SIKLUS LOGISTIK
OLEH :
1. Kemudahan bergerak
Untuk kemudahan bergerak, tata ruang gudang adalah sebagai berikut:
Gudang menggunakan sistem satu lantai, tidak terdapat sekat-sekat.
Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi.
2. Sirkulasi udara yang baik
Sirkulasi udara yang baik akan memaksimalkan kondisi perbekalan farmasi yang
disimpan sekaligus memperbaiki kondisi kerja. Terdapat AC di dalam gudang.
3. Rak obat dan Pallet
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan meningkatkan sirkulasi
udara. Keuntungan penggunaan pallet adalah adanya sirkulasi udara dari bawah
karton dan perlindungan terhadap banjir.
4. Kondisi penyimpanan khusus
Untuk bahan yang mudah terbakar diletakkan pada ruangan khusus.
Untuk vaksin disimpan pada lemari es dengan kontrol suhu.
Untuk narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus sesuai
perundangan, tidak mudah dipindahkan dan selalu terkunci.
5. Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan perbekalan farmasi yang mudah terbakar. Alat
pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam
jumlah yang cukup. Tabung pemadam kebakaran diperiksa secara berkala untuk
memastikan tabung dalam kondisi masih berfungsi.
Penyusunan stok di gudang farmasi adalah sesuai dengan bentuk sediaan dan diurutkan
berdasarkan alfabetis. Untuk memudahkan pengendalian stok, maka gudang farmasi melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menggunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)
dalam penyusunan perbekalan farmasi yaituperbekalan farmasi yang masa
kadaluwarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih
dahulu sebab umumnya perbekalan farmasi yang datang lebih awal biasanya
diproduksi lebih awal dan masa kadaluwarsannya mungkin lebih awal, serta untuk
memudahkan jika terjadi retur barang ke distributor.
2. Susunan perbekalan farmasi cairan atau dalam kemasan besar yang tidak cukup pada
rak obat disimpan di atas pallet secara rapi dan teratur.
3. Untuk obat narkotika disimpan dalam lemari khusus narkotika.
4. Perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh suhu disimpan pada lemari
pendingin.
5. Perbekalan farmasi disusun berdasarkan bentuk sediaan, dipisahkan antara tablet,
sirup, penggunaan luar dan diberi nama pada rak penyimpanan.
6. Apabila persediaan perbekalan farmasi cukup banyak, maka perbekalan farmasi
tetap dalam box masing-masing.
7. Obat-obat yang memerlukan pengawasan khusus (High Alert) dipisahkan dari
sediaan lain dan diberi label High Alert dalam setiap kemasan terkecilnya.
E. PENDISTRIBUSIAN
Distribusi perbekalan farmasi adalah pengeluaran perbekalan farmasi dari Instalasi Farmasi
ke unit-unit kerja pengelola perbekalan farmasi untuk menunjang kegiatan pelayanan di masing-
masing unit pelayanan. Penyerahan perbekalan farmasi ke unit dilaksanakan setelah persyaratan
permintaan dipenuhi.
Tujuan distribusi adalah tersediannya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara
tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah.
Prosedur pendistribusian ke unit pelayanan adalah:
1. Unit kerja menulis permintaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan di blanko
IMT/SPB (Surat Permintaan Barang).
2. IMT/SPB ditandatangani oleh unit yang bersangkutan, kemudian disetujui oleh
manager unit yang bersangkutan.
3. IMT/SPB dibawa ke Instalasi Farmasi untuk dicek ketersediaan barang yang
diminta.
4. IMT/SPB diberi kode oleh petugas Instalasi Farmasi dan diserahkan kepada petugas
komputer untuk dibuat nota transaksi mutasi.
5. Cek kesesuaian nota tersebut dengan barang yang akan diserahkan.
6. Petugas yang mengambil perbekalan farmasi harus mengecek jumlah, jenis
perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan sebelum menandatangi IMT/SPB
pengambilan dan menulis form informasi kadaluwarsa untuk obat curah atau yang
terlepas dari kemasannya.
7. Setelah sesuai, nota dan SPB ditandatangani oleh unit yang bersangkutan pada
kolom penerimaan, lembaran kuning nota dan SPB diserahkan ke unit yang
bersangkutan.
8. Perbekalan farmasi yang tidak terlayani atau yang sudah berada pada stok minimum
dibuatkan surat pesanan pembelian.
6. Setiap awal bulan dibuat laporan pelayanan perbekalan farmasi tersebut.
F. PENGENDALIAN
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan atau kekosongan obat di unit-unit pelayanan.
Tujuan dari pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan
farmasi di unit-unit pelayanan.
Kegiatan pengendalian meliputi:
1. Memperkirakan atau menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu (satu tahun
untuk perencanaan tahunan atau tiga bulan untuk perencanaan bulanan).
2. Menentukan:
Stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak
mengalami kekurangan atau kekosongan.
Stok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah terjadinya
suatu hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan pengiriman.
3. Menentukan waktu tunggu (Lead Time) adalah waktu yang diperlukan dari mulai
pemesanan obat sampai obat diterima.
Pengendalian yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kefarmasian antara lain:
1. Rekaman pemberian obat
Rekaman atau catatan pemberian obat adalah formulir yang digunakan perawat
untuk menyiapkan obat sebelum pemberian. Dengan formulir ini perawat dapat
langsung merekam atau mencatat waktu pemberian dan aturan yang sebenarnya
sesuai petunjuk.
2. Pengembalian obat yang tidak digunakan
Semua perbekalan farmasi yang belum diberikan kepada pasien rawat inap harus
tetap berada pada kotak obat pasien. Apabila perbekalan farmasi tidak digunakan
lagi oleh pasien rawat inap baik karena pasien meninggal, terjadi perubahan terapi,
atau sudah tidak lagi memerlukan terapi tersebut, maka perbekalan farmasi tersebut
harus dikembalikan kepada instalasi farmasi dengan melampirkan nota pasien dan
harus dalam keadaan perbekalan tersebut masih utuh dan tidak rusak.
Selain itu, instalasi farmasi melakukan pengendalian dan monitoring dengan cara
melakukan supervisi ke ruangan secara berkala tiap 3 (tiga) bulan, yaitu bulan Januari,
April, Juli, dan Oktober yang dilakukan oleh petugas gudang.
G. PENGHAPUSAN
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak
terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan
perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak
memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan
mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadi penggunaan obat yang sub
standar.
Instalasi farmasi harus membuat prosedur terdokumentasi untuk mendeteksi kerusakan dan
kadaluwarsa perbekalan farmasi serta penanganannya. Instalasi farmasi harus diberi tahu tentang
setiap produk perbekalan farmasi yang rusak yang ditemukan oleh perawat dan staf medik.
Penarikan atau proses pengembalian obat dari unit pelayanan ke Seksi Candal-Gudang
Farmasi dengan proses:
1. Candal-Gudang Farmasi memberi surat edaran ke unit pelayanan tentang obat-obat
yang harus dikembalikan meliputi nama obat, bentuk sediaan dan dosis obat.
2. Unit pelayanan yang menyimpan obat-obatan tersebut memutasikan nama obat, jenis
dan jumlah melalui sistem informasi RS.PKT ke Candal-Gudang Farmasi.
3. Obat yang sudah dimutasikan, diantar ke Gudang Farmasi untuk dikumpulkan dan
kemudian ditindaklanjuti.
Untuk perbekalan farmasi yang masih dapat dikembalikan ke distributor atau PBF, maka
dilakukan pengembalian dengan cara:
1. Retur barang dilakukan jika:
a. Barang datang tidak sesuai dengan pesanan.
b. Obat/alat kesehatan dengan waktu kadaluwarsa (tiga) bulan terdekat atau sesuai
dengan ketentuan retur distributor.
c. Perbekalan farmasi rutin yang kualitasnya kurang baik.
d. Perbekalan farmasi yang rusak atau bocor.
2. Apabila pengiriman perbekalan farmasi tidak sesuai dengan pesanan, rusak dan
mendekati masa kadaluwarsa, maka petugas penerima barang/petugas gudang
menginformasikan hal tersebut kepada petugas pengadaan/pemesanan.
3. Perbekalan farmasi yang akan diretur kemudian dipisahkan tersendiri oleh petugas
gudang.
4. Gudang farmasi membuat serah terima barang untuk diserahkan kepada distributor.
5. Barang-barang yang akan diretur dicatat dalam form retur barang perbekalan farmasi
ke distributor oleh gudang farmasi.
6. Petugas gudang memberi tanda pada faktur barang bahwa barang tersebut
dikembalikan.
7. Staf bagian pembelian melakukan follow up terhadap penggantiannya dan berapa
lama barang tersebut bisa diganti.
Untuk prosedur pemusnahan dilakukan dengan cara:
1. Perbekalan farmasi yang kadaluarsa atau rusak dari seluruh unit kerja dilaporkan
kepada Kepala Instalasi Farmasi melalui Kepala Seksi Candal-Gudang Farmasi.
2. Membuat perencanaan agenda pemusnahan melibatkan unit terkait yaitu Seksi
IPSRS, SPI dan Keuangan-Akuntansi serta mengundang perwakilan dari Dinas
Kesehatan Kota sekaligus sebagai saksi.
3. Pemusnahan dilakukan dengan alat incenerator.
Dibuat berita acara pemusnahan dilengkapi daftar obat yang dimusnahkan serta tanda tangan
para saksi.
SOP