s1 2016 316069 Introduction PDF
s1 2016 316069 Introduction PDF
PENDAHULUAN
pembedahan atau open technique dilakukan jika pencabutan tidak dapat dilakukan
(Santoso, 2012).
dengan ekstraksi biasa, diawali dengan pembuatan flap diikuti dengan pembukaan
antara lain adalah letak dari gigi impaksi di dalam rahang dibandingkan dengan
gigi lainnya, kedalaman dan posisi gigi impaksi (klasifikasi), morfologi akar, dan
Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi di dalam lengkung geligi
(Anggraini, 2014). Gigi impaksi juga dikatakan sebagai gigi yang tidak mampu
erupsi sempurna karena terhalang oleh lapisan tulang ataupun jaringan lunak
1
2
(Santoso, 2012). Peterson menyebutkan bahwa gigi impaksi dapat disebabkan jarak
antar gigi yang terlalu berdekatan, tulang alveolar yang terlalu tebal, atau adanya
jaringan lunak yang menghambat jalannya erupsi gigi. Penyebab paling banyak
adalah kurangnya tempat pada lengkung rahang sehingga tidak memiliki ruang yang
tertinggi yang mengalami impaksi adalah gigi molar ketiga rahang atas maupun
Gigi impaksi, khususnya gigi molar ketiga memiliki bentuk yang unik jika
dibandingkan dengan gigi geligi yang lain. Gigi molar ketiga juga memperlihatkan
variasi yang besar dalam proporsi akar dan mahkota. Ujung-ujung akar yang
melengkung akan ditemui pada banyak kasus yang dapat menyebabkan komplikasi
serius pada saat tindakan pembedahan dilakukan (Tetsch, 1992). Variasi juga ditemui
variasi tersebut, gigi molar ketiga memerlukan evaluasi khusus dan mendetail
mengenai kondisi dan bentuknya. Salah satu evaluasi yang sangat diperlukan sebelum
mengenai kondisi gigi target. Teknik radiografi periapikal akan membantu untuk
mengetahui kondisi utuh dari gigi impaksi beserta jaringan sekitarnya (Ghom, 2014).
lebih luas dari rahang dan stuktur anatominya. Beberapa bagian anatomi yang akan
tampak pada ronsen panoramik adalah tulang alveolar, kanal mandibular, ramus
3
hingga kondilus mandibula (White, 2000). Melalui ronsen, dapat dilihat bagaimana
posisi gigi impaksi, hubungannya dengan gigi sebelahnya, kepadatan tulang di sekitar
Morfologi dan jumlah akar gigi impaksi adalah satu faktor yang sangat penting
didasarkan pada tiga pertimbangan yaitu letak gigi molar tiga, morfologi akar
(panjang akar, penampang akar, dan arah akar), dan hubungan dengan molar kedua
(Peterson, 2003).
Komplikasi adalah hal yang biasa terjadi saat dilakukan tindakan odontektomi.
Beberapa komplikasi yang sering terjadi saat tindakan odontektomi antara lain
maupun rasa sakit. Komplikasi pasca odontektomi pun tidak jarang terjadi seperti
B. Rumusan Masalah
permasalahan yaitu apakah morfologi (arah, penampang, dan ujung), jumlah akar gigi
impaksi molar tiga mandibula, dan kombinasi kedua variabel tersebut berpengaruh
C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh morfologi dan jumlah akar gigi impaksi molar
tiga mandibula terhadap komplikasi pasca odontektomi di klinik Bedah Mulut dan
antara lain:
1. Laporan Hibah Penelitian Dosen Dana Masyarakat Tahun Anggaran 2014 berjudul
Bawah Impaksi di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta oleh Dibyo Pramono dan
2. Jurnal PDGI Vol.58 No. 2, Mei 2009 hal. 20-24 berjudul Komplikasi Post
Odontektomi Gigi Molar Ketiga Rahang Bawah Impaksi oleh Adisti Dwipayati,
3. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol. 15 No. 3 September 2012 hal. 140-
146 berjudul Lama Waktu Operasi, Luas Daerah Operasi, Banyaknya Larutan
Irigasi dan Jenis Anestesi dengan Komplikasi yang Terjadi Pascaodontektomi oleh
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh morfologi (berdasar
arah, penampang akar, dan ujung akar), jumlah akar gigi impaksi molar tiga
E. Manfaat Penelitian
1. Memberi informasi ilmiah mengenai pengaruh morfologi dan jumlah akar gigi
dunia kedokteran gigi untuk kemudian dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.