Stratigrafi Dinamika Cekungan Tanimbar
Stratigrafi Dinamika Cekungan Tanimbar
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gambar.2 Peta Regional Lembar Kepulauan Tanimbar, Maluku
3
Gambar 3. Cannon Ball
(Sumber : esdm.go.id/cekungan tanimbar)
4
2. Formasi Maru
5
Gambar 6. Singkapan Batu pasir
3. Formasi Tangustabun
4. Formasi Batimapudi
6
atau mudstone dan wackstone berwarna coklat-abu-abu muda, terkadang
mengandung beberapa fragmen fosil seperti koral dan bivalve sedangkan
kalsirudit secara dominan tersusun oleh pecahan batugamping dan fosil
berukuran lebih besar dari 2 mm. Kalsirudit ini sering membentuk endapan
chanel. Struktur sedimen terdiri dari perlapisan berangsur (graded bedding),
laminasi konvolut (convolute lamination), laminasi sejajar, laminasi
silangsiur, mendatan (slump structure) dan cetakan suling (flute cast)
(Gambar 8).
5. Formasi Batulembuti
Formasi Batulembuti, juga ditemukan berupa napal, berlapis tidak baik atau
masif, mengandung kaya akan fosil foraminifera. Lingkungan pengendapan
berupa laut terbuka dengan menunjukkan umur Plistosen Awal (N22)
sedangkan fosil bentonik menunjukkan kedalaman 100-300 meter. Formasi
Batilembuti berada selaras di bawah Formasi Saumlaki dan berada tidak
selaras di atas Formasi Batimapudi.
7
6. Formasi Saumlaki
Gambar 9. Batugamping
8
Gambar 10. Endapan alluvium
9
tegasan utama terbesar pada periode deformasi yang berbeda. Selain itu struktur
kompresional diperlihatkan oleh Palung Tanimbar (Tanimbar through) yang
merupakan jalur tabrakan (collisional /subduction zone) antara Busur Banda
dengan Lempeng Australia yang kira-kira berarah baratdaya–timurlaut yang
berubah menjadi struktur ekstensional.
Dari data struktur geologi regional (Busur Banda bagian selatan termasuk
Pulau Tanimbar) maupun struktur geologi lokal Pulau Tanimbar dan sekitarnya,
dapat ditarik butir-butir deformasi seperti dibawah :
Arah umum tegasan utama terbesar (σ1) dan periode deformasi regional (Busur
Banda bagian selatan, termasuk Pulau Tanimbar) :
10
2. Periode deformasi D2 (Perm Atas – Trias Bawah), dengan tegasan utama
terbesar regional (σ1) = N88°E–N268°E, membentuk Palung Timor,
dibatasi sesar dengan arah umum N87°E–N267°E,
3. Periode deformasi D3 ( Jura Tengah – Jura Atas ), dengan oleh tegasan
utama terbesar regional (σ1) = N58°E–N128°E, membentuk Malita-Calder
graben, yang dibatasi sesar berarah N55°E – N235°E,
4. Periode deformasi D4 (Kapur Bawah – Kapur Atas), dengan tegasan
utama terbesar regional (σ1) = N47°E–N227°E, dmembentuk Calder
graben, dan Palung Tanimbar yang dibatasi oleh sesar berarah N45°E–
N225°E,
5. Periode deformasi D5a (Eosen Atas), dengan tegasan utama terbesar
regional (σ1) = N28°E–N208°E, membentuk Calder graben dan Palung
Aru, dibatasi sesar berarah umum N28°E – N208°E,
6. Periode deformasi D5b (Oligosen Atas – Miosen Bawahdengan tegasan
utama terbesar regional (σ1) = N18°E–N198°E, membentuk Calder
graben, dibatasi sesar dengan arah umum N17°E–N197°E,
7. Periode deformasi D6a (Miosen Atas – Pliosen Bawah), dengan tegasan
utama terbesar regional (σ1) = N03°E–N183°E, membentuk cekungan-
cekungan kecil yang dibatasi sesar dengan arah umum N07°E – N187°E,
8. Periode deformasi D6b (Pliosen Atas – Plistosen Bawah), dipengaruhi
tegasan utama terbesar regional (σ1) = N03°E–N183°E, membentuk
cekungan-cekungan kecil yang dibatasi sesar dengan arah umum N07°E –
N187°E,
11
Gambar 13. Sesar-sesar makroskopis Pulau Tanimbar
Dalam peta anomali Bouguer, anomali regional dan anomali sisa dapat
dibedakan daerah anomali tinggi, anomali sedang dan anomali rendah. Batas
daerah anomali tersebut merupakan segmen-segmen kelurusan yang berarah
baratdaya-timurlaut, tenggara-baratlaut, utara-selatan atau barat timur, yang
kemungkinan mencerminkan dibentuk oleh struktur sesar. Pola kontur tertutup
yang berada di antara batas-batas anomali merupakan pola tertutup yang dapat
mencerminkan adanya struktur lipatan. Kontur anomali tertutup pada daerah
anomali rendah dan tinggi kemungkinan dikontrol oleh struktur lipatan. Daerah
anomali rendah membentuk depresi sedangkan anomali tinggi membentuk
tinggian. Hal ini konsistent dengan hasil penelitian geomagnet yang diperlihatkan
oleh peta anomali magnet total yang ditunjukkan oleh batas antara daerah anomali
positif dan negatif juga memperlihatkan arah yang sama dengan segmen-segmen
yang diperlihatkan dalam peta gaya berat. Kontur anomali magnet total juga
memperlihatakn kontur tertutup yang berderet dengan arah yang relatif sama
(Gambar 14 dan Gambar 15).
12
Gambar 14. Kontur anomali magnet
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15