30 TON PERJAM
SKRIPSI
Oleh:
BAMBANG SETIAWAN
08320050
SKRIPSI
Mengetahui
Ir. Siti Zahara Nuryanti, MT. Ir. Ratih Diah Andayani, MT.
i
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN AGENDA NO :
FAKULTAS TEKNIK DITERIMA TGL :
UNIVERSITAS IBA PARAF :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PERENCANAAN BELT CONVEYOR DENGAN KAPASITAS
30 TON PERJAM
Skripsi
Hari : Minggu
iii
ABSTRAK
Bambang Setiawan :
Skripsi
“PERENCANAAN BELT CONVEYOR DENGAN KAPASITAS
30 TON PERJAM”
Kata Kunci: Belt Conveyor, Pulley, Idler Roller, Motor, Tension Belt, Belt Cleaner, Splicing
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-NYA, sehingga tugas sarjana ini dapat Penulis selesaikan.
Tugas sarjana ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian
sarjana pada Jurusan Teknik, Fakultas Teknis Mesin Universitas IBA Palembang.
- Ibu Ir. Ratih Diah Andayani.,MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin
- Seluruh staff dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas IBA, yang telah
v
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tugas sarjana ini masih jauh dari
bermanfaat bagi kita semua, khususnya almamater tercinta dan pembava pada
umumnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... IV
vii
2.1.1. Sabuk (Belt Conveyor) ........................................................................ 15
viii
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................ 50
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3-2. Tebal cover rubber untuk belt jenis fabric ... .................................... 28
Tabel 3-3. Faktor tahanan idler pada bantalan ... ........................................... ... 30
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7. Pulley dengan pelapis karet (Rubber Lagging) ... ........................ 18
xi
Gambar 3.3. Penampang belt conveyor... .......................................................... 27
Gambar 3.7. Distribusi tegangan tarik sepanjang belt conveyor .................. ... 35
xii
Daftar Istilah Yang Dipergunakan
xiii
Z = Jumlah kemasan
= Jarak mm
a
= Konstanta
b = Lebar mm
c = Jarak mm
d = Diameter mm
e = Konstanta
f = Koefisien gesek
h = Tinggi mm
i = Jumlah lapisan sabuk
k = Konstanta
l = Jarak spasi mm
n = Putaran rpm
q = Muatan Kg
r = Jari-Jari mm
= Jarak mm
t = Tebal mm
u = beban Kg
v = Kecepatan linier mps
w1 = Koefisien Tahanan sabuk
= Sudut kemiringan belt conveyor Derajat(ᵒ)
∝
= Konstanta pegas piringan
= Sudut belahan Momen Derajat(ᵒ)
β
= Konstanta pegas piringan
γ = Sudut belahan Muatan Derajat(ᵒ)
μ = Koefisien gesek sabuk pada pulley
θ = Sudut lingkup sabuk pada pulley Derajat(ᵒ)
= Tebal mm
δ = Defleksi pegas piringan
= Faktor koreksi Momen girasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini kebutuhan dan pemakaian produk jenis kertas semakin meningkat.
dengan berbagai jenisnya dan untuk keperluan yang berbeda. Untuk memenuhi
peningkatan jumlah kebutuhan kertas, industri penghasil kertas dituntut untuk bisa
masing tahapan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Apalagi produk kertas
dengan keperluan khusus, seperti halnya kertas berlapis lilin atau kertas
dasar sampai menjadi kertas, selain dibutuhkan mesin-mesin pengolah yang handal,
1
2
sistem angkut yang tepat, terawat dan kontinue dalam setiap proses perpindahan
material untuk bisa menunjang pencapaian rata-rata produksi kertas sebesar 300 ton
Dari berbagai diskusi dengan personel yang terlibat dalam engineering dan
banyaknya diskusi dengan para engineer dan personel yang sudah sering terlibat
Ton Per Jam” yang dalam hal ini aplikasinya untuk transportasi potongan kertas
a. Faktor Ekonomis.
- Biaya operasi
- Biaya perawatan
b. Kondisi Pabrik.
- Kondisi operasi
- Beban curah, yaitu material yang terdiri dari jenis yang sama,
- Beban unit, yaitu beban yang terdiri dari jenis dan berat yang tidak
seragam.
- Mobilitas muatan.
dan lain-lain.
4
- Lintasan tetap.
Sesuai dengan kondisi dan lingkungan yang ada pada pabrik kertas, serta
(material handling) yang ada, maka yang paling sesuai dipergunakan untuk
5
perpindahan bahan dalam proses pembuatan kertas dari unit satu ke unit yang
mengangkut kertas dari mesin Shatter ke unit Packaging, dan Roller Conveyor
untuk mengangkut kertas dari unit Coating ke unit potong. Sedangkan untuk
Tujuan dari penulisan skripsi ini ada dua, yaitu: Pertama, penelitian dan
Conveyor untuk kapasitas 30 Ton Per Jam. Kedua, solusi akan diusulkan pada
sistim Belt Conveyor berdasarkan hasil dari bagian pertama sehingga Operasi Belt
Conveyor bisa dibuat lebih sederhana dan efisien tanpa banyak melibatkan
Dalam bagian dari laporan ini, analisis awal yang sederhana ditunjukkan
literatur tentang Belt Conveyor yang disajikan secara mendalam guna memahami
pulley dan roller, ketegangan, jenis belt, dll berkontribusi terhadap efektivitas
a. Belt Conveyor
- Konstruksi sederhana.
b. Escalator.
a. Overhead Conveyor
- Konstruksinya rumit.
a. Screw Conveyor
- Konstruksinya rumit.
b. Oscilating Conveyor.
- Konstruksinya rumit.
c. Roller Conveyor.
dari suatu tempat ke tempat lainya secara terus menerus yang secara mekanis
memiliki arah lintasan horizontal, miring atau kombinasi dari keduanya yang
terdiri dari sabuk yang bertumpu pada beberapa roller atas (Carrying Roller),
roller bawah (Idler Roller), pulley belakang (Tail/Return Pulley) dan pulley depan
(Head Pulley) yang biasanya terhubung ke motor sebagai penggerak atau disebut
Drive Pulley
Kecepatan dan kapasitas belt conveyor tergantung dari jenis material yang
mudah rusak dan memiliki berat jenis yang relatif besar dapat diangkut dengan
kecepatan tinggi.
yang tepat. Semakin lebar sabuk, semakin besar kapasitasnya. Pada perencanaan
conveyor, biasanya dipilih kecepatan rendah dengan lebar sabuk yang lebih besar,
mengingat faktor dinamis yang timbul pada kecepatan tinggi yang mengakibatkan
impact dan gaya inersia terhadap muatan yang dapat merusak bahan.
9
horizontal dan miring (arah menanjak maupun menurun). Besarnya sudut tanjakan
maksimum tergantung dari sifat bahan yang diangkut. Semakin besar gaya gesek
yang terjadi antara sabuk dengan muatan, semakin tinggi sudut tanjakan
maksimumnya.
penguat berupa fabric ataupun sling baja (Steel Cord) yang berputar melingkari
segi yaitu; arah lintasan, jumlah pulley, jenis sabuk dan lain-lain.
a. Horizontal
b. Miring
c. Kombinasi a. dan b.
Ditinjau dari caranya mengangkat muatan, belt conveyor dibagi atas dua
secara kontinu. Dengan kapasitas dan kecepatan yang tetap. Sehingga distribusi
Untuk mengangkut beban yang berupa unit muatan, seperti balok, peti
lapisan penguatnya dari rangka kain (Fabric Carcass Belt) atau sling baja (Steel
Cord Belt). Kawat baja yang disusun dengan bentuk dan ukuran tertentu dapat
dipergunakan sebagai lapisan penguat (Reinforce). Belt tipe ini dipergunakan pada
kondisi jalur conveyor yang panjang, ukuran muatan material (Lump Size) relatif
biasanya menggunakan belt jenis Fabric Belt yang terdiri dari karet permukaan
atas (Top Cover), katun sebagai lapisan penguat (Fabric Plies) dan karet
permukaan bawah (Bottom Cover). Permukaan belt yang terbuat dari karet
berfungsi untuk melindungi keausan dan memberikan gesekan yang cukup antara
belt dengan pulley dan roll, sehingga belt mampu berputar dengan baik. Jumlah
lapisan katun sebagai penguat tergantung dari lebar belt dan kapasitas muatan.
Semakin panjang lintasan belt conveyor dan semakin besar kapasitasnya, maka
a. Single Pulley Drive, yaitu sistem belt conveyor yang hanya memiliki
b. Multiple Pulley, yaitu belt conveyor yang lebih dari satu pulley penggerak.
yang diangkut.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum susunan komponen atau peralatan yang ada pada conveyor
- Bagian pembawa material yang terdiri dari belt conveyor yang bertumpu
pada roller.
14
15
umum sabuk terdiri dari tiga bagin utama yaitu, lapisan atas (top cover), rangka
kain (carcass) untuk jenis fabric belt / rangka sling baja untuk jenis steel cord belt
dan lapisan bawah (bottom cover). Lapisan penguat sabuk berfungsi untuk
meneruskan tegangan pada sabuk saat start dan selama memindahkan material,
selain itu lapisan penguat juga dapat menyerap gaya impact beban akibat
Cover sabuk dibuat dari bahan karet, campuran karet atau bahan elastomer. Tebal
lapisan karet pada permukaan atas sabuk yang langsung berhubungan dengan
16
beban lebih besar daripada lapisan karet bawah. Sesuai dengan fungsi utamanya,
yakni sebagai pelindung lapisan carcass ataupun steel cord , karet penutup (cover
mempunyai kekenyalan (shore hardness) yang cukup baik, agar sabuk dapat
menahan beban maksimum antara roller idler tanpa terjadinya lendutan yang
terlalu besar.
belt conveyor. Lapisan penguat belt yang baik harus tahan terhadap impact ,
baik terhadap beban dan tahan lama. Umumnya pabrikan pembuat belt conveyor
memproduksi belt conveyor dengan panjang standar 250 mtr/roll, sehingga pada
semakin besar. Kekuatan sabuk pada sambungan dengan metode seperti gambar di
atas berkisar antara 80% sampai 85% dari kekuatan sabuk secara keseluruhan.
2.1.2. Pulley
yang meliputi pulley penggerak, pulley belakang, pulley penekan, dan pulley
pengencang. Ada berbagai macam tipe pulley, tetapi pada dasarnya konstruksi
dari pulley tersebut hampir sama kecuali ukuranya yaitu terdiri dari silinder baja
atau besi cor yang ditumpu pada poros bantalan. Untuk perencanaan desain sistem
belt conveyor dengan kondisi operasi tertentu sebaiknya dipilih tipe pulley yang
tepat.
18
Agar sabuk dapat berputar dengan baik dan menghindarai terjadinya slip,
maka koefisien gesek antara pulley dan sabuk harus cukup besar. Hal ini dapat
dilakukan dengan melapisi drum pulley dengan material karet (Rubber Lagging
Pulley), cara lain adalah dengan memperbesar sudut lingkup sabuk pada pulley
penggerak sehingga bidang gesek menjadi lebih besar. Metode ini biasanya
pulley). Usaha ini terutama dilakukan pada kondisi operasi yang berdebu atau
19
beban berlangsung. Idler roll biasanya berbentuk silinder yang berputar pada
bantalan bush. Jumlah rangkaian roller dalam satu frame roll bisa satu, tiga
sampai lima buah roller. Tergantung kebutuhan pada sistem operasi belt conveyor.
Lebar roller ditentukan berdasarkan lebar sabuk yang digunakan. Ukuran dan
Semakin lebar sabuk yang digunakan, semakin panjang pula roller, dan semakin
Pada umumnya terdapat dua macam bentuk susunan dari roller idler, yaitu
bentuk flat yang terdiri dari sebuah roller saja, dan troughed roller yang terdiri
horizontal. Akan tetapi untuk mencegah tekukan sabuk yang terlalu tajam
Jarak antara roller yang satu terhadap lainya tergantung dari muatan yang
diangkut dan kekuatan sabuk. Karena tidak menumpu beban, maka jarak return
roller dua kali dari jarak roller bagian atas yang langsung berhubungan dengan
beban.
21
terdiri dari motor listrik induksi yang ditransmisikan ke pulley penggerak melalui
suatu susunan roda gigi reduksi. Poros motor listrik dihubungkan dengan sistem
transmisi roda gigi melalui kopling fleksibel. Selanjutnya daya dari sistem
tetap.
Sistem penggerak yang ideal untuk belt conveyor adalah drum motor.
Pada alat ini motor listrik dan sistem roda gigi reduksi ditempatkan pada bagian
dalam drum yang berfungsi sebagai pulley penggerak. Drum motor biasanya
memiliki sistem transmisi roda gigi planetery. Keunggulan dari sistem ini adalah
ringan dan kompak. Akan tetapi desainya rumit dan memerlukan pengerjaan yang
teliti. Disamping itu pada kondisi pengoprasian dingin atau panas terus menerus
yang diperlukan, serta mereduksi regangan yang terjadi dengan tujuan utama agar
sabuk dapat terus diputar oleh pulley, diperlukan alat bantu yang disebut belt
tensioner.
pada katrol.
komponen sistem conveyor serta mengarahkan aliran muatanya. Rangka ini terdiri
dari batang profil tegak, memanjang dan melintang yang disambung satu dengan
tumpuan yang terbuat dari besi cor dengan bentuk profil L atau U yang
23
dipasangkan pada rangka penumpu dengan menggunakan mur dan baut. Tinggi
dari frame pada umumnya 400mm - 500 mm atau lebih dengan jarak antara
batang penumpu berkisar 2 sampai 3,5 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk menjaga agar sabuk tetap bersih, terbebas dari sisa muatan (carry
back material) dan jatuhnya sisa material disepanjang conveyor yang jika
yang terpasang pada sistem conveyor meliputi pre-cleaner dan secondary cleaner.
Pada umumnya blade pada pre-cleaner terbuat dari bahan jenis Urathane dan
tensioner yang berfungis sebagai adjuster. Pada aplikasi normal dan instalasi yang
permukaan sabuk hingga 85%, sisanya akan terscrap oleh secondary cleaner,
PERENCANAAN CONVEYOR
sesaat. Bersamaan dengan delay time tersebut terjadi perpindahan kertas dari
peralatan bantu (station paper) yang bekerja dengan prinsip kesetimbagan massa
yang terletak diujung mesin shatter ke belt conveyor. Waktu yang dibutuhkan
untuk proses pengepakan adalah 0,4 detik. Indeks gerakan belt conveyor yang
horizontal dengan menggunakan belt conveyor jenis fabric, seperti terlihat pada
gambar 2.1.
25
26
Kecepatan V= 0,8 m / s.
a. Lebar belt.
B = b + 2c (III-1)
dipilih lebar sabuk yang disesuaikan standar yang ada B = 762mm (30 inch)
27
Pada perencanaan ini, dipilih sabuk dengan lapisan penguat terbuat dari bahan
katun yang mempunyai kekuatan tarik, Kt = 30 Kg/Cm2 dengan cover rubber top-
bottom dipilih kwalitas / grade I yang terbuat dari bahan karet campuran sintetis.
δ1
i = δ2
δ3
= 8,0 mm
5,87 Kg/m.
Beban-beban yang diterima oleh belt terdiri dari beban yang dimuat atau
diangkut, berat belt itu sendiri dan tahanan-tahanan yang terjadi disepanjang
bagian sisi tegang, bagian lengkung belt conveyor dan sisi kendornya. Adapun
berikut.
qb
2 3
wt q’p
8 7 6 5
wb qp
1 4
wt = (q + qb + qṕ) L . ẃ ( III-3 )
Dimana :
Dimana q’p adalah berat idler roll yang berputar pada sisi balik belt/ sabuk.
Besarnya tahanan yang terjadi pada saat belt conveyor melalui pulley
merupaka selisih tegangan tarik antara sisi kencang sabuk dengan sisi kendornya.
Rasio tegangan yang terjadi antara kedua sisi pada jenis flat belt dapat
dengan pulley.
Karena T ≪ , dapat diabaikan, maka :
2
RN = T ( ii )
persamaan :
F=(T+ T) + T cos ( iii )
cos 2 2
Untuk ≪ cos = 1 dan F = x RN, sehingga
2 2
33
RN x = T + T - T atau RN = T ( iv )
T
= atau Tt = e μθ . Tk ( III-5)
Tk
Te = Tt - Tk ( e - 1) ( III-6 )
Harga koefisien gesek , untuk pulley yang terbuat dari baja atau besi cor
dengan belt jenis fabric adalah sebesar μ = 0,20 (tabel 21, lihat lampiran)
Gambar
T2 = T1 . e , = 0,20
= 1,87 T1 , =
= 31,41Kg.
34
T3 = T4 . eμθ , μ = 0,30
T4 = 0,33 T3 , θ = 210ᵒ
Wk . 4-5 = ( qb + qṕ) L . ẃ
= 0,15Kg
T5 = T4 + wk . 4-5
= 0,62 T1 + 10,52
= 1,04 T 5 , θ = 102ᵒ
= 8,42 Kg.
T7 = T6 + wk . 6-7
T8 = T7 . eμθ , μ = 0,022
= 1,04 T7 , θ = 102ᵒ
35
Wk . 8-1 = ( qb + qṕ ) L . ẃ
0,15 Kg.
T1 = T8 + Wk . 8-1
= 0,68 T1 + 19,51
= 60,96 Kg.
Setelah tegangan tarik belt pada titik -1 diperoleh, maka gaya tarik pada
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa gaya tarik maksimum terjadi
pada titik - 3, dimana belt conveyor diputar oleh pulley penggerak yaitu sebesar, T =
145,41 Kg.
kekuatan belt perlu diperiksa dengan cara menghitung besarnya faktor keamanan.
adalah :
Kt B
Sf = ( III-7 )
T max .
Dimana :
Kt = Kekuatan tarik belt persatuan lebar. Untuk belt jenis fabric biasa,
Kt=30 Kg/cm.
Sf = 30.76, 20 = 15,77
145,41
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa faktor keamanan belt cukup besar.
k T max
i≫ ( III-8)
BK
Dimana k adalah faktor keamanan yang besarnya tergantung dari jumlah lapisan
i = 9, 0.145, 41 = 1,0
30.76,20
Terlihat bahwa jumlah lapisan belt yang dipilih telah memenuhi persyaratan.
jenis flat belt conveyor, sehingga hanya ada satu jenis idler yang dipergunakan
Kontruksi flat roller idler terdiri dari silinder baja yang ditumpu oleh poros
(shaft) yang dilengkapi dengan bantalan dan rumah bantalan. Secara detail
komponen roller idler pada poros dan bantalanya dapat dilihat pada gambar 3.9 :
Penempatan roller idler berada pada sepanjang belt conveyor bagian atas dan
bawah, dengan perhitungan jarak tertentu sebelum dan sesudah pulley (pulley depan
Jarak masing - masing roller pada sisi tegang belt, L1 adalah 1300.
Berat bagian roller idler yang berputar persatuan panjang belt dapat dicari
10.B 3
qṕ = (III-9)
L1
3
= 10.0, 762 = 5,86 Kg/m
1300
10.B 3
qp″ = (III-10)
L2
= 2,93 Kg/m
40
60. V
n r
D = 141,47 rpm.
60.0,80
.0,108
Beban - beban yang diterima oleh roller idler dalam perencanaan ini
terdiri dari berat muatan kertas, berat belt dan berat roller idler.
Beban yang diangkut berupa unit muatan. Sehingga distribusi muatan yang
diterima oleh roller tidak merata. Dalam perhitungan ini akan dicari beban
Pi a i
αb1 = αb2 = (L2 -a
2
) i (III-11)
IL
1
= 20.30 (1302 -302) + 5,87.(1,3)2.65.(1302-652)
6.EI.130
+ 5,86.(1,3)2.130(1302-02)
41
i
= (9600000 + 8173087 + 21757769)
2580 EI
= 15322,037 / EI ( i)
Mb L
= ( III-12)
3 EI
Mb
βb1 = βb2 = 130 ( ii )
3 EI
Mb = 965,27 Kg-cm.
2. M b
Rb = 5,86 . 1,3 + 5,87 . 1,3 + 20.30 = 7,62+7,62+4,6+13,74
130 130
Rb = 33,58 Kg
Gaya tersebut merupakan gaya yang harus ditanggung oleh sebuah roller
R
(III-13)
Bf
Reaksi tumpuan :
R1 = R2 = Rb/2 = 16,79 Kg
42
1
jarak x = L.
2
1
Mm = R1.x - qr.x2
2
= 3505,5 Kg-mm
32.m Dm
max .( 4 4
)
maka besarnya tegangan maksimum yang terjadi adalah σmax = 0,89 Kg/mm2.
Untuk ini dapat dipergunakan bahan plat dengan tebal, t = 6mm dengan baja ST50
Reaksi tumpuan :
Rr = Rl = R1 = R2
= 16,79 Kg.
M Rmax r .30
= 503,7 Kg-mm
M max
max K s
Wb
32. M max
=Ks 3
d
normal maksimum, σmax = 72,2 Kg/Cm2. Sehingga poros dapat dibuat dari bahan
Beban yang diterima bantalan berupa beban radial murni maka dapat
dipilih jenis Deep Grove Ball - Bearing DIN 625. Dimensi yang sesuai dengan
diameter poros dan memiliki umur relatif lama adalah bantalan dengan no. 6004.
Dimensi bantalan :
10 6 C 3
- Umur bantalan L h ( ) (III-15)
60. n P
Lh = 23230011 Jam
3.2.9 Perencanaan
Pulley.
Pulley idler direncanakan dibuat dari bahan yang sama dengan pulley
penggerak, tetapi pada permukaan pulley penggerak dilapisi karet. Hal ini
sebelumnya, yaitu sebesar μ = 0,20 untuk idler pulley dan 0,3 untuk pulley
penggerak.
direncanakan memiliki kontruksi yang sama, yaitu terdiri dari tabung silinder tipis
yang ditumpu oleh poros dilengkapi dengan bantalan. Kontruksi pulley beserta
a. Lebar Pulley
Untuk menjaga agar sabuk tidak mudah lepas, maka lebar penampang
pada pulley dianjurkan berkisar antara 100 sampai 200 mm lebih besar dari lebar
Bp = B + 138mm
= 900mm
b. Diameter Pulley
Dp ≥ k.i (III-16)
Dimana k adalah faktor yang besarnya tergantung dari jumlah lapisan sabuk yang
dipergunakan. Untuk i = 2 sampai 6, harga k = 125 sampai 150 ( ref. 2, hal 84).
Dipilih k =125
Dp = 125 . 4
= 500mm
46
Dari tegangan sabuk diketahui bahwa beban terbesar diterima oleh pulley
penggerak saja.
Fradial = 0
d d
P . dF = S . sin + (S + dS) sin
2 2
S
P (III-17)
RB
2 2 2
o i D o
i 2 2 2P o 2 2 (III-18)
o i o i
2 2 2
D i o i
out 2P i 2 2 P o 2 2 (III-19)
o i o i
Dimana :
Dari kedua persamaan di atas terlihat bahwa tegangan terbesar terjadi pada
D 2o
max 2 P o 2 2
o i
S
σmax = -7Kg/m2.
( o i
conveyor adalah :
TVSe f
N (III-20)
75 g
Dimana :
= T3 - T4 = 97,43Kg
97,43.0,8.3,0
N
75.0,70
= 4,5 HP.
dengan penjumlahan tegangan tarik sabuk pada titik -1 dan titik -2.
49
GTU = T1 + T2
= 60,96 + 114
b. Take up travel
X = 0,01 . L (III-21)
= 0,01 . 50
4.1 Kesimpulan
2. Gaya gaya tarik maksimum terjadi pada titik - 3, dimana belt conveyor
4,5 Hp
dengan penjumlahan tegangan tarik sabuk pada titik -1 dan titik -2 dengan
50
51
4.2 Saran
conveyor mengalami permasalahan umum yang yaitu roller macet, kondisi belt
yang berjalan tidak lurus dan sagging yang akhirnya bergesekan dengan frame
yang mengakibatkan pinggiran belt rusak atau aus, konsumsi power menjadi
berlebih. Untuk itu diperlukan monitoring dan perawatan secara berkala agar belt
Prentice - Hall.
7. Stolk, J., Kros, C., 1984, terjemahan oleh Hendrasin, H ; Abdul Rahman,
Publisher.
Publisher.
10. Khurmi, R.S., Gupta, 1980, Machine Design, New Delhi : Eurasia
Publishing House
52
53
Mutiara Offset.
LAMPIRAN
54
55
Joint strength
relative to their
Joint Type of Joint
strength of integral
belt in %
Finger Joints 50 - 60
Cemented
joints
Cemented
80 - 85
Rubber
Screw Joint 80 - 85
Laced Joint
Twines 50
Bolt With
30
plates
Hinged Joints
Bolt With
50
plates and pin
Maximum Idler Spacing on the Loaded Run of a Belt Conveyor for Bulk
Loads