Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri
dari pipi, valve, sambungan (elbow)dan pompa, Jadi pipa memiliki peranan
penting dalam suatu sistem transfer fluida. Pipa memiliki berbagai macam ukuran
dan bentuk penampang serta meterial yang bervarias. Material pipa bermacam –
macam, seperti plastik, PVC, logam, acrilyc, dan lain –lain. Ukuran pipa juga
bervariasidari ukuran yang kecil sampai ke ukuran yang besar dan dapat
diaplikasikan dalam berbagai bidangseperti untuk penelitian, pemakaian rumah
tangga, industri makanan, manufaktur dan bahkan pada industri minyak dan gas.
Dari segi bentuk penampang, pipa dengan penampang lingkaran adalah yang
paling banyak digunakan.
Untuk mengetahui efek dari panjang dan diameter pipa terhadap koefisien
gesekan dan kecepatan dari aliran fluida viskos setelah melewati pipa penulis
melakukan penelitian atua percobaan ini. Kerena panjang pipa juga merupakan
salah satu kerugian dalam sistem perpipaan. Disamping itu fluida dalam pipa akan
terjadi perubahan kecepatan dan koefisien gesekan antata fluida dengan dinding
pipa. Sehingga secara teoritis panjang dan diameter pipa sangat berpengaruh
terhadap timbulnya kerugian pada fluida.
Untuk mengetahui berapa kecepatan dan koefisien gesekan dari fluida
viskos dapat diketahui melalui penelitian dan percobaan dengan menggunakan
beberapa pipa dengan diameter pipa yang berbeda dan panjang yang sama. Pada
ekperimen ini ada tiga variasi diameter pipa yang digunakan, yaitu pipa
berdiameter ½, ¾, dan 1 inchi dengan panjang yang sama yaitu 2 meter. Alat
pengujian yang dibuat memiliki katup yang dapat diatur bukaan katupnya.

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan aliran dan koefisien
gesekan terhadap fluida viskos pada pipa dengan diameter yang berbeda tetapi
panjangnya sama.
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah
1. Fluida yang digunakan adalah air
2. Panjang pipa pengujian sama panjangnya yaitu 2 m dengan diameter
berbeda yaitu ½, ¾, dan 1 inchi
3. Pipa tidak mengalami kebocoran

1.4 Metode Penelitian


Dalam penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metode,
antara lain.
1. Konsultasi dan diskusi dengan dosen pembimbing.
Merumuskan tema skripsi, menentukan dasar teori yang digunakan,
pembuatan alat uji penelitian dan pengolahan data yang akan dilakukan
serta hasil yang ingin didapat daripenelitian skripsi
2. Membuat alat uji skala laboratorium.
Merancang dan membuat instalasi alat uji yang akan dijadikan untuk
pengambilan data
3. Pengambilan data
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan
a. Studi percobaan (data percobaan)
b. Studi literatur dan internet yang berkenaan dengan tema yang
dibahas
c. Melakukan diskusi dengan dosen pembinbing dan sesama
mahasiswa

4. Pengolahan data
Dengan menggunakan rumus perhitungan dari referensidilakukan dengan
perhitungan dengan menggunakan softwer, setelah itu hasil pengolahan
data dikosultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing untuk
mendapatkan pengarahanlebih lanjut.
5. Analisa data.
Data yang diproleh diplot ke dalam bentuk grafikuntuk kemudian dianalisa
dan dibuat kesimpulansesuai dasar – dasar teori.

1.5 Perumusan Masalah


Untuk mendapatkan data, pengujian dilakukan dengan dua metode yaitu
dengan pengujian langsung dan pengujian tidak langsung. Dimana pengjian
langsung yaitu pengujian diman data yang diukur didapatkan langsung dapat
diketahui nilainya dari proses pengujian tersebut, data langsun ini antara lain
volume, waktu, gravitasi, diameter pipa, panjang pipa. Sedangkan pengujian
secara tidak langsung adalah penujian dimana untuk mendapatkan data, variable
yang diproleh dari pengujian harus dilakukan dengan proses penghitungan
menggunakan rumus dari referensi, baru kemudian diperoleh suatu hasil. Data
tidak langsung ini meliputi debit aliran ( Q ), kecepatan aliran dalam pipa ( v ),
bilangan reynold ( Re ), dan koefisien gesekan ( f ).
Pada pengujian ini penguji melakukan suatu eksperimen untuk dapat
mengetahui pengaruh variasi diameter pipa terhadap kecepatan dan koefisen
gesekan pada aliran fluida viskos dengan panjang pipa yang sama, peneliti
melakukan percobaan – percobaan untuk mengumpulan data mentah seperti
volume, waktu, diameter pipa, panjang pipa, gravitasi.
Adapun fluida yang digunakan dalam penelitian ini adalah air dengan
tempertur yang stabil. Percobaan dilakukan dengan percobaan menggunakan
variasi diameter pipa dengan panjang pipa yang sama dengan demikian dapat
diketahui pengaruh diameter pipa dengan panjang pipa yang sama terhadap
kecepatan dan koefisien gesekan aliran fluida viskos

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aliran Fluida


Fluida adalah zat- zat yang dapat berubah bentuk secara terus – menerus
apabila diberikan tegangan geser. Hal tersebut dikarenakan adanya gaya yang
mendorong fluida sehingga dapat menghalir melewati suatu medium baik pipa
maupun benda lainnya yang ada.
Aliran dua fase adalah aliran yang terdiri dari dua jenis zat yang berbeda
fase dan mengalir secara bersamaandalam satu penampang. Aliran dua fase ini
dapat berupa fase cair – gas , cair – padat, dan padat gas.
Campuran dua fluida dalam pipa sering ditemui.ketika campuran gas –
cair mengalir disepanjang pipa, dapat menimbulkan terjadinya pola aliran yang
berbeda sepanjang saluran. Ada beberapa faktor yang penting dalam menentukan
pola aliran diantaranya tegangan permukaan, gravitasi rapat massa, kecepatan dan
diameter pipa.
Aliran fluida dapat dibedakan menjadi2 jenis, yaitu berdasarkan waktu dan
berdasarkan aliran, aliran fluida berdasarkan waktu yaitu:

a. Aliran steady
Suatu aliran dimanakecepatan tidak dipengaruhi oleh perubahan waktu
sehingga kecepatannya konstan pada setiap titik (tidak mempunyai
percepatan).
b. Aliran Tansient
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu

Pada dasarnya aliran dua fase dalam pipadapat dikatagorikan sebagai berikut:

1. Aliran Laminer
Aliran fluida yang bergarak secara paralel (tidak saling memotong),atau
aliran berlapis. Dalam aliran laminer ini viskositas berfungsi untuk meredam
kecenderungan terjadi gerakan relatif antar lapisan. Aliran laminer ini mempunyai
bilangan reynoldnya kurang dari 2000 (Re < 2000)

Gambar 2.1 Aliran Laminer

2. Aliran Transisi
Aliran transisi adalah aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Nilai bilangan reynold aliran transisi antara 2100 sampai dengan 4000.

Gambar 2.2 Aliran Transisi

3. Aliran Turbulen
Aliran dimana pergerakan pertikel – partikel fluida sangat tidak menentukan
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentumdari satu bagian fluida ke bagian fluida
lainnya dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulensi yang terjadi
membangkitkan tegangan geseryang merata seluruh fluida sehingga menghasilkan
kerugian – kerugian aliran. Dimana nilai bilangan reynoldnyalebih besar dari
4000 (Re > 4000).

Gambar 2.3 Aliran Turbulen

2.2 Sifat – Sifat Fluida


Fluida merupakan suatu zatyang dalam keadaan setimbang tak dap
menahan gaya atu tegangan geser (shear force).definisi lain dari fluida yaitu yang
dapat mengalir mempunyai partikel yang bergerakdan berubah bentuk tanpa
perubahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat
kecilsehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti perubahan bentuk ruang.
Berdasarkan wujudnya fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Fluida gas
Merupakan fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik antara
molekul sejenis relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang
dengan bebas serta volumenya tidakm menentu
2. Fluida cair
Merupakan fluida dedngan partikel yang rapatdimana gaya tarik antara
molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta
cenderung untuk mempertahankan volumenya.

Untuk memahami segala hal tentang aliran fluida, maka terlebih dahulu
harus mengetahui sifat dasar fluida. Sifat – sifat dasarfluida tersebut yaitu :berat
jenis, kerapatan, tekanan, temperatur, kekentalan.

2.2.1 Berat Jenis


berat jenis dari suatu fluida, dilambangkan dengan γ (gamma), didefinisikan
sebagai berat tiap satuan volume.

W m. g ρ .V . g
γ= = = =ρ . g
V V V
(1)
Dimana γ = berat jenis (N/m3)
ρ= kerapatan zat (kg/m3)
g = percepatan gravitasi =9.81 m/s2

2.2.2 Kerapatan
kerapatan suatu fluida didefinisikan sebagai massa tiap satuan volume pada
suatu temperatur dan tekanan tertentu. Kerapatan dinyatakan dengan (ρ)dan
dirumuskan sebagai berikut

massa m
ρ= = (2)
satuanvolume v

kerapatan fluida bervariasi tergantung jenis fluidanya. Untuk fluida gas,


perubahan temperatur dan tekanan sangat mempengaruhi kerapatan gas. Untuk
fluida cairan pengaruh keduanya sangat kecil. Jika kerapatan fluida tidak
terpengaruh oleh perubahan temperatur maupun tekanan dinamakan fluida
incrompressible atau fluida tidak mampu mampat.

2.2.3 Kerapatan Relatif


kerapatan relatif merupakan perbandinganantara kerapatan fluida tertentu
terhadap kerapatan fluida standard, biasanya air pada 4 oC (untuk cairan) dan
udara (untuk gas). Kerapatan relatif adalah besaran murni tanpa dimensi maupun
satuan, dinyatakan pada persamaan sebagai berikut:

2.2.4 Tekanan
tekanan didefinisikan sebagai besarnya gaya (F) tiap satuan luas bidang
yang dikenainya (A). Apabila suatu zat (padat, cair, dan gas) menerima gaya yang
bekerja secara tegak lurus terhadap permukaan zat tersebut, maka dapa
dirumuskan

F
P= (3)
A

Dimana p = tekana (N/m2)


F = gaya (N)
A= luas penampang (m2)

Satuan SI (satuan internasional) untuk tekanan adalah Pa (pascal) turunan


dari newton/m2. Dalam teknik memang lebih banyak digunakan satuan tekanan
yang lain seperti Psi (pound per squer inch), bar, atm, kgf/m 2 atau dalam
ketinggian kolom zat cair seperti cmHg.

2.2.5 Temperatur
terperatur berkaitan dengan tingkat energi internal dari suatu fluida. Setiap
atom dalam suatu benda masing – masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan ditempat berupa getaran. Mangkin tinggi energi
atom –atom penyusun benda, maka makin tinggi temperatur benda tersebut.
Temperatur diukur dengan alt termometer. Empat macam termometer yang
paling dikenal adalah celcius, reamur, fahrenheit, kelvin. Perbandinganantara satu
jenis termometer dengan termometer lainnya

C :R : (F-32O) =5 : 4 :9 dan K = C + 273O

2.2.6 Viskositas
Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari tekanan terhadap tegangan
geser oleh fluida tersebut untuk aliran dasar pipa bulat kerugian head akibat
gesekan dapat dihitung dengan rumus:

f .l . v ²
h= (4)
g .d
Dimana L = panjang pipa taping (m)
d = diameter dalam pipa (m)
v = kecepatan rata – rata air dalam pipa (m/s)
g = grafitasi ( 9,81 m/s)
f = koefisien gesekan pipa
Angka Reynold dapat dihitung dengan:

ρ. μ.d
ℜ=
L
(5)

Setelah angka reynold didapat, maka dapat ditentukan f dari diagram mohr.
Viskositas dapat dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Viskositas absolut
2. Viskositas kinematik

Hubungan antara gesekan dan viskositas dapat dilihat daripersamaan di bawah ini.

A.V
f = μ. t
(6)

atau

V
f = μ. t
(7)

atau

dv
f = μ. dt
(8)

2.3 Debit Aliran


debit merupakan jumlah air yang mengalir di dalam saluran atau sungai per
unit waktu. Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang
mengalir dari suatu sumber per satuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter
per detik, untuk memenuhi kebutuhan air pengairan, debit air harus cukup untuk
disalurkan ke saluran yang telah di siapkan.
Metode yang umum menetapkan debit air dalam pipa merupakan hasil
perkalian antara luas penampang vertikal pipa dengan kecepatan aliran air.

Q=A.V (9)

Dimana :
Q = debit aliran
A = luas penampang
V = kecepatan aliran

2.4 Kecepatan Aliran


kecepatan aliran dalam pipa merupakan hasil bagi antara
Gambar 3.1 Alat Pengujia
PENGARUH VARIASI DIAMETER PIPA TERHADAP
KECEPATAN ALIRAN DAN KOEFISIEN GESEKAN
PADA ALIRAN FLUIDA VISKOS

UNIVERSITAS IBA

SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Dan Kurikulum
Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA Palembang

Oleh :
Alan Wijaya
14320008

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBA
2018

Anda mungkin juga menyukai