anda di halaman 1dari 17
PPO mandiri PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL KELUARGA KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON TUNAI PROGRAM KELUARGA HARAPAN Nomor : 126/LJS.JSK.TU/01/2018 Nomor : KLB.GVP/GP1.054/2018 Pada hari ini, Jum’at tanggal Sembilan Belas bulan Januari tahun Dua Ribu Delapan Belas (19-01-2018), bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan dibawah ini: 1, Nur Pujianto, dalam jabatannya sclaku Direktur Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia dan sclaku Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor: 152/HUK/2017 Tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Kantor Pusat Kementerian Sosial tanggal 29 Nopember 2017 dan karenanya berwenang bertindak dan atas atas nama Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Jenderal Perlindungan dan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia yang berkedudukan di Jakarta Pusat dengan alamat Jalan Salemba Raya No 28, Jakarta 10430, yang selanjutnya disebut “PIHAK KESATU” 2. Nila Mayta Dwi Rihandjani, Senior Vice President, bertindak untuk dan atas nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdasarkan Surat Kuasa No SK.DIR/84/2017 tanggal 1 April 2017, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta, Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38, yang anggaran dasarnya telah diubah secara keseluruhan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, sebagaimana termuat dalam Akta Nomor 48 tanggal 25 Juni 2008 yang dibuat dihadapan Amrul Patomuan Pohan, S.H., Notaris di Jakarta 1 TEI yang laporannya telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana suratnya Nomor AHU-39432.AH.01.02.Tahun 2008 dan perubahan Anggaran Dasar terakhir sebagaimana dinyatakan dalam Akta Nomor 15 tanggal 12 April 2017 yang dibuat dihadapan Ashoya Ratam, S.H., Notaris di Jakarta yang telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-0010609.AH.01.02.Tahun 2017 Tanggal 12 Mei 2017 selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA” PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut: 1, Bahwa PIHAK KESATU adalah Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagai pihak yang menyalurkan bantuan sosial non tunai PKH yang dalam tugas dan wewenangnya berhak mengadakan kerja sama dengan PIHAK KEDUA. 2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah bank umum milik negara yang didirikan dan beroperasi berdasarkan Undang-Undang Perbankan Indonesia. 3. Bahwa pelaksanaan perjanjian ini didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 63/2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai dan Peraturan Menteri_ Keuangan Republik Indonesia Nomor: 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga juncto Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 228/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga. 4. Bahwa Para Pihak sepakat untuk mengakhiri Perjanjian Kerja Sama Nomor: 172/LJS.JSK/01/2017, Nomor: DIR.PKS/030/2017 tanggal 30 Januari 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Program Keluarga Harapan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini PARA PIHAK sepakat untuk saling mengikatkan diri satu dengan yang lainnya dengan membuat dan menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Program Keluarga Harapan (PKH) yang selanjutnya disebut "Perjanjian", scbagaimana yang tertuang dalam bab-bab dan pasal-pasal berikut ini 2 jae Pasal 1 KETENTUAN UMUM Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan 1. Program Keluarga Harapan yang sclanjutnya disingkat PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu penanganan fakir miskin, diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial dan ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. 2, Keluarga Penerima Manfaat yang selanjutnya disebut KPM adalah keluarga yang menerima bantuan sosial PKH yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan dalam keputusan 3. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH adalah penyaluran dana bantuan PKH yang disalurkan dari Rekening Pemberi Bantuan Sosial yang ada pada PIHAK KEDUA ke Rekening Penerima Bantuan Sosial 4, Daftar Penerima Bantuan Sosial adalah daftar yang berisi nama KPM, alamat KPM, nomor peserta KPM, nomor unique id, nomor rekening serta besar jumlah dana yang akan diterima oleh masing-masing KPM yang dibuat oleh PIHAK KESATU 5, Bank Penyalur adalah bank sebagai mitra kerja tempat dibukanya rekening atas nama Pemberi Bantuan Sosial untuk menampung dana Bantuan Sosial PKH yang akan disalurkan kepada Penerima Bantuan Sosial. 6. Hari Kalender adalah setiap hari dalam 1 (satu) tahun tanpa terkecuali termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh pemerintah dan hari kerja. 7. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan Jumat diluar hari libur nasional dan/atau fakultatif yang ditetapkan oleh pemerintah atau hari libur lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dimana PIHAK KEDUA menjalankan kegiatan usahanya dan Bank Indonesia beroperasi untuk melaksanakan transaksi kliring antar bank. 8. Unit Kerja PIHAK KEDUA adalah unit kerja operasional PIHAK KEDUA yang ditunjuk untuk melayani masyarakat KPM yang memerlukan jasa perbankan 9. Rekening Pemberi Bantuan Sosial adalah rekening atas nama PIHAK KESATU yang digunakan untuk menyalurkan dana bantuan PKH yang dibuka pada PIHAK KEDUA berdasarkan surat persetujuan pembukaan rekening pemerintah lainnya dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 10. Rekening Penerima Bantuan Sosial adalah rekening atas nama KPM yang dibukakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PIHAK KEDUA. 11. Surat Perintah Pemindahbukuan adalah surat perintah yang dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh PIHAK KESATU yang ditujukan kepada PIHAK KEDUA, yang berisi perintah pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH. 12, Dokumen Pendukung adalah dokumen KPM, yang bentuk dan jenisnya akan disepakati kemudian sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK yang akan dituangkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) atau Standard Operational Procedure (SOP) tersendiri yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini, 13. Berita Acara Serah Terima Data adalah dokumen tertuli fang memuat mengenai penyerahan Daftar Penerima Bantuan Sosial yang digunakan sebagai dasar pembukaan Rekening Penerima Bantuan Sosial, Pencetakan Kartu Keluarga Sejahtera, Buku Tabungan dan/atau Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH. 14. Berita Acara Penyaluran adalah berita acara untuk menyatakan PIHAK KESATU memberikan data kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Data. 15, Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang Negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan Negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara 16, Uang Elektronik adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang dan disimpan secara elektronik dalam suatu media serta bukan merupakan simpanan. 17. Transaksi adalah aktivitas perbankan secara finansial dan non finansial yaitu aktivitas yang menimbulkan perubahan terhadap suatu posisi saldo keuangan dan/atau pencatatan lainnya termasuk dan tidak terbatas pada aktivitas cek saldo dan aktivasi kartu kombo. Pasal 2 MAKSUD DAN TUJUAN (1) Perjanjian ini dimaksudkan sebagai sebagai dasar dalam penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga melalui Bank Penyalur, (2) Tujuan Perjanjian ini adalah untuk menyalurkan Bantuan Sosial Secara Non Tunai Program Keluarga Harapan agar : a. Tepat waktu; b. Tepat jumlah; c. Tepat sasaran; dan d. Tepat administrasi. Pasal 3 RUANG LINGKUP Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi kegiatan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH dari PIHAK KESATU kepada penerima bantuan sosial melalui PIHAK KEDUA. Pasal 4 KEWAJIBAN DAN HAK (1) Kewajiban PIHAK KESATU adalah = a. Menetapkan dan atau mengalihkan wilayah Penyaluran Bantuan Sosial dengan mempertimbangkan kekuatan sebaran jaringan kerja dan/atau unit kerja PIHAK KEDUA dan masukan dari PIHAK KEDUA; b, Menetapkan wilayah penyaluran sesuai dengan lembaga bayar dan jumlah KPM dalam suatu surat keputusan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang; c. Menyediakan dana bantuan sosial non tunai PKH yang berasal dari dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial Republik Indonesia; d. Melakukan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH secara bertahap atau sekaligus melalui PIHAK KEDUA; . Mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta VII untuk melakukan transfer dana bantuan sosial non tunai PKH ke Rekening Pemberi Bantuan Sosial yang ada pada PIHAK KEDUA; f, Menyerahkan data penerima bantuan sosial PKH, kepada PIHAK KEDUA berdasarkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Sosial; g. Menjamin dan bertanggung jawab sepenuhnya atas validitas setiap dokumen, informasi dan data yang diserahkan kepada PIHAK KEDUA; h. Memberikan instruksi kepada PIHAK KEDUA untuk membuka Rekening Penerima Bantuan Sosial melalui dokumen Berita Acara Serah Terima Data dan Berita Acara Penyaluran; 5 TPE i. Memberikan instruksi kepada PIHAK KEDUA melalui Surat Perintah Pemindahbukuan kepada PIHAK KEDUA untuk menyalurkan bantuan sosial non tunai PKH kepada KPM; Memberitahukan perubahan Daftar Penerima Bantuan Sosial dan atau jumlah dana secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bilamana dikemudian hari terdapat perubahan jumlah Dana Bantuan Sosial Non Tunai PKH yang telah ditetapkan; Melakukan penelusuran dan penelitian terhadap laporan pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial dari PIHAK KEDUA selama 30 (tiga puluh) hari Kalender sejak laporan diterima; Memerintahkan kepada PIHAK KEDUA untuk menyetorkan dana bantuan sosial non tunai PKH kembali ke Kas Negara paling lama 15 (lima belas) hari Kalender sejak tanggal surat perintah penyetoran diterima oleh PIHAK KEDUA; Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA mengenai adanya perubahan pejabat yang berwenang mewakili PIHAK KESATU; (2) Hak PIHAK KESATU adalah a. Menerima laporan pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam bentuk rekening koran atas Rekening Pemberi Bantuan Sosial; Menerima surat keputusan tentang wilayah penyaluran sesuai lembaga bayar dan KPM penerima bantuan; Apabila diperlukan, PIHAK KESATU dapat meminta informasi saldo KPM dari PIHAK KEDUA atas Rekening Penerima Bantuan Sosial sepanjang PARA PIHAK telah mendapatkan persetujuan dan/atau kuasa dari KPM dimaksud. Menerima data penerima bantuan sosial PKH dari PIHAK KEDUA berupa daftar pembukaan Nomor Rekening Penerima Bantuan Sosial melalui dokumen Berita Acara Serah Terima Data Pembukaan Nomor Rekening; Menerima data penerima bantuan sosial PKH dari PIHAK KEDUA berupa daftar pembukaan Nomor Uang Elektronik Penerima Bantuan Sosial melalui dokumen Berita Acara Serah Terima Data Pembukaan Nomor Uang Elektronik; aaS f. Menerima laporan mengenai hasil penyaluran Bantuan Sosial non tunai dari rekening pemberi bantuan sosial ke rekening penerima bantuan sosial non tunai sebagaimana diatur pada ayat (3) huruf (a) Pasal ini paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak masa penyaluran sclesai; g. Menerima laporan mengenai Rekening Penerima Bantuan Sosial yang selama 30 hari kalender sejak dana hasil penyaluran bantuan sosial non tunai diterima pada Rekening Penerima Bantuan Sosial, tidak terdapat transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima bantuan sosial paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah masa penelitian Bank selesai; h, Menerima laporan dari PIHAK KEDUA hasil penyetoran kembali ke kas Negara dana bantuan sosial berikut jasa gironya paling lambat 7(tujuh) hari kalender sejak penyetoran dilakukan; Menerima hak akses sistem informasi penyaluran dana bantuan sosial yang disediakan PIHAK KEDUA; (3) Kewajiban PIHAK KEDUA adalah: a. Melakukan pemindahbukuan dana Bantuan Sosial Non Tunai PKH dari rekening PIHAK KESATU kepada Rekening Penerima Bantuan Sosial secara bertahap atau sekaligus paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak dana tersedia pada rekening PIHAK KESATU; b. Memberikan laporan mengenai hasil penyaluran Bantuan Sosial non tunai dari rekening pemberi bantuan sosial ke rekening penerima bantuan sosial non tunai sebagaimana diatur pada ayat (3) huruf (a) Pasal ini, paling lambat 30 (tiga pulub) hari kalender sejak berakhirnya masa penyaluran dana bantuan; c. Memberikan laporan mengenai Rekening Penerima Bantuan Sosial yang selama 30 hari kalender sejak dana hasil penyaluran bantuan sosial non tunai diterima pada Rekening Pencrima Bantuan Sosial, tidak terdapat transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima bantuan sosial. Paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak berakhirnya masa penelitian rekening oleh Bank berakhir. d. Dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima) hari kalender sejak surat perintah penyetoran dari PIHAK KESATU maka PIHAK KEDUA ! berkewajiban melakukan penyetoran kembali ke Kas Negara atas dana ! bantuan sosial non tunai PKH yang terdapat pada Rekening Penerima Bantuan Sosial yang selama 30 hari kalender sejak dana hasil penyaluran bantuan sosial non tunai diterima dari PIHAK KEDUA tidak terdapat transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima bantuan sosial. Membuat laporan kepada PIHAK KESATU hasil penyetoran kembali ke kas negara dana bantuan sosial berikut jasa gironya Membuat laporan kepada PIHAK KESATU tentang pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH dalam bentuk rekening koran atas Rekening Pemberi Bantuan Sosial; PIHAK KEDUA dapat memberikan informasi saldo KPM kepada PIHAK KESATU atas Rekening Penerima Bantuan Sosial sepanjang PARA PIHAK telah mendapatkan persetujuan dan/atau kuasa dari KPM dimaksud. Mengirimkan kepada PIHAK KESATU data penerima bantuan sosial PKH daftar pembukaan nomor rekening penerima bantuan sosial melalui dokumen Berita Acara Serah Terima Data Pembukaan Nomor Rekening; Memberikan hak akses sistem inform: kepada PIHAK KESATU; si penyaluran dana bantuan sosial Membuat laporan hasil perubahan data yang terjadi setelah pelaksanaan verifikasi penerima bantuan sosial kepada PIHAK KESATU; Memastikan penerima bantuan baik KPM lama maupun KPM baru, memberikan pernyataan berupa persetujuan/kuasa kepada Bank untuk memberikan informasi berupa nomor rekening dan data pribadi pemilik rekening melalui bank kepada pemberi bantuan sosial PKH apabila terdapat permintaan dari pemberi bantuan. (4) Hak PIHAK KEDUA adalah a. Memberikan masukan wilayah penyaluran Bantuan Sosial kepada PIHAK KESATU; Menerima dana bantuan sosial non tunai PKH yang berasal dari dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial Republik Indonesia Menerima data penerima bantuan sosial PKH dari PIHAK KESATU; Menerima perintah dari PIHAK KESATU untuk membuka Rekening Penerima Bantuan Sosial secara kolektif; Menangguhkan pembayaran untuk penerima bantuan sosial yang tidak memenuhi komitmen kepesertaan berdasarkan perintah dari PIHAK KESATU; cary f, Menerima perubahan Daftar Penerima Bantuan Sosial dan atau jumlah dana secara tertulis dari PIHAK KESATU bilamana dikemudian hari terdapat perubahan jumlah Dana Bantuan Sosial Non Tunai PKH yang telah ditetapkan; g. Menerima secara tertulis dari PIHAK KESATU tentang perubahan pejabat yang berwenang mewakili PIHAK KESATU. Pasal 5 ‘TATA CARA PELAKSANAAN Tata cara Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama PARA PIHAK dan dituangkan dalam lampiran Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Program Keluarga Harapan yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini. qQ (2) (3) Pasal 6 REKENING Pembukaan Rekening Penerima Bantuan Sosial olen PIHAK KEDUA akan dilakukan secara terpusat setelah menerima Berita Acara Serah Terima Data dan Berita Acara Penyaluran dari PIHAK KESATU, sebagaimana diatur dalam ketentuan PIHAK KEDUA. Setelah proses pembukaan Rekening Penerima Bantuan Sosial dilakukan oleh PIHAK KEDUA selesai, selanjutnya PIHAK KEDUA menyerahkan daftar nama pemilik rekening, nomor peserta PKH dan nomor rekening KPM kepada PIHAK KESATU untuk dijadikan dasar bagi PIHAK KESATU untuk melakukan pelimpahan dana bantuan sosial non tunai PKH PIHAK KESATU melalui pendamping akan menyerahkan dokumen pendukung kepada kantor cabang PIHAK KEDUA pada saat KPM melakukan registrasi dan pengambilan KKS. Pasal 7 EVALUASI DAN REKONSILIASI (1) Selama jangka waktu Perjanjian ini berlaku, PARA PIHAK dapat melakukan evaluasi dan rekonsiliasi atas hasil pelaksanaan Perjanjian ini setiap tahapan penyaluran atau dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan atas dasar kesepakatan PARA PIHAK sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran bantuan sosial. (2) Kesalahan transfer (pengiriman) yang disebabkan oleh kesengajaan dan/atau kesalahan PIHAK KEDUA akan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA, sepanjang hal tersebut dapat dibuktikan. Carer Pasal 8 PEMBATASAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK (1) PIHAK KESATU membebaskan PIHAK KEDUA dari setiap kerugian yang timbul akibat kesalahan atau kelalaian apabila terbukti_merupakan kesalahan atau kelalaian PIHAK KESATU. (2) PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK KESATU dari setiap kerugian yang timbul akibat kesalahan atau kelalaian apabila terbukti_merupakan kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA. (3) PIHAK KESATU membebaskan PIHAK KEDUA atas tanggung jawab untuk melakukan verifikasi atas keabsahan dan kebenaran data yang diserahkan oleh PIHAK KESATU (4) Kerugian yang timbul akibat kesengajaan dan/atau kelalaian masing- masing PIHAK akan menjadi tanggung jawab PIHAK yang melakukan kesengajaan dan/atau kelalaian dimaksud, dimana hal tersebut didahului dengan pembuktian Pasal 9 JANGKA WAKTU PERJANJIAN (1) Perjanjian ini berlaku terhitung sejak ditandatanganinya Perjanjian ini oleh PARA PIHAK sampai dengan tanggal 31 Desember 2018. (2) Perpanjangan Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini akan dituangkan dalam suatu Addendum Perjanjian ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Perjanjian ini Pasal 10 BERAKHIRNYA PERJANJIAN (1) PARA PIHAK tidak dapat mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak termasuk dalam hal tidak terlaksananya kewajiban dari masing-masing pihak dan ketentuan-ketentuan lain sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini sebelum dilakukan tahap pemberitahuan, negosiasi dan klarifikasi dari pihak yang dianggap lalai melakukan kewajibannya (2) Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab apapun maka tidak menghapuskan kewajiban dan hak masing-masing pihak untuk menyelesaikan segala kewajibannya yang sudah ada dan timbul sebelum berakhirnya Perjanjian ini (3) Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 KUH Perdata mengenai perlunya putusan atau penetapan hakim untuk mengakhiri Perjanjian, schingga pengakhiran Perjanjian tidak memerlukan pembatalan kepada hakim. Pasal 11 KORESPONDENSI (1) Setiap pemberitahuan dan/atau korespondensi yang wajib dan perlu dilakukan oleh PARA PIHAK dalam pelaksanaan Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan diserahkan langsung atau dikirimkan melalui pos tercatat atau ekspedisi atau kurir internal atau melalui faksimili dan dialamatkan kepada sebagai berikut: a. PIHAK KESATU Kementerian Sosial RI Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat Telepon dan Faks 021-31144322 b. PIHAK KEDUA PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Government Project 1 Plaza Mandiri Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta Pusat 12190 Telepon (021) 57265045, 5265095 Fax (021)5274477, 5275577 Up. Head of Government Project 1 Surat/Pemberitahuan dianggap telah diterima: a, Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah surat/pemberitahuan tersebut dikirim melalui pos tercatat; b. Pada saat surat/pemberitahuan itu dikirimkan, apabila melalui perusahaan ekspedisi atau melalui kurir internal masing-masing pihak dengan catatan surat pemberitahuan dimaksud dianggap sudah diterima yang ditandatangani PARA PIHAK atau wakilnya yang sah, termasuk tanda tangan dari personil masing-masing pihak dibagian penerimaan surat. c. Pada hari baik. ang sama, apabila dikirim melalui faksimili dengan hasil yang u Cate (2)Jika PARA PIHAK bermaksud mengubah alamat, PARA PIHAK harus memberitahukan perubahan tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya dan perubahan dimaksud berlaku sejak diterimanya pemberitahuan oleh pihak lainnya dan segala akibat keterlambatan pemberitahuan menjadi tanggung jawab yang melakukan perubahan tersebut. Pasal 12 KERAHASIAAN (1) PARA PIHAK wajib menjaga dan menyimpan segala informasi yang diberikan oleh Pihak yang mengungkapkan dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini (untuk sclanjutnya disebut "Informasi’) sebagai rahasia dan PARA PIHAK tidak boleh mengungkapkannya kepada Pihak manapun dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis dari Pihak yang mengungkapkan kecuali hal-hal yang merupakan milik umum (public domain) atau untuk keperluan pelaporan atau sebagaimana diminta oleh pejabat pemerintah yang berwenang atau berdasarkan hukum sebagaimana yang diatur pada ayat (2). (2)PARA PIHAK tidak diperkenankan memberitahukan, membuka atau memberikan informasi, keterangan dan/atau sejenisnya menyangkut isi Perjanjian, baik yang berupa badan hukum manapun perseorangan tanpa ijin tertulis dari Pihak yang mengungkapkan, terkecuali: a. Diminta oleh Instansi Pemerintah yang berwenang mengatur atau mengeluarkan ijin tentang hal-hal yang diperjanjikan dalam Perjanjian; b. Diperintah oleh badan peradilan atau instansi Pemerintah lain yang berhubungan dengan penegakan hukum secara tertulis, resmi, dan merupakan putusan final; c. Konsultan hukum PARA PIHAK; d. Lembaga keuangan yang tugasnya memerlukan informasi rahasia tersebut; e. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, informasi dimaksud harus diberikan kepada Pihak Lain yang disebut secara jelas dalam peraturan perundang-undangan tersebut. Dengan ketentuan bahwa konsultan hukum dan lembaga keuangan tersebut telah menyetujui untuk tidak akan mempublikasikannya kepada Pihak Ketiga dengan alasan apapun dan telah membuat kesepakatan tertulis untuk tidak mengungkapkan Informasi tersebut kepada Pihak Lain untuk maksud apapun. 12 (3) PARA PIHAK dalam Perjanjian wajib selalu menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi mengenai seluruh KPM termasuk dan tidak terbatas informasi yang tergolong rahasia Bank, serta tidak diperkenankan untuk menyebarluaskan, memberitahukan ataupun memungkinkan/memberi peluang kepada Pihak Lain mengetahui serta menyalahgunakan setiap data atau informasi yang diperoleh untuk kepentingan Pihak dimaksud atau untuk tujuan lain di luar yang dimaksud dalam Perjanjian (4) PARA PIHAK menjamin untuk menyimpan asli maupun fotokopi dari dokumen dan/atau surat-surat yang berkaitan dengan Produk dan Perjanjian ini serta menjaga kerahasiaannya selama jangka waktu Perjanjian ini. (5) PARA PIHAK wajib memastikan seluruh Pimpinan dan Staf untuk mematuhi kewajiban menjaga kerahasiaan baik selama berlangsung maupun setelah Perjanji (6) Pembatasan dimaksud pada Perjanjian ini akan tetap berlaku sekalipun Perjanjian ini berakhir. Apabila terbukti bahwa salah satu Pihak membocorkan kerahasiaan kepada Pihak Lain dan mengakibatkan kerugian bagi salah satu Pihak, maka Pihak yang membocorkan hal tersebut akan dikenakan upaya hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 13 SANKSI (1) Dalam hal terjadi keterlambatan penyaluran bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat 3 hurufa dan setelah melalui rekonsiliasi antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA disepakati bahwa keterlambatan tersebut merupakan kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib mengeluarkan jasa giro atas pengendapan dana yang ada pada rekening pemberi bantuan sosial untuk setiap hari kalender keterlambatan. (2) Dalam hal terjadi kebocoran rahasia data rekening penerima bantuan sosial yang disebabkan oleh kesalahan PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU akan bertanggung jawab sepenuhnya dan membebaskan PIHAK KEDUA dari segala resiko hukum termasuk namun tidak terbatas pada tuntutan, gugatan dan ganti rugi yang muncul atas kebocoran rahasia data tersebut. 13 Pasal 14 PENYELESAIAN PERSELISIHAN (1) Perjanjian ini dan segala akibatnya tunduk pada Hukum Negara Republik Indonesia. (2) PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini secara musyawarah untuk mencapai mufakat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender, (3) Apabila dengan cara musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (4) Untuk Perjanjian ini dan segala akibatnya PARA PIHAK memilih tempat kedudukan hukum (domisili) yang tetap dan umum di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pasal 15 FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA) (1) Yang dimaksud Force Majeure adalah segala keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan PARA PIHAK, seperti bencana alam, sabotase, pemogokan, huru-hura, epidemik, kebakaran, banjir, gempa bumi, perang, Keputusan Pemerintah atau instansi yang berwenang, kerusakan atau tidak berfungsinya jaringan/sistem daya listrik, software/hardware komputer, serangan virus, cracker dan/atau __sistem/jaringan telekomunikasi yang jasanya dimanfaatkan oleh satu pihak, yang menghalangi secara langsung atau tidak langsung untuk terlaksananya Perjanjian ini. (2) Force Majeure hanya menunda pelaksanaan Perjanjian dan tidak mengakhiri perjanjian, setelah berakhirnya Force Majeure, pihak yang terkena Force Majeure harus melaksanakan kembali Perjanjian ini, kecuali ditetapkan lain oleh PARA PIHAK sebagai hasil musyawarah untuk mufakat dan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam notulen rapat tertulis. (3) PIHAK yang mengalami Force Majeure yang mempengaruhi sebagian atau seluruh kewajiban sebagaimana diatur_ dalam_—Perjanjian ini memberitahukan secara tertulis, dengan melampirkan bukti dari pihak instansi yang berwenang, selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak terjadinya kejadian kepada pihak lainnya. 14 Cart (4)Dalam hal setelah 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat 3 belum atau tidak ada tanggapan dari pihak yang menerima pemberitahuan, maka adanya peristiwa dimaksud dianggap telah disetujui oleh pihak yang menerima pemberitahuan, (5) Hal-hal yang diambil untuk mengatasi atau menanggulangi permasalahan yang terjadi sebagai akibat Force Majeure ditetapkan melalui musyawarah untuk mufakat dan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan secara tertulis Pasal 16 ADDENDUM (1)Hal-hal yang belum diatur dan atau belum cukup diatur dan atau diperlukan perubahan syarat-syarat dalam Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menuangkan dalam suatu addendum yang merupakan satu kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. (2) Dalam hal salah satu pihak bermaksud untuk membuat Addendum, maka maksud tersebut harus diberitahukan kepada pihak lainnya selambat- Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum addendum berlaku secara cfektif. Pasal 17 INTEGRITAS Dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini, maka PARA PIHAK (1) Berjanji untuk melaksanakan Perjanjian ini secara profesional dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia. (2) Tidak akan memberikan atau berjanji memberikan kepada atau menerima dari pihak manapun sesuatu apapun yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia. (3) Berjanji memastikan setiap orang atau pihak yang bertindak mewakili atau yang berada dalam kontrol masing-masing Pihak, antara lain direksi, karyawan, atau pihak terkait Jainnya untuk mematuhi dan menjalankan ketentuan Pasal ini Pasal 18 LAIN-LAIN (1) Hal-hal yang bersifat teknis akan diatur dalam ketentuan tersendiri, yang perumusannya dapat dilakukan secara bersama-sama maupun sendiri- sendiri oleh _masing-masing pihak, namun teknis pelaksanaannya akan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam dokumen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. (2)Dalam hal salah satu persyaratan atau ketentuan dalam perjanjian ini dinyatakan batal berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan, maka pernyataan batal tersebut tidak mengurangi keabsahan atau menyebabkan batalnya persyaratan atau ketentuan lain dalam Perjanjian ini, dan oleh karenanya dalam hal demikian, persyaratan dan ketentuan lain dalam Perjanjian ini tetap sah dan mempunyai kekuatan yang mengikat bagi PARA PIHAK. (3) Suatu ketentuan dalam Perjanjian ini yang karena suatu ketetapan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan dan/atau keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dilarang atau tidak dapat dilaksanakan akan menjadi tidak berlaku selama adanya larangan tersebut, tidak akan mengakibatkan tidak berlakunya atau batalnya ketentuan lain dalam Perjanjian ini, baik sebagian maupun secara keseluruhan, maka PARA PIHAK akan segera (apabila dipandang perlu berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK), dengan itikad baik membuat dan menandatangani addendum perjanjian atau dokumen lain sebagai pengganti dari ketentuan dalam Perjanjian ini yang dilarang atau tidak dapat dilaksanakan tersebut. (4) Lampiran-lampiran yang terdapat dalam Perjanjian ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini (5) PARA PIHAK bersedia untuk dilakukan pemeriksaan dan memberikan informasi berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini apabila diminta oleh Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan dan/atau_Institusi lainnya berdasarkan kewenangannya Pasal 19 PENUTUP Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK, I(satu) rangkap untuk PIHAK KESATU dan 1 (satu) rangkap untuk PIHAK KEDUA. PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Kementerian Sosial Republik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Indonesia Isa Pengguna Anggaran Senior Vice President, ktorat Jaminan Sosial Keluarga PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 7

Anda mungkin juga menyukai