Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencabutan gigi adalah tindakan mengeluarkan gigi dari soketnya.

Pencabutan gigi dapat diklasifikasikan menjadi dua berdasar prosedurnya, yaitu

pencabutan sederhana dan pencabutan dengan pembedahan. Pencabutan

sederhana lebih banyak menggunakan tang dan elevator dengan tekanan

terkontrol. Pencabutan dengan pembedahan lebih kompleks dengan prosedur

pembukaan flap sebagai jalan masuk ke tulang rahang. Pencabutan dengan

pembedahan atau open technique dilakukan jika pencabutan tidak dapat dilakukan

hanya menggunakan tang dan memerlukan pembukaan flap (Fragiskos, 2007).

Salah satu contoh tindakan pencabutan dengan pembedahan adalah odontektomi

(Santoso, 2012).

Odontektomi adalah tindakan mengeluarkan gigi yang tidak dapat dilakukan

dengan ekstraksi biasa, diawali dengan pembuatan flap diikuti dengan pembukaan

atau pengambilan jaringan yang menghalangi tumbuhnya gigi tersebut

(Firmansyah, 2008;Datarkar, 2007). Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan tindakan serta mempengaruhi terjadinya komplikasi,

antara lain adalah letak dari gigi impaksi di dalam rahang dibandingkan dengan

gigi lainnya, kedalaman dan posisi gigi impaksi (klasifikasi), morfologi akar, dan

usia pasien (Pederson, 2003).

Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi di dalam lengkung geligi

(Anggraini, 2014). Gigi impaksi juga dikatakan sebagai gigi yang tidak mampu

erupsi sempurna karena terhalang oleh lapisan tulang ataupun jaringan lunak

1
2

(Santoso, 2012). Peterson menyebutkan bahwa gigi impaksi dapat disebabkan jarak

antar gigi yang terlalu berdekatan, tulang alveolar yang terlalu tebal, atau adanya

jaringan lunak yang menghambat jalannya erupsi gigi. Penyebab paling banyak

adalah kurangnya tempat pada lengkung rahang sehingga tidak memiliki ruang yang

cukup untuk erupsi sempurna. Peterson menambahkan, gigi dengan prevalensi

tertinggi yang mengalami impaksi adalah gigi molar ketiga rahang atas maupun

rahang bawah (Peterson, 2003).

Gigi impaksi, khususnya gigi molar ketiga memiliki bentuk yang unik jika

dibandingkan dengan gigi geligi yang lain. Gigi molar ketiga juga memperlihatkan

variasi yang besar dalam proporsi akar dan mahkota. Ujung-ujung akar yang

melengkung akan ditemui pada banyak kasus yang dapat menyebabkan komplikasi

serius pada saat tindakan pembedahan dilakukan (Tetsch, 1992). Variasi juga ditemui

pada keanekaragaman jumlah akar gigi (Firmansyah, 2008). Berdasar banyaknya

variasi tersebut, gigi molar ketiga memerlukan evaluasi khusus dan mendetail

mengenai kondisi dan bentuknya. Salah satu evaluasi yang sangat diperlukan sebelum

dilakukannya pembedahan adalah ronsen foto.

Ronsen foto akan sangat membantu dalam memberikan gambaran akurat

mengenai kondisi gigi target. Teknik radiografi periapikal akan membantu untuk

mengetahui kondisi utuh dari gigi impaksi beserta jaringan sekitarnya (Ghom, 2014).

Teknik radiografi panoramik juga membantu dalam memberikan gambaran secara

lebih luas dari rahang dan stuktur anatominya. Beberapa bagian anatomi yang akan

tampak pada ronsen panoramik adalah tulang alveolar, kanal mandibular, ramus
3

hingga kondilus mandibula (White, 2000). Melalui ronsen, dapat dilihat bagaimana

posisi gigi impaksi, hubungannya dengan gigi sebelahnya, kepadatan tulang di sekitar

gigi, mahkota dan akar dari gigi impaksi (Fragiskos, 2007).

Morfologi dan jumlah akar gigi impaksi adalah satu faktor yang sangat penting

yang mempengaruhi tingkat kesulitan odontektomi. Tingkat kesulitan odontektomi

didasarkan pada tiga pertimbangan yaitu letak gigi molar tiga, morfologi akar

(panjang akar, penampang akar, dan arah akar), dan hubungan dengan molar kedua

(Peterson, 2003).

Komplikasi adalah hal yang biasa terjadi saat dilakukan tindakan odontektomi.

Beberapa komplikasi yang sering terjadi saat tindakan odontektomi antara lain

kegagalan dalam anestesi, fraktur gigi maupun tulang, perdarahan, perlukaan,

maupun rasa sakit. Komplikasi pasca odontektomi pun tidak jarang terjadi seperti

rasa sakit berkepanjangan, pembengkakan, hematoma, trismus, infeksi, bahkan

sinkop (Ghosh, 2008).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka timbullah suatu

permasalahan yaitu apakah morfologi (arah, penampang, dan ujung), jumlah akar gigi

impaksi molar tiga mandibula, dan kombinasi kedua variabel tersebut berpengaruh

terhadap komplikasi pasca odontektomi di klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial

RSGM Prof. Soedomo FKG UGM.


4

C. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh morfologi dan jumlah akar gigi impaksi molar

tiga mandibula terhadap komplikasi pasca odontektomi di klinik Bedah Mulut dan

Maksilofasial RSGM Prof. Soedomo FKG UGM belum pernah dilakukan.

Beberapa penelitian yang dapat digunakan sebagai pertimbangan penulis

antara lain:

1. Laporan Hibah Penelitian Dosen Dana Masyarakat Tahun Anggaran 2014 berjudul

Faktor Risiko Kejadian Komplikasi Pascaodontektomi Gigi Molar Ketiga Rahang

Bawah Impaksi di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta oleh Dibyo Pramono dan

Amelia Elizabeth Pranoto.

2. Jurnal PDGI Vol.58 No. 2, Mei 2009 hal. 20-24 berjudul Komplikasi Post

Odontektomi Gigi Molar Ketiga Rahang Bawah Impaksi oleh Adisti Dwipayati,

Winny Adriatmoko, dan Abdul Rochim.

3. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol. 15 No. 3 September 2012 hal. 140-

146 berjudul Lama Waktu Operasi, Luas Daerah Operasi, Banyaknya Larutan

Irigasi dan Jenis Anestesi dengan Komplikasi yang Terjadi Pascaodontektomi oleh

Andi Heryono, Dibyo Pramono, dan Adi Utarini.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh morfologi (berdasar

arah, penampang akar, dan ujung akar), jumlah akar gigi impaksi molar tiga

mandibula, dan kombinasi kedua variabel terhadap komplikasi pasca odontektomi di

RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta.


5

E. Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi ilmiah mengenai pengaruh morfologi dan jumlah akar gigi

impaksi molar tiga terhadap komplikasi pasca odontektomi.

2. Menambah ilmu, wawasan, dan informasi penulis khususnya berkaitan dengan

dunia kedokteran gigi untuk kemudian dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai