Anda di halaman 1dari 9

HISTOLOGY OF SMALL INTESTINE

Seperti yang kita ketahui, small intestine atau yang disebut usus halus terbagi tiga menjadi
duodenum, jejenum dan ileum. Ketiga hal ini secara histologis memiliki struktur histologi
yang sangat mirip. Oleh karena itu dibawah ini akan langsung dibahas bersamaan.

Small intestine terdiri dari mucosa, submucosa , dan muscularis

Secara makroskopis, permukaan usus terdiri dari lipatan-lipatan sirkular/semilunar yang


disebut sebagai plicae circulares. Lipatan ini terdiri dari lapisan mucosa maupun
submucosa, struktur ini berkembang paling baik di jejenum. [15-22,15-23]

1. Mucosa [15-23]

Mukosa merupakan lapisan paling dalam (dekat lumen) dia terdiri dari tonjolan-tonjolan
yang disebut dengan villi. Villi dilapisi oleh simple columnar epithelium yang didalamnya
terdapat enterocytes dan juga goblet cells.
Setiap villus, terdapat loose connective tissue yang memanjang dari lamina propia,
perpanjangan ini terdiri dari fibroblast, smooth muscle fibers, limfosit dan sel plasma,
fenestrated capillaries, dan sebuah limfatik central yang disebut lacteal. [15-22c]

Diantara villi merupakan pembukaan dari short tubular glands yang disebut intestinal
glands atau crypts( disebut juga crypts of Lieberkuhn) Lihat . 15-22c.

Diantara villi dengan opening short tibular gland disebut dengan intestinal glands atau
crypts (crypts of Lieberkuhn) dan epitel yang diselingi gland.
Epitel usus terdiri dari sel-sel berikut :

a. Enterocyte

Merupakan sel yang berfungsi dalam penyerapan, strukturnya columnar. Sel ini memiliki
inti oval yang terletak pada bagian basal. Pada ujung apical sel ini dapat ditemui area yang
disebut brush border/striated border. Daerah ini terdiri dari microvilli yang dilapisi oleh
glikocalyx tempat dimana nutrient akan masuk kedalam sel. (15.22e,15-24c)

Microvilli merupakan perpanjangan/tonjolan dari sitoplasma yang dilapisi oleh membran


sel dengan tinggi 1 mikro meter dan diameter 0,1 mikrometer. Biasanya 1 enterocyte
terdiri dari 3000 mikrovili dan 1mm2 permukaan mukosa terdiri dari 200 juta mikrovili.
Fungsi dari mikrovili, vili, dan plicae adalah untuk memperluas area absorpsi nutrient.
Plicae menyebabkan penyerapan menjadi 3x lipat, vili 10 kali lipat, dan microvilli 20 kali
lipat. Sehingga hasil dari total luas permukaan area absorpsi small intestine adalh 200m2
Mekanisme absorpsi nutrient dibantu oleh enzim enzim yang berbeda. Disaccharidase
dan peptidase dihasilkan oleh enterocyte untuk membantu absorpsi monosaccharide dan
amino acid.Nutrient tersebut mudah di absorpsi dengan aktif transport. Sedangkan untuk
lipid dilakukan oleh gastric dan pancreas lipase yang didalamnya terdapat glycerol,
monoglycerides dan fatty acid yang di emulsi oleh bilesalt didalam small micelles (2nm).
Lipid masuk ke enterocyte dengan passive diffusion dan membrane transporters, lalu di
lakukan esterifikasi di ER halus enterocyte dan beres di Golgi apparatus untuk
menghasilkan chylomicrons

b. Goblet cells
Berada diantara enterosit, fungsinya untuk mensekresi mucin glikoprotein yang akan
dihidrasi (ditambah air) sehingga terbentuk mucus. Mucus ini berfungsi untuk melindungi
dan melubrikasi permukaan usus.

c. Paneth cells

Berfungsi sebagai sel imun. Terletak pada bagian dasar dari intestinal crypt , dibawah stem
cell, merupakan sel eksokrin dengan karakteristik sekretori granul yang besar dan
eosinofilik pada bagian apical (15-26). Granul ini melepaskan lisozim, phospholipase A2 ,
hydrophobic peptides yang disebut defensins. Semua ini menyebabkan pemecahan
membrane dari mkroorganisme dan dinding sel bakteri.

d. Enteroendocrine cells

Mensekresi beberapa hormone peptide (table 15-1). Kebanyakan dari sel ini merupakan
“open” type, yang artinya ujung apikalnya berhbungan dengan lumen, memiliki
kemoreseptor mirip dengan taste buds, sampling levels of certain nutrients such as sugars
to regulate hormone release basally (15–27).
e. M(microfold cells)

Merupakan sel terspesialisasi pada mukosa ileum diatas folikel lymphoid dari peyer
patches. Sel ini dikarakterisasi dengan adanya invaginasi basal membrann yang
mengandung limfosit intraepithelial dan APC ( Fig.14-13) Fungsi sel ini adalah untuk
endositosis antigen dan mengantarkannya ke limfosit dan sel dendritic .

2. Lapisan lainnya, sel otot polos,

Pada seluruh loose connective tissue lamina propia, terdapat pembuluh darah maupun
limfatik, saraf, dan diffuse lymphoid tissue. Lamina propia penetrasi ke bagian inti villus
(sudah dijelaskan di bagian villus). Smooth muscle fibers memanjang dari muscularis
mucosae menciptakan adanya pergerakan rhythmical vili sehingga meningkatkan efisiensi
absorpsi. Selain itu kontraksi otot tersebut menyebabkan pergerakan plicae circulares
yang membantu mendorong limph dari lacteal ke submucosal dan mesenteric lymphatics.
I. Submucosa

Submucosa memiliki pembuluh darah yang lebih


besar, dan juga memiliki diffuse interconnected
neurons yang disebut submucosal (Meissner)
nerve plexus. Bagian proximal duodenum , pada
bagian submucosa maupun mucosa, terdapat
gerombolan kelenjar mucosa tubular yang
bercabang yang disebut duodenal/brunner
glands dengan small excretory ducts terbuka
antara intestinal crypts (figure 15 – 29). Mucus
dari kelenjar ini menyebabkan pH usus basa (8,1
– 9,3). Di ileum, bagian lamina propia maupun
submucosa mengandung MALT yang terdiri dari
nodule limfatik yang besar , disebut Peyer
patches dibawah M cell.

II. Muscularis mucosae

Lapisan ini berkembang baik di usus halus, terdiri


dari internal circular layer, external longitudinal
layer dan diantaranya adanya saraf yang disebut
myenteric/auerbach’s nerve plexus yang
berfungsi untuk menciptakan peristaltic. (15-30)
[

Anda mungkin juga menyukai